Beranda / Romansa / Suamimu Ayah Anakku / 03. CIUMAN DENGAN PRIA ASING

Share

03. CIUMAN DENGAN PRIA ASING

Penulis: Vipdlf
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jika saja kepalanya tidak berdenyut-denyut, ingin sekali Zee bertanya, "Apa kita saling mengenal?" Sayangnya keadaan Zee sedang tidak ada tenaga untuk mengeluarkan suara.

Atau mungkin sebenarnya Zee mengenalnya, tapi ia tidak mengingatnya. Entahlah, Zee tidak punya ingatan lain tentang pria itu.

Keadaan Zee lebih parah dari Darren. Wajar saja, karena ia bukanlah seorang peminum, tapi malam ini ia sudah menghabiskan satu botol penuh hingga kesadarannya hampir dikuasai oleh alkohol sepenuhnya.

"Kau baik-baik saja?" Darren bertanya dengan khawatir.

Zee hanya melihatnya dengan kebingungan, ia tidak merasa kenal dengan Darren, tapi dari cara pria itu bertanya padanya sepertinya mereka memang saling mengenal.

Tanpa menunggu jawaban dari Zee, Darren mendekati Zee dan membantunya untuk berdiri dengan benar. Meski Darren masih marah tapi melihat wanitanya seperti itu tentu ia merasa tidak tega. Darren merasa bersalah, ia berpikir jika itu adalah salahnya.

Darren membuka kamarnya menggunakan kartu yang ia miliki, lalu membawa masuk ke dalamnya. Meski keadaan Darren juga tidak baik, tapi ia berusaha untuk memapah wanita itu sampai ke dalam. Zee hanya pasrah saat ada seorang pria yang membawanya masuk ke dalam sebuah kamar.

"Kau mabuk," ujar Darren. "Kupikir hanya aku satu-satunya yang frustasi, ternyata kau juga," kekehnya.

Zee mendengarnya dengan samar-samar, tapi ia tidak berniat untuk menggubrisnya. Tubuh Zee sangat lemas, satu tangannya ikut berpegangan pada perut Darren, ia tidak ingin sampai jatuh.

Darren menggunakan tubuh besarnya untuk menidurkan Zee di atas ranjang, bersamaan dengan itu tubuhnya ikut terpental hingga ia terjatuh di atas tubuh Zee.

"Ugh ..., kau berat." Zee meringis kesakitan. Tubuh kecilnya terhimpit oleh badak kekar milik Darren.

"Oh maaf."

Tahu jika yang ia anggap sebagai wanitanya sedang kesakitan, Darren segera membenarkan posisinya. Ia setengah bangun dengan bertumpu pada kedua tangannya hingga wajah Zee terpampang jelas berada di bawahnya.

Mata Zee terpejam dengan nafas yang tampak tidak beraturan, wajahnya memerah akibat efek dari alkohol. Zee bergumam tidak jelas. Darren memperhatikan wajah itu dengan seksama. Sesekali alisnya mengerut, ia merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya. Apa mungkin ini karena pertama kalinya ia melihat wajah kekasihnya dalam sedekat itu?

Darren tersenyum kecil. "Cantik ...."

Kedua mata Zee terbuka lebar saat ia mendengar suara Darren yang memujinya. Kedua mata mereka bertemu dalam keheningan. Kali ini giliran Zee yang terpesona. Ia tidak mengerti apa yang sedang ia lakukan dengan orang asing ini. Mungkin jika sadar sepenuhnya, ia akan mendorong pria itu dan menyumpahinya.

"Kau terlihat sangat cantik jika dilihat dari sedekat ini." Darren memperjelasnya.

Zee tercekat, ini adalah pertama kalinya ia dipuji oleh seseorang yang tidak ia kenali. Biasanya ia akan dipandang rendah dan berakhir dicaci maki. Tapi mengapa pria itu malah mengatakan sesuatu yang membuatnya bahagia.

Apa Tuhan sengaja mengirim pria tampan untuknya di saat suasana hatinya sedang kacau?

"Benarkah aku secantik itu," lirih Zee merasa tidak percaya diri.

