Share

Suddenly, I Miss You
Suddenly, I Miss You
Penulis: ZooPisha

I Miss You?

Penulis: ZooPisha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

~ 7 Juli 2019

Sinar matahari senja menghalangi pandangan gadis bermata cokelat gelap yang sedang menatap jenuh ke luar jendela mobil. Sudah 5 jam waktu tempuh perjalanan dari Bandung ke Jakarta, adanya pembangunan proyek jalan membuat kemacetan tidak dapat dihindari. Terdengar hanya pada telinga gadis itu yang terselip earphone mengalun musik favorite-nya.

“Na…”

“Ana!”

Samar mendengar namanya dipanggil, Ana melepas sebelah earphone yang ia kenakan. “Kenapa, Bu?” tanya Ana dingin, matanya masih setia memandang luar jendela.

“Besok kamu sudah mulai masuk sekolah, Ibu harap kamu sudah bisa berinteraksi normal dengan teman-temanmu.” Wanita dewasa yang dipanggil Ibu itu menyetir sambil mengamati Ana dari kaca spion dalam.

“Ibu pikir selama ini aku tidak normal?” celetuk Ana tajam.

“Ah ... bukan begitu maksud Ibu. Semester kemarin wali kelasmu mengatakan perubahanmu karena rumor itu. Kamu tidak menganggapnya serius, bukan?”

“Kenapa baru sekarang Ibu membicarakannya? Diam saja seumur hidup Ibu seperti biasanya, dan jangan pedulikan aku.”

Wanita itu, Silla Hanida, mendapatkan sebuah tamparan dari ucapan Putrinya. Walau begitu ia memaklumi jika Ana yang terlalu muda sulit memahami permasalahan yang disebabkan oleh orang dewasa. “Ana ... untuk yang kemarin ibu minta maaf, tapi tolong terima Mama Nita ya? Bagaimanapun Ayah memutuskan semuanya untuk yang terbaik.”

“Ibu saja terlalu lembek! Bagaimana bisa Ibu rela didua?! Sudahlah aku tidak ingin membahasnya.” Ana memasang kembali earphone dengan volume penuh, tidak perduli dengan efek sampingnya.

“Ibu punya alasan, Ana.” Silla tahu jika ucapannya tidak didengar Ana, ia hanya berharap jika Ana bisa lebih kuat menghadapi apa yang akan terjadi kedepannya.

~ 8 Juli 2019

Ruang makan yang hanya diisi dengan suara dentingan adu piring dengan sendok. Hawa dingin menyelimuti dalam diam, hanya tatapan tersembunyi yang menaruh perhatian penuh yang Silla berikan untuk Putrinya.

Ana bangkit dari duduknya seletah selesai makan. Belum genap tiga langkah Ibu memanggilnya.

“Ana, apa pulang sekolah kamu bisa ikut ibu untuk makan malam?” tanya Silla hanya ditemani kesunyian.

Ana tidak tahu harus menjawab seperti apa. Ingin sekali ia menangis, tapi bukan sekarang waktunya. Ana ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah dewasa, “Aku tidak mengerti, kenapa Ibu selemah ini. Ibu punya hak untuk menolak! Aku benci Ibu bersikap pasrah seperti ini, apa Ibu pikir aku akan membiarkan Ibu ditindas wanita ular itu?" Ana langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Ibunya.

Silla tersenyum mendengar jawaban Putrinya itu. Walau dari jawaban itu sangat mengkhawatirkan, ini permulaan baik karena Ana tidak mencoba melarikan diri.

14 Oktober 2020

“Nafla Annida!”

Ana tersadar dari lamunannya. Bu Retno yang biasanya memuji kepintarannya, kini menatap Ana seakan orang yang rendah. Pandangan yang tidak seharusnya diberikan seorang Guru pada muridnya.

“Iya, Bu?”

“Ibu tahu pelajaran ini mudah untukmu, tapi apa dengan begitu kamu bisa seenaknya berada di kelas Ibu?”

“Maaf, Bu?” Ana tidak mengerti arah pembicaraan Gurunya ini, teman-teman di kelasnya bahkan cekikikan di belakang.

Guru itu terlihat jelas tidak senang dengan respon yang Ana berikan, sikap seolah tidak tahu apapun. “Kita bahas PR nya bersama, dan Nafla tulis di depan jawaban dan uraian PR yang sudah kamu kerjakan. Kita akan koreksi bersama.”

