Home / Romansa / Suamimu Ayah Anakku / 04. MALAM PANAS YANG MENDEBARKAN

Share

04. MALAM PANAS YANG MENDEBARKAN

Author: Vipdlf
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Darren bukanlah pria brengsek yang suka melakukan hal-hal seperti ini, berpacaran dengan Thea selama hampir satu tahun lebih, ia hanya berani mencium-cium ringan sebagai tanda kasih sayang yang ia miliki. Mereka pun jarang berciuman mengingat keduanya sama-sama sibuk dengan karir masing-masing, jadi jika mereka bertemu paling hanya ada dinner atau sekedar makan siang bersama.

Darren sangat memahami Thea, ia tidak pernah menuntut apa pun dari wanitanya. Hanya saja kejadian malam ini diluar kendalinya, ia tidak tahu apa yang begitu merasukinya hingga ia begitu menginginkan Thea. Mungkin karena Darren takut kehilangannya, atau mungkin ia belum pernah melihat wajah polosnya yang justru terlihat lebih cantik. Selama ini Darren ke mana saja, kenapa ia baru sadar jika Thea akan lebih menggoda jika sedang mabuk.

Selain menghisap dan melumat, Darren bermain-main dengan lidahnya sesuai naluri yang ia punya, ia adalah pria dewasa yang tahu akan prosesnya.

Zee menyambutnya dengan sukarela, rasa sedih yang ia rasakan seolah menghilang begitu saja. Ia jadi bertanya-tanya, apakah begini cara orang lain melampiaskan kesedihan mereka, kenapa baru ciuman saja rasanya sangat menyenangkan.

"Mmhh ...." Zee mendorong tubuh Darren, ia mengambil nafas sebanyak mungkin.

Di bawah cahaya lampu yang terang, pria itu tersenyum dengan begitu menawan. Lalu dengan sopan ia berkata, "Maaf, aku kebablasan."

Zee meleleh, apakah masih ada pria yang meminta maaf setelah menciumnya hingga kehabisan nafas. Konyol, bahkan itu bukan keinginan sepihak, kenapa juga harus meminta maaf.

"Aku pasti sudah gila," ujar Zee sambil terengah-engah.

Kali ini Darren tertawa, pria itu masih tidak pergi dari atasnya. Justru Zee malah merasakan usapan lembut di kepalanya, pria yang masih ia anggap sebagai orang asing itu memberikan perhatian.

"Kurasa begitu, aku bahkan lebih gila darimu," timpalnya.

Tangan Darren beralih mengusap pundaknya, tatapannya berubah serius seolah ia ingin menyampaikan sesuatu yang tertahan di tenggorokannya.

"Bolehkah?" tanya Darren dengan suara lembut. Wanita mana yang tidak akan meleleh, bahkan Zee yang tidak mengenalnya pun tersentuh.

Zee blank, selain penglihatannya yang berubah samar-samar, ia juga bingung harus menjawab apa. Di satu sisi, setengah kesadarannya terus berkata 'tidak' karena ia bukanlah wanita murahan yang mudah tidur dengan siapa pun. Di sisi lain tubuh dan otaknya berkata 'ya' karena ini sudah terlanjur, lagi pula ia menyukai perasaan ini. Perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Kalau kau tidak siap, aku-" ucapan Darren terpotong saat Zee tiba-tiba menarik kepalanya dan menciumnya.

Darren anggap ini sebagai jawaban setuju, artinya ia bisa melakukan lebih dari pada sekedar ciuman. Untuk beberapa detik Darren membiarkan Zee menciumnya, mereka kembali bercumbu tanpa jeda. Hingga sampai ke tahap Darren beralih pada lehernya, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, ia pikir inilah saatnya membuat ikatan kuat agar wanitanya ini tidak pergi ke mana-mana.

Persetan dengan Paris!