Darren mengangguk, ia mencium kening Zee dengan cepat. "Aku serius. Kau cantik, aku menyukainya."

Kedua mata Zee yang menatapnya sayu kini melebar. Apa ia tidak salah dengar? Ayolah Zee, sadarkan dirimu! Bagaimana mungkin kau bisa terbuai dengan kata-kata pria asing itu. Bisa saja dia adalah pria hidung belang yang suka mengatakan hal-hal manis pada semua wanita.

Wajah Darren bergerak sedikit lebih dekat. Zee bisa merasakan hembusan nafasnya yang menerpa kulit hidungnya. Keduanya saling bertatapan dalam diam, yang terdengar hanyalah suara nafas keduanya yang semakin menggebu, detak jantung mereka juga saling bersautan satu sama lain.

Zee tidak melihat sedikitpun kebohongan di mata pria itu. Tatapannya begitu nyata seolah ada cinta yang tersemat di dalamnya. Apakah mungkin pria itu jatuh cinta hanya dalam waktu beberapa menit saja? Rasanya tidak mungkin.

Tangan Zee terulur untuk menyentuh wajah tampan Darren. Ia ingin menepisnya dan berpikir jika itu hanya kebohongan, tapi entah kenapa Zee tidak ingin melakukannya. Ia menikmati wajah itu dengan seksama.

Hingga beberapa menit kemudian Darren memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya lebih dulu. Zee, refleks memejamkan mata saat benda kenyal menyentuh bibirnya dengan lembut.

Itu adalah ciuman pertama Zee, semua orang sudah tahu jika ia tidak pernah memiliki kekasih karena selama ini hanya sibuk bekerja dan bekerja. Ia hanya tidak menyangka jika orang asinglah yang akan mendapatkan ciuman pertamanya. Pikirannya kacau, hatinya berteriak ingin menghentikan tindakan ini, tapi tubuhnya merespon dengan begitu santainya.

Sedangkan Darren, ia juga tidak menyangka akan mendapatkan momen panas seperti ini. Bisa dikatakan ia dan kekasihnya tidak pernah berciuman sampai seintim ini. Awalnya ia begitu was-was, ia takut membuatnya tidak nyaman, tapi nafsunya lebih kuat hingga ia lebih berani lagi dari sebelumnya.

Darren dan Zee berciuman di atas kesadarannya yang entah masih ada atau tidak. Yang pasti keduanya begitu terlena dan saling membalas dengan tak kalah sabaran. Tangan Zee merangkul diantara leher Darren, ciuman mereka berjalan semakin dalam.

Sang pria menjadi lebih agresif karena ia merasa mendapatkan lampu hijau, sedangkan sang wanita telah kehilangan kewarasannya karena ia merasa telah melakukan hal yang paling gila di dalam hidupnya. Tubuh keduanya sudah saling menempel, hawa di dalam ruangan itu semakin panas meski baru ciuman saja yang mereka mulai.

Lalu bagaimana jika mereka tidak bisa berhenti?

***

"Thea, selamat ya sayang. Ngomong-ngomong, tidak apa-apa ya jika Ibu pulang sekarang."

Thea melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 11 malam. "Tentu saja, apa Ibu sudah menemukan Zee?"

Bu Prim menggeleng. "Anak itu sepertinya meninggalkan Ibu, dia pasti sudah pulang duluan."

"Ya sudah, kalau begitu aku pesankan taksi saja."

"Tidak perlu, Ibu bisa sendiri. Kau nikmati saja pestanya, ini kan acaramu," tolak Bu Prim.

"Hm, baiklah. Ibu hati-hati, kabari aku jika sudah sampai rumah. Akhir pekan akan aku usahakan untuk berkunjung ke sana."

Setelah Bu Prim berpamitan, tiba-tiba seseorang menghampiri Thea.

"Kau tahu Darren di mana," tanya Jon sambil sedikit berteriak, acara itu kini berubah menjadi sebuah pesta dan orang-orang mulai bersenang-senang.

Thea melihat ke sekeliling mencari sosok kekasihnya yang menghilang entah ke mana. Ia terlalu sibuk berhadapan dengan orang-orang yang memberinya selamat, sampai lupa jika Darren tidak ada di sekitarnya. Setelah acara penghargaan itu Darren bahkan belum menghampirinya.