Ana menunduk melihat halaman PR itu, tapi dari perkataan Gurunya itu ..., “Koreksi bersama bagaimana ya, Bu?”

 “Kita akan mengoreksi PR mu, akan ada hukuman di setiap jawaban yang salah. Dan yang lain akan mencatat jawaban yang benarnya saja untuk dipelajari sendiri. Itu hukuman kamu karena telah mengabaikan mata pelajaran saya,” jelas Bu Retno dengan tegas.

Bisik-bisik terdengar lebih berisik dari sebelumnya. Ana semakin merasa panas di punggungnya mendapatkan tatapan dari teman-teman kelasnya, sebagai bentuk kepuasan melihat Ana kesusahan sendirian.

Dengan santainya Ana berhadapan dengan papan tulis bersama spidol di tangannya. Tanpa membawa buku catatan yang berisi uraian semua jawaban di buku tugas, tangannya  bergerak sangat lancar seakan mengerjakan tanpa dipikir terlebih dahulu.

Bu Retno selalu merasa puas dengan hasil kerja Ana, senyumnya tidak bisa ditahan untuk mengapresiasikannya. “Semuanya, catat jawaban Nafla. Temukan jawaban yang salah dari yang dikerjakan Nafla, jika kalian tidak menemukannya satu kelas akan Ibu hukum kecuali Nafla.”

Sambil menulis sudut bibir Ana menyungging mendengar nasib teman-temannya. Ana mengakui dirinya salah karena melamun saat kelas berlangsung, tapi siapa saja yang tidak mengerjakan PR akan terlihat jelas saat ini. Karena semua teman Ana tidak ada yang mengerjakannya.

Di tengah kesibukkan kelas yang mencari kesalahan Ana, ketukan pintu mengalihkan perhatian penghuni kelas. Masuk seseorang dengan seragam SMA Horizon, namun tampak asing. Seseorang berpenampilan mencolok dengan kulit putih dan rambut pirangnya. Tidak ada yang berkedip melihatnya, katampanan lelaki yang bersinar seperti Dewa yang turun dari langit.

“Maaf, siapa ya?” tanya Bu Retno senormalnya, ia tidak pernah melihat ada siswa ‘bule’ sebelumnya.

“Permisi, saya murid baru, Bu. Saya di tempatkan di kelas 12 IPA 1 oleh kepala sekolah.”

Semua melongo dengan kefasihan bahasa Indonesia lelaki itu, walau gestur tubuhnya yang bermaksud untuk sopan - santun sangatlah kaku.

“Oh, saya baru ingat amanah kepala sekolah.” Bu Retno beralih pada Ana yang tidak menghiraukan keadaan sekitar dan masih sibuk memenuhi papan tulis dengan coretan tangannya. “Cukup Ana, bisa duduk kembali ke tempatmu.”

Seakan tidak terganggu keseriusannya dihentikan, Ana kembali ke tempat duduknya seperti robot yang sedang mematuhi perintah.

“Nah, sekarang kamu bisa memperkenalkan diri terlebih dahulu, silahkan.”

Lelaki itu tersenyum begitu manis, senyum yang tidak pudar dari wajahnya yang berseri dari awal memasuki kelas. Entah kemana arah pandang lelaki itu, senyum yang seakan hanya tertuju pada apa yang ia perhatikan saat ini.

Thank you, Mrs. Hallo everybody. Nama saya Shoan Himenaios, panggil saja Shoan. Saya murid pindahan dari German. Alasan saya ke Indonesia adalah untuk menemui seseorang yang saya cintai. Terima kasih.”

Seketika kelas menjadi ramai. Teriakan sahut-sahutan tidak dapat dihindari, terutama bagi para siswi.

Bu Retno bahkan tersipu mendengarnya. Perkataan yang norak itu terdengar seperti alunan puisi indah saat Shoan yang mengatakannya.

“Shoan, saya Retno, kamu bisa memanggil saya Bu Retno, saya tersentuh berbahasa Indonesiamu sangat bagus, perkataanmu juga sangat manis, tapi kamu tidak boleh sembarangan mengatakan gombalan seperti itu.”

Nasihat Bu Retno hanya ditanggapi dengan senyuman.

