Share

Meneror Lilis

Penulis: Nai Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-24 17:27:07

"Han-Hana ...."

Tubuh Risma langsung gemetar melihat sosok yang ada di depannya. Wanita itu masih tidak percaya kalau yang berada di hadapannya saat ini adalah Hana.

Dia bisa melihat sorot kebencian dari mata coklat keemasan itu, sorot dendam yang berkilat seolah ingin menghabisi ipar dan mertuanya. Dia bukan lagi Hana yang mereka kenal, wanita lemah itu sudah berubah menjadi begitu kuat sekarang.

"Apa yang kau lakukan di sini? Setelah berselingkuh dari Hadi, kau masih berani menginjakkan kaki di desa ini?!" tantang Bu Risma mencoba berani. Dia yakin Hana yang ada di depannya masihlah sesosok manusia. "Dasar wanita tak tahu malu!"

Ah, bahkan ibu mertuanya masih saja belum berubah. Kasar dan arogan. Apakah Risma tidak takut tulangnya dipatahkan menjadi dua bagian oleh Hana?

"Ini desa kelahiranku, Bu. Aku bisa pulang kapan saja." Hana menjawab dengan tenang.

"Pezina sepertimu tidak diterima di desa ini. Kembalikan suamiku, dasar wa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Denisa Noveyanti
banyak iklan'y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sumpah Dalam Kubur   Meneror Lilis (2)

    Duk! Duk! Duk! Duk!Saat sedang sibuk memikirkan segala kemungkinan, telinga Lilis mulai terusik oleh suara benda tumpul yang dipukulkan secara pelan pada papan kayu berulang-ulang. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Di luar sana langit sudah menggelap akibat mendung, tanda hujan sebentar lagi akan turun. Suara pukulan itu membuat tubuh Lilis menjadi tegang seketika.Suaranya ketukan benda tumpul itu berhenti pada ketukan ke lima. Sesaat hilang kemudian muncul kembali. Apakah itu ulah bu Risma yang terus mencoba membujuknya untuk keluar dari kamar?"Ibu, kaukah itu?" teriak Lilis lantang.Lama tak terdengar kembali suara ketukan benda tumpul dari arah pintu. Senyap. Nyaris tak terdengar suara apa pun. Bahkan suara para pembantu di rumah itu sama sekali tak terdengar di telinganya.Lilis mencoba memberanikan diri untuk mengecek keadaan. Dia tidak suka ditakuti, mana mungkin hantu Hana berani datang ke rumahnya? Perasaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sumpah Dalam Kubur   Hana Bertemu Surya

    Mata gadis itu yang semula terpejam langsung terbuka. Pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit kamarnya yang berwarna putih, sedangkan itu di sisi ranjang tampak sang ibu dengan sabar menunggunya sejak beberapa saat yang lalu."Lilis, kamu sadar." Risma mengelap air matanya dan segera mendekati tubuh Lilis yang terbaring di atas ranjang. Saat Lilis memaksakan untuk bangun dari kasur, kepalanya mendadak nyeri sampai-sampai harus dibantu oleh sang ibu."Bu, apa yang terjadi?" Dia berusaha mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi kepadanya beberapa saat yang lalu sampai bisa berada di tempat tidur seperti ini.Risma menghela napas kemudian menjawab. "Ibu juga tidak tahu, ibu sudah berkali-kali mengetuk pintu kamarmu, tapi tak ada jawaban. Saat kamu melihat ibu, kamu malah ketakutan dan jatuh pingsan."Lilis tersentak ketika sang ibu mengatakan hal itu, tubuhnya kembali bergetar hebat, dia mulai teringat kejadian sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sumpah Dalam Kubur   Kelemahan Hana

    Malam itu hujan turun deras diiringin kilatan petir. Namun, tidak menggoyahkan niat Lilis dan Risma untuk menghadap Nyai Dasimah, mereka hendak meminta pertolongan pada dukun yang menurutnya sakti itu.Usai huru-hara yang terjadi di desa akibat kedatangan Hana. Mereka bertekad akan menyingkirkan Hana kembali, entah bagaimana pun caranya.Lilis dan Risma bersimpuh di hadapan nenek tua berwajah rusak itu. Mulai menjelaskan maksud kedatangan mereka kali ini, nenek itu memasang wajah angkuh."Kami kemari ingin meminta bantuan padamu lagi, Nyai," ujar Risma dengan kepala tertunduk. "Hana, wanita yang kami kubur di hutan waktu itu masih hidup dan kembali ke desa ini," kata Risma."Jimat yang Anda berikan sebagai pelindung itu tidak mempan kepadanya, Nyai. Dia bahkan berkali-kali mencoba membunuh saya." Itu Lilis yang bersuara, mencoba mengenyahkan perasaan takut yang menggerogoti hatinya.Sejak mendapat teror pocong berbau busuk serta perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sumpah Dalam Kubur   Lilis di Ujung Maut

