Beranda / Romansa / Suamimu Ayah Anakku / 02. SALAH MENGENALI

Share

02. SALAH MENGENALI

Penulis: Vipdlf
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-17 10:52:32

"Dia akan pergi ke Paris ...." Darren berkata dengan suara lemah.

Jonathan; orang yang sadari tadi duduk di sampingnya itu menaikkan satu alisnya. Ia adalah teman sekaligus sekertaris Darren yang tadi datang bersamanya.

"Apa masalahnya? Ayolah Darren, itu hanya Paris. Kekasihmu juga butuh liburan." Jon tidak bermaksud membela Thea, menurutnya Darren terlalu berlebihan jika frustasi hanya karena Thea akan pergi ke Paris.

Darren meliriknya dengan kesal, ia kembali menuangkan alkohol di gelasnya lagi. Lalu meneguknya dengan sekali tegukkan.

"Dia ke Paris bukan untuk liburan, tapi dia akan tinggal di sana selama beberapa bulan. Katanya dia diajak kerja sama oleh salah satu perusahaan di sana." Darren memperjelasnya.

"Maaf, aku tidak tahu. Jadi ..., kau keberatan jika dia pergi?" Jon bertanya dengan hati-hati.

"Bodoh!" Darren mendengus. "Tentu saja aku keberatan. Aku akan melamarnya, tapi dia malah ingin pergi ke Paris."

"Jadi karena itu kemarin kalian bertengkar di telpon." Jon mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Kau-" Darren melotot.

Jon gelagapan karena ia keceplosan. "A-aku tidak sengaja oke, siapa suruh kau tidak menutup kamarmu. Siapapun bisa mendengarnya."

"Sial!" Darren mengumpat. Ia berdiri dari tempat duduknya.

"Eh, kau mau ke mana?" Jon menahan tangannya, keadaan Darren tampak tidak baik-baik saja. Darren menepisnya dan berlalu dari sana tanpa mengatakan apa pun.

***

Seseorang sedang berdiri sendirian di atap sambil memegang Wine di tangannya. Kedatangannya ke sini tidak sia-sia, setidaknya ia ditemani dengan Wine yang berhasil ia ambil diam-diam dan membawanya ke atap gedung ini. Mata hitamnya menatap lurus ke atas, ia minikmati angin malam yang menembus kulitnya.

"Dia pikir aku mau datang!" teriaknya dengan lantang. Ia tidak perlu khawatir seseorang akan mendengarnya karena di sini hanya ada dirinya seorang.

"Aku tidak sudi memakai baju sialan ini ...."

"Kalau kau membenciku, aku bahkan lebih membencimu ...."

"Memangnya salahku jika aku hidup menyedihkan seperti ini!" Merasa tak puas, ia kembali berteriak, "Aku harap aku bisa menghilang dari kalian berdua ...."

Zee, wanita yang lebih memilih memisahkan diri dari acara itu meluapkan amarahnya dengan puas. Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah mengumpat semua orang di belakangnya. Nafasnya tersengal-sengal, wajahnya berubah sendu seolah ia tidak merasa cukup jika hanya berteriak saja. Haruskah, ia kembali ke acara tadi dan mengobrak-abrik apa pun yang ada di sana. Dengan begitu ia akan merasa lebih baik.

Tapi sayangnya Zee bukan orang yang seperti itu, ia masih tetaplah Zee yang penyabar. Mana berani ia melakukan hal-hal ekstrim seperti itu, melawan ibunya saja ia tidak berani.

Seketika sudut matanya berair. Di saat-saat seperti ini, yang ia rindukan adalah ayahnya. Seandainya ayahnya masih ada, mungkin Zee tidak akan berakhir bersama ibunya dan berakhir menyedihkan seperti ini. Mungkin saat ini ia akan memiliki tumpuan karena demi apa pun, ayahnya sangat mencintainya.

"Ayah ..., saat itu, harusnya kau bawa aku juga bersamamu." Jika dunia bisa sekejam ini, bukankah lebih baik ia menghilang saja dari dunia.

Tatapan Zee beralih ke bawah, kakinya mendekat ke arah pembatas. Ia bisa melihat seberapa tingginya dirinya saat ini. Ia hampir tidak bisa melihat yang ada di bawah sana, tapi yang ia lihat hanyalah sebuah harapan.

Haruskah Zee mengakhirinya di sini?