Baru kali ini Bu Retno merasa cukup dengan respon apa adanya dari murid, biasanya minimal ucapan maaf yang harus ia dengar. “Baiklah, kamu bisa menempati bangku yang kosong itu.” Tunjuk Bu Retno pada kursi di samping Ana. “Kita lanjut dengan mengoreksi bersama jawaban yang sudah dikerjakan Nafla.” Bu Ratno pun mengurungkan niatnya untuk memberikan hukuman seperti peraturan yang ia buat.

“Baik, Bu. Thank you,” jawab Shoan sebelum menuju tempat duduknya.

Ana tidak terkejut ataupun berantusias akan hal itu, bahkan ia hanya memandang lurus tidak perduli apapun di sekitarnya.

Bu Retno pun kembali mengkondusifkan kelas dengan membahas uraian yang sudah Ana kerjakan di papan tulis.

Namun ... Ana yang tadinya tak acuh, dibuat risih dengan mata seseorang yang memperhatikannya terang-terangan. Sungguh Ana tidak tahan lagi, ia menoleh pada teman sebangku barunya untuk memberi peringatan agar tidak terus menatapnya. Tiba-tiba ...

I miss you.

Mata bulat Ana melebar disuguhkan senyuman manis oleh siswa baru setelah mengatakan hal yang tak lazim padanya. 'Apa dia gila?'

Bab terkait

  • Suddenly, I Miss You   Satu Tahun yang Lalu?

    14 Oktober 2020Setelah bel istirahat berbunyi Ana beranjak pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku pelajaran yang ia butuhkan. Entah kenapa pikirannya terus terbayang kata ‘I miss you’ yang diucapkan siswa pindahan itu. Ia menjadi pura-pura tidak pernah mendengarnya dan tampak cuek saja, walau tidak peduli Ana juga mendengar gombalan yang diselipkan lelaki itu saat memperkenalkan diri di depan kelas.Melihat buku paket ‘Doppler’ materi yang baru saja di jelaskan Bu Retno tadi, Ana mengambilnya. Tiba-tiba sebuah tangan juga menjulur mengambil buku yang sama. Saat memutar tubuhnya, siswa pindahan itu memberikan buku yang ingin Ana ambil.“Seharusnya kamu meminta bantuan kalau kesulitan mengambilnya.”Ana mengedipkan matanya tiga kali mencerna perkataan itu, namun ia langsung mengambil buku yang diberikan siswa pindahan. "Terima kasih," ucapnya sebelum melangkahkan kakinya mencari buku yang lai

  • Suddenly, I Miss You   Aku Cinta Ibu

    ~ 9 Juli 2019“Belum tidur, Nak?”Silla mengintip kamar Ana yang tampak gelap dengan suhu AC yang cukup rendah ia rasakan. Ana tidur dengan membelakangi pintu masuk kamar. Silla menaiki kasur, duduk di sebelah Ana yang tampak tertidur itu tangannya memebelai kepala Putri tercintanya. Gumaman yang membentuk alunan lagu Silla suarakan sambil bernostalgia Ana-nya yang dirasa baru kemarin ia timang, sekarang sudah besar, dan memiliki pemikiran sendiri yang sangat tajam. Ana tumbuh menjadi anak yang cerdas.“Nak, apa yang kamu tidak suka dari Mama Nita?” tanya Silla membuka suara, berbicara sendiri. Ia tidak tahu pasti Ana sudah tertidur atau tidak, ia berharap Ana mendengarnya.“Apa Ibu boleh meminta sesuatu? Tolong jangan membenci Mama Nita. Kalau kamu mau tahu, dia wanita yang sangat baik. Ibu percaya dia bisa menjadi Ibu yang baik juga untukmu.” Silla mengatakannya

  • Suddenly, I Miss You   Lagu Ini

    15 Oktober 2020Kebun belakang perpustakaan, tempat paling sepi dibanding perpustakaan itu sendiri. Kebun yang lengkap dengan rumput liar dan pohon buah, namun jarang sekali berbuah. Banyak nyamuk yang menghuninya, gelap, dan juga lembab. Kebun ini juga tempat yang digosipkan angker, banyak sekali cerita berantai yang tercipta hanya dari atmosfer misterius tempat itu. Namun, ini adalah tempat favorit Ana.Bermodal buku novel. Ana berbaring di kursi kayu panjang yang sudah lapuk, menutupi wajahnya menghalangi sinar matihari dari celah-celah daun di atas pepohonan. Tiba-tiba Ana menegakkan tubuhnya. Pendengarannya menajam menangkap gelombang suara yang familiar dan menarik rasa penasarannya.So beautiful beautifulgeu nugu boda areumdaul neonikkaapeuji ma ulji ma neol hyanghan noraegadeullindamyeon dasi dorawaAna mencari asal suara itu, lagu yang sudah lama tidak pernah ia dengar di tempat umum.

