Beranda / Romansa / Suamiku, Sayangilah Aku! / Bab 65 Pengaduan dari Orang Lain

Share

Bab 65 Pengaduan dari Orang Lain

Penulis: Joe
Begitu Sienna memasuki vila, terdengar suara anjing menggonggong. Anjing itu berlari ke sisinya, lalu mengelilingi Sienna dengan girangnya.

Sienna menunduk, lalu mengusap-usap kepalanya.

“Snow, selama aku nggak di rumah, kamu penurut, nggak?”

Rina yang mengenakan celemek berjalan keluar dapur. Wanita berusia sekitar 50-an tahun itu terlihat sangat lembut dan ramah.

“Nona Sienna, selama kamu tidak di rumah, Snow bandel sekali. Semalam ia malah menggigit ikan di dalam kolam. Pada akhirnya, aku hanya bisa memasak ikan itu.”

Sienna merasa lucu. Dia pun kembali mengusap kepala Snow. “Kenapa kamu rakus sekali?”

Snow adalah seekor anjing Herder berwarna putih. Sekarang ia telah berumur 6 tahun. Biasanya ia selalu tinggal bersama Sienna. Hanya saja, apartemen tempat Sienna tinggal sekarang tidak diperbolehkan untuk memelihara anjing.

Kebetulan Kakek Darwo memberinya vila ini. Namun, biasanya Sienna juga jarang ke sini. Snow pun dijaga oleh Bibi Rina.

Setelah bermain dengan Snow, Sienna baru me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 66 Alergi terhadap Bulu Anjing

    Cherry sangatlah pintar. Saat mendengar Jacob tinggal di hotel setelah kembali ke ibu kota, dia bisa menebak bahwa hubungannya dengan sang istri tidaklah bagus. Mungkin dalam sebulan, mereka juga hanya bertemu beberapa kali saja.Hubungan suami istri dalam keluarga kaya memang sangatlah rapuh. Jadi, meski Cherry berbohong dirinya kenal dengan istrinya Jacob, Jacob seharusnya tidak akan mencurigainya.Langkah kaki Jacob terhenti. Keningnya juga terlihat berkerut. Dia semakin risi dengan istri di atas akta nikah itu.“Kalau Penny telah mengganggu kehidupan kalian, Pak Jacob bisa memberi tahu Pak Herman. Kamu juga boleh mengusulkan untuk mengganti desainer. Sebelumnya juga pernah terjadi masalah seperti ini. Ada istri dari klien datang ke studio untuk mencari penggantinya Penny.” Cherry berbicara bagai sedang menceritakan kenyataan saja.Jacob hanya melirik Cherry sekilas saja. “Em.”Setelah itu, Jacob pun berjalan ke sisi lift.Ekspresi Cherry seketika menjadi terkaku. Dia juga tidak mun

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 67 Kebetulan

    Sienna menundukkan kepalanya. Dia tidak ingin melakukan perdebatan yang tidak diperlukan.Selama masa kontrak Sienna dengan Jacob, dia hanya ingin hidup tenang di Keluarga Yuwono. Sienna hanya perlu berhubungan dengan Kakek Darwo saja. Mengenai anggota Keluarga Yuwono yang lain, Sienna usahakan untuk tidak bercekcok dengan mereka.Lagi pula, Daria hanya sedang memedulikan putranya saja. Jika Sienna membantahnya, dia pun hanya akan mempersulit Sienna saja.Jadi, meskipun Daria terus mengomentari isi rumahnya, Sienna pun hanya berdiri sambil menunduk saja. Dia tidak membantah sama sekali.Ketika Daria naik ke lantai dua, keningnya spontan berkerut ketika melihat ranjang di dalam kamar tidur.“Kalau Jacob tinggal di sini, kamar utama ini jadi miliknya. Kamu tinggal di kamar tamu saja. Kamu juga tidak usah berharap bisa mendekatinya. Jangan lupa, setelah kondisi tubuh Ayah membaik, kamu pun akan diusir dari sini!”Selesai berkomentar, Daria baru melihat Sienna yang tidak berbicara dari tad

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 68 Apa Dia Pantas?