"Bukankah tadi dia ada bersamamu?" tanya balik Thea.

"Ya awalnya begitu, tapi kupikir dia menyusulmu," kata Jon yang ikut celingukkan mencarinya.

"Apa dia marah karena aku mengabaikannya," gumam Thea.

"Kau sampai tidak sadar kekasihmu menghilang," sindir Jon dengan puas.

"Aku harus menyapa beberapa orang penting, kau pikir aku penjaganya! Dia bukan anak-anak," jawab Thea dengan ketus.

"Jadi, bagimu Darren tidak penting? Wah ..., jika dia mendengar ini kurasa dia akan terluka."

Thea mendelik, ini bukan pertama kalinya Jon menyudutkan dirinya. "Lama-lama kau seperti keluarganya, menyebalkan!"

"Aku tidak membencimu seperti keluarganya, hanya saja bisa tidak kau sedikit saja menghargainya?" kata Jon dengan sungguh-sungguh.

"Apa dia cerita, maksudku tentang Paris atau hal lain?" Thea menaikkan satu alisnya.

"Kau yang paling tahu apa yang dia inginkan, aku hanya ingin bilang jika kau mendengarkannya hidupmu akan terjamin. Well, jika kau tidak pergi ke Paris, kau tetaplah akan menjadi wanita paling hebat dan beruntung karena bersanding dengan Darren." Jon tidak bohong, selain tampan dan kaya raya, Darren itu adalah pria baik hati yang tidak ada duanya.

Thea terkekeh, lalu setelahnya mendengus kasar. "Terima kasih atas pujiannya, sebaiknya kau urus dirimu sendiri. Ada banyak orang yang harus aku sapa. Jika kau menemukan Darren, suruh dia menghampiriku," perintahnya. Thea pergi dari hadapannya.

"Pujian apanya! Dasar tidak peka!" Jon mengalihkan pandangannya ke segala arah. "Ck, ke mana sebenarnya dia pergi, jangan bilang dia sedang menggalau di suatu tempat."

Jon mengeluarkan ponselnya, ia berniat untuk menghubungi Darren. Namun fokus Jon teralihkan pada sebuah pesan yang baru saja masuk. Tanpa berpikir panjang, Jon membukanya.

'Kudengar kalian terbang dari sore hari, kenapa sampai malam begini Darren belum sampai?' Ny. Abelia.

"Shit!"

Jon segera melakukan panggilan pada Darren, tapi sayangnya teman sekaligus bosnya itu tak kunjung mengangkatnya, bahkan setelah berkali-kali Jon menghubunginya.

"Di mana kau sebenarnya!" pekik Jon kesal.

Sedangkan sang empu yang dicari-cari itu sedang terbuai pada seorang wanita yang ia kenali sebagai kekasihnya. Dua sejoli yang sama-sama dikuasai oleh alkohol itu masih saja sibuk saling mencumbu seolah tak akan ada hari esok.

Bab terkait

  • Suamimu Ayah Anakku    04. MALAM PANAS YANG MENDEBARKAN

    Darren bukanlah pria brengsek yang suka melakukan hal-hal seperti ini, berpacaran dengan Thea selama hampir satu tahun lebih, ia hanya berani mencium-cium ringan sebagai tanda kasih sayang yang ia miliki. Mereka pun jarang berciuman mengingat keduanya sama-sama sibuk dengan karir masing-masing, jadi jika mereka bertemu paling hanya ada dinner atau sekedar makan siang bersama. Darren sangat memahami Thea, ia tidak pernah menuntut apa pun dari wanitanya. Hanya saja kejadian malam ini diluar kendalinya, ia tidak tahu apa yang begitu merasukinya hingga ia begitu menginginkan Thea. Mungkin karena Darren takut kehilangannya, atau mungkin ia belum pernah melihat wajah polosnya yang justru terlihat lebih cantik. Selama ini Darren ke mana saja, kenapa ia baru sadar jika Thea akan lebih menggoda jika sedang mabuk. Selain menghisap dan melumat, Darren bermain-main dengan lidahnya sesuai naluri yang ia punya, ia adalah pria dewasa yang tahu akan prosesnya.Zee menyambutnya dengan sukarela, rasa

