Suara tangis Brian dari kamar terdengar, Alexa yang sedang menyiapkan sarapan bergegas lari menghampiri. Meraih putranya yang menangis untuk di tenangkan.
"Apa putramu sakit?" tanya Steve.
Alexa menoleh. "Bukannya ayah tadi sudah berangkat ke kantor?" Alexa balik bertanya.
Steve tersenyum tipis. "Setelah aku pertimbangkan dengan baik-baik, memang berat untuk melepaskan apa yang kita miliki sebelumnya. Tapi kamu tidak perlu khawatir, aku bisa membangun bisnisku sendiri dari awal lagi. Dengan begitu kita tidak perlu berhutang pada, Nick."
Tas yang Steve bawa diletakkan ke meja. "Kamu ada masalah kan dengan Nick?"
Awalnya Alexa tidak mau mengaku, tapi akhirnya ia mengangguk. Steve menarik Alexa lembut agar duduk be
"Alexa, kenapa begitu tiba-tiba?" Nick tak bisa menyembunyikan ketakutannya, terlebih saat ia melihat langsung surat perceraian yang Alexa berikan.Menghela nafas berat, Alexa menatap Nick dengan serius. "Ini yang kamu inginkan, Nick. Aku tidak akan pernah lupa, kamu sendiri yang menawarkan perjanjian pernikahan untukku. Dan aku sangat berterima kasih, kamu sudah memberikan banyak hal padaku, kau juga telah berkorban untuk mengembalikan aset keluargaku yang sempat direbut orang lain.""Tapi," Alexa menjeda kalimatnya, dia mengeluarkan dokumen lain di dalam tasnya dan memberikan lagi pada Nick. "Aku mengembalikan semuanya tanpa sisa, aku tau ini tidak akan seberapa dengan uang yang kamu berikan padaku. Tapi aku tidak ingin berhutang budi padamu, dan satu lagi, setelah perceraian ini selesai, jangan melarangku menemui Brian."
"Aku tidak bisa membantumu kali ini, keputusan ada ditanganmu dan Alexa. Hubungan kalian telah mencapai titik yang tidak akan lagi bisa diselesaikan dengan cara baik-baik." ucap Raymond.Sementara itu Nick menyugar rambutnya, ia menatap surat perceraian yang Alexa berikan dengan tatapan tak percaya kalau akhirnya yang menawarkan perceraian lebih dulu Adalah Alexa."Aku tidak ingin bercerai dengannya, Ray."Raymond bersandar di dinding sambil melipat tangan di depan perut, pria itu menghela nafas dalam, merasa prihatin melihat kondisi sahabatnya sekarang. Tapi Raymond sudah menduga dari awal, keputusan Nick untuk menikah kontrak sudah salah karena perasaan manusia sangat mudah di putar balik, dari yang tadinya benci menjadi cinta, tidak kenal kemudian begitu mengenal bisa saling menyayangi.Sejauh ini Nick memang kurang peka terhadap perasaan perempuan, Raymond tidak menyalahkan Alexa karena bagi Raymond yang bersalah adalah Nick. Sementara Alexa hanyalah korban keegoisan pria di depan
Nick masih bersikeras mempertahankan Alexa, tapi kini, harapannya kian meredup. Ia kehabisan ide untuk membujuk Alexa kembali padanya, dan itu semua karena kesalahannya sendiri."Nick, apa kau sudah gila!" Raymond menerobos masuk dan merampas botol alkohol dari tangan Nick. Namun, botol-botol lain sudah kosong, dan Nick tampak kehilangan kendali atas tubuhnya.Raymond membantu Nick menuju kamar. Tanpa tenaga yang tersisa, Nick ambruk di atas tempat tidur. Raymond berdiri di samping, dengan tatapan penuh kekhawatiran. Kondisi sahabatnya sangat memprihatinkan."Kau tidak seharusnya mengambil keputusan seperti ini," gumam Raymond pelan sebelum keluar dari kamar Nick.Saat Raymond hendak pergi, sebuah mobil berhenti di halaman depan. Pintu mobil terbuka, dan So
