Home / Rumah Tangga / Suara Suamiku di Kamar Pembantu / Bab 20. Mengambil Perhiasan Mona

Share

Bab 20. Mengambil Perhiasan Mona

last update Last Updated: 2023-02-11 09:38:37

SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU

PART 20

Dret

Dret

Ponsel yang ada di samping Mika bergetar, ada panggilan masuk. Gegas wanita itu meraih benda pipihnya. Bergegas Mika mengusap layar datar itu ke atas, hingga membuat panggilan dari pemilik toko emas imitasi terhubung setelah dering ketiga.

"Halo, selamat siang," sapa Mika begitu ia dekatkan ponsel ke daun telinga.

"Halo, Bu Mika. Maaf sudah mengganggu. Hanya ingin mengabarkan jika pesanan ibu sudah jadi." Tanpa sadar kedua sudut bibir Mika tertarik ke atas.

"Baiklah, Mbak. Terima kasih infonya ya. Nanti akan ada orang suruhan saya yang mengambil pesanan saya ya, Mbak."

"Baik, Bu Mika. Kalau begitu saya tutup teleponnya."

Panggilan terputus. Bergegas Mika memesan ojek online yang ditujukan ke alamat rumahnya. Wanita itu berniat untuk meminta sang tukang ojek online untuk mengambil pesanannya.

Bukan tanpa sebab, untuk keluar bersama sang anak rasa-rasanya begitu tak memungkinkan. Jadi ia pun memilih untuk menggunakan tukang ojek onl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 21. Mata-mata untuk Pengkhianat

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 21[Mbak Mika, perkenalkan saya Sisil. Apa kita bisa bertemu?]Sebuah pesan yang baru saja dibaca oleh Mika. Pesan yang masuk sejak 15 menit yang lalu. Sejenak Mika terdiam, berusaha mengingat-ingat siapakah pemilik nama itu. Beberapa menit bergelut dengan pemikiran, Mika tak kunjung menemukan nama itu di ingatannya. Dan Mika memilih mengabaikan pesan yang baru saja ia baca dari nomor yang tak bernama di ponselnya. Dret DretPonsel yang akan diletakkan oleh Mika di atas nakas bergetar, ada panggilan masuk dan nama sang suami terpampang sebagai pemanggilnya. Sejenak Mika terdiam, namun ia pun akhirnya mengangkat panggilan tersebut. "Halo, Mas, ada apa?" "Hai, Sayang. Mas hanya mau kasih tau, nanti setelah pulang kerja mau mampir dulu ke rumah sakit, mau cek-up." Mendengar ucapan sang suami membuat kening Mika berkerut, setelahnya ia pun menjawab,"mau cek up? Siapa? Kamu?""Iya. Aku, Sayang. Entah kenapa perut yang terkena tonjokan kamu kemar

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 22. Sandiwara Mika

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 20"Sayang, enakan gini ajalah. Aku nggak usah balik ya. Aku tinggal di sini saja. Kalau pun kemahalan, ya cari perumahan yang minimalis. Gimana?" tanya Mona yang berbaring di atas ranjang dengan lengan Johan sebagai bantalnya. Jemari lentiknya menari-nari di atas dada sabg kekasih. Mona mendongak, menatap penuh permohonan pada Johan. Mona berharap, jika Johan menyanggupi permintaannya. "Kalau cari perumahan, setidaknya harus ada uang mukanya. 50 juta loh. Sabar ya, ini Mas lagi usaha agar proyek bersama tim berhasil." Mona mendengkus kesal. "Kalau kamu ngontrak, kita nggak bisa ketemu setiap waktu. Bukankah kamu menginginkan setiap hari berjumpa walau hanya sekedar menatap saja?" Mona bangkit dari baringnya. Lantas ia pun mendudukkan tubuhnya dengan tubuh yang masih polos. Sehelai benang pun tak menutupi tubuh polos wanita itu. "Panas tau nggak setiap hari lihat kalian bermesraan, makan bareng, nonton tv bareng," sungut Mona. Pandangannya lu