  • Suamimu Ayah Anakku    05. KEHILANGAN ARAH

    "Aku bergerak sekarang ya." Itu bukan permintaan, karena setelahnya Darren mulai bergerak memaju mundurkan tubuhnya seolah mencari titik kenikmatan. "Ahh ...." Si wanita merintih, meski sejujurnya ada sesuatu yang membuatnya menggelinjang hebat saat benda itu menekan kuat bagian terdalamnya."Maaf sayang, aku sudah berusaha untuk pelan," ucap Darren disela pergerakannya.Zee pasti sudah gila karena ia merasa senang saat ada orang asing yang memanggilnya sayang. Kata itu seolah terdengar sangat tulus di telinganya, hingga membuat hatinya tersentuh. Apa mungkin itu karena alkohol terlalu kuat menguasai tubuhnya?Zee tidak tahu kenapa tiba-tiba ia merasa ingin disentuh, dibelai, dan dipuaskan. Yang pasti, ia sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya merespon cepat setiap kali Darren berhasil menyentuh titik kenikmatannya."Ahh ...." Zee membuka tutup matanya keenakan, kedua tangannya meremas sprei erat-erat. "Panggil namaku," kata Darren dengan nada memerintah.Zee, wan

  • Suamimu Ayah Anakku    06. TAK DIRESTUI

    "Dari mana saja kau!" Bu Prim mencercanya dengan tatapan tajam saat ia mendapati Zee yang mengendap-endap ke dalam rumah. Zee menundukkan kepalanya, ia tidak ingin ibunya melihat keadaannya yang kacau. Terlebih matanya yang mungkin sudah membengkak. Zee pikir ia akan lolos mengingat ini sudah lewat tengah malam, tapi ternyata ibunya masih terjaga."Kenapa diam, aku bertanya dari mana saja kau!" Bu Prim tampak kesal karena Zee tidak berniat untuk menjawabnya. "A-aku ..., aku-" "Sudahlah, tidak peduli juga kau pergi ke mana. Tapi lain kali jangan begini, kau tidak lihat sekarang jam berapa! Apa kata tetangga jika mereka tahu anak gadis sepertimu pulang selarut ini!" kata Bu Prim panjang lebar.Tangan Zee semakin bergetar, air matanya mulai kembali menggenang. Bahkan ibunya tidak mengkhawatirkan sama sekali, ia hanya memikirkan pandangan orang lain. "Sana masuk kamar!" perintahnya.Zee segera pergi ke kamarnya, jika ia terlalu lama di sana takutnya ia tidak bisa menahan diri lagi. Di

  • Suamimu Ayah Anakku    07. SALAH PAHAM

    Prangg ....Zee menjatuhkan sendok yang ada di tangannya hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pengunjung di sana. Dengan cepat Zee tersenyum dengan penuh penyesalan, ia segera mengambil sendok itu di lantai. Salah satu teman kerjanya, Syalu menghampiri Zee dengan penasaran. "Ada apa Zee?"Zee menatap Syalu dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasanya ia ingin menghilang sata itu juga, wajahnya berubah memucat membuat Syalu semakin penasaran dengan apa yang Zee lihat di dalam ponselnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Syalu lagi."Mati aku," lirihnya.Syalu tampak kesal karena Zee tak kunjung memberitahunya. "Kenapa, soal ibumu lagi?"Zee menggeleng lemas. Ia tidak yakin haruskah dirinya membalas pesan Thea atau tidak. Tapi dari cara Thea bertanya, sepertinya ia sudah ketahuan. Apa ini saatnya ia menghilang?"Syalu ...," panggil Zee dengan nada lemah."Apa, apa! Dari tadi aku menunggumu mengatakan sesuatu!""Di mana aku bisa bersembunyi," ucap Zee dengan tatapan kosong.Syalu me