  • Suddenly, I Miss You   Ayah, Pergi!

    ~ 16 Juli 2019Ana bergantian menatap jam dinding dan luar jendela menunggu Ibunya yang tidak kunjung pulang. Kecemasannya meninggkat saat nomor telepon yang ia hubungi tidak aktif. Doa dan harapan terus terucap. Sampai wanita di belakangnya ikut cemas dengan keadaan Ana sendiri yang belum makan sejak pagi.“Nak, Ibumu pasti segera datang. Makan dulu ya? Mama juga sudah buatkan susu cokelat hangat untukmu.” Wanita yang menyebut dirinya Mama berusaha merangkul Ana.Dengan kasar Ana menepis tangan Ibu tirinya, Nita. Tatapan tajam Ana lemparkan. Ana sadar, sikapnya sekarang sangat tidak sopan, terlebih lagi ia ingat pesan Ibunya untuk menjaga sikap kepada Ibu tirinya, walau Ana tidak menyukainya.“Ma-maaf Ma ... Ana terkejut.”Nita tersenyum kecut. Ia mengetahui jika itu adalah pertahanan Ana yang belum bisa membuka diri padanya. “Tidak masalah,

  • Suddenly, I Miss You   Drama Remaja

    16 Oktober 2020Mencatat pelajaran yang tertinggal. Ana tidak tahu siapa yang berbaik hati meminjamkan bukunya padanya. Ia hanya diberikan Shoan untuk mencatat yang ketertinggalan, karena bolos pelajaran pertama. Mungkin salah satu fans Shoan? Entahlah. Yang pasti Ana akan mengembalikan bukunya dengan cepat dan berterima kasih pada Shoan.Brak!Ana mendongak melihat siapa yang mengganggunya. Perempuan berambut panjang dengan ombre violet sudah duduk di atas mejanya."Heh! Jalang!" ketus perempuan itu.Ana yang melihat kelauan itu menegakkan dan menyenderkan punggungnya pada kursi, melipat tangannya di depan dada, menatap malas tepat pada mata perempuan itu."Berani banget ya pake catetan si culun! Oh ... Selain jalang, kamu juga tukang bully, ya?" tuduhnya.Kali ini Ana menghelakan napasnya merasa bosan dengan ocehan perempuan itu."Samalah kayak Ibumu! Sama-sama jalang!" lanjutnya.Brak!

  • Suddenly, I Miss You   Pembicaraan Event

    16 Oktober 2020 “Kita bisa menggunakan waktu itu untuk ke rumah Om ku sebagai alibi, kamu mengertikan maksudku?” Alfin melingkari tanggal di kalender buku harian barunya. Waktu yang tidak lagi banyak dengan kesempatan yang besar, namun peluang mereka untuk mendapatkan hasil yang diinginkan sangat sedikit. “Acara puncaknya kapan?” “Tanggal 26.” Ana memikirkan apa saja yang mungkin terjadi nantinya. Dengan adanya acara ini, ia bisa bergerak bebas dan fokus untuk penyelidikan. Bahkan sampai tanggal yang harus dipersiapkan itu tiba ... setelahnya tidak akan berpengaruh besar pada dirinya, apapun yang terjadi nanti. Alfin menutup buku merasa pembicaraan sudah selesai. Di tempat yang banyak makanan dan minuman ini bisa mengotori benda pentingnya itu sewaktu-waktu. “Nanti akan ada perwakilan OSIS yang mengumumkan event tahunan SMA Horizon, jadi pastikan kamu bisa bergerak bebas selama waktu yang aku berikan,” lanjut perjelas