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 23. Hiburan Untuk Mika

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 23Johan mengehentikan kendaraannya dengan asal. Ia tak memasukkan ke dalam garasi, namun ia berhenti di teras tepat di depan pintu rumah. Ia bergerak keluar dari mobil lalu tergesa-gesa lelaki itu melangkah. Tok!Tok!Johan mengetuk pintu beberapa kali dengan kepala yang celingukan–menatap ke segala penjuru untuk mencari seseorang yang sedari tadi mengganggu sang istri. Namun, pandangan Johan berhenti pada sebuah amplop coklat yang ada di bawah jendela. Seketika saja perasaan lelaki itu menjadi tak enak. Bergegas Johan mengambilnya dan membuka perekat benda tipis itu. "Apa-apaan ini?!" pekik Johan dengan kedua bola mata yang membelalak saat melihat lembaran foto dirinya dengan Mona tercetak pada kertas yang saat ini ada di tangannya. Johan meremasnya, lalu pikirannya bekerja–mengira-ngira siapakah dalang yang akhir-akhir ini telah mengganggu ketenangannya. Lelaki itu terlalu menyelami pemikirannya, hingga tanpa sadar sang istri telah berdir

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 24. Lelaki di Masa Lalu

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 24DretDretJohan terkejut saat ponsel yang ia letakkan di bawah bantal bergetar. Mata yang baru saja terpejam, kini terbuka seketika. Johan mendengkus, lalu lelaki itu pun merogoh benda pipih. Hingga nama Mona tertangkap di kedua iris hitam Johan sebagai pemanggilnya. Sejenak ia menatap ke arah sang istri, begitu memastikan Mika tertidur, perlahan lelaki itu beringsut dari ranjang lalu melangkah dengan mengendap-endap keluar dari kamar. Sebelum Johan menutup kembali pintu kamar, ia menyempatkan diri untuk menoleh. Memastikan jika sang istri masih di tempatnya semula. "Halo, ada apa malam-malam telepon?" tanya Johan begitu ia rasa jaraknya jauh dari kamar. "Mas, ini gimana sih kok istrimu minta aku segera balik." Johan mendengkus. "Mika takut di rumah sendirian, soalnya semalam ada yang gedor-gedor pintu." "Halah! Itu sih alasan dia saja. Bilang aja nggak becus urus rumah. Memang dasar istrimu itu pemalas!" Johan melangkah semakin menjauh

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 25. Detik Penggerebekan!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 25Tok!Tok!Tok!"Bu Mika, saya mau mengantarkan minumannya." Suara Mona terdengar di depan pintu. Mika yang tengah duduk di tepi ranjang bergegas berdiri lalu melangkah menuju ke arah pintu kamar. Begitu sampai, Mika membuka pintu lalu menerima dua minuman milik sang suami dan juga dirinya. Sebenarnya, Mika berniat untuk memberikan obat perangsang ke minuman Mona dan Johan. Namun Mika mengurungkan niatnya, sebab tanpa diberikan obat tersebut mereka pun malam ini telah merencanakan pergulatan di atas ranjang. "Terima kasih, Mon." "Sama-sama, Bu." Seulas senyum terbit di bibir Mona, setelahnya Mona berlalu pergi seiring pintu yang mulai tertutup. "Minum, Mas." Mika meletakkan secangkir kopi di nakas yang ada di samping suami. "Makasih, Sayang." Mika mengangguk. Johan pun bergegas meraih secangkir kopi lalu menyesapnya secara perlahan. "Kok nggak lang–"DretDretUcapan Johan terhenti saat tiba-tiba ponsel bergetar, dan nama sang ibu terpa

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 26. Penggerebekan!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 26"Dobrak saja, Pak.""Baik, Bu." Salah seorang satpam komplek mulai mengambil ancang-ancang. Hingga ...."Tunggu, Pak!"Tendangan yang hampir melayang menjadi tertunda. Lelaki berpakaian khas seorang security menoleh lalu berkata,"ada apa lagi, Bu?" "Bentar, saya rekam dulu. Biar nanti viral!""Bagus, Bu! Aku sampai nggak kepikiran." "Udah, Bu Mika tenang saja. Pelakor dan pecundang itu nggak cukup digerebek saja, tapi harus ada sangsi sosial, biar jera!" Mika mengangguk, sedangkan seorang wanita bergamis coklat itu pun mengutak-atik layar ponsel. "Siap, Pak. Ayo tendang!" seru seseibu setengah berbisik dengan kamera ponsel yang mengarah ke depan. "Buruan, Pak. Keburu selesai itu main kuda-kudaannya.""Bismillah." Lelaki itu kembali mengambil ancang-ancang, hingga akhirnya ....Brak!Hanya satu kali tendangan, pintu seketika terbuka. Suara rintihan kenikmatan itu kini tak terdengar lagi. Mereka serempak menoleh ke arah sumber suara. Gegas

