Share

Bab 156

Author: Fahira Khanza
last update Last Updated: 2022-07-31 09:55:54

SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKU

BAB 156

"Gimana? Cocok kan? Dan gue yakin gue bakal dapet duit banyak secara lo gak liat apa barang bagus begitu yah meskipun bukan perawan juga sih," ucap Erik sembari menaik turunkan alisnya dan menaikkan kedua sudut bibir sehingga membentuk seringaian licik yang membuat siapa pun agak bergidik melihatnya.

"Gila lo, Bro, bener-bener gila. Sialan, temen gue ternyata bajingan hahahaha." Gelak tawa Adi membahana seisi ruang tamu kontrakan Erik.

"Hidup itu harus realistis, Bro, perempuan model kayak Nora itu banyak tapi hanya beberapa saja yang bodoh termasuk Nora. Yah bukan salah gue kan kalau gue manfaatin kebodohannya itu secara gue juga udah kasih segala sesuatunya ke dia. Lo pikir semua yang gue kasih ke dia itu gratis? Ya enggaklah, semua harus dia bayar sama dirinya terutama …." Erik sengaja menggantung ucapannya dan dijawab langsung oleh Adi.

"Tubuhnya?" tebak Adi.

"Yups tepat sekali. Hahaha, gimana? Pinter kan gue? Bos Brian pasti senang. Secar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 157

    SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 157"Hahahaha, ya kali kalau beneran juga gue amit-amit. Kue apem masih enak kok gue milih sosis benyek kayak lo.""Sialan bener lo, ngatain sosis gue benyek. Lo aja kali," sungut Adi yang membuat Erik terkekeh pelan. "Udah ah dari tadi bercanda melulu. Lo udah makan belum?""Ya belum lah si geblek. Lo gak liat dari pagi gue ngejedog di sini?""Hahaha oke-oke gue pesen makanan dulu.""Yang enak ya. Awas kalau enggak.""Oke-oke santuy. Kayak gak tau aja siapa gue, Erik si banyak duit hahaha." memutar bola mata malas tapi setelahnya dia tertawa. "Seterah lo aja deh." Ini pertemanan mereka, tidak ada sakit hati dan iri dengki. Meski Adi dan Erik adalah dua pria yang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Namun, Adi tidak terlalu memperhatikan prinsip-prinsipnya, Adi tidak terlalu memikirkannya. Selama berteman dengan Erik, dia selalu baik pada pria yang mengaku masih perjaka tong-tong itu. ***"Aha! Aku terlihat sangat sempurna malam ini. Karen

    Last Updated : 2022-07-31
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 158

    Pagi ini, Kevin dan juga Arita beserta David melakukan penerbangan menuju ke pulau seberang, yaitu ke Kalimantan. Niat awal Kevin pulang sebenarnya hanyalah ingin memberikan restu. Tapi siapa sangka, respon Arita begitu hangat. Tak ada Arita yang jahat, kejam dan juga menghinanya lagi sebagai anak seorang pelakor. Mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari sang ibu angkat, tentu hal itu bagaikan sebuah mimpi indah. Mimpi yang hanya sekedar mimpi dan Kevin yakini tak akan menjadi nyata. Kevin bahagia dengan kepulangannya kali ini, meskipun David masih juga bersikap ketus padanya. Kini, Kevin memboyong mereka semua ke kalimantan dalam waktu sementara saja.Setelah sampai di bandara, bergegas Kevin bersama keluarganya melangkah menuju ke arah taksi yang berhenti dan berjejer. Kevin menyebutkan alamat rumahnya begitu dirinya beserta keluarganya masuk ke dalam. Mobil melesat membelah jalan raya, hingga puluhan menit kemudian mobil taksi yang ditumpangi oleh Kevin berhenti tepat di d

    Last Updated : 2022-08-02
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 159

    "Maaf, Bu. Bukan bermaksud Kevin menyindir Ibu." Kevin merasa bersalah, sebab seolah-olah dia sedang berusaha mengingatkan sikap ibu angkatnya itu di masa lalu."Nggak apa-apa, Kevin, karena memang kenyataannya Ibu jahat denganmu. Ibu bukanlah ibu angkat yang baik buat kamu ...." Suara Arita terdengar bergetar."Maaf, Bu. Maaf ...."Setelah beberapa saat, Arita dan Kevin keluar dan melangkah mendekat ke arah rumah.Pertemuan malam ini terasa begitu hangat. Keluarga Sintya menyambut kehadiran Arita dengan begitu baik, hingga membuat Arita tak merasa canggung di tengah-tengah mereka.Dari hasil pertemuan, sudah disepakati jika acara pertunangan akan diadakan satu minggu lagi dan berada di halaman rumah Sintia. "Besok kita berangkat ke acara pertunangan Pak Kevin bareng-bareng, ya."Amanda yang saat itu melintas di belakang beberapa perempuan yang sedang membicarakan perihal pertunangan atasannya itu pun langsung berhenti melangkah."Ok, nanti aku ke rumah kamu, ya. Naik mobilku sekali