Zee merentangkan kedua tangannya, ia merasakan semilir angin yang semakin menusuk ke dalam tubuhnya. Satu tangannya yang masih memegang Botol Wine mengepal kuat seolah ia sedang berperang dengan ketakutan dan keputusasaannya.

Zee tidak tahu apa yang sebenarnya ia lakukan di sini. Satu langkah saja ia bergerak, maka bisa dipastikan ia sudah tak bernyawa di bawah sana. Relung hatinya terus bergumul. Bagi sebagian orang mungkin apa yang Zee alami itu bukan apa-apa, tapi baginya itu adalah siksaan batin yang nyata.

Zee merasa tidak berguna, tak ada alasan untuk terus mempertahankan hidupnya. Ibunya tidak pernah menginginkannya, saudara kembarnya juga secara terang-terangan tak menyukainya. Ia hanya seorang pelayan Cafe yang tidak memiliki masa depan yang cerah. Ia bahkan tidak tahu akan hidup seperti apa nantinya. Mungkin ..., jika ia mengakhirinya malam ini, tidak ada sesuatu yang akan ia sesali nantinya.

Kedua matanya terpejam bersamaan dengan air matanya yang mengalir melewati pipinya yang memerah. Entah sudah berapa lama ia berada diposisi seperti ini, yang pasti rasanya begitu menenangkan.

Beberapa menit kemudian Zee membuka matanya dengan lebar. Setelah sadar dengan apa yang akan dilakukannya, ia segera menjauh dari pembatas.

"Apa yang aku pikirkan," sesalnya. Ia memang bukan wanita hebat, tapi bukan berarti ia bisa melakukan hal bodoh seperti yang baru saja ia pikirkan.

Zee menghapus air matanya, ia lebih memilih menjauh dari sana dan menghabiskan semua alkohol yang tersisa di dalam botol itu.

Sadar jika dirinya terlalu lama berada di tempat asing, Zee memutuskan untuk pergi dari sana sebelum pemikiran bodohnya kembali lagi. Dengan sempoyongan ia menuruni tangga, ia tidak memperdulikan beberapa orang yang melewatinya saat berada di lobby. Yang ia pikirkan hanyalah ingin cepat pulang ke rumahnya.

Zee berjalan sambil berpegangan pada dinding, penglihatannya semakin mengabur karena efek dari alkohol yang ia minum. Mungkin jika Zee bercermin, ia akan tahu wajahnya memerah dengan sendirinya.

Dengan sisa kesadaran yang ada, Zee terus berjalan sambil berusaha mengingat-ingat di mana letak pintu lift berada. Ia ingin segera tertidur di ranjang kesayangannya dengan nyaman.

"Sial, kepalaku sakit sekali," keluhnya. Zee bersandar disebuah pintu, ia memijat kepalanya yang terasa berat.

Sedangkan di tempat lain, seseorang yang tidak berbeda jauh dengan Zee juga sedang menyeret kakinya ke arah yang sama. Siapa lagi jika bukan Darren, pria itu keluar dari acara dengan keadaan linglung. Meski alkohol tidak sepenuhnya menguasai tubuhnya, tapi ia membutuhkan ruang sendiri untuk melampiaskan kekesalan di hatinya.

Darren membawa sebuah kartu yang sengaja ia pesan untuk menyewa kamar, ia tidak berniat pulang ke rumahnya karena jaraknya yang cukup jauh. Mengingat Darren baru sampai dari luar kota ia tidak memiliki tenaga lagi untuk berpergian.

Darren menaikkan satu alisnya saat ada seorang wanita yang meringkuk di depan pintu kamarnya. Wajahnya tertutupi oleh rambut, wanita itu tampak sedang tidak baik-baik saja.

"Permisi, maaf Anda sedang apa di sini?" Darren masih berusaha untuk berbicara diantara kesadarannya yang masih tersisa.

Zee celingukkan, ia mendongak untuk melihat siapa yang berbicara padanya. Alisnya mengerut saat ada seorang pria tampan di hadapannya.

Darren terkejut saat mendapat kenyataan bahwa ternyata kekasihnya yang menghalangi pintu kamarnya.

"Bagaimana kau bisa tahu ini kamarku?" tanya Darren. Ia berpikir Thea mengikutinya sampai ke sini.

