Share

Aku Belum Mati

Author: Nai Ra
last update Last Updated: 2022-04-22 09:17:14

Hadi berbaring di ranjang rumah sakit. Jarum infus menjadi teman di dalamnya saat ini. Sejak sakit bayang-bayang Hana selalu muncul, penyesalan terbesarnya setahun lalu di tempat ini.

Saat itu, Hadi sempat memekik memanggil nama Hana sebelum akhirnya tubuh sang istri-benar jatuh menghantam lantai. Dia tidak sempat menyambutnya karena Hadi juga agak kaget melihat darah mengalir di sepanjang kaki istrinya.

"Pasien sebelumnya mengalami pendarahan hebat. Saya menebak, pasien pernah mengalami hal ini, kan? Karena dari hasil USG yang kami tadi, janin dalam kandungannya tidak berkembang dengan baik. Ukuran janinnya tidak sesuai dengan usia kehamilan pasien. Jika pasien kembali stres dan kelelahan, maka bisa dipastikan bayi kalian tidak akan selamat."

Sekilas pembicaraan Hadi dengan Dokter yang menggenggam Hana melintas di ingatan pria itu.

Itu adalah penyesalan yang tidak berguna untuk setelah itu Kali Hadi lakukan. ketika istri yang tak berdaya itu kembali berbaring di tempat tidur rumah sakit dan bangun tidur. 

Hadi jarang berada di rumah, Hana selalu ditemani mertua dan iparnya selama pria itu pergi. Hadi pikir Hana stres karena terlalu banyak pikiran, pria itu tahu istri tipikal orang yang suka menjadikan sesuatu sebagai bahan pikiran.

Padahal sejatinya tidak begitu, jangan harap Hana akan diperlakukan bak permaisuri istana oleh mertua dan iparnya hanya karena mengandung keturunan Kusuma. Just dua wanita itu bertindak semena-mena, memperlakukan Hana seperti pembantu.

Hana paham kenapa selalu dianggap rendah. Dia jelas bukan pebisnis. Sementara garis takdir keluarga suami adalah pengusaha sejak muda. Mereka terlahir dalam DNA konglomerat dan hanya bergaul dengan orang-orang yang berasal dari kelas mereka.

Pernah suatu hari Lilis mencari Hana sambil marah, tapi Risma hanya menanggapi amarah anaknya dengan enteng seraya mengatakan;

"Mungkin dia sedang sibuk minta dimanja oleh Hadi dengan dalih permintaan anak dalam perutnya. Padahal hanya tak-tiknya dia saja biar tidak beres-beres rumah lagi." ujar Bu Risma.

Lilis mendengkus. "Aah, memang wanita kampungan itu terlalu lembek. Sakit sedikit, minta dimanjain. Capek sedikit, ngeluh. Bilang inilah, itulah. Bikin repot suaminya saja!" Lilis masih mengomel, menyalahkan Hana atas masalah ini.

Risma menyesap teh dalam cangkirnya, kemudian menambahkan. "Si Hana benar-benar mengubah Hadi menjadi anak yang pembangkang sama Ibunya. Tidak mau mendengarkan apa kata Ibu lagi." 

"Terus gimana, Bu? Walaupun begitu, yang lagi kandung adalah calon cucu ibu."

"Ah, Ibu tidak sudi punya cucu dari wanita itu. Dia ibu yang tidak akan menjaga anaknya nanti."

"Jadi, apa rencana ibu sekarang?"

Bu Risma tersenyum dingin, mereka tidak mungkin mencelakai Hana begitu saja selama Hadi masih berada di rumah. Jadi, demi aksinya, mereka meminta bantuannyai Dasimah untuk membuat Hana terhambat.

Usai percakapan singkat antara ibu dan anak tentang menantu yang dibencinya itu, hari berikutnya Hana kembali masuk rumah, kali ini benar-benar sakit.

***

Gadis itu tidak henti-hentinya meremas ujung baju yang dikenakan sampai lecek. Dia dan takut, antara harus pergi atau terus berdiam diri.