Hal yang ditakutkan Nick akhirnya tiba, besok sidang perceraiannya dengan Alexa akan dilakukan. Hari ini, Nick sama sekali tidak bisa bertemu dengan Alexa karena wanita itu menolak untuk bertemu."Kamu akan mendapatkan apa yang sebelumnya kamu inginkan dari Alexa, bukankah harusnya kamu senang?" Raymond memberikan selembar kertas pada Nick, di dalam tertulis kalau hak asuh Brian akan sepenuhnya berada di tangan Nick.Harusnya Nick senang karena akhirnya keinginannya terwujud, memiliki anak dari wanita yang ia sewa untuk menjadi istrinya. Tapi kenapa hatinya terluka? Rasa senang itu menghilang begitu saja, sementara kesalahan yang sudah terjadi kini tak bisa diperbaiki kembali."Kau akan menjadi ayah tunggal untuk Brian, mulai sekarang kamu harus memikirkan untuk merawat putramu dengan baik. Jangan membuat Alexa kece
Malam harinya setelah Alexa dan Nick bercerai, Alexa pergi ke sebuah tempat yang sudah sofia janjikan kalau wanita itu akan memberikan dokumen kontrak. Kesepakannya demikian, Alexa tanpa curiga pergi ke lokasi tujuan sendirian.Mereka bertemu di sebuah restoran, salah satu ruang vip yang berisi Sofia sendirian di dalamnya. Wanita itu menyadari kedatang Alexa, sambil menyunggingkan senyum, Sofia meneguk wine."Akhir kamu datang, aku sudah menunggu hampir setengah jam disini."Alexa mendekat, langsung saja menulurkan tangan di depan Sofia. "Berikan padaku, barang yang kau janjikan itu."Sofia menyeringai tipis. "Duduklah lebih dulu, kamu baru saja tiba. Jangan terlalu terburu-buru meminta dokumen itu. Padahal kau baru saja bercerai dengan Nick siang tadi," katanya dengan s
Kekacauan yang ditimbulkan oleh Sofia dan Derren kali ini benar-benar mengacaukan segalanya. Nick, yang biasanya tegar, kini harus bergulat dengan krisis yang semakin memburuk. Setiap dua belas jam, nilai saham perusahaannya terus merosot, seakan-akan runtuh di depan matanya. Mitra-mitra kerja yang sebelumnya setia mulai menarik diri secara sepihak, meninggalkannya dalam situasi yang nyaris membuatnya putus asa. Tiga hari berlalu tanpa tidur, dan kelelahan sudah terpampang jelas di wajah pucatnya, bukti dari perjuangan berat yang Sofia dan Derren lemparkan ke pangkuannya."Nick, kamu harus istirahat, setidaknya satu atau dua jam saja," saran Raymond dengan nada penuh kekhawatiran.Tapi Nick hanya menggeleng pelan, menolak saran itu. "Kalau aku berhenti sekarang, aku mungkin akan terpuruk ke dasar yang paling dalam, Ray," jawabnya sembari meneguk kopi hitam, mencoba melawan kantuk yang menyerang tanpa ampun."Bagaimana dengan Alexa dan Brian?" tanya Nick, meski matanya sudah hampir ter
Juan merasa tidak enak hati saat dia mengucapkan, "Maaf soal perkataan tidak menyenangkan wanita tadi padamu." Dia tahu bahwa ucapan wanita tersebut kasar dan memojokkan Alexa sebagai seorang wanita yang tidak baik. Di dalam hati, Juan merasa bahwa Alexa pasti merasa sangat tidak nyaman. Alexa menatap Juan dengan senyum tipis yang berusaha menutupi perasaannya. "Kenapa kamu yang meminta maaf, Juan? Kamu tidak salah. Lagi pula, apa yang wanita tadi katakan memang ada benarnya. Aku meninggalkan Nick saat dia sedang dalam masalah." Juan menghela napas panjang, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menghiburnya. "Sebelum Nick mendapat masalah, kamu sudah lebih dulu bercerai dengannya. Itu bukan salahmu," katanya dengan suara lembut. Dia meraih tangan Alexa, menggenggamnya dengan hangat, memberikan dukungan tanpa kata. "Kau adalah wanita yang kuat, Alexa. Mereka yang selalu menghinamu akan mendapatkan balasan yang setimpal. Aku yakin itu." Mata Alexa melembut saat dia mendengar kata
