Beberapa hari berlalu dan Alexa tidak lagi mendengar kabar tentang Nick selain dari berita yang terus ditayangkan. Bahkan Alexa juga tidak tau bagaimana kondisi Nick sekarang, ia berusaha untuk tidak peduli, tapi pikirannya menolak keras melakukan hal itu.Saat tengah asik melamun, Brian merangkak menghampiri dan meraih baju Alexa. Bayi kecil itu meminta agar Alexa menggendongnya, tentu dengan senang hati Alexa melakukannya.Dengan manja Brian memeluk Alexa, seolah tau kegelisahan yang sedang ibunya alami. Sementara di luar sedang turun hujan, ketika asik melihat pemandangan basah yang ada di luar, Steve tiba-tiba datang membuka pintu."Siapa yang datang?" tanya Alexa."Aku tidak tau, biar aku lihat." Begitu pintu terbuka, sosok Nick berdiri di depannya dengan kondisi setengah basah."Maaf mengganggu, bisakah saya bertamu sebentar?" tanya Nick dengan sopan.Steve membuka lebar pintunya, mempersilahkan Nick masuk tanpa mengatakan
Derren tiba di lokasi gudang, tapi sudah ada lima belas polisi yang sudah tiba lebih awal menggeledah tempat tersebut. Sekitar dua puluh karyawan ditangkap untuk interogasi, sementara Derren memastikan bahwa para polisi itu tidak menemukan tempat yang paling rahasia.Seekor anjing jenis German Shepherd dilepaskan di tempat tersebut untuk mencari sesuatu yang lain. Banyak barang yang sudah dibuka, termasuk beberapa tempat penyimpanan."Apa Anda pemilik gudang ini?" seorang polisi bertanya saat melihat Derren."Benar, kenapa kalian datang menggeledah gudang penyimpanan barang milikku?" Derren balik bertanya.Salah satu polisi yang lain mendekat, menunjukkan surat perintah penggeledahan. "Kami mendengar bahwa di gudang ini menyimpan barang terlarang, sekarang katakan dimana barang itu Anda simpan.""Itu hanya rumor, kami hanya mengirim barang mentah untuk ekspor. Tidak ada barang ilegal disini," jawab Derren mencoba untuk berkilah.Tapi polisi tetap tidak percaya, mereka terus menggeleda
Satu minggu berlalu, perusahaan Nick mulai menunjukkan kemajuan. Hasil konferensi pers setidaknya sudah menutup rumor yang beredar luas, Nick sudah terlalu jengah dengan rumor yang mengatakan bahwa dirinya gay.Seseorang yang tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis melebihi umur dua puluh tahun, bukan hal yang wajar kalau tidak pernah berhubungan dengan siapapun. Apalagi negara tersebut cukup bebas, tentunya tidak memiliki teman kencan adalah hal yang aneh.Nick bangkit dari duduknya, senyum terukir di bibir. Perasaannya jauh lebih lega, saat saham perusahaan tidak lagi merosot seperti kemarin. Tapi karena ulah Sofia dan Derren, Nick harus kehilangan dua anak cabang perusahaan untuk menutup kerugian akibat para mitra kerja yang memutus kontrak kerja sama."Aku bisa sedikit lebih lega sekarang, aku hanya perlu leb
Saat Alexa sibuk di dapur, tiba-tiba saja Juan muncul dan membantunya. Seketika Alexa berbalik mencari keberadaan Brian, anak sekecil Brian akan bahaya kalau di tinggal sendirian.Melihat Alexa yang tengah mencari putranya, Juan cuman tersenyum. "Brian tidur, aku baru saja membaringkannya di kamar.""Kau membuatku cemas, aku pikir kamu membiarkan Brian bermain sendiri.""Itu tidak mungkin, putramu sangat aktif. Sekarang biarkan aku membantumu memasak, apa yang perlu aku lakukan?" tanya Juan.Alexa menoleh, "Tolong bersihkan cumi dari tintanya, aku akan membuat bumbunya." jawab Alexa. Dan keduanya pun saling bekerja sama dalam menyiapkan makanan hingga hampir satu jam, sebelum menyantap makanan, Alexa memastikan lebih dulu apakah Brian sudah bangun apa belum, dan te