    Sienna berdiri di tempat, mendengar percakapan mereka dengan ekspresi datar. Dia berusaha menghibur diri bahwa Harris tidak berat sebelah. Sejak kepergian ibunya, ayahnya memperlakukannya dengan baik.Hanya saja, kebaikan itu sepertinya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kebaikannya terhadap Susan dan anak-anaknya.Padahal Sienna masih sakit kepala dengan uang muka yang masih belum terkumpulkan, Harris malah langsung menghadiahkan vila untuk Junando. Kepikiran semua ini, Sienna pun merasa lucu.Tak lama kemudian, Harris dan Susan pun menyadari keberadaannya.Susan mengerutkan keningnya sembari bertanya, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Harris juga melihat ke sisi Sienna. Ketika tampak seorang lelaki berpakaian seragam sedang berdiri di samping Sienna, dia pun merasa canggung.“Sienna, kamu mau beli rumah?”Hati Sienna sudah dibaluti dengan rasa kecewa. Dia pun membalas, “Em, apartemen tempat tinggalku kemasukan maling. Jadi, aku ingin mencari rumah dengan sistem keamanan yang le

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 69 Itu Karena Ibumu Sial

    Harris terlihat pucat saat ini. Bibirnya juga terlihat gemetar. Dia hendak berbicara, tapi dia malah menelan kembali semua omongannya.Sementara itu, Susan pun telah emosi tinggi. “Sienna, oke, ternyata begini kesan kami di hatimu! Waktu itu, kalau bukan karena kamu, apa mungkin ayahmu membuat aku dan Nanda hidup menderita? Kondisi penyakit Nanda semakin memburuk juga karena diulur melulu! Kamu memang anak durhaka.”“Kamu ingin beli rumah dengan uang ayahmu? Kamu juga mesti nanya pendapatku dulu. Sepertinya kamu sudah tahu, ayahmu sudah mengalihkan 10% sahamnya kepadaku. Aku juga punya hak untuk berbicara di perusahaan.”Ketika mendengar ucapan ini, Sienna pun sungguh kaget tidak bersedia untuk memercayainya.Saham sebesar 10%? Bukankah saham itu diwariskan ibu kepada dirinya? Sienna spontan melirik Harris. Namun, Harris sengaja mengelak tatapannya.“Ayah, saham 10% yang dikatakan Bibi Susan tadi itu saham kamu sendiri … atau saham yang ditinggalkan Ibu buat aku?”Tatapan Sienna terus

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 70 Snow Menghilang

    Mendengar Sienna mengungkit lelaki itu, api di hati Harris yang awalnya sudah padam kembali menyala. Nada bicaranya juga terdengar ketus. Rasa bersalah terhadap sang mantan istri juga semakin berkurang.Sienna tidak ingin berdebat lagi. “Paman juga nggak bersalah.”Raut wajah Harris menjadi serius. Dia hendak mengatakan sesuatu, tapi dia mengurungkan niatnya, hanya menatap putrinya dengan penuh kecewa.Sienna mengikuti agen properti masuk ke dalam mobil. Dia tidak menghiraukan tatapan di belakang sana.Saat si agen mengendarai mobil, dia menyadari ekspresi wajah dingin Sienna dari kaca spion tengah. Dia pun mengalihkan topik pembicaraan, “Lokasi rumah ini memang cukup strategis. Fasilitas di sekitar juga sangat memadai. Hanya dengan berjalan kaki selama tiga menit, kita pun bisa tiba di mal besar itu. Lingkungan di sekitar juga sangat tenang. Hanya saja, pasti ada rumah yang lebih bagus lagi. Hanya saja, harganya akan lebih mahal.”Saat ini, Sienna juga tidak memiliki suasana hati untu

