Share

48 Membuntuti Rani

Aku masih mematung tak tahu harus menjawab apa.

"Baik, Mba Mia. Kabarin saya kalau sudah siap ya." Bu Anjani tampak menyodorkan kertas tebal berukuran kecil. Itu adalah kartu nama.

"Itu kartu nama saya. Nanti Mba Mia hubungi saya ya," lanjutnya.

"Iya, Bu," balasku singkat.

"Saya permisi dulu karena harus pulang. Saya tunggu kabar baiknya ya, Mba Mia," pamit Bu Anjani yang segera dibalas anggukan kepala dan senyuman ramah olehku.

Bu Anjani tampak beranjak dari tempat duduk kemudian pergi. Sementara aku dan Siska langsung saling melempar tatapan membingungkan.

"Ini kesempatan emas, Mia," celetuk Siska tampak menyemangati.

"Entahlah, aku bingung. Ini semua rasanya aneh. Lagi pula aku juga sedang menulis di salah satu platform," balasku yang belum bisa memutuskan.

"Kalau menurut aku sih lebih menjanjikan tawaran dari Bu Anjani lah," saran Siska.

Tak lama pramusaji terlihat menyajikan pesanan kami di atas meja. Aku tak lagi membahas masalah itu dengan Siska. Isi perut yang terasa keroncon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Novi
Miaaaaaaaa mbok ya tegas iyuh
goodnovel comment avatar
Lennie Tobing
semakin banyak pemainnya
goodnovel comment avatar
Lennie Tobing
semakin riwehhhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status