    Last Updated : 2022-08-02
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 160

    SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 160Hm ... kalau memang yang saya katakan tadi benar, bisakah kita bekerja sama untuk mendapatkan apa yang kita inginkan?" David terdiam seketika berusaha mencerna apa yang Amanda katakan dan tawarkan padanya. "Apa kamu bilang? Kamu mencintai Kevin? Maksudnya kamu pacarnya Kevin?" tanya David yang tidak percaya dengan apa yang Amanda katakan. "Yah bisa dibilang seperti itu, awalnya aku dan Kevin sepasang kekasih dan dia sempat mengatakan ingin melamarku. Yah, meskipun sebenarnya aku belum menjawab pertanyaannya waktu itu. Tapi bukan berarti aku tidak ingin menerima lamarannya hanya saja meminta waktu sedikit lebih lama untuk menjawabnya. Eh pas aku mau jawab malah ternyata aku udah keduluan sama perempuan sundal itu," ucap Amanda yang membuat David mengangguk-anggukkan kepalanya. Apakah Amanda benar? Tentu saja dia berdusta. Yah, berdusta atas apa yang tidak pernah dilakukan Kevin terhadapnya. Jangankan menjadi sepasang kekasih dan melamar Amanda,

    Last Updated : 2022-08-03
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 161

    SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 161Setelah melakukan negosiasi kini Erik berpamitan mengundurkan dirinya. Erik tersenyum senang karena kini di otaknya sudah berkelebatan rencana-rencana liciknya untuk Nora. ***TokTokTokTerdengar suara pintu diketuk membuat Nora yang sedang asyik berselancar di akun sosmednya menghentikan aktivitasnya itu dan ia bergegas menuju pintu utama dan membukanya. Matanya tampak berbinar saat melihat sosok yang ada di depannya. "Mas Erik? Kok tumben kesini enggak kasih kabar dulu?" tanya Nora sembari bergelayut manja di lengan Erik. Erik tampak tersenyum sumringah sembari tangannya membelai lembut surai panjang Nora. Erii terasa senang bukan karena dia bertemu kangen dengan Nora. Toh baru saja kemarin dia bertemu dengan wanita yang baru dikenalnya itu. Akan tetqpi, Erik lebih ke sumringah lantaran usahanya tidwk sia-sia. Bahkan, bos Brian memberikannya banyak uang untuk panjar uang membeli Nora. Yah, Erik telah menjual Nora pada Brian. Meski Erik ya

    Last Updated : 2022-08-03
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 162

    "Baju ini bagus nggak, Sayang?" tanya Nora sembari menempelkan gaun dengan lengan sebatas siku dengan panjang yang masih mampu menutupi kedua dengkulnya dengan sempurna. Erik yang saat itu sedang berbaring di ranjang menatap, mengamati, sesekali memicingkan kedua netranya sembari membayangkan gaun itu menutupi tubuh Nora. "Ada yang lain?" Erik merasa kurang cocok, sebab malam ini Erik akan membawa Nora pada Brian. Erik ingin Nora berpenampilan sesempurna mungkin. Erik merasa jika gaun yang ditunjukkan oleh Nora tadi kurang cocok. "Jelek, ya?" "Siapa bilang? Bagus kok. Aku maunya kamu berpenampilan sesempurna mungkin. Kan kita mau dinner di luar terus ketemu rekan bisnisku. Kamu nggak seneng kalau lelaki yang katanya kesayanganmu ini bikin orang lain merasa iri karena memiliki perempuan sesempurna dirimu, Sayang?"Nora merasa melambung tinggi. Entah sudah berapa puluh kali Erik selalu memujinya, akan tetapi ia sama sekali tak merasa bosan. Justru pujian yang Erik lontarkan menjadi

    Last Updated : 2022-08-04
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 163