Beberapa hari berlalu dan Alexa tidak lagi mendengar kabar tentang Nick selain dari berita yang terus ditayangkan. Bahkan Alexa juga tidak tau bagaimana kondisi Nick sekarang, ia berusaha untuk tidak peduli, tapi pikirannya menolak keras melakukan hal itu.Saat tengah asik melamun, Brian merangkak menghampiri dan meraih baju Alexa. Bayi kecil itu meminta agar Alexa menggendongnya, tentu dengan senang hati Alexa melakukannya.Dengan manja Brian memeluk Alexa, seolah tau kegelisahan yang sedang ibunya alami. Sementara di luar sedang turun hujan, ketika asik melihat pemandangan basah yang ada di luar, Steve tiba-tiba datang membuka pintu."Siapa yang datang?" tanya Alexa."Aku tidak tau, biar aku lihat." Begitu pintu terbuka, sosok Nick berdiri di depannya dengan kondisi setengah basah."Maaf mengganggu, bisakah saya bertamu sebentar?" tanya Nick dengan sopan.Steve membuka lebar pintunya, mempersilahkan Nick masuk tanpa mengatakan
Hari yang dinanti akhirnya tiba, pertengahan musim semi yang sempurna, seperti yang Juan dan Alexa impikan. Pesta pernikahan mereka tak digelar di gedung mewah di pusat kota Houston, melainkan di tepi danau yang tenang dengan latar alam yang memukau. Suasana yang romantis dan intim ini benar-benar mencerminkan keinginan mereka untuk merayakan cinta dalam kesederhanaan yang elegan.Lebih dari seratus tamu hadir, terdiri dari keluarga dan sahabat yang mengenal pasangan itu dengan baik. Saat Alexa tiba di lokasi, ditemani oleh ayahnya, Steve, ia merasakan getaran bahagia dan haru yang tak bisa disembunyikan.Sebelum turun dari mobil, Steve meraih tangan putrinya. "Pada akhirnya, aku bisa mengantarmu sebagai wali di hari pernikahanmu," ucapnya dengan tulus, penuh kebanggaan.Alexa membalas senyum ayahnya, dan dengan lan
Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan Alexa semakin menjauh dari Nick. Bukan karena kebencian, tetapi karena ia ingin menghargai perasaan Juan, pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Alexa tahu, menjaga jarak dengan Nick adalah yang terbaik demi kebahagiaan mereka semua.Persiapan pernikahan berjalan dengan lancar, setiap detail diperhatikan oleh Juan, dari pemilihan cincin hingga pemesanan gaun pernikahan. Hidup Alexa kini dipenuhi dengan canda dan tawa, terutama saat ia berada di dekat Juan. Ada perasaan hangat yang mengalir di antara mereka, sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan."Menurutmu, aku perlu memilih gaun yang cantik?" tanya Alexa sambil tersenyum ketika Juan tengah mengukur tubuhnya untuk pembuatan baju."Tentu saja. Hari pernikahan ini harus menjadi yang paling spesial untukmu. Pilihlah ga
Alexa menutup pintu kamar Brian dengan perlahan, memastikan putranya tidur dengan nyaman. Saat berbalik, ia terkejut mendapati Nick sudah berdiri di sana, tanpa suara."Kamu tidak terburu-buru pulang, kan? Pelayan sudah menyiapkan makan siang. Setidaknya makanlah dulu," ujar Nick dengan nada lembut, meski ada kekhawatiran terselip di sana.Alexa menghela napas, menimbang sejenak. "Sepertinya aku akan langsung pulang," tolaknya, walau terdengar ragu.Nick tak menyerah begitu saja. "Kamu baru tiga jam di sini. Apa itu cukup untuk bermain dengan Brian?"Kata-kata Nick membuat Alexa berhenti sejenak. Tanpa banyak bicara, ia turun ke meja makan, di mana makanan favoritnya sudah tertata rapi. Ia duduk, menoleh sebentar ke arah Nick, lalu mulai makan dalam diam.