Pria itu menindih lekat. Tubuhnya mengeluarkan aroma khas yang mahal. Lidahnya menelusuri setiap lekukan lehernya bahkan sampai ke telinga. Jantung Zee berdegup kencang, ia menggeliat tak beraturan seolah ingin berteriak tapi suaranya terus tertahan.

"Baumu berbeda dari sebelumnya," gumam Darren. Tapi itu tidak membuatnya berhenti, ia terus melanjutkan kegiatannya.

Darren bermain-main dengan telinganya, tangan kiri pria itu menelusup dari bawah ke area pahanya. Usapan demi usapan membuat Zee hilang akal, ia bahkan tidak peduli dengan apa yang baru saja Darren gumamkan. Zee terlalu sibuk merasakan sensasi aneh yang membuat tubuhnya menggelinjang kepanasan.

"Ahh ...," desahan pertama Zee lolos begitu saja.

Darren sangat senang, tanpa melepas kontak mata, pria itu menerkam selangka, memangut titik-titik sensitif sepanjang leher sampai dagu. Tangan yang sebelumnya sibuk mengusap pahanya, kini sibuk membuka resleting yang ada di belakang gaunnya.

Darren membuat Zee setengah bangun agar ia lebih mudah untuk membuka satu-satunya kain yang menghalangi lekukan asli tubuh Zee. Ketika berhasil, Zee hanya bisa pasrah saat Darren melucuti pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalamnya saja.

Hawa dingin yang masuk ke kulit putihnya terhalang oleh rasa panas yang Darren ciptakan. Tidak ingin wanitanya kedinginan sendirian, Darren segera membuka kemeja hitamnya. Otot besarnya di beberapa titik terpampang nyata memperlihatkan kotak-kotak yang ada di perutnya.

Zee lagi-lagi terpana. Jantungnya menggebu menunggu detik-detik pria itu membuka ikat pinggangnya. Darren setengah berdiri di hadapannya dengan posisi ia tak berdaya. Yang Zee lakukan hanyalah meremas sprei yang sebenarnya sudah tak rapi lagi sejak mereka mulai berciuman.

Darren kembali merangkak lagi setelah ia hanya menyisakan celana dalam hitam ketat di tubuhnya. Ranjang berdecit. Darren sudah kembali menempelkan bibir mereka dan menggesekkannya berulang-ulang sampai Zee merintih.

Dada Zee membusung, pinggulnya meliuk kenikmatan. Sadar ada yang terlewatkan, pria itu memainkan dadanya secara bergantian. Mulutnya masih sibuk mengabsen gigi dan bergulat tak terlewatkan.

Zee tidak ingat bagaimana semua itu berlangsung, yang ia tahu dirinya sudah bertelanjang bulat begitupun dengan pria yang saat ini sedang menjamah tubuhnya dari atas ke bawah. Tidak ada satu pun waktu yang membuat Darren pergi dari atas tubuhnya, tangan, mulut dan kakinya bergerak ke segala penjuru arah.

Beberapa menit kemudian, Darren menghentikan aktifitasnya. Ia lagi-lagi tersenyum lalu membungkuk hanya sekedar untuk mencium keningnya dengan cukup lama. Zee pikir, untuk orang yang baru pertama kali bertemu bukankah itu terlalu mengesankan?

"Aku tidak berniat untuk berhenti di sini," kata Darren dengan suara setengah berbisik.

"Aku juga tidak," timpal Zee.

"Aku janji akan pelan. Jika aku menyakitimu, beritahu aku, oke?"

Zee mengangguk. Ia menaruh harapan besar pada pria asing ini. Siapa yang tahu jika mereka bisa jatuh cinta dan hidup Zee tidak akan kesepian lagi.

Darren bersiap untuk ke permainan inti, namun saat pria itu siap, tiba-tiba Zee menghentikannya.

"Tunggu!"

Darren menoleh ke arah Zee yang tampak khawatir. Wajahnya seolah ragu akan keseriusannya. "Kau takut?"