Pandangannya terus menelisik seisi rumah lewat dapur, memastikan tidak ada seorang pun yang mengetahui gerak-geriknya.

Diana, itu namanya. Pelayan rumah keluarga Kusuma yang begitu dekat dengan Hana, ketika istri majikannya masih ada, dialah yang selalu menemani ke mana pun Hana pergi.

Malam ini, dia akan membuat laporan ke kantor polisi untuk kepergian Hana yang dirasa janggal. Sejak awal, dia curiga dengan dua majikannya itu, Diana yakin kalau mereka adalah dalang di balik Hana.

Awalnya Diana tak menggubris karena dia takut dipecat dari pekerjaan, belum lagi siksaan dari sang majikan, tetapi mendapat setelah dipikir lebih dalam, dan untuk membersihkan nama Hana, Diana memutuskan untuk melapor saat ini juga.

"Bi Asih, sudah tidur?" tanya Diana pada salah satu pelayan yang hendak masuk ke kamar. Pelayan itu mengangguk dan membuat Diana semakin leluasa untuk mengendap-endap keluar rumah lewat jalan pintas.

Mobil teman sudah terparkir sedikit jauh dari kediaman keluarga Kusuma. Diana meminta bantuan salah satu temannya untuk menunggu di sana, karena kemungkinan dia bekerja sama dengan para pelayan di rumah itu.

Mobil melaju di jalan melewati hutan. Jalanan lengang leluasa untuk menambah laju kendaraan. Namun, jalanan yang berbatu membuat mobil berguncang beberapa kali hingga Diana harus berpegangan.

"Berhenti!" Beberapa orang menghadang laju mobil.

Mobil berhenti secara spontan, membuat Dashboard Diana hampir terantuk. Dia terkejut begitu pintu terbuka paksa dari luar dan sepasang tangan Diana keluar.

"Lepaskan!" Melihat orang-orang suruhan keluarga Kusuma bermunculan membuat Diana menjadi panik. Dia menoleh ke arah temannya, pria itu juga diseret paksa seperti dirinya.

"Ikut kami!"

Diana semakin memberontak ketika dua pria kekar menarik lengannya dengan kasar. "Mau apa kalian?"

"Kau mau ke kantor polisi, kan? Jangan mencoba untuk kabur. Jika masih membantah, nyawamu dalam bahaya."

Diana mengernyitkan kening memandang enam orang bertubuh kekar tersebut. "Bahaya apa maksudnya? Siapa yang menyuruh kalian?"

"Aku yang menyuruh."

Diana terkejut melihat wanita yang tak lain adalah Lilis, adik kandung Hadi. Wanita itu muncul dari balik bayangan. Sejenak dia merasa takut pada wanita itu, Lilis terkenal sebagai anak majikan yang paling kejam.

Sebenarnya Lilis sudah lama memperhatikan gerak-gerik Diana, dia tahu pelayan di rumahnya, yang paling dekat dengan Hana, tentu saja tidak menutup kemungkinan jika suatu saat Diana akan melapor pada polisi. Sekarang Lilis benar-benar tidak akan memberinya ampun.

"Kau mau mencari Hana? Aku tahu dia di mana," kata Lilis dengan seringai mengerikan. "Kau mau bertemu dengan dia? Baiklah, malam ini aku akan mengantarmu ke neraka."

***

Malam itu Lilis benar-benar seperti dirasuki setan, dia menarik rambut gadis itu dengan kuat. Tak dihiraukannya jeritan Diana yang ditinggalkan.

Lilis terbahak. "Hana yang kau cari itu sudah mati. Kali ini kau yang akan menyusulnya."

Diana berusaha melepaskan diri dengan mendorong Lilis. Hal itu semakin membuat lis murka, dia membebani Diana, berkali-kali. Diana hendak menyerang Lilis, dengan beberapa cepat orang menahan tangan tetapi. Wajahnya berubah, sudut bibir Diana sobek dan mengeluarkan darah.

Amarah Lilis tidak kunjung pergi setelah beberapa kali melayangkan tamparan yang cukup keras di pipi pelayannya itu. Diana sudah banjir air mata, tidak kuat menahan rasa perih yang mendera.