Bab terkait

  • Suamimu Ayah Anakku    03. CIUMAN DENGAN PRIA ASING

    Jika saja kepalanya tidak berdenyut-denyut, ingin sekali Zee bertanya, "Apa kita saling mengenal?" Sayangnya keadaan Zee sedang tidak ada tenaga untuk mengeluarkan suara. Atau mungkin sebenarnya Zee mengenalnya, tapi ia tidak mengingatnya. Entahlah, Zee tidak punya ingatan lain tentang pria itu. Keadaan Zee lebih parah dari Darren. Wajar saja, karena ia bukanlah seorang peminum, tapi malam ini ia sudah menghabiskan satu botol penuh hingga kesadarannya hampir dikuasai oleh alkohol sepenuhnya. "Kau baik-baik saja?" Darren bertanya dengan khawatir. Zee hanya melihatnya dengan kebingungan, ia tidak merasa kenal dengan Darren, tapi dari cara pria itu bertanya padanya sepertinya mereka memang saling mengenal. Tanpa menunggu jawaban dari Zee, Darren mendekati Zee dan membantunya untuk berdiri dengan benar. Meski Darren masih marah tapi melihat wanitanya seperti itu tentu ia merasa tidak tega. Darren merasa bersalah, ia berpikir jika itu adalah salahnya.Darren membuka kamarnya menggunak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Suamimu Ayah Anakku    04. MALAM PANAS YANG MENDEBARKAN

    Darren bukanlah pria brengsek yang suka melakukan hal-hal seperti ini, berpacaran dengan Thea selama hampir satu tahun lebih, ia hanya berani mencium-cium ringan sebagai tanda kasih sayang yang ia miliki. Mereka pun jarang berciuman mengingat keduanya sama-sama sibuk dengan karir masing-masing, jadi jika mereka bertemu paling hanya ada dinner atau sekedar makan siang bersama. Darren sangat memahami Thea, ia tidak pernah menuntut apa pun dari wanitanya. Hanya saja kejadian malam ini diluar kendalinya, ia tidak tahu apa yang begitu merasukinya hingga ia begitu menginginkan Thea. Mungkin karena Darren takut kehilangannya, atau mungkin ia belum pernah melihat wajah polosnya yang justru terlihat lebih cantik. Selama ini Darren ke mana saja, kenapa ia baru sadar jika Thea akan lebih menggoda jika sedang mabuk. Selain menghisap dan melumat, Darren bermain-main dengan lidahnya sesuai naluri yang ia punya, ia adalah pria dewasa yang tahu akan prosesnya.Zee menyambutnya dengan sukarela, rasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Suamimu Ayah Anakku    05. KEHILANGAN ARAH

    "Aku bergerak sekarang ya." Itu bukan permintaan, karena setelahnya Darren mulai bergerak memaju mundurkan tubuhnya seolah mencari titik kenikmatan. "Ahh ...." Si wanita merintih, meski sejujurnya ada sesuatu yang membuatnya menggelinjang hebat saat benda itu menekan kuat bagian terdalamnya."Maaf sayang, aku sudah berusaha untuk pelan," ucap Darren disela pergerakannya.Zee pasti sudah gila karena ia merasa senang saat ada orang asing yang memanggilnya sayang. Kata itu seolah terdengar sangat tulus di telinganya, hingga membuat hatinya tersentuh. Apa mungkin itu karena alkohol terlalu kuat menguasai tubuhnya?Zee tidak tahu kenapa tiba-tiba ia merasa ingin disentuh, dibelai, dan dipuaskan. Yang pasti, ia sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya merespon cepat setiap kali Darren berhasil menyentuh titik kenikmatannya."Ahh ...." Zee membuka tutup matanya keenakan, kedua tangannya meremas sprei erat-erat. "Panggil namaku," kata Darren dengan nada memerintah.Zee, wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Suamimu Ayah Anakku    06. TAK DIRESTUI