"Ti-tidak, maksudku ..., apa setelahnya kau akan mencampakkanku begitu saja?" tanya Zee dengan gugup.

Darren meraih tangan Zee lalu mengecup punggung tangannya dengan lembut. "Percaya padaku, aku tidak akan pernah mencampakkan-mu hanya karena sudah menikmati tubuhmu. Aku janji itu."

Zee tersenyum. Setelah itu, semua terjadi begitu saja. Darren mengambil langkah pertama untuk melakukannya secara hati-hati. Ia tidak ingin wanitanya kesakitan atau menderita karenanya.

Zee mencengkram sprei erat-erat, wajahnya memucat. Wajar saja karena ini pertama kalinya ia melakukannya. Terlebih ia melakukannya dengan orang asing, pikirnya.

"Ugh ..., s-sakit." Zee merintih.

"Maaf." Permintaan maaf itu bukan berarti Darren ingin berhenti, ia justru terus melanjutkan sampai ia benar-benar berhasil melakukan penyatuan.

"Ah ...."

Air mata menetes bersamaan dengan sesuatu yang keras dan panas menerobos masuk di bagian bawah tubuhnya, rasa sakit saat pertama kali tidak memungkiri membuat darah keperawanannya pecah saat itu juga.

Zee tidak sadar jika penyatuan itu menjadi petaka yang akan membuat hidupnya lebih rumit dari sebelumnya. Terlebih sampai saat ini Zee tidak tahu siapa Darren sebenarnya.

Nasib seseorang mungkin akan sulit untuk diubah, tapi takdir seseorang bisa saja berubah walau jalannya tidak akan mudah.

Related chapters

  • Suamimu Ayah Anakku    05. KEHILANGAN ARAH

    "Aku bergerak sekarang ya." Itu bukan permintaan, karena setelahnya Darren mulai bergerak memaju mundurkan tubuhnya seolah mencari titik kenikmatan. "Ahh ...." Si wanita merintih, meski sejujurnya ada sesuatu yang membuatnya menggelinjang hebat saat benda itu menekan kuat bagian terdalamnya."Maaf sayang, aku sudah berusaha untuk pelan," ucap Darren disela pergerakannya.Zee pasti sudah gila karena ia merasa senang saat ada orang asing yang memanggilnya sayang. Kata itu seolah terdengar sangat tulus di telinganya, hingga membuat hatinya tersentuh. Apa mungkin itu karena alkohol terlalu kuat menguasai tubuhnya?Zee tidak tahu kenapa tiba-tiba ia merasa ingin disentuh, dibelai, dan dipuaskan. Yang pasti, ia sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya merespon cepat setiap kali Darren berhasil menyentuh titik kenikmatannya."Ahh ...." Zee membuka tutup matanya keenakan, kedua tangannya meremas sprei erat-erat. "Panggil namaku," kata Darren dengan nada memerintah.Zee, wan

  • Suamimu Ayah Anakku    06. TAK DIRESTUI

    "Dari mana saja kau!" Bu Prim mencercanya dengan tatapan tajam saat ia mendapati Zee yang mengendap-endap ke dalam rumah. Zee menundukkan kepalanya, ia tidak ingin ibunya melihat keadaannya yang kacau. Terlebih matanya yang mungkin sudah membengkak. Zee pikir ia akan lolos mengingat ini sudah lewat tengah malam, tapi ternyata ibunya masih terjaga."Kenapa diam, aku bertanya dari mana saja kau!" Bu Prim tampak kesal karena Zee tidak berniat untuk menjawabnya. "A-aku ..., aku-" "Sudahlah, tidak peduli juga kau pergi ke mana. Tapi lain kali jangan begini, kau tidak lihat sekarang jam berapa! Apa kata tetangga jika mereka tahu anak gadis sepertimu pulang selarut ini!" kata Bu Prim panjang lebar.Tangan Zee semakin bergetar, air matanya mulai kembali menggenang. Bahkan ibunya tidak mengkhawatirkan sama sekali, ia hanya memikirkan pandangan orang lain. "Sana masuk kamar!" perintahnya.Zee segera pergi ke kamarnya, jika ia terlalu lama di sana takutnya ia tidak bisa menahan diri lagi. Di