  • Suddenly, I Miss You   Sudah Biasa

    17 Oktober 2020Bukan Ana yang terlalu sabar, tapi ia sudah mati rasa dan terbiasa dengan omongan-omongan yang dilewatinya. Masa paling sulit sudah Ana lalui, hanya sebatas dirinya dipanggil wanita murahan dan penjilat bukan apa-apa untuknya.Kabar mengenai Ana yang akan menjadi pemeran utama dalam pertunjukan kelasnya menyebar sangat cepat. Benar saja perhitungan ketua kelas, hal itu menarik perhatian seluruh warga SMA Horizon karena mengetahui pemeran utama lainnya adalah Shoan. Sampai-sampai jendela kelas tidak sepi hanya untuk mempertontonkan Ana dan Shoan yang menjadi teman sebangku.“Kamu tidak risih?” tanya Shoan berbisik pada Ana. Ia merasa ngeri mendapat tatapan lapar dari fansnya.“Untuk apa?” Ana merespon tanpa beralih dan masih fokus dengan buku yang sedang ia baca.“Ini lebih menakutkan dari yang kubayangkan. Ada yang menatap sinis dan juga berbinar secara bersamaan, apa akan berbahaya ked

  • Suddenly, I Miss You   Tidak Berjalan

    17 Oktober 2020 “Berekspresi Ana! Berekspresi ... Ulang-ulang-ulang!” Bagian Ana terus diulang. Gadis itu sudah menghafal naskah dengan sangat baik, lebih cepat dibanding yang lain. Yang diperankannya pun tidak membutuhkan akting berlebih, karena karakter Christine Day adalah gadis polos apa adanya, penuh dengan kesederhanaan, namun menawan. Ana mengucapkan dialog dengan ekspresinya yang datar, lagu yang di-dubbling-nya sudah pas dengan gerak bibir, lagi-lagi tidak ada emosi yang terkesan. "Apa kamu robot Ana!" bentak ketua kelas tidak tahan lagi. “Ketua kelas! Sampai kapan kita seperti ini. Aku harus segera pulang karena ada urusan lain.” “Benar! Aku pun harus kerja paruh waktu.” “Kita juga sudah terlalu lama di sekolah, perjanjiannyakan tidak selama ini!” Protes dari pemeran lain yang sudah bosan menunggu giliran perannya. “Ah! Iya-iya.” Ketua kelas mengusap kepalanya sendiri dengan k

Bab terbaru

  • Suddenly, I Miss You   Pemeran Utama

    18 Oktober 2020 Menatap layar ponsel tertera nama ‘Ana’ beserta nomor teleponnya. Ada tiga pilihan fitur dari kontak tersebut, pesan, panggilan vidio, atau telepon. Pilihan terakhir yang ingin sekali jembol Shoan tekan, namun ia ragu- apa lagi Ana sudah mengatakan dirinya akan sibuk hari ini. Matanya beralih pada naskah drama yang akan mereka mainkan, membuatnya mengambil dan membaca kembali keseluruhan naskah. Sebuah kisah perjuangan cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan, kepedihan, kehampaan, dan kekejaman. Cinta dalam arti yang gelap dan berbeda dari happy ending kisah cinta yang sering didengar. The Panthom of the Opera. “Dari sudut pandang Christine Day dan Viscount Raoul, ini memang kisah cinta yang sempurna bagaikan di negeri dongeng.” Di lain sisi. “Bagaimanapun Panthom lah pemeran utama The Panthom of the Opera yang sebenarnya.” Ana menitikan air matanya,

  • Suddenly, I Miss You   Kedatangan (Tamu)

    28 Februari 2019“ALFIN DI SANA! ADEKMU NANTI NYEBUR!”Teriakan Ana sontak membuat yang dipanggil menoleh dan langsung berlari ke kolam ikan tempat adiknya berada. Bahkan Ana tidak tinggal diam dan ikut berlari.Silla yang baru keluar membawa nampan berisi minuman melihat Ana dan Alfin berlari. Saat melihat ke arah yang dituju, adik Alfin bermain air di kolam ikan yang begitu menepi. “Ana! Itu cepet nanti Rizki jatuh!”Keadaan menjadi tegang saat Ana yang ceroboh tersandung kakinya sendiri hingga tersungkur. Sedangkan Rizki yang menoleh ke belakang melihat Ana terjatuh, membuat balita itu melangkah mundur dan satu kakinya sudah menapak pada permukaan kaki yang tidak dapat menopang tubuh kecil itu.Semua mata terbelalak melihat Rizki terjatuh kalau saja Alfin tidak menukar posisinya. Alfin terjebur ke dalam kolam ikan yang hanya sedalam pergelangan kaki dengan

