Halo ... selamat malam. Bagi kalian yang sedang mencari bacaan. Bisa berkunjung ke ceritaku yang lainnya ya. Ceritanya tak kalah seru! Ada beberapa judul yang sudah tamat loh! 1. Pembalasan untuk pengkhinatan suami dan mertua (TAMAT 43 BAB) 2. Penyesalan Seorang Suami (TAMAT 80 BAB) 3. Neraka untuk Adik Madu (TAMAT 90 BAB) 4. Kugadai Harta Suami yang Berselingkuh (ON GOING)
Pletak!Suara itu berasal dari tangan Erik yang saat ini masih berada di atas kepala temannya. Nora hanya mengerutkan keningnya, ia tak mendengar sedikit pun kalimat apa yang keluar dari mulut sosok lelaki yang baru ia temui itu. "Maaf bro... bercanda...." Sambil terkikik lelaki itu bercanda. Setelah membayar tagihan makanan, Nora bersama Erik masuk kembali ke dalam mobilnya, ikuti laju kendaraan yang dikendarai oleh teman lelaki Erik. Belasan menit, mobil yang sedari tadi dibuntuti Erik berhenti tepat di depan pintu gerbang berwarna coklat dan menjulang tinggi itu. Lelaki itu keluar, membuka pintu gerbang setelah ia mengeluarkan anak kunci dari kantong celananya. Pintu gerbang dibuka dengan lebar, hingga membuat laju kendaraan yang sempat terhenti itu memasuki halaman rumah. Setelah mobil benar-benar terhenti, semuanya langsung keluar dan berjalan mendekat ke arah rumah. Nora mengungkapkan saat melihat rumah yang ada di hadapannya itu. Bahkan bibir itu melongo membentuk hurup
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 155Melepas kepergian Erik, Nora tak hentinya mengucap rasa terima kasihnya itu karena telah memberikan ia semua kemewahan. Kemewahan yang selama ini hanya mampu ia impikan saja.***Hari ini rumah Nania sedang ramai dan juga sibuk. Hari itu adalah acara pertunangan beserta lamaran secara resmi antara Ravi dan juga Raya. Yah, sesuai kesepakatan kedua keluarga jika di hari itu acara resmi itu akan dilaksanakan. "Mama kenapa?" tanya Raya pada Nania yang tengah melamun di ruang keluarga sembari matanya menerawang jauh ke atas. Sepertinya ada beban tersendiri yang sedang Nania pikirkan.Nania sedikit tersentak karena suara Raya secara tiba-tiba di belakangnya. Nania menoleh ke arah Raya dan setelahnya ia menepuk pelan tempat kosong di sebelahnya yang mengartikan jika Raya harus duduk di sebelahnya. Raya berjalan sedikit dan menghampiri di mana Najia duduk dan Raya mendaratkan bokongnya di atas sana. Lantas Raya menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa yan
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 156"Gimana? Cocok kan? Dan gue yakin gue bakal dapet duit banyak secara lo gak liat apa barang bagus begitu yah meskipun bukan perawan juga sih," ucap Erik sembari menaik turunkan alisnya dan menaikkan kedua sudut bibir sehingga membentuk seringaian licik yang membuat siapa pun agak bergidik melihatnya. "Gila lo, Bro, bener-bener gila. Sialan, temen gue ternyata bajingan hahahaha." Gelak tawa Adi membahana seisi ruang tamu kontrakan Erik. "Hidup itu harus realistis, Bro, perempuan model kayak Nora itu banyak tapi hanya beberapa saja yang bodoh termasuk Nora. Yah bukan salah gue kan kalau gue manfaatin kebodohannya itu secara gue juga udah kasih segala sesuatunya ke dia. Lo pikir semua yang gue kasih ke dia itu gratis? Ya enggaklah, semua harus dia bayar sama dirinya terutama …." Erik sengaja menggantung ucapannya dan dijawab langsung oleh Adi. "Tubuhnya?" tebak Adi. "Yups tepat sekali. Hahaha, gimana? Pinter kan gue? Bos Brian pasti senang. Secar
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 157"Hahahaha, ya kali kalau beneran juga gue amit-amit. Kue apem masih enak kok gue milih sosis benyek kayak lo.""Sialan bener lo, ngatain sosis gue benyek. Lo aja kali," sungut Adi yang membuat Erik terkekeh pelan. "Udah ah dari tadi bercanda melulu. Lo udah makan belum?""Ya belum lah si geblek. Lo gak liat dari pagi gue ngejedog di sini?""Hahaha oke-oke gue pesen makanan dulu.""Yang enak ya. Awas kalau enggak.""Oke-oke santuy. Kayak gak tau aja siapa gue, Erik si banyak duit hahaha." memutar bola mata malas tapi setelahnya dia tertawa. "Seterah lo aja deh." Ini pertemanan mereka, tidak ada sakit hati dan iri dengki. Meski Adi dan Erik adalah dua pria yang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Namun, Adi tidak terlalu memperhatikan prinsip-prinsipnya, Adi tidak terlalu memikirkannya. Selama berteman dengan Erik, dia selalu baik pada pria yang mengaku masih perjaka tong-tong itu. ***"Aha! Aku terlihat sangat sempurna malam ini. Karen