"Aku sudah menyuruhmu untuk diam. Apakah kau memang benar-benar ingin mati seperti wanita kampungan itu?" Lilis mendengkus kasar.

Air mata Diana berjatuhan, selama ini tebakannya tidak meleset. Mereka lah yang sudah melakukan perbuatan terkutuk itu pada Hana.

Diana tidak bisa membayangkan penderitaan istri majikannya di tangan Lilis dan Risma. Bahkan saat Hana masih ada, Diana selalu melihat Hana diperlakukan semena-mena. Dia tidak mengerti mengapa ada wanita berhati iblis seperti majikannya ini.

"Mbak Hana masih hidup, aku tidak percaya. Dia tidak akan mati itu."

"Apa kau bilang?"

"Mbak Hana masih hidup. Aku yakin!"

Ucapan lantang Diana memancing amarah Lilis. Dalam kilatan hanya ada kebencian. Kebencian pada Hana karena merasa tersisih ketika Surya berkali-kali mengalaminya.

"Aku akan membunuhmu!" Lilis berteriak dengan gadis brutal itu menduduki perut Diana lalu mencekiknya.

Diana sesak napas. Tangannya berusaha melawan agar Lilis melepaskannya. Namun, wanita di penonton seperti kerasukan setan, Diana tidak membayangkan membayangkan dia mati di tangan majikannya yang kejam itu.

"Seharusnya aku juga membunuhmu. Kau mau tahu bagaimana Hana tewas? Ya, wanita itu mati karena dikubur hidup-hidup. Aku akan mengantarkanmu hidup-hidup!"

Diana tersengal-sengal. Tenaganya mulai habis. Pukulannya pada tangan Lilis mulai melemah lalu jatuh terkulai. Sesak dan bercampur menjadi satu.

Melihat Diana yang tak berdaya, Lilis mengendurkan cekikannya. Dia terengah-engah dengan peluh wajah wajah. Ketika Lilis dari atas perut Diana, tiba-tiba suara gemuruh datang dari kedalaman hutan.

Angin kencang tiba-tiba menerpa, menerbangkan keringanan. Masih dengan rasa terkejut, Lilis dan orang suruhannya terhempas oleh angin kencang, tubuh mereka menabrak pepohonan.

Dalam gelapnya hutan, Lilis menahan nyeri di sekujur akibat akibat hantaman angin kencang tadi. perlahan melihat melihat siluet seorang perempuan yang sangat dia kenal.

"Hana ...." Lilis berusaha bangkit begitu perempuan mendekatinya. Mata gadis itu melotot saat menyadari bahwa sosok di hadapannya benar-benar sosok Hana.

"Kau... Kau kan sudah mati!" Tubuh Lilis gemetar menahan rasa takut, dia benar-benar tidak percaya dengan sosok yang saat ini berada di hadapannya.

Penampilan Hana terlihat sama seperti waktu mereka membawanya ke hutan. Bedanya, tidak ada bekas luka atau setetes pun darah di tubuh wanita itu.

Hana tersenyum melihat adik iparnya yang ketakutan, wanita itu semakin mendekat membuat Lilis memundurkan tubuhnya.

"Belum, Lis. Aku belum mati."

Bersambung

Yang mau tahu gimana Hana bisa selamat dari maut akibat dikubur hidup-hidup, cek part 7 di KBM app yaaa.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
TintaSepi84
KBM app itu apa? boleh bg nama full nya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sumpah Dalam Kubur   Awal Tragedi

    "Belum, Lis. Aku belum mati."Lilis terbelalak. Dia berteriak seraya mundur menjauh, gadis itu masih tidak percaya dengan sosok yang berada di hadapannya. Bagaimana mungkin Hana masih hidup?"Pergi kau, pergi! Kau sudah mati!" Lilis berusaha menyadarkan diri.Sosok Hana terus mendekat, akhirnya mereka berdua saling berhadapan. "Lilis... aku masih hidup."