    "Bagaimana, Bos? Cakep kan Nora? Aku yakin, Bos. Usahamu akan semakin maju kalau ada primadona secantik Nora di bisnismu itu."Brian menganggukkan kepalanya, pertanda setuju dengan apa yang dikatakan oleh Erik. "Mau harga berapa?" tanya Brian pada Erik. "Kasihlah dua ratus juta saja, Bos.""Dua ratus juta? Gila kamu? Ya kali kalau dia masih perawan, orang udah janda juga," celetuk Brian keberatan dengan harga yang dibuka oleh Erik. "Meskipun janda, tapi wajahnya dan tubuhnya sangat yahud, Bos. Cantik, kebule-bulean, seksi pula. Ditambah dia jago di atas ranjang. Percayalah, Bos, pelanggannya nanti pasti akan ketagihan dan datang lagi. Karena memang pelayanan Nora siip sekali ...." Erik mengacungkan kedua jempolnya. Brian terlihat memikirkan ucapan Erik. "Udahlah, Bos. Jangan banyak mikir. Yakin deh, Bosa nggak akan rugi kalau bayar Nora 200 juta. Nanti juga bakalan kembali berkali-kali lipat." Erik semakin antusias

    Last Updated : 2022-08-04
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 164

    SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 164Sentuhan demi sentuhan diberikan oleh Erik, hingga saat Nora sedang terbuai dengan sentuhan itu, tanpa ia ketahui sosok Brian menyelinap masuk dan menggantikan posisi Erik malam ini.Nora sedikit menggeliat tatkala tangan yang kekar dan berbeda ukuran itu mulai menelusuri inci demi inci tubuhnya. Brian sangat mengagumi kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Nora. Brian mulai menciumi dan mencumbui setiap lekuk tubuh Nora dan setiap inci kulit tubuh Nora. Sedangkan sang empunya kulit mulus itu masih terus saja memejamkan mata. Merasakan sentuhan-sentuhan yang semakin membuatnya serasa ingin terbang hingga ke langit ke-tujuh. "Ahh teruskan Sayang. Itu sangat nikmat kamu memang selalu bisa membuatku terbuai," ucap Nora begitu Brian semakin membuatnya larut dalam permainannya hingga akhirnya Nora mencapai puncak kenikmatannya. Setelah dirasa cukup Nora perlahan membuka matanya. Dan betapa terkejutnya Nora

    Last Updated : 2022-08-05

Latest chapter

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 308. Ending

    Beberapa bulan kemudianSuara tangisan bayi itu menggema memenuhi ruangan kamar bersalin. Raya meraup udara dalam-dalam, napasnya tersengal-sengal setelah melakukan proses melahirkan secara normal. Ravi yang saat ini berada di samping Raya, menangis tersedu-sedu kala sang istri berhasil melahirkan keturunannya. Bahkan, kali ini Ravi sedang merengkuh kepala sang istri. Air mata mengalir dengan begitu derasnya di kedua manik mata sepasang suami istri itu. "Selamat ya, Bu Raya dan Pak Ravi, bayinya berjenis kelamin laki-laki." Ravi melepaskan rengkuhan pada sang istri, sejenak mereka saling berpandangan. Terpancar suatu kebahagiaan dengan jelas pada wajah Raya dan juga Ravi. "Terima kasih, Sayang ...." Ravi mengelus pucuk kepala sang istri. Tenang Raya yang sepenuhnya belum pulih itu hanya merespon Ravi dengan anggukan kepala. Seorang dokter yang menggendong bayi mungil itu mendekat ke arah keduanya. "Lihatlah, bayinya sangat tampan." Sang dokter menunjukkan wajah bayi mungil itu.

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 307

    Bab 307Nora tersentak saat menyadari ada seseorang yang menangkap tubuhnya. Ia berusaha meronta-ronta, dan meminta untuk dilepaskan. "Lepas! Lepas, nggak!" Nora berteriak keras tatkala menyadari kalau tubuhnya ditarik oleh seseorang.Mata wanita itu membola saat membalikkan wajahnya untuk melihat siapa yang melakukannya itu. Ia terbelalak, dan seketika rasa panik menggelayuti hatinya. Dia melihat ada delapan orang pria yang sudah mengerubunginya. Bau alkohol yang sangat menyengat langsung terhidu di hidungnya. Ya, orang-orang itu sedang mabuk rupanya. Dan, saat ini Nora adalah mangsa empuk dan lezat bagi mereka.Nora tak bisa membayangkan kalau malam ini dia akan menjadi pemuas nafsu bagi para lelaki mabuk itu. Ia tak pernah membayangkan akan digangbang masal oleh mereka."Pergi! Pergi kalian dari sini!" Nora berteriak setelah cukup lama mengumpulkan keberaniannya. Namun, teriakannya itu sama sekali tak berpengaruh pada mereka. Mereka hanya tertawa saja menanggapi teriakan Nora ya