    "Dari mana saja kau!" Bu Prim mencercanya dengan tatapan tajam saat ia mendapati Zee yang mengendap-endap ke dalam rumah. Zee menundukkan kepalanya, ia tidak ingin ibunya melihat keadaannya yang kacau. Terlebih matanya yang mungkin sudah membengkak. Zee pikir ia akan lolos mengingat ini sudah lewat tengah malam, tapi ternyata ibunya masih terjaga."Kenapa diam, aku bertanya dari mana saja kau!" Bu Prim tampak kesal karena Zee tidak berniat untuk menjawabnya. "A-aku ..., aku-" "Sudahlah, tidak peduli juga kau pergi ke mana. Tapi lain kali jangan begini, kau tidak lihat sekarang jam berapa! Apa kata tetangga jika mereka tahu anak gadis sepertimu pulang selarut ini!" kata Bu Prim panjang lebar.Tangan Zee semakin bergetar, air matanya mulai kembali menggenang. Bahkan ibunya tidak mengkhawatirkan sama sekali, ia hanya memikirkan pandangan orang lain. "Sana masuk kamar!" perintahnya.Zee segera pergi ke kamarnya, jika ia terlalu lama di sana takutnya ia tidak bisa menahan diri lagi. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Suamimu Ayah Anakku    07. SALAH PAHAM

    Prangg ....Zee menjatuhkan sendok yang ada di tangannya hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pengunjung di sana. Dengan cepat Zee tersenyum dengan penuh penyesalan, ia segera mengambil sendok itu di lantai. Salah satu teman kerjanya, Syalu menghampiri Zee dengan penasaran. "Ada apa Zee?"Zee menatap Syalu dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasanya ia ingin menghilang sata itu juga, wajahnya berubah memucat membuat Syalu semakin penasaran dengan apa yang Zee lihat di dalam ponselnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Syalu lagi."Mati aku," lirihnya.Syalu tampak kesal karena Zee tak kunjung memberitahunya. "Kenapa, soal ibumu lagi?"Zee menggeleng lemas. Ia tidak yakin haruskah dirinya membalas pesan Thea atau tidak. Tapi dari cara Thea bertanya, sepertinya ia sudah ketahuan. Apa ini saatnya ia menghilang?"Syalu ...," panggil Zee dengan nada lemah."Apa, apa! Dari tadi aku menunggumu mengatakan sesuatu!""Di mana aku bisa bersembunyi," ucap Zee dengan tatapan kosong.Syalu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Suamimu Ayah Anakku    08. KESEPAKATAN SALING MENGUNTUNGKAN

    "Apa-apaan itu!" Thea menatap ponselnya dengan pandangan kesal. D huarren baru saja menyuarakan pendapatnya lagi tentang Paris. Dan sudah pasti ia tidak akan bisa pergi. Karena itulah sekarang Thea berada di sini. Di depan sebuah Cafe untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya agar keinginannya ke Paris tercapai."Thea ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari Cafe."Hm, apa Zee sudah selesai?" Thea tentu saja mengenalnya, itu Jeff. Karena dulu saat jaman SMA ia sering melihatnya dengan Zee di sekolah."Mungkin sebentar lagi, tunggu saja di dalam." Jeff mempersilahkan Thea untuk masuk."Tidak perlu, aku tunggu di mobil saja," tolak Thea sambil berlalu dari sana.Jeff menatap Thea dengan helaan nafas. "Mereka sama, tapi sifatnya benar-benar berbeda," monolognya.Tak lama kemudian Zee keluar, ia menatap Jeff dengan heran karena bosnya itu masih ada si sana. "Kau masih di sini?""Tumben sekali kakakmu menjemput," tunjuk Jeff pada sebuah mobil yang terparkir di samping Cafenya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Suamimu Ayah Anakku    09. BERTEMU KEMBALI

    "Awas, jangan sampai kau merepotkan dia. Kau harus sadar diri selama di sana." Bu Prim mengingatkan saat Zee berpamitan untuk tinggal dengan Thea. "Aku tahu." Zee tak banyak bicara, ia lebih memikirkan nasibnya saat ia menjalani kehidupan menjadi Thea nanti.Sedangkan Bu Prim tidak tahu tentang kebenarannya. Thea hanya mengatakan bahwa ia meminta ijin agar Zee tinggal sementara untuk membantu pekerjaannya. Tentu Bu Prim percaya. "Bu, aku pergi dulu ya. Oh ya, aku juga sudah mengirim uang ke rekening Ibu," kata Thea sebelum masuk ke dalam mobil.Bibir Bu Prim tersenyum lebar. Thea memang selalu mengerti keinginannya. "Jika dia menyusahkanmu, beri saja pelajaran."Thea mengangguk untuk menanggapi. Zee mendelik ke arah lain, percuma saja jika dirinya bicara itu hanya akan membuat ia sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk masuk lebih dulu sebelum mendengar kata-kata menyakitkan lainnya.Thea tersenyum remeh ketika ia melihat Zee yang menyembunyikan wajahnya di jendela mobil. "Jangan diamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Suamimu Ayah Anakku    10. WILL YOU MARRY ME