    Warga Cileuwi sore itu dihebohkan dengan penemuan mayat seorang wanita di tepi hutan. Para warga berbondong-bondong menyaksikan proses evakuasi mayat tersebut.Semua orang yang ada di sana terkejut saat mengetahui siapa sosok yang sudah tewas secara mengenaskan itu.Susi terbujur kaku dengan leher nyaris putus, matanya memutih, urat-urat kebiruan bermunculan di sekitar wajahnya. Belum lama ini berita kematian Awan tersebar, kini Susi pun ikut menyusulnya. Semua warga heboh berasumsi bahwa wanita tersebut tewas bunuh diri.Kabar meninggalnya pasangan suami istri itu semakin santer terdengar. Beberapa warga mulai mengait-ngaitkan kejadian tersebut dengan berita kembalinya Hana ke desa. Ada pula yang berpikiran bahwa Awan dan Susi terkena santet."Kasian sekali si Susi, siang malam dia selalu menangis meraung-raung sejak si Awan meninggal. Mungkin dia depresi dan milih untuk bunuh diri," kata salah satu ibu-ibu usai kembali dari melayat jenazah Susi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sumpah Dalam Kubur   Kematian Lilis

    Lilis gemetar ketakutan saat nyalang tatapan Hana menusuk pupil matanya. Rasa takutnya bertambah berkali-kali lipat daripada saat ia dihantui sosok pocong berbau busuk atau wanita dengan wajah terkoyak.Di mata Lilis, Hana tampak seperti manusia biasa. Wajahnya masih cantik, rambutnya tergerai indah, kulitnya putih bersih. Hanya saja, yang terlihat menakutkan dari sosok Hana sekarang adalah kekuatan tak kasat mata yang melingkupi dirinya.Mata yang selalu menatap teduh orang lain itu sudah berganti menjadi lirikan tajam, pupil matanya berwarna merah seperti darah. Aura gelap itu memancar dari tubuhnya. Lilis ketakutan. Lilis benar-benar ketakutan, apa yang terjadi pada Gunawan dan Susi sebelumnya pasti karena ulah Hana. Ya, wanita itu sudah membunuh dua orang. Dia mengalihkan tatapannya ke arah lain, tidak kuasa melihat penampakan Hana di sana. Namun, saat dia hendak menoleh ke arah samping, Hana sudah berada si sana, membuat Lilis membelalak.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sumpah Dalam Kubur   Pertarungan Hana dan Dukun Tua

    Dendam tidak akan mengubah apa-apa, selain menciptakan rasa puas karena sudah menyalurkan rasa sakit.Lilis masih meringis saat merasakan perutnya kian penuh dan bengkak. Kulit tubuh hingga wajahnya sampai memerah, urat-urat kebiruan menonjol ke luar, sekali tusuk pasti dia sudah mati.Hana menatap nanar adik iparnya yang kini terlihat sekarat dan terlihat mengerikan. Gadis itu megap-megap karena sesak napas. Hana tidak peduli, dulu dia pun pernah diperlakukan demikian. Dicekik sampai lehernya memerah dan nyaris mati."Kau ini memang tidak bisa dikasih hati, Lis. Aku sudah memberimu kesempatan, tapi perlakuanmu semakin hari semakin biadab saja."Lilis tak bisa menjawab, dia hanya menatap Hana dengan mata memerah akibat darah, wajahnya dipenuhi darah, siksaan yang cukup menyakitkan, tapi setimpal."Kau bahkan pernah berniat membunuh Hadi, kan." Hana menekannya lagi. "Sebelum kau melakukan hal itu, akan kubuat kau mati lebih dulu."

