#Status_WA_Janda_Sebelah 16Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_16Pembalasan[Bentar lagi tinggal di rumah baru, nggak ada hama. Emot ngakak dua]Kubaca status si Jendes. Aku menghela nafas. Hama katanya, aku kah yang dimaksud? Huh! Nggak tahu diri bener. Dia yang hama, mengganggu tanaman orang. Aneh memang pelakor itu. Dia yang jahat, tapi sok merasa terdzolimi. Untung aku udah slow. Terserah dia mau nulis apa. Keputusanku sudah bulat, aku akan menggugat cerai Suamiku. Setelah menyiapkan makan malam, aku mencari Mas Nicky. Dari tadi, dia nggak keluar dari ruang kerjanya. Entah sibuk apa, aku juga nggak kepingin nengok. "Mas, ayo, makan dulu," aku melongok dari balik pintu. Mas Nicky menoleh. Kulihat, dia sedang sibuk. Laptop menyala di depannya, ponsel standby, dan beberapa kertas berserakan di meja kerjanya. "Kau makan lah dulu, aku belum lapar," jawab Mas Nicky. Aku mengangguk, lalu kembali ke meja makan. Menikmati sendiri makan malamku. Setelah seles
#Status_WA_Janda_Sebelah 17Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_17Peristiwa memalukanItu suara Mas Nicky!Aku terdiam di sini, memandang ke bawah tak berkedip. Pada sekumpulan orang yang panas dan mudah tersulut emosi. Seperti aliran oksigen yang mendadak tersumbat di jantungku. Nafasku rasanya sesak. Bagaimana pun, ada sakit yang kurasakan. Lelakiku ada di rumah perempuan lain, di tengah malam dan perempuan itu adalah Janda!Sangat memalukan! Tuhan, apa yang sudah kulakukan pada Mas Nicky? Dia Suamiku. Seburuk buruknya orang, Allah menutup aibnya. Karena emosi, karena panas hati, karena cemburu, aku mempermalukan Suamiku sendiri. Kuseka dengan tangan, air mata yang tiba-tiba menetes. Jangan membuat keputusan saat hatimu marah, seharusnya begitu. Kemarahan, apapun sebabnya, ada andil setan di dalamnya. Keputusan yang diambil saat emosi akan mendatangkan sesal kemudian. "Omong kosong!" Suara teriakan mengagetkanku. Aku mengambil nafas. "Pak Nicky sudah s
#Status_WA_Janda_Sebelah 18Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_18Mereka sudah menikah Berdiri tertegun di sekat tembok ruang tamu. "Ya Allah, Junaa!" Aku memekik.Lelaki itu tersenyum manis. Papa menoleh padaku. Aku mendekat Juna, dia berdiri. "Eemm, peluk ..." Kurentangkan kedua tanganku. Aku dan Juna berpelukan, melepas rindu. Layaknya sahabat yang baru bertemu kembali. Ya Allah, nggak pernah sebahagia ini bertemu Juna! Hahaha"Ekhemm!" Papa berdehem lumayan kenceng. Juna mengurai pelukan, pun aku. Kami berdua tersipu. Air mataku turun lagi, entah kenapa aku juga nggak tahu. Rasanya ketemu Juna di sini seneng banget. Aku seperti mendapatkan oase di tengah padang pasir. Adem dan sejuk.Setelah beberapa hari perasaanku sesak dan panas.Keluargaku mengenal Juna dengan baik. Lelaki yang menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota kembang itu, dulu sering sekali main ke sini."Papa masuk dulu," Papaku berdiri dan masuk ke dalam. Tinggal aku dan Juna. Mata k
#Status_WA_Janda_Sebelah 19Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_19PoV Nicky[Nick, tolong pulang ke Solo bentar, Mami ada perlu penting]Begitu pesan Mami yang kubaca dari aplikasi hijau milikku. Mami ini nggak ngerti situasi. Aku ini lagi sibuk.[Maaf Mam, nggak bisa kalau mendadak. Nick sibuk] balasku. Aku memang sedang sibuk mempersiapkan usaha baru yang sedang ku rintis. Setelah menikah, aku memutuskan resign dari perusahaan Multinasional tempatku bekerja sebelumnya. Aku memutuskan mendirikan perusahaan sendiri. Dengan pengalaman dan kemampuanku sendiri, serta didukung istri cantikku yang pintar, Ivonne.[Mami nggak mau tahu. Ini lebih penting!]Selalu begitu. Mami tidak pernah mau tahu kepentinganku juga. Aku adalah anak lelaki satu-satunya. Saudaraku satu, kakak perempuanku. Mereka semua tinggal di kota Solo. Aku tidak membalas chat Mami selanjutnya. Semenjak Papi meninggal, aku lah ya yang menanggung kehidupan Mami. Almarhum Papi memang dulunya seor