    Apa jika Zee menolak permintaan Thea, rahasia ini akan terbongkar saat ini juga. Secara Thea akan kebingungan dengan malam yang dimaksud oleh Darren. Rasanya Zee sangat bersyukur telah mengambil keputusan ini. "Tidak perlu malu begitu. Sekali lagi maaf ya." Darren bukan tipikal pria seenaknya, karena itu ia bahkan masih meminta maaf pada kekasihnya sendiri. Zee jadi merasa bersalah, apa tidak apa-apa jika ia berbohong tentang semuanya?Seketika pandangan Zee berubah kosong, haruskah ia sampai seperti ini mengelabui seseorang. Tapi ini bukan kehendaknya, jadi kenapa ia harus merasa bersalah sendiri. "Hei baby, why?" Darren panik karena Zee terdiam diam. "Thea?"Saat nama kembarannya disebut, Zee segera tersadar. Menyadari posisinya terlalu dekat, ia replect memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika begini Zee bisa mati saat ini juga. Harusnya Thea memberitahunya jika Darren adalah orang yang seperti ini. Oh sial, entah berapa kali jantungnya hampir saja copot dari tempatnya.Darren menc

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16

Bab terbaru

  • Suamimu Ayah Anakku    13. MELIHATNYA DALAM PENAMPILAN BERBEDA

    Zee terbelalak melihat pesan yang baru saja muncul di ponselnya. Sejujurnya ia belum terbiasa dengan pesan Darren yang tiba-tiba, karena yang ia rasakan tetaplah orang asing meski sebelumnya mereka pernah menghabiskan malam panas.Gara-gara percakapannya dengan Thea waktu itu, Zee jadi sedikit ragu dalam bertindak. Ia tidak ingin kembarannya itu kembali menyalahkannya. Tapi jika ia tidak membalasnya apa itu tidak akan membuat Darren curiga.Dengan berat hati, Zee terpaksa membalasnya.'Jemput ke mana?' Dan tak butuh waktu lama Darren membalasnya dengan cepat . 'Tentu saja ke kantormu.' Zee membelalakkan matanya, kantor? Gawat, Darren tidak boleh sampai menyusul ke sana, bisa-bisa penyamarannya akan terbongkar saat itu juga.'Hari ini aku tidak ke kantor, aku di Apartment.' Zee harap Darren tidak menanyakan alasannya karena demi apa pun ia tidak tahu harus beralasan seperti apa. 'Baiklah, aku akan mampir kalau begitu.'Zee bernafas lega. Ia merasa geli sendiri saat mengetikkan balas

  • Suamimu Ayah Anakku    12. SEMAKIN PANAS

    'Thea, Darren melamarmu.' Zee menunggu balasan dari pesan yang ia kirimkan untuk kakaknya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Thea setelah tahu jika dia melewatkan hari spesialnya dengan Darren.'Kurasa Darren serius denganmu, jadi aku menerimanya. Berterima kasihlah padaku.' Zee terus mengirimkan pesan. Selama beberapa menit masih belum ada jawaban, sesekali Zee menelpon.'Balas pesanku, aku harus tahu bagaimana pendapatmu mengenai hal itu.'Masih tidak ada balasan. Telponnya juga masih tidak diangkat. Apakah Thea baik-baik saja di sana?'Thea, angkat telponku!'Beberapa kali Zee berdecak kesal, Thea tak kunjung mengangkat teleponnya. Seketika ia menatap ke sekeliling, ia baru menyadari jika barang-barang yang ia pakai milik Thea terasa sangat asing. Rasanya ia tidak memiliki kepercayaan diri sepenuh itu.Pantas saja Darren terlihat sangat mencintai Thea, mereka sangat cocok, serasi dan juga sederajat. Selain penampilan Thea yang trendy, kembarannya itu juga memiliki gelar yang bisa dib