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 27. Hamil?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 27"Dasar wanita bodoh!" "–kau!" Emosi Mona meluap, bahkan gigi wanita itu bergemelatuk. "Apa? Kau tak terima kusebut bodoh? Ha?!" teriak Mika."Kalau kau wanita pintar, setidaknya kau menjadi wanita simpanan lelaki yang kaya raya. Bisa memberikan apa yang kamu minta! Setidaknya, bisa memberikanmu rumah berlantai dua atau bahkan berlantai tiga! Bukan malah dijadikan pembantu macam ini!" "Aku mencintai Mas Johan apa adanya, bukan karena harta!" "Ha ha, oh ya? Sekali pun dia membuatmu menderita?! Gila!" Lagi, Mika kembali meledakkan tawanya. "Kau mencintai lelaki pecundang sepertinya? Iya?!" teriak Mika dengan telunjuk mengarah ke wajah sang suami. "Apa dia juga mencintaimu seperti kamu mencintai dia?""Tentu!""Lalu apa melemparkan semua kesalahan padamu, itu sebagai bentuk cintanya padamu, iya?" Ucapan Mika berhasil membungkam mulut Mona."Kalian ....!" Mika menatap sang suami dan Mona secara bergantian dengan sorot mata yang begitu tajam. I

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 28. Mengarak Dua Pezina!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 28"Bawa mereka," titah Mika dengan nada datar. Lalu, para warga mulai menggelandang keduanya menuju ke tempat yang disebut oleh Mika. Di sepanjang jalan, teriakan demi teriakan yang para warga lakukan berhasil mengundang orang-orang yang belum mengetahui kejadian. Hingga membuat mereka keluar dari rumah. Sebagian orang ikut menggelandang sepasang pengecut sembari berorasi, dan yang sebagian lainnya hanya menyaksikan saja. Tak jarang, ada yang mengabadikan momen tersebut, bahkan ada yang langsung menjadikan live di salah satu sosial media berwarna biru. Teriakan dan cemoohan warga terus berdatangan, membuat Johan dan Mona tertunduk malu. Dan di sinilah mereka sekarang, berada di tengah-tengah lahan kosong yang dikerubungi oleh banyak orang. Sedari tadi, Johan dan Mona hanya menunduk, tak kuat walau hanya sekedar mengangkat kepala untuk melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya. Bahkan, dua manusia itu hanya berdiam pasrah saat beberapa or

    Last Updated : 2023-02-11

Latest chapter

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 66. Sidang Putusan!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 65Tegukan demi tegukan minuman memabukkan itu terus masuk ke dalam perut Johan. Hingga akhirnya lelaki itu merasa benar-benar pusing. Dan di saat jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, pemilik warung meminta mereka untuk segera membubarkan diri. Dengan dibonceng oleh rekannya yang menjemputnya tadi, Johan kembali pulang. Brak!Brak!Johan menggebrak pintu beberapa kali, namun pintu tak kunjung terbuka. "Brak!"Satu gebrakan yang begitu keras membuat Mona yang tengah tertidur tersentak kaget. Bahkan membuat dada wanita yang kini tengah mengandung terasa berdebar-debar. Pandangan Mona beralih ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Dimana tengah menunjukkan pukul dua dini hari. Mona mendengkus kesal. Kemudian, ia bergegas beringsut dari ranjang lalu melangkah ke arah depan. Di sepanjang perjalanan, Mona terus menggerutu. Hingga akhirnya langkah wanita itu terhenti tepat di depan pintu. Segera ia mengambil kunci yang sebenernya sudah ia

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 65. Lingkungan yang Salah

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 65Tak bisa dipungkiri, ada yang terasa berdenyut di dalam batin Mika saat Johan tak hanya mengabaikan dirinya, melainkan juga tak menganggap lagi keberadaan Nando. "Bisa-bisanya Mas Johan melupakan Nando begitu saja. Padahal Nando adalah darah dagingnya," batin Mika. Pandangan wanita itu terus lurus ke arah depan. Sesekali ia melirik ke arah Nando yang tengah tertidur di pangkuan Bude Sumi. Hingga puluhan menit kemudian, mobil yang dilajukan oleh Mika memasuki halaman rumahnya. DretDretTiba-tiba ponsel Mika yang tersimpan di dashboard mobil bergetar bersamaan dengan kendaraan yang telah berhenti. "Bude turun dulu ya, Mbak." "Iya, Bude." Setelah menjawab ucapan Bude Sumi, Mika segera mengambil ponsel. Dan terlihat sebuah nomor asing terpampang sebagai pemanggilnya. Tak berpikir lama, Mika segera mengangkat panggilan itu. "Halo, selamat sore," sapa Mika begitu panggilan diangkat olehnya. "Selamat sore juga, benar dengan nomor Mbak Mika?"