    Last Updated : 2022-04-23
  • Sumpah Dalam Kubur   Korban Pertama

    Risma terus mondar-mandir di ruang tengah, hatinya dilingkupi kecemasan. Bagaimana dia tidak cemas, malam itu Lilis pulang dengan keadaan mengenaskan, tubuhnya gemetar hebat, kepalanya berdarah, dia jatuh pingsan begitu keluar dari mobil. Risma langsung memekik melihat kejadian itu.Esok harinya Lilis terbangun dengan sorot mata ketakutan. Entah apa yang telah gadis itu lihat sampai begitu histeris. Risma sampai pusing mendengar teriakannya. Seolah-olah gadis itu baru saja melihat hantu."Bu, bagaimana ini. Hana masih hidup, Bu. Dia akan datang ke rumah ini. Tamatlah kita!" Lilis yang tengah duduk di sofa kembali gemetar, dia panik, sang ibu berusaha untuk menenangkan."Sudahlah, ini pasti cuma halusinasi kamu. Ibu kan udah bilang wanita itu sudah mati!""Tapi aku melihatnya, Bu." Lilis tetap ngotot. "Dia mencekik leherku kemudian membantingku ke tanah. Lihat ini." Lilis memperlihatkan bekas merah di

    Last Updated : 2022-04-24
  • Sumpah Dalam Kubur   Meneror Lilis

    "Han-Hana ...."Tubuh Risma langsung gemetar melihat sosok yang ada di depannya. Wanita itu masih tidak percaya kalau yang berada di hadapannya saat ini adalah Hana.Dia bisa melihat sorot kebencian dari mata coklat keemasan itu, sorot dendam yang berkilat seolah ingin menghabisi ipar dan mertuanya. Dia bukan lagi Hana yang mereka kenal, wanita lemah itu sudah berubah menjadi begitu kuat sekarang."Apa yang kau lakukan di sini? Setelah berselingkuh dari Hadi, kau masih berani menginjakkan kaki di desa ini?!" tantang Bu Risma mencoba berani. Dia yakin Hana yang ada di depannya masihlah sesosok manusia. "Dasar wanita tak tahu malu!"Ah, bahkan ibu mertuanya masih saja belum berubah. Kasar dan arogan. Apakah Risma tidak takut tulangnya dipatahkan menjadi dua bagian oleh Hana?"Ini desa kelahiranku, Bu. Aku bisa pulang kapan saja." Hana menjawab dengan tenang."Pezina sepertimu tidak diterima di desa ini. Kembalikan suamiku, dasar wa

    Last Updated : 2022-04-24
  • Sumpah Dalam Kubur   Meneror Lilis (2)

    Duk! Duk! Duk! Duk!Saat sedang sibuk memikirkan segala kemungkinan, telinga Lilis mulai terusik oleh suara benda tumpul yang dipukulkan secara pelan pada papan kayu berulang-ulang. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Di luar sana langit sudah menggelap akibat mendung, tanda hujan sebentar lagi akan turun. Suara pukulan itu membuat tubuh Lilis menjadi tegang seketika.Suaranya ketukan benda tumpul itu berhenti pada ketukan ke lima. Sesaat hilang kemudian muncul kembali. Apakah itu ulah bu Risma yang terus mencoba membujuknya untuk keluar dari kamar?"Ibu, kaukah itu?" teriak Lilis lantang.Lama tak terdengar kembali suara ketukan benda tumpul dari arah pintu. Senyap. Nyaris tak terdengar suara apa pun. Bahkan suara para pembantu di rumah itu sama sekali tak terdengar di telinganya.Lilis mencoba memberanikan diri untuk mengecek keadaan. Dia tidak suka ditakuti, mana mungkin hantu Hana berani datang ke rumahnya? Perasaan