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 71

    Baru saja Sony hendak mengusir anjing itu, anjing yang gemuk itu menggonggong kepada pengguna jalan di sebelah. Pengguna jalan itu adalah sepasang suami istri. Sepertinya mereka adalah pekerja di sekitar gedung sini.Mereka berdua sedang menggandeng anak mereka di tengah. Saat ini, anak kecil itu pun langsung menangis keras lantaran merasa kaget dengan suara gonggong itu.Si wanita menarik anaknya ke belakang, lalu menatap Jacob dengan kesal.“Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian nggak ikat tali? Nggak berpendidikan banget, sih! Gimana kalau anjingmu menggigit anakku? Apa kamu nggak tahu tingkat kematian penyakit rabies itu sangat tinggi? Kalau kalian mau memelihara anjing, bisa nggak lebih bertanggung jawab?”Si suami menyadari wibawa dari diri Jacob dan juga mobil mewah di belakangnya. Dia segera menarik istrinya. “Jaga bicaramu.”Orang seperti dia tidak seharusnya disinggung mereka.Si wanita bersikap sekasar itu juga demi putri mereka. Jadi, pada saat ini, mana mungkin dia peduli d

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 72 Tali Anjing Merek Internasional

    Ketika mendengar suara tidak asing itu, Jacob spontan mengangkat kepalanya, lalu tampak Sienna sudah berdiri di hadapannya.Kali ini, Jacob baru melirik nomor yang tertera di atas kartu anjing itu. Pantas saja nomor itu kelihatan agak familier.Saat Snow menyadari keberadaan Sienna, dia pun langsung berdiri dengan semangat tinggi dan menggoyangkan ekornya dengan kuat.Amplop di tangan Sienna terlihat sangat kentara. Dia tidak enak hati untuk menyerahkan amplop itu kepada Jacob, dia pun terpaksa memberikannya kepada Sony.“Terima kasih, Snow lari dari rumah. Maaf ya sudah merepotkan kalian.”Sony ragu sejenak, lalu menerima amplop dengan tenang.Sienna mengambil tali dari tangan Sony. Dia pun menyadari ada tulisan “Hermes” di atas tali itu. Bahkan, tali anjing juga dibeli merek Hermes. Sepertinya uang satu juta itu juga tidak cukup.Pada saat ini, Sienna mengeluarkan ponselnya. “Berapa harga tali anjing ini? Biar aku transfer.”Sambil berbicara, Sienna sambil mengoceh dalam hati, ‘Meman

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 73 Kamu Masih Berguna

    Begitu Sienna memasuki rumah, tampak seorang wanita berumur 28 tahun sedang duduk di sofa. Dia sedang menonton siaran televisi sambil menyilangkan kakinya. Sementara itu, bibinya Sienna, Berta, sedang memasak di dapur.Wanita yang duduk di sofa menyadari kedatangan Sienna. Dia langsung menurunkan apel yang sedang dimakannya.“Eh, ada kedatangan tamu dari kota. Rumah kami agak kotor, terserah kamu mau duduk di mana.”Terlihat rasa canggung di wajah Robert dan Berta. Hanya saja, mereka juga tidak berkata apa-apa.Berta menarik Sienna, mengamati tubuhnya, lalu bertanya dengan khawatir, “Kamu semakin kurus saja. Apa ayahmu cuma perhatian sama wanita itu? Dia telah mengabaikanmu, ya?”“Sudah pasti seperti itu. Ibunya sudah mati. Lelaki itu memang nggak punya hati. Kalau ketemu wanita yang lebih cantik, mana mungkin dia akan ingat dengan mantan istrinya lagi.”Orang yang berbicara itu adalah wanita yang berumur 28 tahun itu. Dia adalah kakak ipar dari Sienna, menantu dari keluarga kecil ini.

