Share

296 Dibuat Penasaran

Yusuf segera menutup kembali pintu kamar Jenifer. Dia menarik tangan Ijah. Membawa pembantu yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun di rumahnya itu ke lantai dua, agar Jenifer tak menemukan mereka.

"Pak, maafkan saya. Saya tidak bermaksud lancang," lirih Ijah memohon maaf sesampainya mereka di lantai dua kediaman Yusuf.

"Lalu, apa yang kamu lakukan di depan pintu tadi hah? Kamu menguping perbincangan saya dengan Jenifer?" Yusuf kembali dibuat emosi. Belum redam emosi akibat Jenifer, kini ditambah lagi emosinya oleh ulah Ijah.

"Ti-tidak, Pak. Saya cuma ingin membawa obat sakit kepala untuk, Bu Jenifer. Tapi setibanya di depan pintu, Pak Yusuf keluar," elak Ijah walau tampak gugup.

"Jangan bohong kamu, Ijah!" Yusuf tak yakin dengan jawaban Ijah.

"Tidak bohong, Pak." Ijah segera menunduk. Kedua tangannya dialihkan kebelakang guna menyembunyikan ponsel.

"Apa yang kamu sembunyikan di belakang?" Yusuf nampaknya curiga.

"Tidak ada apa-apa, Pak." Ijah menggelengkan kepala tanpa memperlihatk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status