Pagi ini, Kevin dan juga Arita beserta David melakukan penerbangan menuju ke pulau seberang, yaitu ke Kalimantan. Niat awal Kevin pulang sebenarnya hanyalah ingin memberikan restu. Tapi siapa sangka, respon Arita begitu hangat. Tak ada Arita yang jahat, kejam dan juga menghinanya lagi sebagai anak seorang pelakor. Mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari sang ibu angkat, tentu hal itu bagaikan sebuah mimpi indah. Mimpi yang hanya sekedar mimpi dan Kevin yakini tak akan menjadi nyata. Kevin bahagia dengan kepulangannya kali ini, meskipun David masih juga bersikap ketus padanya. Kini, Kevin memboyong mereka semua ke kalimantan dalam waktu sementara saja.Setelah sampai di bandara, bergegas Kevin bersama keluarganya melangkah menuju ke arah taksi yang berhenti dan berjejer. Kevin menyebutkan alamat rumahnya begitu dirinya beserta keluarganya masuk ke dalam. Mobil melesat membelah jalan raya, hingga puluhan menit kemudian mobil taksi yang ditumpangi oleh Kevin berhenti tepat di d
"Maaf, Bu. Bukan bermaksud Kevin menyindir Ibu." Kevin merasa bersalah, sebab seolah-olah dia sedang berusaha mengingatkan sikap ibu angkatnya itu di masa lalu."Nggak apa-apa, Kevin, karena memang kenyataannya Ibu jahat denganmu. Ibu bukanlah ibu angkat yang baik buat kamu ...." Suara Arita terdengar bergetar."Maaf, Bu. Maaf ...."Setelah beberapa saat, Arita dan Kevin keluar dan melangkah mendekat ke arah rumah.Pertemuan malam ini terasa begitu hangat. Keluarga Sintya menyambut kehadiran Arita dengan begitu baik, hingga membuat Arita tak merasa canggung di tengah-tengah mereka.Dari hasil pertemuan, sudah disepakati jika acara pertunangan akan diadakan satu minggu lagi dan berada di halaman rumah Sintia. "Besok kita berangkat ke acara pertunangan Pak Kevin bareng-bareng, ya."Amanda yang saat itu melintas di belakang beberapa perempuan yang sedang membicarakan perihal pertunangan atasannya itu pun langsung berhenti melangkah."Ok, nanti aku ke rumah kamu, ya. Naik mobilku sekali
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 160Hm ... kalau memang yang saya katakan tadi benar, bisakah kita bekerja sama untuk mendapatkan apa yang kita inginkan?" David terdiam seketika berusaha mencerna apa yang Amanda katakan dan tawarkan padanya. "Apa kamu bilang? Kamu mencintai Kevin? Maksudnya kamu pacarnya Kevin?" tanya David yang tidak percaya dengan apa yang Amanda katakan. "Yah bisa dibilang seperti itu, awalnya aku dan Kevin sepasang kekasih dan dia sempat mengatakan ingin melamarku. Yah, meskipun sebenarnya aku belum menjawab pertanyaannya waktu itu. Tapi bukan berarti aku tidak ingin menerima lamarannya hanya saja meminta waktu sedikit lebih lama untuk menjawabnya. Eh pas aku mau jawab malah ternyata aku udah keduluan sama perempuan sundal itu," ucap Amanda yang membuat David mengangguk-anggukkan kepalanya. Apakah Amanda benar? Tentu saja dia berdusta. Yah, berdusta atas apa yang tidak pernah dilakukan Kevin terhadapnya. Jangankan menjadi sepasang kekasih dan melamar Amanda,
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 161Setelah melakukan negosiasi kini Erik berpamitan mengundurkan dirinya. Erik tersenyum senang karena kini di otaknya sudah berkelebatan rencana-rencana liciknya untuk Nora. ***TokTokTokTerdengar suara pintu diketuk membuat Nora yang sedang asyik berselancar di akun sosmednya menghentikan aktivitasnya itu dan ia bergegas menuju pintu utama dan membukanya. Matanya tampak berbinar saat melihat sosok yang ada di depannya. "Mas Erik? Kok tumben kesini enggak kasih kabar dulu?" tanya Nora sembari bergelayut manja di lengan Erik. Erik tampak tersenyum sumringah sembari tangannya membelai lembut surai panjang Nora. Erii terasa senang bukan karena dia bertemu kangen dengan Nora. Toh baru saja kemarin dia bertemu dengan wanita yang baru dikenalnya itu. Akan tetqpi, Erik lebih ke sumringah lantaran usahanya tidwk sia-sia. Bahkan, bos Brian memberikannya banyak uang untuk panjar uang membeli Nora. Yah, Erik telah menjual Nora pada Brian. Meski Erik ya