  • Suamimu Ayah Anakku    07. SALAH PAHAM

    Prangg ....Zee menjatuhkan sendok yang ada di tangannya hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pengunjung di sana. Dengan cepat Zee tersenyum dengan penuh penyesalan, ia segera mengambil sendok itu di lantai. Salah satu teman kerjanya, Syalu menghampiri Zee dengan penasaran. "Ada apa Zee?"Zee menatap Syalu dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasanya ia ingin menghilang sata itu juga, wajahnya berubah memucat membuat Syalu semakin penasaran dengan apa yang Zee lihat di dalam ponselnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Syalu lagi."Mati aku," lirihnya.Syalu tampak kesal karena Zee tak kunjung memberitahunya. "Kenapa, soal ibumu lagi?"Zee menggeleng lemas. Ia tidak yakin haruskah dirinya membalas pesan Thea atau tidak. Tapi dari cara Thea bertanya, sepertinya ia sudah ketahuan. Apa ini saatnya ia menghilang?"Syalu ...," panggil Zee dengan nada lemah."Apa, apa! Dari tadi aku menunggumu mengatakan sesuatu!""Di mana aku bisa bersembunyi," ucap Zee dengan tatapan kosong.Syalu me

  • Suamimu Ayah Anakku    08. KESEPAKATAN SALING MENGUNTUNGKAN

    "Apa-apaan itu!" Thea menatap ponselnya dengan pandangan kesal. D huarren baru saja menyuarakan pendapatnya lagi tentang Paris. Dan sudah pasti ia tidak akan bisa pergi. Karena itulah sekarang Thea berada di sini. Di depan sebuah Cafe untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya agar keinginannya ke Paris tercapai."Thea ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari Cafe."Hm, apa Zee sudah selesai?" Thea tentu saja mengenalnya, itu Jeff. Karena dulu saat jaman SMA ia sering melihatnya dengan Zee di sekolah."Mungkin sebentar lagi, tunggu saja di dalam." Jeff mempersilahkan Thea untuk masuk."Tidak perlu, aku tunggu di mobil saja," tolak Thea sambil berlalu dari sana.Jeff menatap Thea dengan helaan nafas. "Mereka sama, tapi sifatnya benar-benar berbeda," monolognya.Tak lama kemudian Zee keluar, ia menatap Jeff dengan heran karena bosnya itu masih ada si sana. "Kau masih di sini?""Tumben sekali kakakmu menjemput," tunjuk Jeff pada sebuah mobil yang terparkir di samping Cafenya.

  • Suamimu Ayah Anakku    09. BERTEMU KEMBALI

    "Awas, jangan sampai kau merepotkan dia. Kau harus sadar diri selama di sana." Bu Prim mengingatkan saat Zee berpamitan untuk tinggal dengan Thea. "Aku tahu." Zee tak banyak bicara, ia lebih memikirkan nasibnya saat ia menjalani kehidupan menjadi Thea nanti.Sedangkan Bu Prim tidak tahu tentang kebenarannya. Thea hanya mengatakan bahwa ia meminta ijin agar Zee tinggal sementara untuk membantu pekerjaannya. Tentu Bu Prim percaya. "Bu, aku pergi dulu ya. Oh ya, aku juga sudah mengirim uang ke rekening Ibu," kata Thea sebelum masuk ke dalam mobil.Bibir Bu Prim tersenyum lebar. Thea memang selalu mengerti keinginannya. "Jika dia menyusahkanmu, beri saja pelajaran."Thea mengangguk untuk menanggapi. Zee mendelik ke arah lain, percuma saja jika dirinya bicara itu hanya akan membuat ia sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk masuk lebih dulu sebelum mendengar kata-kata menyakitkan lainnya.Thea tersenyum remeh ketika ia melihat Zee yang menyembunyikan wajahnya di jendela mobil. "Jangan diamb