  • Suddenly, I Miss You   Tidak Berjalan

    17 Oktober 2020 “Berekspresi Ana! Berekspresi ... Ulang-ulang-ulang!” Bagian Ana terus diulang. Gadis itu sudah menghafal naskah dengan sangat baik, lebih cepat dibanding yang lain. Yang diperankannya pun tidak membutuhkan akting berlebih, karena karakter Christine Day adalah gadis polos apa adanya, penuh dengan kesederhanaan, namun menawan. Ana mengucapkan dialog dengan ekspresinya yang datar, lagu yang di-dubbling-nya sudah pas dengan gerak bibir, lagi-lagi tidak ada emosi yang terkesan. "Apa kamu robot Ana!" bentak ketua kelas tidak tahan lagi. “Ketua kelas! Sampai kapan kita seperti ini. Aku harus segera pulang karena ada urusan lain.” “Benar! Aku pun harus kerja paruh waktu.” “Kita juga sudah terlalu lama di sekolah, perjanjiannyakan tidak selama ini!” Protes dari pemeran lain yang sudah bosan menunggu giliran perannya. “Ah! Iya-iya.” Ketua kelas mengusap kepalanya sendiri dengan k

  • Suddenly, I Miss You   Sudah Biasa

    17 Oktober 2020Bukan Ana yang terlalu sabar, tapi ia sudah mati rasa dan terbiasa dengan omongan-omongan yang dilewatinya. Masa paling sulit sudah Ana lalui, hanya sebatas dirinya dipanggil wanita murahan dan penjilat bukan apa-apa untuknya.Kabar mengenai Ana yang akan menjadi pemeran utama dalam pertunjukan kelasnya menyebar sangat cepat. Benar saja perhitungan ketua kelas, hal itu menarik perhatian seluruh warga SMA Horizon karena mengetahui pemeran utama lainnya adalah Shoan. Sampai-sampai jendela kelas tidak sepi hanya untuk mempertontonkan Ana dan Shoan yang menjadi teman sebangku.“Kamu tidak risih?” tanya Shoan berbisik pada Ana. Ia merasa ngeri mendapat tatapan lapar dari fansnya.“Untuk apa?” Ana merespon tanpa beralih dan masih fokus dengan buku yang sedang ia baca.“Ini lebih menakutkan dari yang kubayangkan. Ada yang menatap sinis dan juga berbinar secara bersamaan, apa akan berbahaya ked

  • Suddenly, I Miss You   Pembicaraan Event

    16 Oktober 2020 “Kita bisa menggunakan waktu itu untuk ke rumah Om ku sebagai alibi, kamu mengertikan maksudku?” Alfin melingkari tanggal di kalender buku harian barunya. Waktu yang tidak lagi banyak dengan kesempatan yang besar, namun peluang mereka untuk mendapatkan hasil yang diinginkan sangat sedikit. “Acara puncaknya kapan?” “Tanggal 26.” Ana memikirkan apa saja yang mungkin terjadi nantinya. Dengan adanya acara ini, ia bisa bergerak bebas dan fokus untuk penyelidikan. Bahkan sampai tanggal yang harus dipersiapkan itu tiba ... setelahnya tidak akan berpengaruh besar pada dirinya, apapun yang terjadi nanti. Alfin menutup buku merasa pembicaraan sudah selesai. Di tempat yang banyak makanan dan minuman ini bisa mengotori benda pentingnya itu sewaktu-waktu. “Nanti akan ada perwakilan OSIS yang mengumumkan event tahunan SMA Horizon, jadi pastikan kamu bisa bergerak bebas selama waktu yang aku berikan,” lanjut perjelas