Bab terbaru

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1564 Seratus Nyawa pun Tidak Cukup

    Di ruangan lain, Jacob kembali menyelinap ke dalam saluran ventilasi. Dia terus menjelajahi area itu, tetapi dia menyadari tempat itu hanya memiliki tiga titik yang tersambung tidak peduli seberapa keras pun dia mencarinya. Sharon selalu mengawasinya saat pagi hari, sehingga dia tidak masuk ke saluran ventilasi saat hari masih terang.Sekarang, Jacob kembali menjelajahi setiap area dan akhirnya menemukan Bukti. Kamar yang dihuni Bakti berada tepat di bawahnya, sepertinya Bakti juga menyamar sebagai salah satu pegawai tingkat bawah. Memang paling mudah untuk menyamar sebagai pegawai tingkat bawah di sini karena semuanya mengenakan pakaian pelindung yang tebal.Saat ini, Bakti sudah melepaskan pakaian pelindungnya. Meskipun tidak ada lubang yang tersambung di sana, dia bisa mendengar suara Jacob yang mengetuk bagian atas saluran ventilasi karena ada beberapa celah kecil. Dia pun mengangkat kepala dan melihat ke arah datangnya suara itu.Jacob bertanya, "Mana Arlo?"Jika bukan karena memi

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1563 Usia 27 Tahun Masih Bermain Ini

    Ed mengepalkan tangannya yang terkulai di samping dengan makin erat. Jika sesuai dengan pemikirannya yang sebelumnya, dia akan langsung menyetujui permintaan Mae. Pentingnya posisi ketua ini setara dengan kekayaan sebuah negara dan dia bisa bebas menggunakan obat-obat dari markas penelitian untuk mencapai tujuannya.Ini adalah ambisi yang selalu diinginkan Ed, tetapi sekarang dia malah ragu selama beberapa detik. Sepuluh detik kemudian, dia baru mengangkat kepalanya dengan lembut dan menatap Mae. "Guru, aku mengerti."Mae pun tersenyum. Dia tahu Ed adalah orang yang selalu tidak segan untuk melakukan apa pun demi mencapai tujuannya. Lagi pula, Hans ini hanya seorang kerabat saja. Keberadaan Hans juga tidak begitu penting, sama sekali tidak perlu dipikirkan.Dia mengangkat tangan dan menepuk bahu Ed. "Pergi lanjutkan pekerjaanmu."Ed berbalik, tetapi ekspresinya masih agak muram. Pada saat itu, pandangannya tiba-tiba tertuju pada Jacob.Namun, Jacob tidak menatap Ed, melainkan berjalan

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1562 Kotak Eksperimen Nomor 8

    Setelah memastikan beberapa titik yang terhubung dan perkiraan lokasinya, Jacob kembali ke kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Saat membuka lemari, dia menemukan beberapa set pakaian pelindung yang baru di dalamnya. Dia langsung mengernyitkan alis dan secara refleks melihat ke sekeliling kamar.Saat tadi baru masuk ke kamar, Jacob tidak membuka lemari itu. Oleh karena itu, dia tidak tahu apakah pakaian itu memang sudah ada di dalam lemari sejak awal atau doktor wanita itu masuk ke kamarnya saat dia pergi. Meskipun pintu kamar terkunci dari dalam, wanita itu pasti memiliki kunci juga. Namun, dia tetap merebahkan diri di atas tempat tidur dan memejamkan mata untuk istirahat.Keesokan paginya, Jacob mengenakan pakaian dan kacamata pelindung sebelum keluar.Sharon sudah berdiri di depan meja penelitian dengan berbagai macam reagen di tangannya. Dia menyodorkan salah satu nampan dan berkata dengan nada yang datar, "Antarkan semua ini ke luar dan serahkan pada orang yang ada di de

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1561 Jangan Ganggu Orang Lain