    Last Updated : 2022-04-26
  • Sumpah Dalam Kubur   Hana Bertemu Surya

    Mata gadis itu yang semula terpejam langsung terbuka. Pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit kamarnya yang berwarna putih, sedangkan itu di sisi ranjang tampak sang ibu dengan sabar menunggunya sejak beberapa saat yang lalu."Lilis, kamu sadar." Risma mengelap air matanya dan segera mendekati tubuh Lilis yang terbaring di atas ranjang. Saat Lilis memaksakan untuk bangun dari kasur, kepalanya mendadak nyeri sampai-sampai harus dibantu oleh sang ibu."Bu, apa yang terjadi?" Dia berusaha mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi kepadanya beberapa saat yang lalu sampai bisa berada di tempat tidur seperti ini.Risma menghela napas kemudian menjawab. "Ibu juga tidak tahu, ibu sudah berkali-kali mengetuk pintu kamarmu, tapi tak ada jawaban. Saat kamu melihat ibu, kamu malah ketakutan dan jatuh pingsan."Lilis tersentak ketika sang ibu mengatakan hal itu, tubuhnya kembali bergetar hebat, dia mulai teringat kejadian sebelu

    Last Updated : 2022-04-26
  • Sumpah Dalam Kubur   Kelemahan Hana

    Malam itu hujan turun deras diiringin kilatan petir. Namun, tidak menggoyahkan niat Lilis dan Risma untuk menghadap Nyai Dasimah, mereka hendak meminta pertolongan pada dukun yang menurutnya sakti itu.Usai huru-hara yang terjadi di desa akibat kedatangan Hana. Mereka bertekad akan menyingkirkan Hana kembali, entah bagaimana pun caranya.Lilis dan Risma bersimpuh di hadapan nenek tua berwajah rusak itu. Mulai menjelaskan maksud kedatangan mereka kali ini, nenek itu memasang wajah angkuh."Kami kemari ingin meminta bantuan padamu lagi, Nyai," ujar Risma dengan kepala tertunduk. "Hana, wanita yang kami kubur di hutan waktu itu masih hidup dan kembali ke desa ini," kata Risma."Jimat yang Anda berikan sebagai pelindung itu tidak mempan kepadanya, Nyai. Dia bahkan berkali-kali mencoba membunuh saya." Itu Lilis yang bersuara, mencoba mengenyahkan perasaan takut yang menggerogoti hatinya.Sejak mendapat teror pocong berbau busuk serta perempuan

    Last Updated : 2022-04-26
  • Sumpah Dalam Kubur   Lilis di Ujung Maut

    Warga Cileuwi sore itu dihebohkan dengan penemuan mayat seorang wanita di tepi hutan. Para warga berbondong-bondong menyaksikan proses evakuasi mayat tersebut.Semua orang yang ada di sana terkejut saat mengetahui siapa sosok yang sudah tewas secara mengenaskan itu.Susi terbujur kaku dengan leher nyaris putus, matanya memutih, urat-urat kebiruan bermunculan di sekitar wajahnya. Belum lama ini berita kematian Awan tersebar, kini Susi pun ikut menyusulnya. Semua warga heboh berasumsi bahwa wanita tersebut tewas bunuh diri.Kabar meninggalnya pasangan suami istri itu semakin santer terdengar. Beberapa warga mulai mengait-ngaitkan kejadian tersebut dengan berita kembalinya Hana ke desa. Ada pula yang berpikiran bahwa Awan dan Susi terkena santet."Kasian sekali si Susi, siang malam dia selalu menangis meraung-raung sejak si Awan meninggal. Mungkin dia depresi dan milih untuk bunuh diri," kata salah satu ibu-ibu usai kembali dari melayat jenazah Susi.

    Last Updated : 2022-04-27
  • Sumpah Dalam Kubur   Kematian Lilis

    Lilis gemetar ketakutan saat nyalang tatapan Hana menusuk pupil matanya. Rasa takutnya bertambah berkali-kali lipat daripada saat ia dihantui sosok pocong berbau busuk atau wanita dengan wajah terkoyak.Di mata Lilis, Hana tampak seperti manusia biasa. Wajahnya masih cantik, rambutnya tergerai indah, kulitnya putih bersih. Hanya saja, yang terlihat menakutkan dari sosok Hana sekarang adalah kekuatan tak kasat mata yang melingkupi dirinya.Mata yang selalu menatap teduh orang lain itu sudah berganti menjadi lirikan tajam, pupil matanya berwarna merah seperti darah. Aura gelap itu memancar dari tubuhnya. Lilis ketakutan. Lilis benar-benar ketakutan, apa yang terjadi pada Gunawan dan Susi sebelumnya pasti karena ulah Hana. Ya, wanita itu sudah membunuh dua orang. Dia mengalihkan tatapannya ke arah lain, tidak kuasa melihat penampakan Hana di sana. Namun, saat dia hendak menoleh ke arah samping, Hana sudah berada si sana, membuat Lilis membelalak.