  • Suddenly, I Miss You   Drama Remaja

    16 Oktober 2020Mencatat pelajaran yang tertinggal. Ana tidak tahu siapa yang berbaik hati meminjamkan bukunya padanya. Ia hanya diberikan Shoan untuk mencatat yang ketertinggalan, karena bolos pelajaran pertama. Mungkin salah satu fans Shoan? Entahlah. Yang pasti Ana akan mengembalikan bukunya dengan cepat dan berterima kasih pada Shoan.Brak!Ana mendongak melihat siapa yang mengganggunya. Perempuan berambut panjang dengan ombre violet sudah duduk di atas mejanya."Heh! Jalang!" ketus perempuan itu.Ana yang melihat kelauan itu menegakkan dan menyenderkan punggungnya pada kursi, melipat tangannya di depan dada, menatap malas tepat pada mata perempuan itu."Berani banget ya pake catetan si culun! Oh ... Selain jalang, kamu juga tukang bully, ya?" tuduhnya.Kali ini Ana menghelakan napasnya merasa bosan dengan ocehan perempuan itu."Samalah kayak Ibumu! Sama-sama jalang!" lanjutnya.Brak!

  • Suddenly, I Miss You   Ayah, Pergi!

    ~ 16 Juli 2019Ana bergantian menatap jam dinding dan luar jendela menunggu Ibunya yang tidak kunjung pulang. Kecemasannya meninggkat saat nomor telepon yang ia hubungi tidak aktif. Doa dan harapan terus terucap. Sampai wanita di belakangnya ikut cemas dengan keadaan Ana sendiri yang belum makan sejak pagi.“Nak, Ibumu pasti segera datang. Makan dulu ya? Mama juga sudah buatkan susu cokelat hangat untukmu.” Wanita yang menyebut dirinya Mama berusaha merangkul Ana.Dengan kasar Ana menepis tangan Ibu tirinya, Nita. Tatapan tajam Ana lemparkan. Ana sadar, sikapnya sekarang sangat tidak sopan, terlebih lagi ia ingat pesan Ibunya untuk menjaga sikap kepada Ibu tirinya, walau Ana tidak menyukainya.“Ma-maaf Ma ... Ana terkejut.”Nita tersenyum kecut. Ia mengetahui jika itu adalah pertahanan Ana yang belum bisa membuka diri padanya. “Tidak masalah,

  • Suddenly, I Miss You   Lagu Ini

    15 Oktober 2020Kebun belakang perpustakaan, tempat paling sepi dibanding perpustakaan itu sendiri. Kebun yang lengkap dengan rumput liar dan pohon buah, namun jarang sekali berbuah. Banyak nyamuk yang menghuninya, gelap, dan juga lembab. Kebun ini juga tempat yang digosipkan angker, banyak sekali cerita berantai yang tercipta hanya dari atmosfer misterius tempat itu. Namun, ini adalah tempat favorit Ana.Bermodal buku novel. Ana berbaring di kursi kayu panjang yang sudah lapuk, menutupi wajahnya menghalangi sinar matihari dari celah-celah daun di atas pepohonan. Tiba-tiba Ana menegakkan tubuhnya. Pendengarannya menajam menangkap gelombang suara yang familiar dan menarik rasa penasarannya.So beautiful beautifulgeu nugu boda areumdaul neonikkaapeuji ma ulji ma neol hyanghan noraegadeullindamyeon dasi dorawaAna mencari asal suara itu, lagu yang sudah lama tidak pernah ia dengar di tempat umum.

  • Suddenly, I Miss You   Aku Cinta Ibu

    ~ 9 Juli 2019“Belum tidur, Nak?”Silla mengintip kamar Ana yang tampak gelap dengan suhu AC yang cukup rendah ia rasakan. Ana tidur dengan membelakangi pintu masuk kamar. Silla menaiki kasur, duduk di sebelah Ana yang tampak tertidur itu tangannya memebelai kepala Putri tercintanya. Gumaman yang membentuk alunan lagu Silla suarakan sambil bernostalgia Ana-nya yang dirasa baru kemarin ia timang, sekarang sudah besar, dan memiliki pemikiran sendiri yang sangat tajam. Ana tumbuh menjadi anak yang cerdas.“Nak, apa yang kamu tidak suka dari Mama Nita?” tanya Silla membuka suara, berbicara sendiri. Ia tidak tahu pasti Ana sudah tertidur atau tidak, ia berharap Ana mendengarnya.“Apa Ibu boleh meminta sesuatu? Tolong jangan membenci Mama Nita. Kalau kamu mau tahu, dia wanita yang sangat baik. Ibu percaya dia bisa menjadi Ibu yang baik juga untukmu.” Silla mengatakannya

DMCA.com Protection Status