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 306

    Bab 306Bryan melangkahkan kaki memasuki beranda rumahnya. Lelaki itu meletakkan kunci mobilnya pada meja hias yang terletak di bawah televisi kemudian melepaskan jaket kulitnya yang berwarna hitam.Kepalanya melihat ke arah lorong yang berjejer pintu-pintu kamar. “Nora,” panggilnya karena ingin segera melihat wajah wanita itu, lelaki itu merasa bosan seharian di luar dan dirinya ingin mendapat pelayanan dari Nora malam ini.Tak ada sahutan saat Bryan memanggil nama wanita itu. “Nora?” panggil Bryan lagi sambil berjalan menuju kamar wanita itu. “Nora? Kenapa dia tidak menjawab?” herannya mengetuk pintu kamar.Tok tok tok …Bryan mengetuk pintu itu sekali lagi dan memanggil-manggil nama wanita pemuas nafsunya itu. Karena lelaki itu tak kunjung mendapatkan sahutan, Bryan pun akhirnya membuka pintu kamar itu dengan paksa.Ketika pintu dibuka, Bryan mendapati ruangan kamar yang kosong tak ada orang. Barang-barang Nora tampak berceceran dan satu hal yang membuat kening Bryan mengkerut. “Pa

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 305

    "Tetapi sebelum itu, mungkin aku harus membersihkan diri dulu," gumam Nora saat menyadari tubuhnya sudah terasa begitu lengket. Tak ingin semakin membuang waktu, wanita itu pun segera mengambil handuknya yang masih tergantung di balik pintu kamar untuk kemudian melenggang memasuki kamar mandi.Sejenak Nora mengeluarkan senandungnya. Lalu, netra wanita itu tampak berkaca menanti kebebasan yang mungkin sebentar lagi akan dia rasakan."Seharusnya aku melakukan ini sejak lama. Aku benar-benar menyesal karena telah menghabiskan waktu dengan hal penuh dosa ini. Ya Tuhan, masih berkenan kah Engkau memberikan maaf padaku?" gumam Nora yang kini tengah berdiri tepat di bawah guyuran air showernya. Nora benar-benar tak sabar untuk memulai hidup baru yang akan dia isi dengan banyak hal-hal positif.Selesai melakukan ritual mandinya, Nora pun segera bergegas menuju ranjang tidur kemudian pakaian bersihnya untuk kemudian dia kenakan. Nora menatap ke arah kamarnya sesaat. Ruang berukuran sedang ini

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 304

    Nora tidak sadrakan diri karena apa yang di lakukan Bryan kepadanya. Karena di tidak tahan dengan perlakuan Bryan yang membabi buta kepada Nora, membuat wanita itu berontak, akibatnya kepalanya terbentung kepala ranjang.Bryan langsung meninggalkan Nora begitu saja dan menyuruh anak buahnya untuk memanggilkan tenaga medis untuk menangani Nora. Sedangkan Bryan sendiri pergi entah kemana. Setelah puas melampiaskan hasratnya kepada Nora, lelaki itu merasa fresh dan siap menjalankan aktivitasnya.Sebenarnya Bryan juga sedikit heran dengan dirinya sendiri, entah sejak kapan dia sangat menikmati rasa sakit Nora, apalagi ketika gadis itu berteriak-teriak meminta berhenti dan menyudari permainan mereka, Bryan malah merasa terpacu dan tidak ingin berhenti. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa.Keesokan harinya Nora siuman dalam keadaan tidak bisa berjalan, dia juga merasa tenaganya habis terkuras serasa habis berlari ratusan kilometer.“Aku di mana? Apa yang terjadi padaku?” batin Nora sem