    Last Updated : 2022-04-27

Latest chapter

  • Sumpah Dalam Kubur   Kembalilah Hana

    "Sebaiknya kau mati saja sejak dulu.""Hentikan! Semua bukan salahmu!""Aku akan membalas rasa sakit yang kurasakan selama ini."Hadi langsung terlonjak dari tidurnya ketika mimpi buruk itu kembali datang. Napasnya memburu. Rasanya seperti habis berlari puluhan kilo.Dua tahun sudah berlalu, tapi mimpi-mimpi buruk itu masih selalu mengganggunya setiap malam.Mimpinya selalu sama; sosok bertudung di tengah-tengah hutan, kobaran api yang entah berasal dari mana, serta suara-suara menakutkan yang bergema di alam bawah sadarnya. Ini bukan pertama kalinya Hadi bermimpi demikian, rasanya seperti kenyataan. Tempatnya pun sangat tidak asing, dia familiar. Namun, dia tidak ingat. Setiap kali Hadi berusaha mengingat, kepalanya selalu sakit.Keringat dingin membasahi pelipis, Hadi menghela napas dan melihat jam dinding baru menunjukkan pukul dua dini hari. Padahal dia baru tidur pukul sebelas malam."Sial, aku tak bisa tidur lagi." Hadi mengacak rambut frustrasi.Setiap kali Hadi terbangun di t

  • Sumpah Dalam Kubur   Strategi Ratna

    Perempuan bernama Ratna itu masih memperhatikan Hadi, seolah tengah menunggu jawaban. ''Bagaimana menurutmu?"Hadi sampai bingung harus menjawab apa. Mereka baru saja berkenalan beberapa saat yang lalu dan Ratna tiba-tiba saja mengajaknya menikah.Dia jelas belum tahu seperti apa sifat asli wanita itu, mana mungkin Hadi langsung menerima begitu saja. Secara fisik mungkin dia memang cantik, tapi Hadi bukanlah pria yang meletakkan fisik di atas segalanya."Bagaimana?" tanya Ratna lagi diiringi senyum manisnya, dia menatap Hadi dengan serius."Ah, saya ...." Hadi bingung sendiri. "Maaf, sepertinya ini terlalu cepat. Jujur saja, saya belum memikirkan soal pernikahan. Saya bersedia dikenalkan denganmu demi menghargai sahabat saya tentunya."Mendengar jawaban Hadi yang langsung to the point, Ratna hanya terkekeh, dia mengerti kalau pria itu sedang tak siap memberinya jawaban.''Jadi, maksudmu pertemuan ini atas dasar rasa iba pada sahabatmu, dan kamu tidak bermaksud untuk memperpanjang ke

  • Sumpah Dalam Kubur   Ratna

    "Siapa di sana?"Hadi semakin mendekat, dia berusaha memeriksa siapa perempuan yang tengah bersembunyi di balik pohon itu. Dia hanya bisa melihatnya dari luar hutan karena tidak memungkinkan jika dia harus masuk ke dalam sana.Perempuan bertudung merah itu sempat memperhatikan Hadi. Namun, dia cepat-cepat bersembunyi. Seolah tak ingin keberadaannya diketahui oleh siapa pun, termasuk oleh pria itu."Apakah Anda tersesat di hutan ini? Mau saya bantu untuk keluar?" Hening, tak ada jawaban.Hadi malah menawarkan bantuan. Padahal dia tidak yakin orang yang bersembunyi di hutan tersebut adalah manusia, bisa saja dia manusia jadi-jadian bukan orang betulan."Jangan ke mana-mana, aku akan mengeluarkanmu dari sana!"Pandangan Hadi berkeliling memindai. Entah mengapa dia merasa orang yang berada di balik pohon itu tengah menantikan bantuannya. Hadi menatap semak-semak yang bergerak-gerak lalu terdiam kala ditatapnya. Pikirannya memerintah agar dia tak maju, tetapi kakinya begitu saja melangka

