Share

Hidup yang Berubah

“ARUM!!!!” seru Danu.

Ia langsung keluar kamar dan mencari Arum ke setiap sudut rumah. Jelas saja seluruh penghuni rumah terkejut dengan teriakan Danu kali ini. Beberapa asisten rumah tangga keluar dengan tergopoh menghampiri Danu.

“Bi, Arum mana?” tanya Danu.

Alih-alih menjawab pertanyaan Danu, asisten rumah tangga itu malah menundukkan kepala. Terang saja Danu kesal. Dia sudah lelah usai melakukan perjalanan bisnis dan pulang-pulang sudah menghadapi seperti ini.

“Maaf, Tuan … Nyonya … Nyonya Arum —”

“Dia kabur!!” sahut Nyonya Lani.

Wanita paruh baya yang tak lain ibu tiri Danu itu sudah berdiri di belakang Danu sambil bersedekap. Danu menoleh dan mengernyitkan alis menatap Nyonya Lani.

“Kabur?”

“Iya. Apa namanya kalau pergi tanpa pamit? Kabur, bukan?” Nyonya Lani kembali bersuara.

Danu menghela nafas panjang. Kemudian tanpa berkata apa-apa, langsung berjalan keluar rumah.

“Danu!! Kamu mau ke mana? Ini sudah malam.” Nyonya Lani berteriak mencoba mencegah kepergian Danu. Namun, pria tampan itu tidak menghiraukan panggilan ibu tirinya.

Ia berjalan dengan langkah lebar menuju garasi dan langsung masuk kembali ke dalam mobilnya. Danu sudah melajukan mobilnya ke arah pinggir kota. Ia tahu di mana tempat Arum bersembunyi. Tidak lain adalah panti asuhan, tempatnya dibesarkan.

Sejak kecil Arum yatim piatu dan tinggal di sebuah panti asuhan di pinggir kota. Hanya karena kakek Danu, Tuan Dipta yang merupakan donatur tetap di sana membuat Danu mengenal Arum. Kemudian dari sanalah perjodohan itu berawal. Danu yang selisih lima tahun dengan Arum terpaksa menikahi Arum atas wasiat sang Kakek.

“Arum ... mana, Bu?” tanya Danu.

Bu Rahayu, sang Pengelola panti asuhan sangat terkejut mendapati kedatangan Danu yang tiba-tiba. Wanita paruh baya itu gegas mempersilakan Danu masuk.

“Arum tidak ada di sini, tapi dia sudah meninggalkan surat untukmu.” Bu Rahayu gegas menyerahkan sepucuk surat untuk Danu.

Danu membisu dan hanya terdiam usai membaca surat dari Arum. Dia memang menginginkan perceraian dan alasan utamanya adalah Arum tidak mau dimadu. Arum tidak mau diduakan. Ia juga tidak mau jika harus bersaing dengan Nadia. Usai hari itu, Danu mengabulkan permintaan Arum. Mereka bercerai. 

Danu memberi Arum sejumlah besar harta gono gini untuknya. Arum sengaja pergi keluar kota, dia tidak mau bertemu dengan Danu lagi dan ingin memulai kehidupan baru. Atas bantuan Dokter Sandy, dia pergi ke kota lain dan mendapat pekerjaan sebagai pramuniaga di sebuah butik. Arum memang hanya lulusan SMA, dia bukan lulusan S1 sehingga untuk mendapat pekerjaan di kantoran cukup sulit. Pekerjaan pramuniaga ini pun didapatkan Arum karena pemilik butiknya adalah saudara Dokter Sandy.

Arum sangat mencintai pekerjaannya. Dia memang sudah tertarik ke dunia fashion. Dengan uang gono gini pemberian Danu, Arum mendaftar di salah satu universitas. Dia sengaja memilih jurusan fashion desainer. Arum sangat pintar bahkan dia sering mendapat beasiswa dan memenangkan beberapa lomba serta kompetisi. Tentu saja hal ini adalah kebanggaan tersendiri bagi Arum.