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 64. Hinaan Dari Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 52"Aduhduh aduduh, yang dulunya kerjaan cuma ongkang-ongkang kaki, wajah glowing, terawat, sekarang jadi kucel, dekil dan penuh minyak!" "Kamu–" desis Mika begitu melihat Mona dan Johan melangkah mendekat ke arahnya. "Kenapa? Kaget ya?" Mona menampilkan senyum sinisnya. Dengan melipat kedua tangannya di depan dada, Mona mendekat ke arah Mika yang berdiri di depan pintu. "Lihatlah lah, Mas, istrimu yang dulu kamu puja-puja. Lihatlah sekarang, tubuhnya yang kurus kering, wajahnya kusam, jerawat dimana-mana, ditambah dengan mata panda pula. Ck! Menjijikkan," ucap Mona dengan begitu lancarnya. Senyum sinis tak hilang dari bibir berlipstik itu. "Dari sini kan kita bisa lihat siapa yang menderita, siapa yang bahagia setelah perpisahan. Makanya, jangan sombong sekali jadi perempuan. Sok-sokan pengen cere, tapi kehidupannya jadi blangsak!" Ucapan Johan menambah luka di hati Mika. Wanita itu tak kunjung merespon, ia hanya berdiri terpaku menatap waja

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 63. Siapa dia?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 50Hari terus berganti dengan hari, tanpa terasa Mika telah melewati sidang pertama. Yaitu mediasi. Dengan ditemani oleh sang sahabat, Mika mendatangi kantor pengadilan agama. Tak bisa dipungkiri, dadanya terus terasa berdebar-debar saat ia ia menginjakkan kaki di tempat ini. Hanya hitungan menit Mika berada di dalam ruangan persidangan, hingga sepasang sahabat itu pun keluar dari ruangan persidangan. "Semoga saja sidang berikutnya Johan nggak datang," ucap Elisa saat keduanya melangkah menyusuri koridor dan menuju ke arah dimana mobil terparkir. "Semoga saja, Sa. Aku pun berharap demikian. Biar cepat selesai dan tidak berlarut-larut." "Tapi aku penasaran deh sama nasib mereka. Kira-kira mereka bahagia apa malah sebaliknya ya, Mik?" tanya Elisa. "Ya kita doakan saja yang terbaik untuk mereka." Mika berucap dengan nada tulus. Meski ia disakiti, dikhianati dan dikecewakan sedemikian rupa, tak membuat hati wanita itu merasa dendam. Ia menganggap

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 62. Kerja Keras Mika!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 62DretDretPonsel yang sejak pagi Johan pegang, bergetar. Ada panggilan masuk, dan nama sang adik terpampang sebagai pemanggilnya. "Siapa, Mas?" "Putri," ucap Johan yang sepertinya masih bimbang untuk mengangkat panggilan tersebut ataukah tidak. "Oh, yaudah angkat saja." "Kalau bahas soal perhiasan ibu gimana?" tanya Johan sembari menoleh ke arah sang istri. "Tinggal bilang aja nggak tau, Mas. Beres."Sejenak Johan terdiam, namun pada akhirnya ia mengangkat panggilan itu juga. Dan setelah panggilan terhubung, Bagas menempelkan benda pipih ke telinga kanannya. "Halo, Put, ada apa?" "Mas, ada surat panggilan sidang perceraian, 1 Minggu lagi," ucap Putri dari seberang sana, dengan sebuah amplop coklat yang baru saja ia terima. "Yaudah, biar di situ saja. Nggak penting juga." "Siapa, Put?" Sayup-sayup suara Bu Susan terdengar di telinga Johan. "Mas Johan, Bu.""Mana, biar ibu bicara sama dia." Nada suara Bu Susan begitu ketus. "Hal–"Cepat