  • Suamimu Ayah Anakku    10. WILL YOU MARRY ME

    Apa jika Zee menolak permintaan Thea, rahasia ini akan terbongkar saat ini juga. Secara Thea akan kebingungan dengan malam yang dimaksud oleh Darren. Rasanya Zee sangat bersyukur telah mengambil keputusan ini. "Tidak perlu malu begitu. Sekali lagi maaf ya." Darren bukan tipikal pria seenaknya, karena itu ia bahkan masih meminta maaf pada kekasihnya sendiri. Zee jadi merasa bersalah, apa tidak apa-apa jika ia berbohong tentang semuanya?Seketika pandangan Zee berubah kosong, haruskah ia sampai seperti ini mengelabui seseorang. Tapi ini bukan kehendaknya, jadi kenapa ia harus merasa bersalah sendiri. "Hei baby, why?" Darren panik karena Zee terdiam diam. "Thea?"Saat nama kembarannya disebut, Zee segera tersadar. Menyadari posisinya terlalu dekat, ia replect memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika begini Zee bisa mati saat ini juga. Harusnya Thea memberitahunya jika Darren adalah orang yang seperti ini. Oh sial, entah berapa kali jantungnya hampir saja copot dari tempatnya.Darren menc

  • Suamimu Ayah Anakku    11. Mengabaikan Keputusan

    Zee menoleh ke arah Darren hingga wajah mereka saling berhadapan dengan tangan Darren yang masih tersemat di pinggangnya."Darren-" Zee tak bisa melanjutkan ucapannya.Darren tersenyum lebar padanya. Tampan ... oh sial bisa-bisanya ia malah berfokus ke sana. Masalahnya bukan itu sekarang. Zee tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia bukan Thea, itulah masalahnya."Sayang." Satu tangan Darren menangkup pipinya.Zee tertegun dengan tatapan Darren yang mendamba ke arahnya. Jika Thea di sini, mungkin dia akan sangat bahagia mendengar orang sempurna seperti Darren melamarnya. Sayang sekali Thea tak bisa merasakan momen penting ini."Kurasa ini sudah waktunya." Darren memancarkan cinta yang sangat dalam dan tulus, seketika Zee merasa iri.Oh bukan, Zee bukan iri pada Thea tapi ia iri karena tak pernah ada seseorang yang menatapnya sedalam itu. Dan saat ini, saat seorang pria tampan dan lembut melakukannya, ia merasa tak keberatan. Tapi sayang, itu bukan karena dirinya, tapi karena Thea."

  • Suamimu Ayah Anakku    12. SEMAKIN PANAS

    'Thea, Darren melamarmu.' Zee menunggu balasan dari pesan yang ia kirimkan untuk kakaknya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Thea setelah tahu jika dia melewatkan hari spesialnya dengan Darren.'Kurasa Darren serius denganmu, jadi aku menerimanya. Berterima kasihlah padaku.' Zee terus mengirimkan pesan. Selama beberapa menit masih belum ada jawaban, sesekali Zee menelpon.'Balas pesanku, aku harus tahu bagaimana pendapatmu mengenai hal itu.'Masih tidak ada balasan. Telponnya juga masih tidak diangkat. Apakah Thea baik-baik saja di sana?'Thea, angkat telponku!'Beberapa kali Zee berdecak kesal, Thea tak kunjung mengangkat teleponnya. Seketika ia menatap ke sekeliling, ia baru menyadari jika barang-barang yang ia pakai milik Thea terasa sangat asing. Rasanya ia tidak memiliki kepercayaan diri sepenuh itu.Pantas saja Darren terlihat sangat mencintai Thea, mereka sangat cocok, serasi dan juga sederajat. Selain penampilan Thea yang trendy, kembarannya itu juga memiliki gelar yang bisa dib