Alexa merasakan sentuhan Juan pada bagian tubuhnya, pria itu memperlakukan Alexa dengan sangat lembut. Ciumannya yang tidak ada unsur paksaan dan tangan yang mulai membelai perut Alexa semakin terasa aneh.Di saat seperti ini, Alexa justru berpikir apakah tindakannya sudah benar? Selama ini Juan sudah sangat baik padanya, pria ini tau kalau Alexa pernah menjadi istri pria lain, namun Juan sama sekali tidak peduli akan hal itu.Tapi, baik itu Alexa maupun Juan adalah dua orang yang sudah dewasa. Alexa juga sudah sebulan bercerai dengan Nick, sekuat tenaga Alexa menguatkan diri kalau apa yang ia dan Juan lakukan bukanlah sebuah kesalahan."Juan, tunggu sebentar." Alexa mendorong Juan saat pria itu hampir menyentuh area intim Alexa dengan tangannya.Kini Juan menatapnya den
Ketiga pagi harinya tiba, Alexa bangun terlambat karena lelah akibat permainan yang Juan tawarkan semalam. Saat bangun, Alea justru melihat pemandangan yang menghangatkan pikiran.Juan menggendong Brian di sisi pinggang saat pria itu menyiapkan sarapan. Alexa memperhatikan saat Jua mencoba menyuapkan sesuatu untuk Brian tapi di tolak oleh bayi itu. Alexa tersenyum tipis, ia tidak berniat untuk langsung menghampiri sampai akhirnya Juan menyadarinya."Oh, hai. Selamat pagi," sapanya dengan ramah.Alexa pun mendekat. "Kamu bahkan tidak membangunkan aku saat Brian bangun," ucapnya sambil meraih Brian agar Juan bisa melanjutkan aktivitasnya membuat sarapan."Aku tidak mau mengganggumu, mungkin kamu lelah karena semalam kita cukup lama melakukannya. Dan karena hubungan kita su
Dua hari berlalu sejak Nick menjemput Brian, pukul delapan pagi seseorang datang di kediaman pribadi Alexa untuk mengambil barang yang dijanjikan sebelumnya. Yaitu ASI untuk Brian, Alexa pun menyerahkan beberapa kantong ASI yang sudah ia tampung dalam dua hari ini.Dengan menggunakan wadah khusus, anak buah Nick pun langsung pergi setelah Alexa menyerahkan susu untuk Brian. Dua hari ini terasa sangat sepi, tidak ada tangisan, tawa atau teriakan Brian yang mengisi rumah tersebut.Aroma khas bayi masih tercium setiap kali Alexa memasuki kamar Brian, mainan putranya juga masih tersimpan dengan baik di kamar tersebut. Alexa tentu tidak membuangnya karena pasti Nick akan mengizinkan Alexa menjaga Brian walaupun sebentar."Alexa, aku berangkat. Hari ini apa kamu akan pergi ke toko kue Juan?" Steve membersihkan kacamatanya
Keseharian Alexa beralih menjadi bekerja di toko kue milik Juan, setiap hari mereka selalu bertemu dan bekerja bersama hingga akhirnya Alexa memutuskan untuk tinggal di toko kue tersebut.Juan membantu Alexa membawa barang menuju lantai dua menaiki tangga, Juan menunjukkan kamar yang tidak begitu luas pada Alexa. "Kamu bisa menggunakan kamar ini, aku akan tinggal di kamar yang di sebelah sana."Alexa menoleh, "Kenapa kamu memilih kamar yang lebih kecil?" tanyanya."Aku rasa karena kebutuhan wanita jauh lebih banyak dari pria, oh ya, aku letakkan barangmu di tempat ini. Aku juga sudah menyiapkan selimut di lemari, kamu bisa menggunakannya. Kalau ada yang membuatmu tidak nyaman, beritahu aku." Juan meletakkan barang dan pergi ke lantai bawah yang di fungsikan untuk toko kue.