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 303

    Malam ini, Nora tampil cantik dengan pakaian ketat dan belahan dada rendah. Dia menggunakan lipstik merah merona yang melapisi bibirnya, kalung cantik yang berkilauan, dan sepatu hak tinggi kulit hitam yang membuat kakinya terlihat berjenjang luar biasa.Rambutnya yang gelap dan tebal jatuh hingga ke tengah punggungnya. Sebatang rokok tergantung bebas dari antara bibirnya, sementara dia berjalan dengan sedikit berlenggak-lenggok. Ketika Nora melangkah memenuhi panggilan Brian, pinggulnya bergoyang sangat menawan.Sang Germo itu memandangnya seolah Nora berjalan dalam gerakan lambat. Nora memanglah sangat cantik dan tidak ada yang akan tahu tentang fakta bahwa dia adalah seorang wanita penghibur yang sebenarnya, jika mereka tidak melihatnya di tempat prostitusi.Seorang pelanggan dengan ekspresi wajah terlalu sumringah datang."Selamat malam, Pak?" sapa Brian tak kalah cerianya.Tentu saja dia menyambut dengan ramah sosok pria yang sudah pasti akan menyumbangkan pundi-pundi yang cukup

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 302

    Bab 302“Please, berhenti, Bryan.” Nora ngos-ngosan dan kesulitan mengambil napas karena sejak tadi Bryan meneruskan ritme goyangan pinggulnya hingga keperkasaan lelaki itu menusuk masuk ke dalam milik sang wanita.“Diamlah! Nikmati saja!” desah Bryan yang kian mempercepat temponya. Lelaki yang posisinya berada di atas itu menopang tubuhnya dengan kedua lengan kekar yang ada di kedua sisi bahu Nora. Bryan menatap wajah Nora dengan keringat yang mengalir di pelipisnya.“T-tapi, ini sudah ronde … ah entahlah, entah ronde keberapa dalam hari ini!” jerit Nora meremas bantal yang mengalasi kepalanya. Dia memicingkan mata menahan rasa perih yang mulai menjalar pada bagian miliknya. Barangkali miliknya akan lecet setelah pergerumulan ini.“Sudah aku bilang! Aku masih belum puas dan ingin terus kau puaskan,” tukas Bryan dengan nada baritonnya. Suaranya yang berat membuat Nora terpaksa menyerah dan membiarkan tubuhnya terus terlentang dengan Bryan yang mendominasinya.Sudah sejak tiga jam lalu

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 301

    Bab 301“Iya, cuih!” Mira melepeh makanan yang dibuat Amanda setelah sang ibu memaki masakan wanita itu. Dia mengambil tisu dan mengelap sisa makanan di mulutnya.Mira juga mendorong piringnya agar menjauhi pandanganya hingga membuat perasaan Amanda sangat tersakiti dibuatnya.“Maaf, Kak, Mama.” Amanda menunduk masih dengan mengenakan celemek dapur yang melilit pingganya. Dia terduduk di bangku meja makan dan tak mampu mengangkat wajahnya sama sekali.Sang ibu juga jadi tidak selera makan. Sejujurnya dia kesal bukan perkara masakan yang dibuat Amanda, namun omongan tetangga yang tadi dia dengar ketika arisan di rumah salah satu keluarga kaya.“Ibu benar-benar tidak tau lagi bagaimana harus menghadapi kamu, Amanda,” ujar sang Ibu menghela napasnya dengan kasar. Dia memukul-mukul dadanya yang terasa seksak. “Kamu bisanya bikin ibu menderita saja!”Air mata Amanda kembali berlinang. Terserah bila kakak-kakaknya terdengar begitu membencinya, tapi kini ibunya juga ikut kecewa padanya dan m

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 300

    Amanda memasang wajah sedihnya. Dia benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Tak punya tempat tinggal dan harta. Sama sekali tak pernah terbesit di pikiran jika pada akhirnya nasib yang dia alami akan sesial ini.Amanda menatap kedua saudaranya secara bergantian. Hal itu justru membuat Rudi dan Mira merasa semakin muak. "Ada apa lagi? Mau bicara apa lagi? Masih mau mengelak dan mengatakan kalau semua ini adalah milikmu? Iya!" sentak Mira seolah tak ingin memberikan kesempatan bagi Amanda untuk bicara.Dulu dia sangat menyukai adiknya ini, bagaimana pun Amanda adalah mesin uang yang mudah dimanfaatkan. Amanda selalu siap sedia kala saudaranya membutuhkan pinjaman. Bahkan Amanda tak segan memberikan uang secara cuma-cuma untuk sanak saudaranya yang kekurangan.Namun nyatanya semua kebaikan Amanda itu tak membuat kedua kakaknya merasa harus berbalas budi dan bersikap baik pada Amanda yang sekarang sepertinya telah jatuh miskin. Justru mereka merasa muak dan tak sudi berbaur de

DMCA.com Protection Status