Share

Semakin Tidak Pernah Bosan

“Turun, An!” seru Keenan. Dia sudah tidak tahan lagi dengan Ana yang sedari tadi hanya diam mengamati kediamannya dari dalam mobil. Perempuan itu menempelkan kedua tangannya di kaca mobil untuk membantu agar dia bisa lebih fokus mengamati area sekitar. Persis seperti maling yang sedang mencari cela untuk melaksanakan tugasnya.

Ana menggelengkan kepala. “Enggak mau, Keen!”

“Udah sampek ini.” Mobil Keenan sudah hampir tiga puluh menit terparkir di depan rumah Ana, akan tetapi perempuan itu sepertinya tidak ada sama sekali niatan untuk turun dari mobil miliknya.

“Jangan-jangan lo gak mau pisah sama gue, ya?” tabaknya asal, sambil menunggu ekspresi yang akan ditampilkan oleh Ana.

“Idiih!” Ana bergidik geli.

Keenan terkekeh sambil menyenderkan badannya di pintu mobil, bersila, dan melipat kedua tangannya di dada. Ia dapat dengan jelas melihat berbagai macam ekspresi Ana dari tempatnya ini. Selucu itu memang melihat spontanitas Ana begitu mendengarn

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status