Hari yang dinanti akhirnya tiba, pertengahan musim semi yang sempurna, seperti yang Juan dan Alexa impikan. Pesta pernikahan mereka tak digelar di gedung mewah di pusat kota Houston, melainkan di tepi danau yang tenang dengan latar alam yang memukau. Suasana yang romantis dan intim ini benar-benar mencerminkan keinginan mereka untuk merayakan cinta dalam kesederhanaan yang elegan.Lebih dari seratus tamu hadir, terdiri dari keluarga dan sahabat yang mengenal pasangan itu dengan baik. Saat Alexa tiba di lokasi, ditemani oleh ayahnya, Steve, ia merasakan getaran bahagia dan haru yang tak bisa disembunyikan.Sebelum turun dari mobil, Steve meraih tangan putrinya. "Pada akhirnya, aku bisa mengantarmu sebagai wali di hari pernikahanmu," ucapnya dengan tulus, penuh kebanggaan.Alexa membalas senyum ayahnya, dan dengan lan
Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan Alexa semakin menjauh dari Nick. Bukan karena kebencian, tetapi karena ia ingin menghargai perasaan Juan, pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Alexa tahu, menjaga jarak dengan Nick adalah yang terbaik demi kebahagiaan mereka semua.Persiapan pernikahan berjalan dengan lancar, setiap detail diperhatikan oleh Juan, dari pemilihan cincin hingga pemesanan gaun pernikahan. Hidup Alexa kini dipenuhi dengan canda dan tawa, terutama saat ia berada di dekat Juan. Ada perasaan hangat yang mengalir di antara mereka, sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan."Menurutmu, aku perlu memilih gaun yang cantik?" tanya Alexa sambil tersenyum ketika Juan tengah mengukur tubuhnya untuk pembuatan baju."Tentu saja. Hari pernikahan ini harus menjadi yang paling spesial untukmu. Pilihlah ga
Alexa menutup pintu kamar Brian dengan perlahan, memastikan putranya tidur dengan nyaman. Saat berbalik, ia terkejut mendapati Nick sudah berdiri di sana, tanpa suara."Kamu tidak terburu-buru pulang, kan? Pelayan sudah menyiapkan makan siang. Setidaknya makanlah dulu," ujar Nick dengan nada lembut, meski ada kekhawatiran terselip di sana.Alexa menghela napas, menimbang sejenak. "Sepertinya aku akan langsung pulang," tolaknya, walau terdengar ragu.Nick tak menyerah begitu saja. "Kamu baru tiga jam di sini. Apa itu cukup untuk bermain dengan Brian?"Kata-kata Nick membuat Alexa berhenti sejenak. Tanpa banyak bicara, ia turun ke meja makan, di mana makanan favoritnya sudah tertata rapi. Ia duduk, menoleh sebentar ke arah Nick, lalu mulai makan dalam diam.
Mimpi? Tidak, ini bukan mimpi. Saat Alexa membuka mata dan melepaskan pelukan dari Juan, ia sadar seratus persen kalau ini bukan mimpi. Alexa mendongak menatap Juan yang tersenyum lembut menatapnya, sentuhan tangan Juan membuat Alexa sejenak memejamkan mata."Kenapa tidak kau katakan dari awal kalau wanita yang kerap kali kamu ceritakan padaku adalah diriku sendiri?" tanya Alexa."Karena aku tidak mau hubungan kita menjadi renggang setelah kamu tau perasaan yang aku pendam padamu selama ini. Tapi, aku sudah memastikan bahwa kamu juga menyukai diriku sebelum memutuskan untuk melamarmu."Alexa tersenyum manis, tak tahan dengan wajah cantik di wajah Alexa. Juan membingkai wajah perempuan itu, tanpa segan memberika ciuman mesra untuk Alexa. Dengan senang hati Alexa menerima sentuhan tersebut, mengalungkan
Setelah menembus cukup jauh ke dalam hutan, Juan dan Alexa menemukan rimbunan buah beri liar yang segar. Tanpa ragu, Alexa langsung memetik dan menyantapnya, menikmati rasa manis dan asam yang meledak di mulutnya. Matahari menyelinap di antara pepohonan, menciptakan kilauan cahaya yang mempercantik setiap sudut hutan yang mereka jelajahi.Juan, yang berjalan tak jauh di belakang Alexa, membuka percakapan dengan suara tenang namun penuh rasa ingin tahu, "Kau sering berkomunikasi dengan Nick?"Alexa menoleh, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun segera menjawab, "Jarang. Kami hanya berkomunikasi kalau itu tentang Brian. Selebihnya, tak ada. Sepertinya memang sebaiknya begitu, mengingat satu-satunya yang masih menghubungkan kami hanyalah Brian."Juan berhenti sejenak, memperhatikan ekspresi Alexa
