Di dalam, pengawal berbisik pada Elena, "Kemarin, Nona Elena suruh kami selidiki Penny. Sebenarnya, sudah ada hasil tadi malam, tapi itu terlalu sulit dipercaya. Jadi, kami selidiki ulang dan hasilnya sama."Elena mengernyit sambil bertanya, "Apa hasilnya?"Pengawal itu memandang sekeliling, lalu menjawab, "Nama asli Penny adalah Sienna, istrinya Tuan Jacob."Elena terkesiap dan nyaris tidak kuat berdiri. Dia berteriak, "Mustahil!"Mendengar suara melengking itu, semua orang di sekitar menoleh ke sana. Elena segera merendahkan suaranya dan wajahnya pucat. Dia berujar, "Mustahil! Nggak mungkin mereka orang yang sama. Kalian harus selidiki ulang!"Sienna adalah wanita kampungan dan gemuk, Jacob bahkan tidak sudi melihatnya. Sekarang, Jacob jatuh cinta pada Penny. Jika Sienna adalah Penny, bukankah Jacob menyukai istrinya sendiri? Seketika, tubuh Elena menjadi dingin dan hatinya sangat kacau!"Nona Elena, sudah kami selidiki dua kali dengan terperinci. Semuanya sudah dibandingkan. Aku jug
Dalam perjalanan menuju Kompleks Mawaria untuk menunggu Jacob, Sienna memandang pemandangan di luar dan melamun. Saat bel pintu berbunyi, dia pergi membuka pintu.Sienna sudah mandi. Dilihat dari rambutnya yang masih basah, Jacob langsung datang setelah mandi.Waktu itu, Lukas mengatakan dirinya akan segera pergi. Hal itu diingat oleh Jacob. Oleh karena itu, dia sengaja memilih Kompleks Mawaria kali ini supaya dapat meninggalkan jejaknya di sana."Sudah ganti seprai? Aku tidak mau pakai bekas orang lain," kata Jacob sambil merangkul pinggang Penny.Sienna menjawab, "Sudah ganti.""Sudah didesinfeksi?" tanya Jacob lagi.Sienna sangat jengkel pada pertanyaan-pertanyaan Jacob. Dia mengiakan, "Sudah."Setelah itu, Jacob baru menggendong Penny. Bukan gendong menyamping, melainkan menopang pantat Penny agar kaki Penny menjepit pinggangnya.Dari pertanyaan-pertanyaan tadi, Sienna mengira Jacob ingin pergi ke kamar. Alhasil, Jacob pergi ke dapur.Di dapur, ada meja persegi panjang yang biasany
Sienna merasa sangat lelah dan malas bergerak. Dalam keadaan yang masih linglung, Sienna mengamati Jacob mengenakan celana kerja dan menggantung kemeja di lengannya. Kemejanya sedikit kusut, sementara ada bekas cakaran Sienna di sekujur punggung Jacob.Langit di luar sudah terang. Jacob menoleh menatap Sienna sekilas, lalu mengatakan sesuatu. Entah mau pergi menghadiri rapat atau ke mana, pokoknya Sienna tidak mendengar dengan jelas. Jacob membuang kemeja kusutnya ke tong sampah. Ketika berjalan masuk, dia sudah mengenakan kemeja yang rapi. Sepertinya, Sony yang mengantar kemeja itu kemari. Jacob turun ke parkiran mobil. Terlihat Sony yang sudah menunggu di sana. Sementara itu, Jacob tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia memerintah, "Pilihkan beberapa pasang heels ukuran 36."Sony tidak pernah memilih benda semacam ini. Lagi pula, dia juga tidak punya pacar. Apalagi, ada banyak model sepatu hak tinggi. Ada yang ujungnya datar, lancip, bertali, dan sebagainya. Dia melajukan mob
Darwo sudah tahu Jacob berhubungan dengan wanita lain lagi. Akan tetapi, dia hanya menghukum Jacob untuk berlutut semalaman. Ketika pertama kali mengetahui Jacob berselingkuh, Darwo menghukumnya dengan aturan keluarga. Menurutnya, hukuman berlutut benar-benar tidak efektif.Hal ini menunjukkan bahwa Darwo sudah melonggarkan hukumannya. Hanya saja, masih kurang satu peluang dan Jacob sedang menunggu peluang ini.....Di kediaman Keluarga Prawira, Elena sudah menggila semalaman. Selama marah, dia hampir tidak bicara sepatah kata pun. Dia bahkan mengira dirinya sudah bisu. Sementara itu, Ivanka terus mengetuk pintu kamar Elena dengan cemas. Dia membujuk, "Elena, kalau ada masalah, kita bisa bicarakan sama-sama."Saat ini, bibir Elena tampak pucat dan air matanya terus mengalir. Dia merasa sangat memalukan. Semua rasa malu yang dirasakan olehnya dulu tidak seburuk saat dirinya mengetahui bahwa Sienna ternyata adalah Penny. Elena mengira dirinya lebih unggul, tetapi kenyataannya adalah diri