  • Suamimu Ayah Anakku    08. KESEPAKATAN SALING MENGUNTUNGKAN

    "Apa-apaan itu!" Thea menatap ponselnya dengan pandangan kesal. D huarren baru saja menyuarakan pendapatnya lagi tentang Paris. Dan sudah pasti ia tidak akan bisa pergi. Karena itulah sekarang Thea berada di sini. Di depan sebuah Cafe untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya agar keinginannya ke Paris tercapai."Thea ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari Cafe."Hm, apa Zee sudah selesai?" Thea tentu saja mengenalnya, itu Jeff. Karena dulu saat jaman SMA ia sering melihatnya dengan Zee di sekolah."Mungkin sebentar lagi, tunggu saja di dalam." Jeff mempersilahkan Thea untuk masuk."Tidak perlu, aku tunggu di mobil saja," tolak Thea sambil berlalu dari sana.Jeff menatap Thea dengan helaan nafas. "Mereka sama, tapi sifatnya benar-benar berbeda," monolognya.Tak lama kemudian Zee keluar, ia menatap Jeff dengan heran karena bosnya itu masih ada si sana. "Kau masih di sini?""Tumben sekali kakakmu menjemput," tunjuk Jeff pada sebuah mobil yang terparkir di samping Cafenya.

  • Suamimu Ayah Anakku    09. BERTEMU KEMBALI

    "Awas, jangan sampai kau merepotkan dia. Kau harus sadar diri selama di sana." Bu Prim mengingatkan saat Zee berpamitan untuk tinggal dengan Thea. "Aku tahu." Zee tak banyak bicara, ia lebih memikirkan nasibnya saat ia menjalani kehidupan menjadi Thea nanti.Sedangkan Bu Prim tidak tahu tentang kebenarannya. Thea hanya mengatakan bahwa ia meminta ijin agar Zee tinggal sementara untuk membantu pekerjaannya. Tentu Bu Prim percaya. "Bu, aku pergi dulu ya. Oh ya, aku juga sudah mengirim uang ke rekening Ibu," kata Thea sebelum masuk ke dalam mobil.Bibir Bu Prim tersenyum lebar. Thea memang selalu mengerti keinginannya. "Jika dia menyusahkanmu, beri saja pelajaran."Thea mengangguk untuk menanggapi. Zee mendelik ke arah lain, percuma saja jika dirinya bicara itu hanya akan membuat ia sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk masuk lebih dulu sebelum mendengar kata-kata menyakitkan lainnya.Thea tersenyum remeh ketika ia melihat Zee yang menyembunyikan wajahnya di jendela mobil. "Jangan diamb

  • Suamimu Ayah Anakku    10. WILL YOU MARRY ME

    Apa jika Zee menolak permintaan Thea, rahasia ini akan terbongkar saat ini juga. Secara Thea akan kebingungan dengan malam yang dimaksud oleh Darren. Rasanya Zee sangat bersyukur telah mengambil keputusan ini. "Tidak perlu malu begitu. Sekali lagi maaf ya." Darren bukan tipikal pria seenaknya, karena itu ia bahkan masih meminta maaf pada kekasihnya sendiri. Zee jadi merasa bersalah, apa tidak apa-apa jika ia berbohong tentang semuanya?Seketika pandangan Zee berubah kosong, haruskah ia sampai seperti ini mengelabui seseorang. Tapi ini bukan kehendaknya, jadi kenapa ia harus merasa bersalah sendiri. "Hei baby, why?" Darren panik karena Zee terdiam diam. "Thea?"Saat nama kembarannya disebut, Zee segera tersadar. Menyadari posisinya terlalu dekat, ia replect memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika begini Zee bisa mati saat ini juga. Harusnya Thea memberitahunya jika Darren adalah orang yang seperti ini. Oh sial, entah berapa kali jantungnya hampir saja copot dari tempatnya.Darren menc