Bahkan gara-gara sering memenangkan kompetisi dan lomba, banyak pihak yang ingin bekerja sama dengan Arum. Pelan-pelan dia merintis karir hingga berhasil mendirikan satu brand fashion yang terkenal sampai keluar negeri. Bukan hanya baju saja yang didesain Arum. Ia bahkan ahli mendesain perhiasan dan berbagai aksesoris penunjang.

“Nona, Anda sudah siap?” tegur Lisa menginterupsi lamunan Arum.

Arum tersenyum sambil melirik gadis berkacamata di sebelahnya. Lisa adalah asisten pribadinya. Sejak dia terjun ke dunia fashion, Lisa yang selalu siap membantunya.

“Iya, lanjutkan saja seperti biasanya, Lisa. Aku ingin menenangkan diri dulu.”

Lisa mengangguk dan menyilakan Arum berlalu pergi meninggalkan belakang panggung. Hari ini untuk pertama kali Arum kembali ke kotanya setelah lima tahun berselang. Ia ingin melebarkan sayap dan menurutnya pangsa pasar di kota ini sangat bagus.

Malam ini juga perdana Arum melakukan fashion show di kota ini. Anggap saja ini perkenalannya ke masyarakat sekaligus media massa. Brand fashion Arum bernama Artistic and Beauty, disingkat dengan AB yang merupakan inisial dari namanya.

Kali ini Arum sedang duduk di balkon gedung pagelaran itu. Ia seorang introvert, sungguh hal yang menguras tenaga jika harus tampil di muka umum. Namun, profesinya kali ini mengharuskan Arum seperti itu.

Arum memejamkan mata sambil menghirup dalam-dalam udara malam ini. Namun, baru beberapa kali tarikan napas tiba-tiba dia sudah terbatuk-batuk. Arum menoleh ke samping dan melihat seorang pria tak jauh dari tempatnya berada sedang asyik menyedot cigaret.

Arum kesal dan ingin marah, gara-gara asap rokok itu membuat ketenangan terganggu. Padahal dia membutuhkan ini untuk membuatnya berani tampil di muka umum. Tiba-tiba pria itu menoleh dan melihat ke arah Arum.

Arum terperanjat saat melihat sosok pria itu. Ia tidak lupa raut tampan dengan garis wajah tegas dan jambang nan menawan itu. Meski sudah lima tahun berselang, tapi wajah itu masih sering datang ke tidur malam Arum.

“Mas Danu ... ,” gumam Arum dalam hati.

Pria itu berjalan mendekat hingga berdiri tak berjarak di depan Arum. Arum tertegun di tempatnya. Untung saja kali ini dia sudah menutup sebagian wajahnya dengan saputangan sehingga Danu hanya bisa melihat kilatan mata pekatnya.

“Maaf, Nona. Saya tidak tahu kalau ada orang di sini.”

Suara Danu terdengar lembut dan entah mengapa seketika hati Arum bergetar hebat. Ada banyak kerinduan serta kebencian campur aduk menjadi satu di dadanya. Arum tidak menjawab hanya menganggukkan kepala dan bersiap hendak berlalu pergi.

Namun, Danu malah mendekatkan langkahnya hingga berdiri tak berjarak di depannya. Ia terdiam dengan mata elangnya yang menatap tajam ke arah Arum. Arum kelimpungan membalas tatapannya dan buru-buru menunduk untuk menghindar.

Mantan suaminya sama sekali tidak berubah dan pesonanya masih sama seperti dulu. Hanya saja perselingkuhan Danu benar-benar telah menorehkan luka mendalam di dadanya. Danu masih bergeming di posisinya dan tiba-tiba bersuara dengan lembut yang membuat Arum tercengang setengah mati.

“Arum ... kamukah itu?”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
khelgaa
Nah... Ketemuan kan mereka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status