Latest chapter

  • Suamimu Ayah Anakku    13. MELIHATNYA DALAM PENAMPILAN BERBEDA

    Zee terbelalak melihat pesan yang baru saja muncul di ponselnya. Sejujurnya ia belum terbiasa dengan pesan Darren yang tiba-tiba, karena yang ia rasakan tetaplah orang asing meski sebelumnya mereka pernah menghabiskan malam panas.Gara-gara percakapannya dengan Thea waktu itu, Zee jadi sedikit ragu dalam bertindak. Ia tidak ingin kembarannya itu kembali menyalahkannya. Tapi jika ia tidak membalasnya apa itu tidak akan membuat Darren curiga.Dengan berat hati, Zee terpaksa membalasnya.'Jemput ke mana?' Dan tak butuh waktu lama Darren membalasnya dengan cepat . 'Tentu saja ke kantormu.' Zee membelalakkan matanya, kantor? Gawat, Darren tidak boleh sampai menyusul ke sana, bisa-bisa penyamarannya akan terbongkar saat itu juga.'Hari ini aku tidak ke kantor, aku di Apartment.' Zee harap Darren tidak menanyakan alasannya karena demi apa pun ia tidak tahu harus beralasan seperti apa. 'Baiklah, aku akan mampir kalau begitu.'Zee bernafas lega. Ia merasa geli sendiri saat mengetikkan balas

  • Suamimu Ayah Anakku    12. SEMAKIN PANAS

    'Thea, Darren melamarmu.' Zee menunggu balasan dari pesan yang ia kirimkan untuk kakaknya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Thea setelah tahu jika dia melewatkan hari spesialnya dengan Darren.'Kurasa Darren serius denganmu, jadi aku menerimanya. Berterima kasihlah padaku.' Zee terus mengirimkan pesan. Selama beberapa menit masih belum ada jawaban, sesekali Zee menelpon.'Balas pesanku, aku harus tahu bagaimana pendapatmu mengenai hal itu.'Masih tidak ada balasan. Telponnya juga masih tidak diangkat. Apakah Thea baik-baik saja di sana?'Thea, angkat telponku!'Beberapa kali Zee berdecak kesal, Thea tak kunjung mengangkat teleponnya. Seketika ia menatap ke sekeliling, ia baru menyadari jika barang-barang yang ia pakai milik Thea terasa sangat asing. Rasanya ia tidak memiliki kepercayaan diri sepenuh itu.Pantas saja Darren terlihat sangat mencintai Thea, mereka sangat cocok, serasi dan juga sederajat. Selain penampilan Thea yang trendy, kembarannya itu juga memiliki gelar yang bisa dib

  • Suamimu Ayah Anakku    11. Mengabaikan Keputusan

    Zee menoleh ke arah Darren hingga wajah mereka saling berhadapan dengan tangan Darren yang masih tersemat di pinggangnya."Darren-" Zee tak bisa melanjutkan ucapannya.Darren tersenyum lebar padanya. Tampan ... oh sial bisa-bisanya ia malah berfokus ke sana. Masalahnya bukan itu sekarang. Zee tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ia bukan Thea, itulah masalahnya."Sayang." Satu tangan Darren menangkup pipinya.Zee tertegun dengan tatapan Darren yang mendamba ke arahnya. Jika Thea di sini, mungkin dia akan sangat bahagia mendengar orang sempurna seperti Darren melamarnya. Sayang sekali Thea tak bisa merasakan momen penting ini."Kurasa ini sudah waktunya." Darren memancarkan cinta yang sangat dalam dan tulus, seketika Zee merasa iri.Oh bukan, Zee bukan iri pada Thea tapi ia iri karena tak pernah ada seseorang yang menatapnya sedalam itu. Dan saat ini, saat seorang pria tampan dan lembut melakukannya, ia merasa tak keberatan. Tapi sayang, itu bukan karena dirinya, tapi karena Thea."

