แชร์

Bab 43

"Aku harus ke rumah Weni," lirih Arita setelah sedikit berhasil menenangkan gejolak batinnya.

Bergegas Arita pun membawa tas miliknya yang berisi sisa uang pembayaran uang muka sewa pengacara, senilai dua juta dan ditambah uang pemberian dari Nania dua juta.

Arita menghentikan laju taksi, bergegas ia masuk ke dalam mobil taksi setelah taksi itu berhenti.

Arita pun menyebutkan salah satu alamat yang ditinggali oleh rekannya yang mengenalkan dirinya pada sang pengacara.

Ya, Weni namanya. Perempuan yang masih terbilang muda, yang merupakan ketua arisan para ibu-ibu yang mengaku sosialita.

Tak bisa dipungkiri, di sepanjang perjalanan, pikiran Arita terus merasa tak tenang. Sebab, di sepanjang perjalanan itu Arita terus berusaha menghubungi nomor sang pengacara. Akan tetapi, jangankan panggilan itu diangkat. Tersambung saja, tidak.

Arita mencoba mengirimkan pesan untuk sang pengacara.

[Selamat siang, Pak Hans. Apa kita bisa bertemu sekarang?]

Begitulah bunyi pesan yang dikirimkan o
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Itta Irawan
selamat menuai hasil keserakahanmu, apa yg didapat dg cara tak baik hasilnya juga gak baik pula
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด

DMCA.com Protection Status