  • Suamimu Ayah Anakku    11. Mengabaikan Keputusan

    Zee menoleh ke arah Darren hingga wajah mereka saling berhadapan dengan tangan Darren yang masih tersemat di pinggangnya."Darren-" Zee tak bisa melanjutkan ucapannya.Darren tersenyum lebar padanya. Tampan ... oh sial bisa-bisanya ia malah berfokus ke sana. Masalahnya bukan itu sekarang. Zee tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia bukan Thea, itulah masalahnya."Sayang." Satu tangan Darren menangkup pipinya.Zee tertegun dengan tatapan Darren yang mendamba ke arahnya. Jika Thea di sini, mungkin dia akan sangat bahagia mendengar orang sempurna seperti Darren melamarnya. Sayang sekali Thea tak bisa merasakan momen penting ini."Kurasa ini sudah waktunya." Darren memancarkan cinta yang sangat dalam dan tulus, seketika Zee merasa iri.Oh bukan, Zee bukan iri pada Thea tapi ia iri karena tak pernah ada seseorang yang menatapnya sedalam itu. Dan saat ini, saat seorang pria tampan dan lembut melakukannya, ia merasa tak keberatan. Tapi sayang, itu bukan karena dirinya, tapi karena Thea."

  • Suamimu Ayah Anakku    10. WILL YOU MARRY ME

    Apa jika Zee menolak permintaan Thea, rahasia ini akan terbongkar saat ini juga. Secara Thea akan kebingungan dengan malam yang dimaksud oleh Darren. Rasanya Zee sangat bersyukur telah mengambil keputusan ini. "Tidak perlu malu begitu. Sekali lagi maaf ya." Darren bukan tipikal pria seenaknya, karena itu ia bahkan masih meminta maaf pada kekasihnya sendiri. Zee jadi merasa bersalah, apa tidak apa-apa jika ia berbohong tentang semuanya?Seketika pandangan Zee berubah kosong, haruskah ia sampai seperti ini mengelabui seseorang. Tapi ini bukan kehendaknya, jadi kenapa ia harus merasa bersalah sendiri. "Hei baby, why?" Darren panik karena Zee terdiam diam. "Thea?"Saat nama kembarannya disebut, Zee segera tersadar. Menyadari posisinya terlalu dekat, ia replect memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika begini Zee bisa mati saat ini juga. Harusnya Thea memberitahunya jika Darren adalah orang yang seperti ini. Oh sial, entah berapa kali jantungnya hampir saja copot dari tempatnya.Darren menc

  • Suamimu Ayah Anakku    09. BERTEMU KEMBALI

    "Awas, jangan sampai kau merepotkan dia. Kau harus sadar diri selama di sana." Bu Prim mengingatkan saat Zee berpamitan untuk tinggal dengan Thea. "Aku tahu." Zee tak banyak bicara, ia lebih memikirkan nasibnya saat ia menjalani kehidupan menjadi Thea nanti.Sedangkan Bu Prim tidak tahu tentang kebenarannya. Thea hanya mengatakan bahwa ia meminta ijin agar Zee tinggal sementara untuk membantu pekerjaannya. Tentu Bu Prim percaya. "Bu, aku pergi dulu ya. Oh ya, aku juga sudah mengirim uang ke rekening Ibu," kata Thea sebelum masuk ke dalam mobil.Bibir Bu Prim tersenyum lebar. Thea memang selalu mengerti keinginannya. "Jika dia menyusahkanmu, beri saja pelajaran."Thea mengangguk untuk menanggapi. Zee mendelik ke arah lain, percuma saja jika dirinya bicara itu hanya akan membuat ia sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk masuk lebih dulu sebelum mendengar kata-kata menyakitkan lainnya.Thea tersenyum remeh ketika ia melihat Zee yang menyembunyikan wajahnya di jendela mobil. "Jangan diamb

  • Suamimu Ayah Anakku    08. KESEPAKATAN SALING MENGUNTUNGKAN

    "Apa-apaan itu!" Thea menatap ponselnya dengan pandangan kesal. D huarren baru saja menyuarakan pendapatnya lagi tentang Paris. Dan sudah pasti ia tidak akan bisa pergi. Karena itulah sekarang Thea berada di sini. Di depan sebuah Cafe untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya agar keinginannya ke Paris tercapai."Thea ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari Cafe."Hm, apa Zee sudah selesai?" Thea tentu saja mengenalnya, itu Jeff. Karena dulu saat jaman SMA ia sering melihatnya dengan Zee di sekolah."Mungkin sebentar lagi, tunggu saja di dalam." Jeff mempersilahkan Thea untuk masuk."Tidak perlu, aku tunggu di mobil saja," tolak Thea sambil berlalu dari sana.Jeff menatap Thea dengan helaan nafas. "Mereka sama, tapi sifatnya benar-benar berbeda," monolognya.Tak lama kemudian Zee keluar, ia menatap Jeff dengan heran karena bosnya itu masih ada si sana. "Kau masih di sini?""Tumben sekali kakakmu menjemput," tunjuk Jeff pada sebuah mobil yang terparkir di samping Cafenya.