Mimpi? Tidak, ini bukan mimpi. Saat Alexa membuka mata dan melepaskan pelukan dari Juan, ia sadar seratus persen kalau ini bukan mimpi. Alexa mendongak menatap Juan yang tersenyum lembut menatapnya, sentuhan tangan Juan membuat Alexa sejenak memejamkan mata."Kenapa tidak kau katakan dari awal kalau wanita yang kerap kali kamu ceritakan padaku adalah diriku sendiri?" tanya Alexa."Karena aku tidak mau hubungan kita menjadi renggang setelah kamu tau perasaan yang aku pendam padamu selama ini. Tapi, aku sudah memastikan bahwa kamu juga menyukai diriku sebelum memutuskan untuk melamarmu."Alexa tersenyum manis, tak tahan dengan wajah cantik di wajah Alexa. Juan membingkai wajah perempuan itu, tanpa segan memberika ciuman mesra untuk Alexa. Dengan senang hati Alexa menerima sentuhan tersebut, mengalungkan
Setelah menembus cukup jauh ke dalam hutan, Juan dan Alexa menemukan rimbunan buah beri liar yang segar. Tanpa ragu, Alexa langsung memetik dan menyantapnya, menikmati rasa manis dan asam yang meledak di mulutnya. Matahari menyelinap di antara pepohonan, menciptakan kilauan cahaya yang mempercantik setiap sudut hutan yang mereka jelajahi.Juan, yang berjalan tak jauh di belakang Alexa, membuka percakapan dengan suara tenang namun penuh rasa ingin tahu, "Kau sering berkomunikasi dengan Nick?"Alexa menoleh, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun segera menjawab, "Jarang. Kami hanya berkomunikasi kalau itu tentang Brian. Selebihnya, tak ada. Sepertinya memang sebaiknya begitu, mengingat satu-satunya yang masih menghubungkan kami hanyalah Brian."Juan berhenti sejenak, memperhatikan ekspresi Alexa
Penolakan tetap Juan dapatkan, Alexa lebih memilih menahan gairahnya ketimbang menjalani hubungan intim tanpa status. Kini keduanya tidur bersebelahan, tidak ada yang saling bicara selain suara hujan yang terdengar masih belum berhenti."Kamu pasti mencintai wanita dari masa lalumu itu, tapi kenapa kamu mendekatiku dengan cara seperti ini, Juan? Apa kamu ingin menjadikan aku pelarian untuk memuaskan nafsumu?" tanya Alexa dengan nada datar.Juan langsung menoleh, ingin rasanya ia mengatakan sekarang kalau perempuan yang Alexa maksud adalah dirinya sendiri. Namun masih belum, Juan ingin menciptakan suasana yang romantis saat ia mengutarakan perasaannya."Jadi, kamu berpikir kalau aku menjadikanmu pelarian karena berpikir aku masih mencintai wanita itu?"Alexa mengganggu. "
Juan mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun nanti malam, sementara Alexa asyik menikmati pemandangan yang menakjubkan. Musim semi memang waktu yang sempurna untuk wisata alam, dan meskipun awalnya tidak menyangka akan bepergian dengan Juan, Alexa merasakan ketenangan yang aneh di dalam dirinya.Masa depan selalu penuh kejutan bagi Alexa. Di satu sisi, ia bisa menikmati kedamaian saat ini, tapi disisi lain, ia tahu betul bahwa hidup bisa berubah kapan saja. Namun, setidaknya selama sebulan terakhir, Alexa telah menemukan cara untuk memaafkan dirinya sendiri dan menghadapi hari-hari yang tak terduga.Sambil bersantai di dekat camper van, aroma harum dari dalam menarik perhatian Alexa. Tertarik, ia melangkah masuk dan menemukan Juan sedang sibuk memasak. Ia berdiri di pintu, tersenyum kecil sambil memperhatikan Juan yang tampak begitu bersemangat.
Dua hari berlalu dan kondisi Brian sudah jauh lebih baik, sesuai yang Alexa janjikan sebelumnya kalau Brian sudah sembuh maka ia akan mengembalikanya pada Nick. Tentu berat bagi Alexa setiap kali menyerahkan putranya pada Nick, namun ia tak punya pilihan lain.Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Alexa tiba di sebuah rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya bersama, Nick. Namun rumah tersebut kini hanya meninggalkan kenangan indah sekaligus pahit secara bersamaan.Sambil menghembuskan nafas panjang, Alexa menatap Brian yang juga menatapnya dengan mata beningnya. Setelah memantapkan hati, Alexa berjalan dan mengetuk pintu rumah Nick. Perlu menunggu beberapa detik sampai pintu akhirnya terbuka, Nick berdiri memperlebar pintu rumahnya."Masuklah," katanya mempersilahkan dengan suara datar.
Kondisi Olivia masih belum sadar, Juan pun akhirnya pulang saat toko sudah tutup. Suasana terlihat sepi, mungkinkah Alexa ada di kamar? Tapi saat Juan naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Alexa, kamar tersebut kosong.Alhasil Juan kembali turun, duduk di salah satu kursi pelanggan di toko kue sambil menunggu Alexa. Mungkin saja Alexa sedang merefreshkan diri setelah sibuk seharian bekerja.Juan membuka ponsel melihat berita, termasuk kemajuan berita tentang Sofia yang sempat menjadi buronan. Dan ternyata Sofia sudah melewati sidang, hukuman lima belas tahun penjara karena mengedarkan obat ilegal. Sepupu Nick juga mendapatkan hukuman serupa, perkembangan perusahaan Nick juga mulai stabil.Melihat itu Juan tersenyum tipis sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. "Kamu sudah pulang rupanya," ucap Alexa."Aku tadi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Olivia, Mia bilang kamu sempat menghubungiku, tapi maaf aku tidak menghubungimu lagi karena ponselku kehabisan daya." kata Juan