    Jacob mengalihkan pandangannya, lalu lanjut berjalan. Akhirnya, dia berhenti di aula yang terletak di bagian tengah.Jacob bisa melihat kondisi di aula itu dari beberapa celah. Sekelompok staf penelitian sedang mengurus berbagai data."Mana data fisik monster itu?""Bagaimana kondisi objek di kamar nomor 1? Apa perkembangbiakan hari ini berhasil?""Objek di kamar nomor 3 sudah mati. Suruh orang bereskan mayatnya."Bagi para staf penelitian, orang-orang yang dikurung bukan manusia, melainkan bahan eksperimen. Mereka melanjutkan pembahasan."Kulit objek di kamar nomor 5 sudah membusuk. Virus kali ini sangat berhasil. Selanjutnya, kita bisa menyebarkan virus ini.""Ah! Aku nggak tahan lagi! Biarkan aku mati! Aku nggak mau menggunakan manusia sebagai bahan eksperimen lagi! Tuhan, aku memang manusia berdosa! Aku pantas masuk neraka setelah mati!"Setelah itu, tidak terdengar suara lagi. Suasana di aula menjadi tegang. Kemudian, pintu terbuka. Seorang pria yang memakai seragam berjalan masuk

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1560 Pandangannya Tajam

    Jacob mengernyit. Suara pria ini sedikit familier, mirip Ethan. Namun, seharusnya dia bukan Ethan, melainkan saudara kembarnya.Apa mereka juga datang ke markas penelitian? Jacob tidak berlama-lama di tempat itu. Meskipun bisa mendengar suara, dia tidak bisa melihat situasi di dalam ruangan dengan jelas.Sebagian besar tempat tertutup rapat. Jacob hanya bisa melihat ke luar dari celah. Selain itu, dia tidak menemukan titik penghubung di tempat ini sehingga tidak ada jalan keluar. Dia hanya menemukan titik penghubung di kamar yang ditempatinya.Jacob terus berjalan. Akhirnya, dia menemukan titik penghubung lain yang bisa dibuka. Namun, Jacob tidak langsung membukanya. Dia melihat ke bawah.Jacob melihat kamar yang dikelilingi dinding kaca. Seorang pemuda yang berusia sekitar 18 tahun berbaring di lantai kamar itu.Rambut pemuda itu agak panjang sehingga menutupi sebagian wajahnya. Jacob tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas. Namun, Jacob bisa melihat kalung giok di lehernya.

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1559 Jalan Keluar

    Sharon mengabaikan sanjungan para staf dan menghampiri orang-orang yang terpilih. Beberapa orang ini sudah kehilangan kesadaran.Sharon sangat puas, lalu tatapannya tertuju pada Jacob. Staf bertanya, "Bu Sharon, ada masalah apa?"Sharon menunjuk Jacob dan menyahut, "Suruh dia ikut aku."Staf tampak dilema. Seharusnya, para staf tidak boleh berpindah ke area lain. Sharon bisa datang karena diberi kebebasan oleh petinggi. Sekarang, Sharon ingin membawa pergi seorang staf."Bagaimana?" tanya Sharon dengan aura yang mengintimidasi.Staf itu berkeringat dingin. Dia menunduk dan menjawab, "Oke. Ini permintaan Bu Sharon. Aku akan segera suruh orang ini ikut kamu."Sharon menegaskan, "Aku mau dia ikut aku sekarang."Staf tersebut tampak ragu-ragu. Akhirnya, dia tidak berbicara lagi. Tatapan Jacob menjadi dingin saat dia mengikuti Sharon. Sepertinya, jabatan Sharon di markas penelitian cukup tinggi.Jacob merasa mengikuti Sharon pergi ke area lain adalah kesempatan yang bagus. Mereka melewati b

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1558 Membuat Masalah Lagi

    "Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1557 Tiba-Tiba Marah

    Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1556 Masa Lalu

    "Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status