  • Suamimu Ayah Anakku    11. Mengabaikan Keputusan

    Zee menoleh ke arah Darren hingga wajah mereka saling berhadapan dengan tangan Darren yang masih tersemat di pinggangnya."Darren-" Zee tak bisa melanjutkan ucapannya.Darren tersenyum lebar padanya. Tampan ... oh sial bisa-bisanya ia malah berfokus ke sana. Masalahnya bukan itu sekarang. Zee tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia bukan Thea, itulah masalahnya."Sayang." Satu tangan Darren menangkup pipinya.Zee tertegun dengan tatapan Darren yang mendamba ke arahnya. Jika Thea di sini, mungkin dia akan sangat bahagia mendengar orang sempurna seperti Darren melamarnya. Sayang sekali Thea tak bisa merasakan momen penting ini."Kurasa ini sudah waktunya." Darren memancarkan cinta yang sangat dalam dan tulus, seketika Zee merasa iri.Oh bukan, Zee bukan iri pada Thea tapi ia iri karena tak pernah ada seseorang yang menatapnya sedalam itu. Dan saat ini, saat seorang pria tampan dan lembut melakukannya, ia merasa tak keberatan. Tapi sayang, itu bukan karena dirinya, tapi karena Thea."

Bab terbaru

  • Suamimu Ayah Anakku    13. MELIHATNYA DALAM PENAMPILAN BERBEDA

    Zee terbelalak melihat pesan yang baru saja muncul di ponselnya. Sejujurnya ia belum terbiasa dengan pesan Darren yang tiba-tiba, karena yang ia rasakan tetaplah orang asing meski sebelumnya mereka pernah menghabiskan malam panas.Gara-gara percakapannya dengan Thea waktu itu, Zee jadi sedikit ragu dalam bertindak. Ia tidak ingin kembarannya itu kembali menyalahkannya. Tapi jika ia tidak membalasnya apa itu tidak akan membuat Darren curiga.Dengan berat hati, Zee terpaksa membalasnya.'Jemput ke mana?' Dan tak butuh waktu lama Darren membalasnya dengan cepat . 'Tentu saja ke kantormu.' Zee membelalakkan matanya, kantor? Gawat, Darren tidak boleh sampai menyusul ke sana, bisa-bisa penyamarannya akan terbongkar saat itu juga.'Hari ini aku tidak ke kantor, aku di Apartment.' Zee harap Darren tidak menanyakan alasannya karena demi apa pun ia tidak tahu harus beralasan seperti apa. 'Baiklah, aku akan mampir kalau begitu.'Zee bernafas lega. Ia merasa geli sendiri saat mengetikkan balas

  • Suamimu Ayah Anakku    12. SEMAKIN PANAS

    'Thea, Darren melamarmu.' Zee menunggu balasan dari pesan yang ia kirimkan untuk kakaknya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Thea setelah tahu jika dia melewatkan hari spesialnya dengan Darren.'Kurasa Darren serius denganmu, jadi aku menerimanya. Berterima kasihlah padaku.' Zee terus mengirimkan pesan. Selama beberapa menit masih belum ada jawaban, sesekali Zee menelpon.'Balas pesanku, aku harus tahu bagaimana pendapatmu mengenai hal itu.'Masih tidak ada balasan. Telponnya juga masih tidak diangkat. Apakah Thea baik-baik saja di sana?'Thea, angkat telponku!'Beberapa kali Zee berdecak kesal, Thea tak kunjung mengangkat teleponnya. Seketika ia menatap ke sekeliling, ia baru menyadari jika barang-barang yang ia pakai milik Thea terasa sangat asing. Rasanya ia tidak memiliki kepercayaan diri sepenuh itu.Pantas saja Darren terlihat sangat mencintai Thea, mereka sangat cocok, serasi dan juga sederajat. Selain penampilan Thea yang trendy, kembarannya itu juga memiliki gelar yang bisa dib

  • Suamimu Ayah Anakku    11. Mengabaikan Keputusan

    Zee menoleh ke arah Darren hingga wajah mereka saling berhadapan dengan tangan Darren yang masih tersemat di pinggangnya."Darren-" Zee tak bisa melanjutkan ucapannya.Darren tersenyum lebar padanya. Tampan ... oh sial bisa-bisanya ia malah berfokus ke sana. Masalahnya bukan itu sekarang. Zee tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia bukan Thea, itulah masalahnya."Sayang." Satu tangan Darren menangkup pipinya.Zee tertegun dengan tatapan Darren yang mendamba ke arahnya. Jika Thea di sini, mungkin dia akan sangat bahagia mendengar orang sempurna seperti Darren melamarnya. Sayang sekali Thea tak bisa merasakan momen penting ini."Kurasa ini sudah waktunya." Darren memancarkan cinta yang sangat dalam dan tulus, seketika Zee merasa iri.Oh bukan, Zee bukan iri pada Thea tapi ia iri karena tak pernah ada seseorang yang menatapnya sedalam itu. Dan saat ini, saat seorang pria tampan dan lembut melakukannya, ia merasa tak keberatan. Tapi sayang, itu bukan karena dirinya, tapi karena Thea."