  • Sumpah Dalam Kubur   Perempuan di Tengah Hutan

    Dua tahun kemudian.Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan sebuah rumah besar bergaya eropa. Sang empunya turun dari mobil seraya memperbaiki penampilam sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.Rumah tersebut ramai oleh warga desa dan juga orang-orang penting. Hari ini sang tuan rumah tengah mengadakan pesta yang meriah sebagai bentuk syukuran atas kesuksesannya mendirikan sebuah sekolah di desa Cileuwi.Semua warga bebas makan sepuasnya dan menikmati pertunjukan musik yang tampil di acara tersebut. Semuanya larut dalam kebahagiaan."Wah, ada kepala sekolah baru. Apa kabar, Pak?" Surya dengan nada meledek langsung mendekati Hadi yang saat itu tengah berdiri di tengah-tengah keramaian, menyapa semua tamu yang hadir.Kedua sahabat itu saling berpelukan, Surya mengucapkan selamat. Keduanya berangkulan erat, setelah dua tahun melalui masa-masa sulit, mereka akhirnya bertemu juga di puncak kejayaan.Hadi tersenyum jenaka. Usai tragedi kelam hari itu, Hadi seolah memulai kehidupan

  • Sumpah Dalam Kubur   Tidak Jodoh?

    Hadi baru terbangun saat pagi menjelang dengan tubuh lelah luar biasa. Setelah tubuhnya diobati oleh Hana dia pingsan selama dua hari, Hadi sempat bertanya-tanya apa yang sudah terjadi di rumah tersebut, dan kenapa kepalanya sakit.Surya tidak banyak kata, Hana benar-benar sudah mengambil separuh ingatan Hadi. Pria itu tak bisa mengingat istrinya sama sekali.Meskipun begitu, Hadi selalu merasa ada yang hilang dalam dirinya. Tapi, entah apa itu, dia benar-benar tak bisa mengingat Hana. Tiba-tiba ada rasa sesak dalam hatinya, tetapi Hadi sendiri tak tahu mengapa.Hadi memandang Surya, dan Diana yang tengah berada di hadapannya. Meja bertaplak putih itu dipenuhi makanan. Mereka tengah merayakan kesembuhan Hadi.Dari semua kegembiraan itu, entah mengapa hatinya terasa kosong. Sangat kosong dan Hadi tak tahu apa penyebabnya. Lalu, sekarang hatinya tiba-tiba sakit juga cemas. Namun, dia sendiri tak tahu siapa atau apa yang dicemaskannya. Surya menoleh dan melihat sahabatnya tampak seperti

  • Sumpah Dalam Kubur   Pertarungan Terakhir

    "Mas Hadi, kamu di mana?" Hana kembali ke hutan, dan terkejut saat tak mendapati seorang pun di sana. Tubuh Hadi yang semula tergeletak di antara puing-puing kekacauan itu pun menghilang, Hana jadi cemas, ke mana pria itu pergi?Nyai Ningrum juga tak berada di sana lagi, Hana jadi cemas, apakah Nyai membawa pergi suaminya? Tidak mungkin."Mas Hadi! Kamu ke mana, Mas?"Mustahil rasanya kalau Hadi pergi begitu saja dari dalam hutan, keadaannya saja sudah sangat lemah dan memprihatinkan. Hadi harus segera diobati sebelum kekuatan dari Nyai Dasimah semakin menggerogoti tubuhnya dari dalam.Hana keluar dari dalam hutan, dia bergegas kembali ke rumah pria itu untuk memeriksa, mungkin Hadi dibawa pulang oleh seseorang."Mas Hadi, bertahanlah. Kau akan hidup kembali!" katanya di tengah kecemasan yang melanda.Sementara itu, Surya dan Diana sibuk mengobati luka di tubuh Hadi, baju Hadi yang basah oleh darah segera dibersihkan, Surya terkejut saat melihat bekas terbakar lumayan besar di dadany