Penolakan tetap Juan dapatkan, Alexa lebih memilih menahan gairahnya ketimbang menjalani hubungan intim tanpa status. Kini keduanya tidur bersebelahan, tidak ada yang saling bicara selain suara hujan yang terdengar masih belum berhenti."Kamu pasti mencintai wanita dari masa lalumu itu, tapi kenapa kamu mendekatiku dengan cara seperti ini, Juan? Apa kamu ingin menjadikan aku pelarian untuk memuaskan nafsumu?" tanya Alexa dengan nada datar.Juan langsung menoleh, ingin rasanya ia mengatakan sekarang kalau perempuan yang Alexa maksud adalah dirinya sendiri. Namun masih belum, Juan ingin menciptakan suasana yang romantis saat ia mengutarakan perasaannya."Jadi, kamu berpikir kalau aku menjadikanmu pelarian karena berpikir aku masih mencintai wanita itu?"Alexa mengganggu. "
Juan mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun nanti malam, sementara Alexa asyik menikmati pemandangan yang menakjubkan. Musim semi memang waktu yang sempurna untuk wisata alam, dan meskipun awalnya tidak menyangka akan bepergian dengan Juan, Alexa merasakan ketenangan yang aneh di dalam dirinya.Masa depan selalu penuh kejutan bagi Alexa. Di satu sisi, ia bisa menikmati kedamaian saat ini, tapi disisi lain, ia tahu betul bahwa hidup bisa berubah kapan saja. Namun, setidaknya selama sebulan terakhir, Alexa telah menemukan cara untuk memaafkan dirinya sendiri dan menghadapi hari-hari yang tak terduga.Sambil bersantai di dekat camper van, aroma harum dari dalam menarik perhatian Alexa. Tertarik, ia melangkah masuk dan menemukan Juan sedang sibuk memasak. Ia berdiri di pintu, tersenyum kecil sambil memperhatikan Juan yang tampak begitu bersemangat.
Dua hari berlalu dan kondisi Brian sudah jauh lebih baik, sesuai yang Alexa janjikan sebelumnya kalau Brian sudah sembuh maka ia akan mengembalikanya pada Nick. Tentu berat bagi Alexa setiap kali menyerahkan putranya pada Nick, namun ia tak punya pilihan lain.Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Alexa tiba di sebuah rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya bersama, Nick. Namun rumah tersebut kini hanya meninggalkan kenangan indah sekaligus pahit secara bersamaan.Sambil menghembuskan nafas panjang, Alexa menatap Brian yang juga menatapnya dengan mata beningnya. Setelah memantapkan hati, Alexa berjalan dan mengetuk pintu rumah Nick. Perlu menunggu beberapa detik sampai pintu akhirnya terbuka, Nick berdiri memperlebar pintu rumahnya."Masuklah," katanya mempersilahkan dengan suara datar.
Kondisi Olivia masih belum sadar, Juan pun akhirnya pulang saat toko sudah tutup. Suasana terlihat sepi, mungkinkah Alexa ada di kamar? Tapi saat Juan naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Alexa, kamar tersebut kosong.Alhasil Juan kembali turun, duduk di salah satu kursi pelanggan di toko kue sambil menunggu Alexa. Mungkin saja Alexa sedang merefreshkan diri setelah sibuk seharian bekerja.Juan membuka ponsel melihat berita, termasuk kemajuan berita tentang Sofia yang sempat menjadi buronan. Dan ternyata Sofia sudah melewati sidang, hukuman lima belas tahun penjara karena mengedarkan obat ilegal. Sepupu Nick juga mendapatkan hukuman serupa, perkembangan perusahaan Nick juga mulai stabil.Melihat itu Juan tersenyum tipis sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. "Kamu sudah pulang rupanya," ucap Alexa."Aku tadi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Olivia, Mia bilang kamu sempat menghubungiku, tapi maaf aku tidak menghubungimu lagi karena ponselku kehabisan daya." kata Juan