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sumpah Dalam Kubur   Menghindari Serangan

    Suara gemuruh dari dalam hutan terdengar seperti sebuah simfoni, di tempat itu Hana dengan tenang terus berkelit dari berbagai serangan cahaya yang dilemparkan oleh Nyai Dasimah ke arahnya.Hana menyeringai ketika jarak pandangnya dengan Nyai Dasimah hanya tinggal beberapa langkah. Seringainya membuat wanita tua itu semakin dibakar amarah, Hana seolah mengejeknya karena terus melemparkan serangan yang meleset."Enyahlah dari dunia ini. Kau tidak pantas hidup dengan kutukan dewi itu!""Aku akan berhenti jika kau sudah benar-benar mati.""Mati?" Nyai Dasimah terbahak-bahak. "Memangnya kau siapa, beraninya mengancamku!"Sebuah serangan membabi-buta kembali dilemparkan pada Hana. Dengan cepat wanita itu berkelit, serangan pun meleset, menabrak pohon di belakangnya hingga tumbang.Hana mampu menghindari serangan dengan cepat hingga membuat Nyai Dasimah kesal karena berkali-kali serangannya meleset. Tak terhitung sudah berapa banyak ca

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sumpah Dalam Kubur   Air Mata Hana

    "Apa kau masih mencari Hana?" Risma mengatakannya dengan tubuh bergetar. "Tidak, kan?"Hadi menurunkan sendok makan di tangannya, menatap sang ibu dengan lembut, senyuman itu terbit di sana. Bohong kalau dia tidak terluka mendengar jawaban itu."Entahlah, Bu. Tapi, aku merindukannya."Risma menghela napas mendengar jawaban tersebut. Sudah dia duga, Hadi tidak akan semuda itu goyah. Perasaannya pada Hana terlalu dalam, Risma masih tidak mengerti, apa yang bisa dibanggakan dari menantu tidak tahu diri itu.Meski sempat sekarat, Hadi tetap saja menantinya kembali. Hal itu membuktikan bahwa Hadi tidak pernah main-main dengan perasaannya. Sejak awal, Hana adalah wanita yang dia cintai, meskipun status ekonomi keduanya berbeda jauh."Kau masih menunggunya? Bahkan meski kenyataannya dia sudah mengkhianati kepercayaanmu?""Ibu." Hadi menegur. "Hana bukan orang seperti itu, aku yakin ada alasan kuat di balik kepergiannya. Saat di rumah sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-28

Bab terbaru

  • Sumpah Dalam Kubur   Kembalilah Hana

    "Sebaiknya kau mati saja sejak dulu.""Hentikan! Semua bukan salahmu!""Aku akan membalas rasa sakit yang kurasakan selama ini."Hadi langsung terlonjak dari tidurnya ketika mimpi buruk itu kembali datang. Napasnya memburu. Rasanya seperti habis berlari puluhan kilo.Dua tahun sudah berlalu, tapi mimpi-mimpi buruk itu masih selalu mengganggunya setiap malam.Mimpinya selalu sama; sosok bertudung di tengah-tengah hutan, kobaran api yang entah berasal dari mana, serta suara-suara menakutkan yang bergema di alam bawah sadarnya. Ini bukan pertama kalinya Hadi bermimpi demikian, rasanya seperti kenyataan. Tempatnya pun sangat tidak asing, dia familiar. Namun, dia tidak ingat. Setiap kali Hadi berusaha mengingat, kepalanya selalu sakit.Keringat dingin membasahi pelipis, Hadi menghela napas dan melihat jam dinding baru menunjukkan pukul dua dini hari. Padahal dia baru tidur pukul sebelas malam."Sial, aku tak bisa tidur lagi." Hadi mengacak rambut frustrasi.Setiap kali Hadi terbangun di t

  • Sumpah Dalam Kubur   Strategi Ratna

    Perempuan bernama Ratna itu masih memperhatikan Hadi, seolah tengah menunggu jawaban. ''Bagaimana menurutmu?"Hadi sampai bingung harus menjawab apa. Mereka baru saja berkenalan beberapa saat yang lalu dan Ratna tiba-tiba saja mengajaknya menikah.Dia jelas belum tahu seperti apa sifat asli wanita itu, mana mungkin Hadi langsung menerima begitu saja. Secara fisik mungkin dia memang cantik, tapi Hadi bukanlah pria yang meletakkan fisik di atas segalanya."Bagaimana?" tanya Ratna lagi diiringi senyum manisnya, dia menatap Hadi dengan serius."Ah, saya ...." Hadi bingung sendiri. "Maaf, sepertinya ini terlalu cepat. Jujur saja, saya belum memikirkan soal pernikahan. Saya bersedia dikenalkan denganmu demi menghargai sahabat saya tentunya."Mendengar jawaban Hadi yang langsung to the point, Ratna hanya terkekeh, dia mengerti kalau pria itu sedang tak siap memberinya jawaban.''Jadi, maksudmu pertemuan ini atas dasar rasa iba pada sahabatmu, dan kamu tidak bermaksud untuk memperpanjang ke