  • Suamimu Ayah Anakku    10. WILL YOU MARRY ME

    Apa jika Zee menolak permintaan Thea, rahasia ini akan terbongkar saat ini juga. Secara Thea akan kebingungan dengan malam yang dimaksud oleh Darren. Rasanya Zee sangat bersyukur telah mengambil keputusan ini. "Tidak perlu malu begitu. Sekali lagi maaf ya." Darren bukan tipikal pria seenaknya, karena itu ia bahkan masih meminta maaf pada kekasihnya sendiri. Zee jadi merasa bersalah, apa tidak apa-apa jika ia berbohong tentang semuanya?Seketika pandangan Zee berubah kosong, haruskah ia sampai seperti ini mengelabui seseorang. Tapi ini bukan kehendaknya, jadi kenapa ia harus merasa bersalah sendiri. "Hei baby, why?" Darren panik karena Zee terdiam diam. "Thea?"Saat nama kembarannya disebut, Zee segera tersadar. Menyadari posisinya terlalu dekat, ia replect memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika begini Zee bisa mati saat ini juga. Harusnya Thea memberitahunya jika Darren adalah orang yang seperti ini. Oh sial, entah berapa kali jantungnya hampir saja copot dari tempatnya.Darren menc

  • Suamimu Ayah Anakku    09. BERTEMU KEMBALI

    "Awas, jangan sampai kau merepotkan dia. Kau harus sadar diri selama di sana." Bu Prim mengingatkan saat Zee berpamitan untuk tinggal dengan Thea. "Aku tahu." Zee tak banyak bicara, ia lebih memikirkan nasibnya saat ia menjalani kehidupan menjadi Thea nanti.Sedangkan Bu Prim tidak tahu tentang kebenarannya. Thea hanya mengatakan bahwa ia meminta ijin agar Zee tinggal sementara untuk membantu pekerjaannya. Tentu Bu Prim percaya. "Bu, aku pergi dulu ya. Oh ya, aku juga sudah mengirim uang ke rekening Ibu," kata Thea sebelum masuk ke dalam mobil.Bibir Bu Prim tersenyum lebar. Thea memang selalu mengerti keinginannya. "Jika dia menyusahkanmu, beri saja pelajaran."Thea mengangguk untuk menanggapi. Zee mendelik ke arah lain, percuma saja jika dirinya bicara itu hanya akan membuat ia sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk masuk lebih dulu sebelum mendengar kata-kata menyakitkan lainnya.Thea tersenyum remeh ketika ia melihat Zee yang menyembunyikan wajahnya di jendela mobil. "Jangan diamb

  • Suamimu Ayah Anakku    08. KESEPAKATAN SALING MENGUNTUNGKAN

    "Apa-apaan itu!" Thea menatap ponselnya dengan pandangan kesal. D huarren baru saja menyuarakan pendapatnya lagi tentang Paris. Dan sudah pasti ia tidak akan bisa pergi. Karena itulah sekarang Thea berada di sini. Di depan sebuah Cafe untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya agar keinginannya ke Paris tercapai."Thea ya?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari Cafe."Hm, apa Zee sudah selesai?" Thea tentu saja mengenalnya, itu Jeff. Karena dulu saat jaman SMA ia sering melihatnya dengan Zee di sekolah."Mungkin sebentar lagi, tunggu saja di dalam." Jeff mempersilahkan Thea untuk masuk."Tidak perlu, aku tunggu di mobil saja," tolak Thea sambil berlalu dari sana.Jeff menatap Thea dengan helaan nafas. "Mereka sama, tapi sifatnya benar-benar berbeda," monolognya.Tak lama kemudian Zee keluar, ia menatap Jeff dengan heran karena bosnya itu masih ada si sana. "Kau masih di sini?""Tumben sekali kakakmu menjemput," tunjuk Jeff pada sebuah mobil yang terparkir di samping Cafenya.