Suasana seperti ini sangat membingungkan. Jelas-jelas jantungnya berdebar karena dikejar orang, bukan karena Jacob. Sienna memejamkan matanya untuk menenangkan suasana hatinya sejenak. Kemudian, dia meraih pistol yang sudah dirakit dan langsung menembak mobil terakhir. Mobil tersebut tiba-tiba kehilangan keseimbangan di jalan raya dan mengeluarkan percikan api. Jacob menoleh sembari bertanya, "Tembakanmu tepat sasaran juga. Kamu sudah belajar berapa tahun?"Sienna mengedip-ngedipkan mata, lalu menjawab, "Satu tahun."Satu tahun saja sudah sehebat ini? Jacob meraih tangan Sienna dan memeriksanya sekilas. Tangannya sangat lembut, putih, dan tidak ada kulit yang menebal. Sepertinya, yang dikatakan Sienna benar, dia baru belajar selama 1 tahun. Bagaimanapun, kulit tangan orang yang menggunakan pistol selama bertahun-tahun pasti akan menebal. Jacob menutup jendela mobil. Ketika hendak berbicara, tiba-tiba ada suara yang keras dari depan. Mobil yang mereka tumpangi pun berbelok tajam."Son
Sienna segera mengangkat kepalanya. Terlihat lengan Jacob penuh dengan bekas sayatan duri. Sepanjang perjalanan meluncur, Sienna tidak terluka sedikit pun karena dilindungi oleh Jacob. Sienna segera berdiri, lalu memanggil lagi, "Jacob?"Jacob tidak sadarkan diri. Dia tidak mungkin bisa menahan luka yang seharusnya ditanggung oleh dua orang. Tangan Sienna gemetaran. Dia khawatir orang-orang tadi akan mengejar mereka sampai ke sini. Jadi, Sienna meraih tangan Jacob dan hendak memapahnya pergi, tetapi dia tidak sanggup karena Jacob terlalu berat. Lantaran panik, air mata Sienna pun mengalir. Tiba-tiba, dia mendengar suara Jacob. "Kamu menangis?"Sienna segera mendongak melihat wajah pucat Jacob. Jacob mengernyit sembari bertanya, "Apa yang kamu tangisi?" Dia bangkit berdiri dengan perlahan. Saat ini, Sienna baru sadar bahwa seluruh punggung Jacob berlumuran darah. Batu tempat Jacob berbaring juga penuh dengan darah. Mungkin benturan terakhir membuat Jacob mendarat di atas batu ini. Tat
Sienna langsung tersentak kaget. Namun, Jacob sudah menarik tangannya kembali. Sepertinya, dia sudah agak linglung karena demam. Hujan deras sedang mengguyur di luar dan terdapat kabut yang sangat tebal di pegunungan. Mereka berdua tidak akan ditemukan dengan cepat biarpun ada yang datang mencari mereka.Sienna menambahkan beberapa kayu bakar kering ke dalam api. Dia berpikir bahwa desa-desa terdekat mungkin juga sangat jauh. Jika tidak, penduduk desa tidak perlu menimbun kayu bakar kering di sini ketika bekerja di pegunungan.Sienna meletakkan telapak tangannya di dahi Jacob yang terasa hangat. Sienna sedikit menggerakkan tubuhnya dan menggulung jaket yang kering, lalu meletakkannya di bawah kepala Jacob supaya dia bersandar di dinding gunung.Setelah itu, Sienna melepas baju Jacob yang sudah kering. Terdapat luka di bagian belakang bajunya. Kini, punggungnya masih berdarah dan bengkak.Sienna tidak berani melakukan hal lainnya. Tidak ada bahan obat di sini dan ada bakteri di dalam
Sejam yang lalu, ketika Jacob belum ditemukan, seluruh ibu kota mengalami kekacauan. Keluarga Yuwono mengirim semua bawahan untuk mencari Jacob, bahkan Benny dari Keluarga Tanzel juga ikut bertindak. Namun, pencarian tidak membuahkan hasil karena hujan yang mendadak turun sepanjang malam.Kemudian, Raina dan Daria menerima kabar dari Elena bahwa Jacob pergi ke luar kota untuk mengikuti pelelangan karena Sienna. Begitu mendengar hal tersebut, mereka sontak tidak bisa menahan diri dan datang untuk mencari masalah dengan Sienna."Dasar jalang! Cepat keluar!"Pintu kamar tidur Sienna tertutup rapat, jadi Daria terus menggedor pintu tersebut."Kalau Jacob nggak bisa selamat, kamu harus mati bersamanya! Seluruh Keluarga Winata juga harus dikuburkan bersamanya!"Daria telah kehilangan seorang putra sehingga tidak bisa kehilangan Jacob lagi. Saat ini, dia berteriak dengan suara serak dan ingin mendobrak pintu.Rasa sakit di kepala Sienna makin serius saat mendengar hinaan mereka. Dia mem
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg