Share

Gelisah Yang Tak Kunjung Hilang

Bab 20

Gelisah yang Tak Kunjung Hilang

Seperti yang sudah dijanjikan Mas Saleh, aku akhirnya bisa dengan leluasa membuka ponselnya.

Saat ini masih pagi buta. Mas Saleh sepertinya masih kelelahan karena aktivitas panak kami semalam. Dia tidur dengan kepala yang mengusel di punggungku yang polos. Dengan posisi miring, aku bisa meraih ponsel Mas Saleh dengan mudah di atas nakas.

Aku tidak mau kehilangan kesempatan buat mendapatkan nomor ponsel wanita itu. Wanita yang Mas Saleh bilang adalah istri dari temannya yang suka mengerjai.

Aku ingat betul. Suaranya mirip dengan suara Tante Feby. Nada suara yang mendayu manja dan sedikit cempreng, tetpai kesannya dipaksa buat halus--astaga! Mengingatnya saja sudah berhasil membuatku merinding.

Kubuka aplikasi chat berwarna hijau. Nomor kontak itu menjadi pusat perhatianku karena berada paling. Aku membukanya.

Ada kekecewaan di dalam hati saat obrolan itu itu hanya sebatas ucapan selamat malam saja. Padahal, aku yakin sebelumnya pasti ada hal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status