  • Suamimu Ayah Anakku    07. SALAH PAHAM

    Prangg ....Zee menjatuhkan sendok yang ada di tangannya hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pengunjung di sana. Dengan cepat Zee tersenyum dengan penuh penyesalan, ia segera mengambil sendok itu di lantai. Salah satu teman kerjanya, Syalu menghampiri Zee dengan penasaran. "Ada apa Zee?"Zee menatap Syalu dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasanya ia ingin menghilang sata itu juga, wajahnya berubah memucat membuat Syalu semakin penasaran dengan apa yang Zee lihat di dalam ponselnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Syalu lagi."Mati aku," lirihnya.Syalu tampak kesal karena Zee tak kunjung memberitahunya. "Kenapa, soal ibumu lagi?"Zee menggeleng lemas. Ia tidak yakin haruskah dirinya membalas pesan Thea atau tidak. Tapi dari cara Thea bertanya, sepertinya ia sudah ketahuan. Apa ini saatnya ia menghilang?"Syalu ...," panggil Zee dengan nada lemah."Apa, apa! Dari tadi aku menunggumu mengatakan sesuatu!""Di mana aku bisa bersembunyi," ucap Zee dengan tatapan kosong.Syalu me

  • Suamimu Ayah Anakku    06. TAK DIRESTUI

    "Dari mana saja kau!" Bu Prim mencercanya dengan tatapan tajam saat ia mendapati Zee yang mengendap-endap ke dalam rumah. Zee menundukkan kepalanya, ia tidak ingin ibunya melihat keadaannya yang kacau. Terlebih matanya yang mungkin sudah membengkak. Zee pikir ia akan lolos mengingat ini sudah lewat tengah malam, tapi ternyata ibunya masih terjaga."Kenapa diam, aku bertanya dari mana saja kau!" Bu Prim tampak kesal karena Zee tidak berniat untuk menjawabnya. "A-aku ..., aku-" "Sudahlah, tidak peduli juga kau pergi ke mana. Tapi lain kali jangan begini, kau tidak lihat sekarang jam berapa! Apa kata tetangga jika mereka tahu anak gadis sepertimu pulang selarut ini!" kata Bu Prim panjang lebar.Tangan Zee semakin bergetar, air matanya mulai kembali menggenang. Bahkan ibunya tidak mengkhawatirkan sama sekali, ia hanya memikirkan pandangan orang lain. "Sana masuk kamar!" perintahnya.Zee segera pergi ke kamarnya, jika ia terlalu lama di sana takutnya ia tidak bisa menahan diri lagi. Di

  • Suamimu Ayah Anakku    05. KEHILANGAN ARAH

    "Aku bergerak sekarang ya." Itu bukan permintaan, karena setelahnya Darren mulai bergerak memaju mundurkan tubuhnya seolah mencari titik kenikmatan. "Ahh ...." Si wanita merintih, meski sejujurnya ada sesuatu yang membuatnya menggelinjang hebat saat benda itu menekan kuat bagian terdalamnya."Maaf sayang, aku sudah berusaha untuk pelan," ucap Darren disela pergerakannya.Zee pasti sudah gila karena ia merasa senang saat ada orang asing yang memanggilnya sayang. Kata itu seolah terdengar sangat tulus di telinganya, hingga membuat hatinya tersentuh. Apa mungkin itu karena alkohol terlalu kuat menguasai tubuhnya?Zee tidak tahu kenapa tiba-tiba ia merasa ingin disentuh, dibelai, dan dipuaskan. Yang pasti, ia sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya merespon cepat setiap kali Darren berhasil menyentuh titik kenikmatannya."Ahh ...." Zee membuka tutup matanya keenakan, kedua tangannya meremas sprei erat-erat. "Panggil namaku," kata Darren dengan nada memerintah.Zee, wan

DMCA.com Protection Status