  • Sumpah Dalam Kubur   Ratna

    "Siapa di sana?"Hadi semakin mendekat, dia berusaha memeriksa siapa perempuan yang tengah bersembunyi di balik pohon itu. Dia hanya bisa melihatnya dari luar hutan karena tidak memungkinkan jika dia harus masuk ke dalam sana.Perempuan bertudung merah itu sempat memperhatikan Hadi. Namun, dia cepat-cepat bersembunyi. Seolah tak ingin keberadaannya diketahui oleh siapa pun, termasuk oleh pria itu."Apakah Anda tersesat di hutan ini? Mau saya bantu untuk keluar?" Hening, tak ada jawaban.Hadi malah menawarkan bantuan. Padahal dia tidak yakin orang yang bersembunyi di hutan tersebut adalah manusia, bisa saja dia manusia jadi-jadian bukan orang betulan."Jangan ke mana-mana, aku akan mengeluarkanmu dari sana!"Pandangan Hadi berkeliling memindai. Entah mengapa dia merasa orang yang berada di balik pohon itu tengah menantikan bantuannya. Hadi menatap semak-semak yang bergerak-gerak lalu terdiam kala ditatapnya. Pikirannya memerintah agar dia tak maju, tetapi kakinya begitu saja melangka

  • Sumpah Dalam Kubur   Perempuan di Tengah Hutan

    Dua tahun kemudian.Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan sebuah rumah besar bergaya eropa. Sang empunya turun dari mobil seraya memperbaiki penampilam sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.Rumah tersebut ramai oleh warga desa dan juga orang-orang penting. Hari ini sang tuan rumah tengah mengadakan pesta yang meriah sebagai bentuk syukuran atas kesuksesannya mendirikan sebuah sekolah di desa Cileuwi.Semua warga bebas makan sepuasnya dan menikmati pertunjukan musik yang tampil di acara tersebut. Semuanya larut dalam kebahagiaan."Wah, ada kepala sekolah baru. Apa kabar, Pak?" Surya dengan nada meledek langsung mendekati Hadi yang saat itu tengah berdiri di tengah-tengah keramaian, menyapa semua tamu yang hadir.Kedua sahabat itu saling berpelukan, Surya mengucapkan selamat. Keduanya berangkulan erat, setelah dua tahun melalui masa-masa sulit, mereka akhirnya bertemu juga di puncak kejayaan.Hadi tersenyum jenaka. Usai tragedi kelam hari itu, Hadi seolah memulai kehidupan

  • Sumpah Dalam Kubur   Tidak Jodoh?

    Hadi baru terbangun saat pagi menjelang dengan tubuh lelah luar biasa. Setelah tubuhnya diobati oleh Hana dia pingsan selama dua hari, Hadi sempat bertanya-tanya apa yang sudah terjadi di rumah tersebut, dan kenapa kepalanya sakit.Surya tidak banyak kata, Hana benar-benar sudah mengambil separuh ingatan Hadi. Pria itu tak bisa mengingat istrinya sama sekali.Meskipun begitu, Hadi selalu merasa ada yang hilang dalam dirinya. Tapi, entah apa itu, dia benar-benar tak bisa mengingat Hana. Tiba-tiba ada rasa sesak dalam hatinya, tetapi Hadi sendiri tak tahu mengapa.Hadi memandang Surya, dan Diana yang tengah berada di hadapannya. Meja bertaplak putih itu dipenuhi makanan. Mereka tengah merayakan kesembuhan Hadi.Dari semua kegembiraan itu, entah mengapa hatinya terasa kosong. Sangat kosong dan Hadi tak tahu apa penyebabnya. Lalu, sekarang hatinya tiba-tiba sakit juga cemas. Namun, dia sendiri tak tahu siapa atau apa yang dicemaskannya. Surya menoleh dan melihat sahabatnya tampak seperti

  • Sumpah Dalam Kubur   Pertarungan Terakhir

    "Mas Hadi, kamu di mana?" Hana kembali ke hutan, dan terkejut saat tak mendapati seorang pun di sana. Tubuh Hadi yang semula tergeletak di antara puing-puing kekacauan itu pun menghilang, Hana jadi cemas, ke mana pria itu pergi?Nyai Ningrum juga tak berada di sana lagi, Hana jadi cemas, apakah Nyai membawa pergi suaminya? Tidak mungkin."Mas Hadi! Kamu ke mana, Mas?"Mustahil rasanya kalau Hadi pergi begitu saja dari dalam hutan, keadaannya saja sudah sangat lemah dan memprihatinkan. Hadi harus segera diobati sebelum kekuatan dari Nyai Dasimah semakin menggerogoti tubuhnya dari dalam.Hana keluar dari dalam hutan, dia bergegas kembali ke rumah pria itu untuk memeriksa, mungkin Hadi dibawa pulang oleh seseorang."Mas Hadi, bertahanlah. Kau akan hidup kembali!" katanya di tengah kecemasan yang melanda.Sementara itu, Surya dan Diana sibuk mengobati luka di tubuh Hadi, baju Hadi yang basah oleh darah segera dibersihkan, Surya terkejut saat melihat bekas terbakar lumayan besar di dadany