  • Suamimu Ayah Anakku    10. WILL YOU MARRY ME

    Apa jika Zee menolak permintaan Thea, rahasia ini akan terbongkar saat ini juga. Secara Thea akan kebingungan dengan malam yang dimaksud oleh Darren. Rasanya Zee sangat bersyukur telah mengambil keputusan ini. "Tidak perlu malu begitu. Sekali lagi maaf ya." Darren bukan tipikal pria seenaknya, karena itu ia bahkan masih meminta maaf pada kekasihnya sendiri. Zee jadi merasa bersalah, apa tidak apa-apa jika ia berbohong tentang semuanya?Seketika pandangan Zee berubah kosong, haruskah ia sampai seperti ini mengelabui seseorang. Tapi ini bukan kehendaknya, jadi kenapa ia harus merasa bersalah sendiri. "Hei baby, why?" Darren panik karena Zee terdiam diam. "Thea?"Saat nama kembarannya disebut, Zee segera tersadar. Menyadari posisinya terlalu dekat, ia replect memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika begini Zee bisa mati saat ini juga. Harusnya Thea memberitahunya jika Darren adalah orang yang seperti ini. Oh sial, entah berapa kali jantungnya hampir saja copot dari tempatnya.Darren menc

  • Suamimu Ayah Anakku    09. BERTEMU KEMBALI

    "Awas, jangan sampai kau merepotkan dia. Kau harus sadar diri selama di sana." Bu Prim mengingatkan saat Zee berpamitan untuk tinggal dengan Thea. "Aku tahu." Zee tak banyak bicara, ia lebih memikirkan nasibnya saat ia menjalani kehidupan menjadi Thea nanti.Sedangkan Bu Prim tidak tahu tentang kebenarannya. Thea hanya mengatakan bahwa ia meminta ijin agar Zee tinggal sementara untuk membantu pekerjaannya. Tentu Bu Prim percaya. "Bu, aku pergi dulu ya. Oh ya, aku juga sudah mengirim uang ke rekening Ibu," kata Thea sebelum masuk ke dalam mobil.Bibir Bu Prim tersenyum lebar. Thea memang selalu mengerti keinginannya. "Jika dia menyusahkanmu, beri saja pelajaran."Thea mengangguk untuk menanggapi. Zee mendelik ke arah lain, percuma saja jika dirinya bicara itu hanya akan membuat ia sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk masuk lebih dulu sebelum mendengar kata-kata menyakitkan lainnya.Thea tersenyum remeh ketika ia melihat Zee yang menyembunyikan wajahnya di jendela mobil. "Jangan diamb

  • Suamimu Ayah Anakku    08. KESEPAKATAN SALING MENGUNTUNGKAN

    "Apa-apaan itu!" Thea menatap ponselnya dengan pandangan kesal. D huarren baru saja menyuarakan pendapatnya lagi tentang Paris. Dan sudah pasti ia tidak akan bisa pergi. Karena itulah sekarang Thea berada di sini. Di depan sebuah Cafe untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya agar keinginannya ke Paris tercapai."Thea ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari Cafe."Hm, apa Zee sudah selesai?" Thea tentu saja mengenalnya, itu Jeff. Karena dulu saat jaman SMA ia sering melihatnya dengan Zee di sekolah."Mungkin sebentar lagi, tunggu saja di dalam." Jeff mempersilahkan Thea untuk masuk."Tidak perlu, aku tunggu di mobil saja," tolak Thea sambil berlalu dari sana.Jeff menatap Thea dengan helaan nafas. "Mereka sama, tapi sifatnya benar-benar berbeda," monolognya.Tak lama kemudian Zee keluar, ia menatap Jeff dengan heran karena bosnya itu masih ada si sana. "Kau masih di sini?""Tumben sekali kakakmu menjemput," tunjuk Jeff pada sebuah mobil yang terparkir di samping Cafenya.