  • Sumpah Dalam Kubur   Pembalasan yang Sama

    "Minggir kau!"Risma membunyikan klakson berkali-kali, menyuruh Hana untuk minggir dari jalan. Namun, bukannya minggir, Hana malah semakin mendekat menuju mobil Risma.Ada rasa ketakutan yang menjalar saat Hana semakin mendekati mobilnya. Mata perempuan itu memancarkan kemarahan, Risma yakin sekali kalau Hana akan membunuhnya tanpa ampun."Kau telah membunuh anakku!" kata Risma mengamuk. "Semua ini salahmu, Hadi meninggal karenamu!"Hana justru tidak mengerti kenapa semua ini menjadi salahnya? Bukankah seharusnya wanita itu sadar kalau malapetaka yang menimpa keluarganya disebabkan oleh dirinya sendiri, karena keserakahannya.Kenapa semua kesalahan selalu dilemparkan pada Hana yang sudah jelas sejak dulu selalu menjadi korban ketamakan keluarga suaminya? Apakah kehancuran yang sedang terjadi saat ini tidak cukup menyadarkan wanita itu?Risma keluar dari dalam mobil, wanita itu menatap Hana dengan tajam, tangan kanannya menunjuk-nunjuk Hana."Aku akan membunuhmu," katanya. "Kau perempu

  • Sumpah Dalam Kubur   Risma Melarikan Diri

    Nyai Dasimah menatap tajam Hana yang berjalan semakin dekat ke arahnya. Pedang tajam itu memercikkan api, seolah siap menghabisi nyawa dukun tua itu kapan saja."Kau iblis!" seru dukun itu pada Hana dengan segala sumpah serapahnya. Hana tertawa mendengar hal itu.Kedua tangannya mengangkat pedang memasang kuda-kuda menyerang. Tanpa menunggu jawaban Nyai Dasimah. Ia lalu berlari menerjang dimana wanita tua itu berada.Penyerangan brutal itu membuat Nyai Dasimah kewalahan menangkis kecepatan geraknya. Sampai kemudian ia merasakan tubuhnya terbakar dari dalam. Nyai Dasimah semakin mundur dengan tubuh gontai. Seolah-olah seluruh organ dalamnya remuk, meski tak ada setetes darah yang keluar dari kulitnya. Namun, seluruh tubuh bagian dalamnya seperti tersayat."Hueekk!"Nyai Dasimah memuntahkan darah segar yang kental. Tidak ada belas kasih yang terpancar dari mata Hana begitu melihat sang dukun berlutut di atas tanah dengan keadaan memprihatinkan."Bagaimana? Kau suka permainkanku?" Hana

  • Sumpah Dalam Kubur   Kekuatan Baru

    Angin kencang tiba-tiba menderu dari arah hutan, pepohonan banyak yang tumbang, putaran angin mengelilingi Hana, matanya berwarna merah seperti darah.Melihat kejadian tersebut, Risma langsung melarikan diri dari sana. Tidak dihiraukannya Hadi yang tergeletak tanpa daya, hanya tersisa Hana dan dukun tua itu di sana sekarang."Kau ...." Nyai Dasimah berdecih. "Beraninya kau menggunakan kekuatan itu."Nyai Dasimah bisa melihat cahaya berpijar dari tubuh Hana, cahaya kehijauan yang menandakan separuh kekuatan sang dewi berada dalam tubuhnya.Nyai Dasimah terus mencemooh Hana, seakan kekuatan perempuan itu tak ada apa-apanya. Hana sendiri bisa merasakan aura ketakutan yang menyusup pada dukun tua tersebut. Kali ini Hana benar-benar tidak bisa diremehkan."Matilah!" Nyai Dasimah melemparkan bola api ke arah Hana, dengan cepat perempuan itu berkelit, serangan tersebut meleset."Mati? Hahaha!" Hana tertawa terbahak-bahak. "Jangan lupa, kita sama-sama jahat. Dalam tubuhmu sendiri tersimpan si

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status