  • Sumpah Dalam Kubur   Pembalasan yang Sama

    "Minggir kau!"Risma membunyikan klakson berkali-kali, menyuruh Hana untuk minggir dari jalan. Namun, bukannya minggir, Hana malah semakin mendekat menuju mobil Risma.Ada rasa ketakutan yang menjalar saat Hana semakin mendekati mobilnya. Mata perempuan itu memancarkan kemarahan, Risma yakin sekali kalau Hana akan membunuhnya tanpa ampun."Kau telah membunuh anakku!" kata Risma mengamuk. "Semua ini salahmu, Hadi meninggal karenamu!"Hana justru tidak mengerti kenapa semua ini menjadi salahnya? Bukankah seharusnya wanita itu sadar kalau malapetaka yang menimpa keluarganya disebabkan oleh dirinya sendiri, karena keserakahannya.Kenapa semua kesalahan selalu dilemparkan pada Hana yang sudah jelas sejak dulu selalu menjadi korban ketamakan keluarga suaminya? Apakah kehancuran yang sedang terjadi saat ini tidak cukup menyadarkan wanita itu?Risma keluar dari dalam mobil, wanita itu menatap Hana dengan tajam, tangan kanannya menunjuk-nunjuk Hana."Aku akan membunuhmu," katanya. "Kau perempu

  • Sumpah Dalam Kubur   Risma Melarikan Diri

    Nyai Dasimah menatap tajam Hana yang berjalan semakin dekat ke arahnya. Pedang tajam itu memercikkan api, seolah siap menghabisi nyawa dukun tua itu kapan saja."Kau iblis!" seru dukun itu pada Hana dengan segala sumpah serapahnya. Hana tertawa mendengar hal itu.Kedua tangannya mengangkat pedang memasang kuda-kuda menyerang. Tanpa menunggu jawaban Nyai Dasimah. Ia lalu berlari menerjang dimana wanita tua itu berada.Penyerangan brutal itu membuat Nyai Dasimah kewalahan menangkis kecepatan geraknya. Sampai kemudian ia merasakan tubuhnya terbakar dari dalam. Nyai Dasimah semakin mundur dengan tubuh gontai. Seolah-olah seluruh organ dalamnya remuk, meski tak ada setetes darah yang keluar dari kulitnya. Namun, seluruh tubuh bagian dalamnya seperti tersayat."Hueekk!"Nyai Dasimah memuntahkan darah segar yang kental. Tidak ada belas kasih yang terpancar dari mata Hana begitu melihat sang dukun berlutut di atas tanah dengan keadaan memprihatinkan."Bagaimana? Kau suka permainkanku?" Hana

  • Sumpah Dalam Kubur   Kekuatan Baru

    Angin kencang tiba-tiba menderu dari arah hutan, pepohonan banyak yang tumbang, putaran angin mengelilingi Hana, matanya berwarna merah seperti darah.Melihat kejadian tersebut, Risma langsung melarikan diri dari sana. Tidak dihiraukannya Hadi yang tergeletak tanpa daya, hanya tersisa Hana dan dukun tua itu di sana sekarang."Kau ...." Nyai Dasimah berdecih. "Beraninya kau menggunakan kekuatan itu."Nyai Dasimah bisa melihat cahaya berpijar dari tubuh Hana, cahaya kehijauan yang menandakan separuh kekuatan sang dewi berada dalam tubuhnya.Nyai Dasimah terus mencemooh Hana, seakan kekuatan perempuan itu tak ada apa-apanya. Hana sendiri bisa merasakan aura ketakutan yang menyusup pada dukun tua tersebut. Kali ini Hana benar-benar tidak bisa diremehkan."Matilah!" Nyai Dasimah melemparkan bola api ke arah Hana, dengan cepat perempuan itu berkelit, serangan tersebut meleset."Mati? Hahaha!" Hana tertawa terbahak-bahak. "Jangan lupa, kita sama-sama jahat. Dalam tubuhmu sendiri tersimpan si

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status