Sienna berdiri di tempat, mendengar percakapan mereka dengan ekspresi datar. Dia berusaha menghibur diri bahwa Harris tidak berat sebelah. Sejak kepergian ibunya, ayahnya memperlakukannya dengan baik.Hanya saja, kebaikan itu sepertinya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kebaikannya terhadap Susan dan anak-anaknya.Padahal Sienna masih sakit kepala dengan uang muka yang masih belum terkumpulkan, Harris malah langsung menghadiahkan vila untuk Junando. Kepikiran semua ini, Sienna pun merasa lucu.Tak lama kemudian, Harris dan Susan pun menyadari keberadaannya.Susan mengerutkan keningnya sembari bertanya, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Harris juga melihat ke sisi Sienna. Ketika tampak seorang lelaki berpakaian seragam sedang berdiri di samping Sienna, dia pun merasa canggung.“Sienna, kamu mau beli rumah?”Hati Sienna sudah dibaluti dengan rasa kecewa. Dia pun membalas, “Em, apartemen tempat tinggalku kemasukan maling. Jadi, aku ingin mencari rumah dengan sistem keamanan yang le
Harris terlihat pucat saat ini. Bibirnya juga terlihat gemetar. Dia hendak berbicara, tapi dia malah menelan kembali semua omongannya.Sementara itu, Susan pun telah emosi tinggi. “Sienna, oke, ternyata begini kesan kami di hatimu! Waktu itu, kalau bukan karena kamu, apa mungkin ayahmu membuat aku dan Nanda hidup menderita? Kondisi penyakit Nanda semakin memburuk juga karena diulur melulu! Kamu memang anak durhaka.”“Kamu ingin beli rumah dengan uang ayahmu? Kamu juga mesti nanya pendapatku dulu. Sepertinya kamu sudah tahu, ayahmu sudah mengalihkan 10% sahamnya kepadaku. Aku juga punya hak untuk berbicara di perusahaan.”Ketika mendengar ucapan ini, Sienna pun sungguh kaget tidak bersedia untuk memercayainya.Saham sebesar 10%? Bukankah saham itu diwariskan ibu kepada dirinya? Sienna spontan melirik Harris. Namun, Harris sengaja mengelak tatapannya.“Ayah, saham 10% yang dikatakan Bibi Susan tadi itu saham kamu sendiri … atau saham yang ditinggalkan Ibu buat aku?”Tatapan Sienna terus
Mendengar Sienna mengungkit lelaki itu, api di hati Harris yang awalnya sudah padam kembali menyala. Nada bicaranya juga terdengar ketus. Rasa bersalah terhadap sang mantan istri juga semakin berkurang.Sienna tidak ingin berdebat lagi. “Paman juga nggak bersalah.”Raut wajah Harris menjadi serius. Dia hendak mengatakan sesuatu, tapi dia mengurungkan niatnya, hanya menatap putrinya dengan penuh kecewa.Sienna mengikuti agen properti masuk ke dalam mobil. Dia tidak menghiraukan tatapan di belakang sana.Saat si agen mengendarai mobil, dia menyadari ekspresi wajah dingin Sienna dari kaca spion tengah. Dia pun mengalihkan topik pembicaraan, “Lokasi rumah ini memang cukup strategis. Fasilitas di sekitar juga sangat memadai. Hanya dengan berjalan kaki selama tiga menit, kita pun bisa tiba di mal besar itu. Lingkungan di sekitar juga sangat tenang. Hanya saja, pasti ada rumah yang lebih bagus lagi. Hanya saja, harganya akan lebih mahal.”Saat ini, Sienna juga tidak memiliki suasana hati untu
Baru saja Sony hendak mengusir anjing itu, anjing yang gemuk itu menggonggong kepada pengguna jalan di sebelah. Pengguna jalan itu adalah sepasang suami istri. Sepertinya mereka adalah pekerja di sekitar gedung sini.Mereka berdua sedang menggandeng anak mereka di tengah. Saat ini, anak kecil itu pun langsung menangis keras lantaran merasa kaget dengan suara gonggong itu.Si wanita menarik anaknya ke belakang, lalu menatap Jacob dengan kesal.“Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian nggak ikat tali? Nggak berpendidikan banget, sih! Gimana kalau anjingmu menggigit anakku? Apa kamu nggak tahu tingkat kematian penyakit rabies itu sangat tinggi? Kalau kalian mau memelihara anjing, bisa nggak lebih bertanggung jawab?”Si suami menyadari wibawa dari diri Jacob dan juga mobil mewah di belakangnya. Dia segera menarik istrinya. “Jaga bicaramu.”Orang seperti dia tidak seharusnya disinggung mereka.Si wanita bersikap sekasar itu juga demi putri mereka. Jadi, pada saat ini, mana mungkin dia peduli d