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 61. Tetangga Kolot!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 61"Saya ikut investasi, Mbak. Modal setidaknya harus 50 juta biar dapat hasilnya kerasa. Kalau di bawah itu, dapatnya kecil. Nggak perlu kerja keras, duit dah datang sendiri. Kebetulan saya ikut investasi teman saya, Mbak. Kalau Mbak Marni sekiranya ada uang 50 juta, ayolah gabung gapapa." Mendengar ucapan itu, sontak saja membuat Marni bergidik. Dan kini giliran kedua alis Johan yang saling bertaut begitu melihat respon tetangga samping rumahnya. "Aduh, Mas, zaman sekarang hati-hati deh kalau ikut investasi investasi macam gitu. Bukan gimana-gimana, zaman sekarang banyak sekali penipuan. Apalagi itu duit gede loh. Sayang banget kan kalau digondol orang." Marni mencoba menasihati. Namun, membuat Johan merasa jengah. "Itu kalau investasi bodong, Mbak. Kalau yang saya ikuti ini lain lagi. Sudah terpercaya. Dia temen baik saya, mana mungkin mau nipu. Ha ha ha, Mbak Marni ini ada-ada saja." Johan terkekeh, seolah-olah apa yang dia dengar dari mulut

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 60. Kepolosan Johan

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 60Jarum jam di dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Hangatnya sinar matahari menyentuh kulit wajah Mona yang tubuhnya masih berbaring di atas ranjang dan di bawah selimut. Wanita itu menggeliat pelan, lalu kedua netranya mengerjap beberapa kali. Mona pun bergerak pelan. Mengubah posisinya dari semula tertidur miring, lalu menjadi berbaring setelah memindahkan tangan sang suami yang melingkar di pinggangnya. "Mas, bangun. Sudah jam 8," ucap Mona pelan saat ia melihat ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Mona pun segera menyibak selimut, lalu mendudukkan tubuhnya. Ditepuk pelanlah pipi kanan Johan beberapa kali hingga akhirnya lelaki itu mulai membuka matanya. "Ada apa, Sayang?" tanya Johan dengan suara serak khas seorang yang baru saja bangun tidur. "Sudah jam 8 itu. Kita mau makan apa? Laper," ucap Mona sembari mengusap perutnya yang mulai terlihat membuncit. "Beli saja lah di luar." "Nggak ada motor, Mas. Mau jalan kaki?" uca

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 59. Investasi Mona dan panggilan sidang

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 47"Jadi usaha yang lu lakuin bukan yang mengharuskan langsung ikut terjun, begitu?" tanya Johan setelah Bagas menceritakan perihal usaha yang selama ini geluti untuk mencapai kesuksesannya. "Enggak, Bro. Ibaratnya kita tinggal Investasi saja. Misal nih, lu investasi 50 juta, setiap bulan lu bisa dapat 10% dari modal yang lu kasih."Johan terdiam, menghitung dalam angannya berapa nominal yang akan ia terima jika ia menginvestasikan 50 juta uangnya pada Bagas. "5 juta per bulan?" "Iya. Lumayan kan. Tinggal duduk ngopi di rumah. Biarkan uang yang bekerja untuk kita, bukan malah kita yang bekerja untuk uang." Lagi, Johan kembali terdiam. Mencerna kalimat yang diucapkan oleh Bagas padanya."Lu kerja pagi sampai sore, gaji 10 juta. Dikibulin sama perusahaan itu!" Bagas tertawa mencemooh. "Gini saja deh, Bro. Coba saja Investakan 50 juta dulu, kalau lu merasa cocok, nanti tambah lagi nilainya. Katakanlah investasi 100 juta, bayangkan saja setiap bul

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 58. Harapan Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 46Satu minggu berlalu, dan satu minggu sudah Mona dan Johan menempati tempat tinggal barunya. Dan kini, sepasang suami istri itu tengah bersiap-siap untuk datang ke tempat Johan bekerja dulu, untuk mengambil uang gaji terakhir dan pesangon berikut juga dengan bonusnya. "Ayo berangkat, Mas." "Iya, Sayang."Sepasang suami istri itu pun melangkah menuju ke arah depan. Dimana sebuah taksi online telah menunggu keduanya. "Sesuai aplikasi, Pak?" tanya Sang sopir begitu dua penumpangnya telah duduk di bagian belakang. "Iya," jawab Johan dengan singkat. Kemudian, mobil pun mulai bergerak lalu melesat membelah jalan raya."Nanti aku mau beli satu set perhiasan ya, Mas." Dengan wajah berbinar, Mona menoleh ke arah sang suami. "Iya, beli saja apa yang kamu mau." Semakin nampaklah kebahagiaan yang terpancar pada wajah Mona. Hingga puluhan menit kemudian, kendaraan roda empat itu mulai memelan lalu berhenti tepat di depan gerbang dimana dulu Johan beker

DMCA.com Protection Status