  • Suamimu Ayah Anakku    07. SALAH PAHAM

    Prangg ....Zee menjatuhkan sendok yang ada di tangannya hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pengunjung di sana. Dengan cepat Zee tersenyum dengan penuh penyesalan, ia segera mengambil sendok itu di lantai. Salah satu teman kerjanya, Syalu menghampiri Zee dengan penasaran. "Ada apa Zee?"Zee menatap Syalu dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasanya ia ingin menghilang sata itu juga, wajahnya berubah memucat membuat Syalu semakin penasaran dengan apa yang Zee lihat di dalam ponselnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Syalu lagi."Mati aku," lirihnya.Syalu tampak kesal karena Zee tak kunjung memberitahunya. "Kenapa, soal ibumu lagi?"Zee menggeleng lemas. Ia tidak yakin haruskah dirinya membalas pesan Thea atau tidak. Tapi dari cara Thea bertanya, sepertinya ia sudah ketahuan. Apa ini saatnya ia menghilang?"Syalu ...," panggil Zee dengan nada lemah."Apa, apa! Dari tadi aku menunggumu mengatakan sesuatu!""Di mana aku bisa bersembunyi," ucap Zee dengan tatapan kosong.Syalu me

  • Suamimu Ayah Anakku    06. TAK DIRESTUI

    "Dari mana saja kau!" Bu Prim mencercanya dengan tatapan tajam saat ia mendapati Zee yang mengendap-endap ke dalam rumah. Zee menundukkan kepalanya, ia tidak ingin ibunya melihat keadaannya yang kacau. Terlebih matanya yang mungkin sudah membengkak. Zee pikir ia akan lolos mengingat ini sudah lewat tengah malam, tapi ternyata ibunya masih terjaga."Kenapa diam, aku bertanya dari mana saja kau!" Bu Prim tampak kesal karena Zee tidak berniat untuk menjawabnya. "A-aku ..., aku-" "Sudahlah, tidak peduli juga kau pergi ke mana. Tapi lain kali jangan begini, kau tidak lihat sekarang jam berapa! Apa kata tetangga jika mereka tahu anak gadis sepertimu pulang selarut ini!" kata Bu Prim panjang lebar.Tangan Zee semakin bergetar, air matanya mulai kembali menggenang. Bahkan ibunya tidak mengkhawatirkan sama sekali, ia hanya memikirkan pandangan orang lain. "Sana masuk kamar!" perintahnya.Zee segera pergi ke kamarnya, jika ia terlalu lama di sana takutnya ia tidak bisa menahan diri lagi. Di

  • Suamimu Ayah Anakku    05. KEHILANGAN ARAH

    "Aku bergerak sekarang ya." Itu bukan permintaan, karena setelahnya Darren mulai bergerak memaju mundurkan tubuhnya seolah mencari titik kenikmatan. "Ahh ...." Si wanita merintih, meski sejujurnya ada sesuatu yang membuatnya menggelinjang hebat saat benda itu menekan kuat bagian terdalamnya."Maaf sayang, aku sudah berusaha untuk pelan," ucap Darren disela pergerakannya.Zee pasti sudah gila karena ia merasa senang saat ada orang asing yang memanggilnya sayang. Kata itu seolah terdengar sangat tulus di telinganya, hingga membuat hatinya tersentuh. Apa mungkin itu karena alkohol terlalu kuat menguasai tubuhnya?Zee tidak tahu kenapa tiba-tiba ia merasa ingin disentuh, dibelai, dan dipuaskan. Yang pasti, ia sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya merespon cepat setiap kali Darren berhasil menyentuh titik kenikmatannya."Ahh ...." Zee membuka tutup matanya keenakan, kedua tangannya meremas sprei erat-erat. "Panggil namaku," kata Darren dengan nada memerintah.Zee, wan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status