  • Suamimu Ayah Anakku    07. SALAH PAHAM

    Prangg ....Zee menjatuhkan sendok yang ada di tangannya hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pengunjung di sana. Dengan cepat Zee tersenyum dengan penuh penyesalan, ia segera mengambil sendok itu di lantai. Salah satu teman kerjanya, Syalu menghampiri Zee dengan penasaran. "Ada apa Zee?"Zee menatap Syalu dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasanya ia ingin menghilang sata itu juga, wajahnya berubah memucat membuat Syalu semakin penasaran dengan apa yang Zee lihat di dalam ponselnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Syalu lagi."Mati aku," lirihnya.Syalu tampak kesal karena Zee tak kunjung memberitahunya. "Kenapa, soal ibumu lagi?"Zee menggeleng lemas. Ia tidak yakin haruskah dirinya membalas pesan Thea atau tidak. Tapi dari cara Thea bertanya, sepertinya ia sudah ketahuan. Apa ini saatnya ia menghilang?"Syalu ...," panggil Zee dengan nada lemah."Apa, apa! Dari tadi aku menunggumu mengatakan sesuatu!""Di mana aku bisa bersembunyi," ucap Zee dengan tatapan kosong.Syalu me

  • Suamimu Ayah Anakku    06. TAK DIRESTUI

    "Dari mana saja kau!" Bu Prim mencercanya dengan tatapan tajam saat ia mendapati Zee yang mengendap-endap ke dalam rumah. Zee menundukkan kepalanya, ia tidak ingin ibunya melihat keadaannya yang kacau. Terlebih matanya yang mungkin sudah membengkak. Zee pikir ia akan lolos mengingat ini sudah lewat tengah malam, tapi ternyata ibunya masih terjaga."Kenapa diam, aku bertanya dari mana saja kau!" Bu Prim tampak kesal karena Zee tidak berniat untuk menjawabnya. "A-aku ..., aku-" "Sudahlah, tidak peduli juga kau pergi ke mana. Tapi lain kali jangan begini, kau tidak lihat sekarang jam berapa! Apa kata tetangga jika mereka tahu anak gadis sepertimu pulang selarut ini!" kata Bu Prim panjang lebar.Tangan Zee semakin bergetar, air matanya mulai kembali menggenang. Bahkan ibunya tidak mengkhawatirkan sama sekali, ia hanya memikirkan pandangan orang lain. "Sana masuk kamar!" perintahnya.Zee segera pergi ke kamarnya, jika ia terlalu lama di sana takutnya ia tidak bisa menahan diri lagi. Di

  • Suamimu Ayah Anakku    05. KEHILANGAN ARAH

    "Aku bergerak sekarang ya." Itu bukan permintaan, karena setelahnya Darren mulai bergerak memaju mundurkan tubuhnya seolah mencari titik kenikmatan. "Ahh ...." Si wanita merintih, meski sejujurnya ada sesuatu yang membuatnya menggelinjang hebat saat benda itu menekan kuat bagian terdalamnya."Maaf sayang, aku sudah berusaha untuk pelan," ucap Darren disela pergerakannya.Zee pasti sudah gila karena ia merasa senang saat ada orang asing yang memanggilnya sayang. Kata itu seolah terdengar sangat tulus di telinganya, hingga membuat hatinya tersentuh. Apa mungkin itu karena alkohol terlalu kuat menguasai tubuhnya?Zee tidak tahu kenapa tiba-tiba ia merasa ingin disentuh, dibelai, dan dipuaskan. Yang pasti, ia sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya merespon cepat setiap kali Darren berhasil menyentuh titik kenikmatannya."Ahh ...." Zee membuka tutup matanya keenakan, kedua tangannya meremas sprei erat-erat. "Panggil namaku," kata Darren dengan nada memerintah.Zee, wan

DMCA.com Protection Status