#Status_WA_Janda_Sebelah 20Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_20Mereka menghinakuAku terdiam di mobil. Mataku rasanya mengembun, basah dan berat. Apa yang kucari dari Suamiku, kalau ternyata dia sudah menikah siri. Pantas saja dia tidak menyusulku ke Bandung. Secercah harapan yang tadi ada bagai nyala lilin kecil dihatiku, tiba-tiba padam."Von, jadi turun, nggak?" Juna mencolek pelan lenganku."Ntar dulu, Jun," aku tercekat. Sakit, perih, kembali kurasakan. Mas Nicky, kenapa tega padaku. Beberapa kali aku menghela nafas. Merasakan sesak di dada, tapi keinginanku untuk bertemu dengan Mas Nicky, mengalahkan pedihku."Apa lagi sebenarnya yang mau elu cari, Von?" Juna menatap lurus. Aku tak menjawab."A_aku mau bertemu Suamiku." Kataku lirih."Ayo, gua antar," Juna turun dari mobil, kemudian berjalan memutar dan membuka pintu mobil untukku. Dengan menggengam salinan surat kuasa, aku berjalan memasuki kantor berlantai dua ini."Bu Ivonne?!"Mbak resepsionis k
#Status_WA_Janda_Sebelah 21Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_21Aku tanpamu"Juna!" Aku menjerit tanpa suara. Rasanya tak percaya melihat Juna bisa memukul orang. Apalagi memukul Mas Nicky hingga tersungkur!Mas Nicky balas menatap Juna. Dia berdiri dan mengusap bibirnya yang keluar darah dengan punggung tangannya. "Kau!" Mas Nicky menunjuk wajah Juna. Sahabatku itu bergeming. "Kau ingin Ivonne hah?! Langkahi dulu mayatku!" Mas Nicky berjalan menghampiri Juna. Oh! Gawat ini. "Sudah lama aku ingin menghajarmu! Muka innocent, tukang tikung!" Tangan Mas Nicky mendorong dada Juna kuat. Badan Juna terdorong ke belakang.Bugh!Mas Nicky memukul ganti wajah Juna hingga dia terhuyung dan mundur beberapa langkah. "Beraninya kau jalan dengan istriku, rasakan ini!" Mas Nicky maju lagi, tinjunya hendak melayang ke wajah Juna. Tapi Juna sudah tahu gerakannya. Ditangkisnya tangan Mas Nicky dengan tangan kanannya, selanjutnya, tangan kiri Juna memukul ulu hati Nick
#Status_WA_Janda_Sebelah 22Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_22PoV AuthorBangkrut"Ini, hasilnya Pak." Seorang lelaki bertubuh tegap dan berambut cepak, memberikan sebuah amplop ukuran sedang berwarna putih kepada Arjuna. "Terima kasih," Arjuna menerima amplop itu. Tangannya mengibas, mengisyaratkan pada lelaki suruhannya itu untuk pergi.Setelah pria tadi pergi, Juna terdiam. Netranya menerawang dan tangannya memegang amplop Berwarna putih itu. Ragu Juna untuk membuka isi amplop itu. Bagaimana kalau hasilnya postitif? Tentu itu akan sangat menyakitkan bagi Ivonne. Mengetahui kenyataan masa lalu Suaminya yang 'nakal'. Kejujuran, memang harus diungkapkan meskipun itu menyakitkan. Tapi, demi apa ... Juna tak pernah tega melihat Ivonne menangis karena sedih. Batin Juna seperti teriris, bila harus melihat sahabatnya itu menitikkan air mata.Lalu, bila hasilnya negatif, bagaimana? Juna termenung. Ini yang dia takutkan. Juna tak ingin Ivonne berubah pikira
#Status_WA_Janda_Sebelah 23Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_23Curiga Hamil"Di mana aku?" Kuputar bola mataku melihat sekeliling. Seperti berada di ruang praktek Dokter. "Sudah sadar, Bu?" Aku menoleh. Seorang perempuan muda berbaju putih menyapaku ramah. "Suster, kenapa saya?" Tanyaku pelan. Berusaha mengangkat tubuhku. Aku mau duduk. "Tenang, Bu. Istirahat dulu saja. Anda barusan pingsan." Begitu penjelasan suster itu. Aku pingsan? Seingatku, aku tadi sedang mengerjakan laporan keuangan akhir bulan di kantor."Saya panggilkan Suami anda, ya, Bu?" Perempuan berbaju putih itu keluar ruangan. Suamiku? Dahiku mengernyit. A_apa Mas Nicky ada di di sini? Kok bisa? Agak susah, karena masih lemas, aku berusaha duduk di tepi dipan periksa ini. Suara langkah kaki mendekat. Dadaku berdebar, benarkah dia Mas Nicky? Tubuhku menegang."Juna?!" "Ivonne, sudah sadar?" Juna mendekat. Kepalaku menyamping, mencari sesuatu di balik punggung Juna. Nggak ada siapa-sia