Ketika mendengar suara tidak asing itu, Jacob spontan mengangkat kepalanya, lalu tampak Sienna sudah berdiri di hadapannya.Kali ini, Jacob baru melirik nomor yang tertera di atas kartu anjing itu. Pantas saja nomor itu kelihatan agak familier.Saat Snow menyadari keberadaan Sienna, dia pun langsung berdiri dengan semangat tinggi dan menggoyangkan ekornya dengan kuat.Amplop di tangan Sienna terlihat sangat kentara. Dia tidak enak hati untuk menyerahkan amplop itu kepada Jacob, dia pun terpaksa memberikannya kepada Sony.“Terima kasih, Snow lari dari rumah. Maaf ya sudah merepotkan kalian.”Sony ragu sejenak, lalu menerima amplop dengan tenang.Sienna mengambil tali dari tangan Sony. Dia pun menyadari ada tulisan “Hermes” di atas tali itu. Bahkan, tali anjing juga dibeli merek Hermes. Sepertinya uang satu juta itu juga tidak cukup.Pada saat ini, Sienna mengeluarkan ponselnya. “Berapa harga tali anjing ini? Biar aku transfer.”Sambil berbicara, Sienna sambil mengoceh dalam hati, ‘Meman
Begitu Sienna memasuki rumah, tampak seorang wanita berumur 28 tahun sedang duduk di sofa. Dia sedang menonton siaran televisi sambil menyilangkan kakinya. Sementara itu, bibinya Sienna, Berta, sedang memasak di dapur.Wanita yang duduk di sofa menyadari kedatangan Sienna. Dia langsung menurunkan apel yang sedang dimakannya.“Eh, ada kedatangan tamu dari kota. Rumah kami agak kotor, terserah kamu mau duduk di mana.”Terlihat rasa canggung di wajah Robert dan Berta. Hanya saja, mereka juga tidak berkata apa-apa.Berta menarik Sienna, mengamati tubuhnya, lalu bertanya dengan khawatir, “Kamu semakin kurus saja. Apa ayahmu cuma perhatian sama wanita itu? Dia telah mengabaikanmu, ya?”“Sudah pasti seperti itu. Ibunya sudah mati. Lelaki itu memang nggak punya hati. Kalau ketemu wanita yang lebih cantik, mana mungkin dia akan ingat dengan mantan istrinya lagi.”Orang yang berbicara itu adalah wanita yang berumur 28 tahun itu. Dia adalah kakak ipar dari Sienna, menantu dari keluarga kecil ini.
Ini pertama kalinya Robbin melihat mobil seperti ini. Dia pun memamerkannya, “Sienna, coba kamu lihat mobil ini. Dengar-dengar harganya mencapai puluhan miliar. Malam ini kita telah kedatangan bos besar. Penanggung jawab bahkan turun tangan sendiri untuk menjamunya.”“Bos itu yang mengatakan kalau dinding di dalam sana agak kosong. Jadi, aku pun teringat sama kamu. Bos itu sangatlah pemilih. Apalagi dia mengendarai mobil mewah seperti ini, sepertinya dia bukanlah orang yang gampang untuk dihadapi. Tapi, kamu tidak usah merasa tertekan.”Dapat terdengar rasa iri dari setiap kata yang diucapkan Robbin. Sienna pun tersenyum. “Kalau begitu, aku masuk dulu, ya. Paman, hati-hati di jalan.”Resor ini tergolong tempat penginapan terbagus di Kabupaten Armana. Konon katanya, penginapan ini dibangun dengan standar hotel bintang lima. Namun, resor ini tidak terbuka untuk umum, hanya khusus menjamu pebisnis yang datang untuk menginvestasi Kabupaten Armana saja.Ini adalah pertama kalinya Sienna men
Jacob tidak membalasnya. Hanya saja, hatinya terasa sangat penat. Semalam gara-gara anjing Sienna, Jacob dimarahi pengguna jalan. Hari ini, ketika jalan malam, pakaiannya malah dikotori Sienna dengan cat warna di tangannya.Dalam sesaat, Jacob merasa sepertinya dia berutang pada Sienna di kehidupan lampau. Sienna menatap wajah dingin si lelaki dalam beberapa waktu. Pada akhirnya, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak sedang berhalusinasi.Sienna tahu dia telah membuat masalah baru. Dia hanya bisa berusaha untuk menebusnya saja. “Apa Pak Jacob ada pakaian ganti? Nanti aku akan cuci pakaianmu.”Jacob menatap piringan cat warna di tangan si wanita, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Sienna masih berdiri di tempat. Dia sendiri juga merasa sebal. Kenapa dia selalu ketemu dengan lelaki ini!Menyadari Sienna tidak mengikuti langkahnya, Jacob pun bersuara, “Bukankah kamu ingin mencuci pakaianku? Gara-gara kamu, pakaianku jadi kotor. Sudah seharusnya kamu bertanggung jawab.”Sienn