Saat melihat Sienna, mata kedua penanggung jawab itu berbinar. Mereka tidak menyangka murid Rowen akan begitu muda dan cantik. Salah seorang dari mereka berujar, "Halo, Nona Penny. Gedung pameran kami akan senantiasa menyambut karya lukisanmu.""Begitu juga dengan kami," sahut penanggung jawab lain. Mereka bergegas menyodorkan kartu nama mereka dengan bersemangat.Sebelumnya, Sienna berpikir akan membuka studio sendiri dan menyelenggarakan pameran lukisan setelah semua hal telah berakhir. Akan tetapi, urusan Keluarga Winata belum teratasi semua. Meski sangat tergerak oleh tawaran ini, Sienna hanya bisa menolaknya untuk sementara."Terima kasih. Semoga ada kesempatan kerja sama ke depannya," jawab Sienna. Apalagi, tangannya tidak bisa melukis dalam waktu dekat.Tatapan Jacob tertuju pada Penny sepanjang waktu. Dia mengernyit sejak melihat perban putih yang bergantung di leher Penny. Dia bertanya, "Kenapa tanganmu?"Tangan Elena juga terluka, tetapi hanya dislokasi. Hanya perlu diistirah
Saat ini, Sienna sudah keluar. Mobil Lukas diparkir tak jauh dari sana. Dia baru saja mengirimnya pesan untuk mendekat. Bagaimanapun, dia masih menggaji Lukas. Sebelum Lukas pergi ke Kabupaten Armana, dia harus mengambil kesempatan yang ada untuk memerintahkannya.Sienna melewati belokan dan ingin berjalan menuju mobil Lukas. Namun, pergelangan tangannya yang tidak terluka dicengkeram oleh Jacob.Saat ini, mereka masih berada dalam kawasan taman dan ada segelintir orang di sekitar. Saat melihat Jacob, semua orang menoleh ke sana.Sienna menatap ke bawah pada jari ramping Jacob yang sedang mencengkeramnya. Dia mengernyit sembari bertanya, "Tuan Jacob, ada apa?"Jacob melepaskan pergelangan tangan Penny dan berkata, "Kamu tidak balas pesan yang kukirim beberapa hari ini.""Kalau nggak relevan dengan Royal Estate, aku sepertinya nggak harus balas kamu," jawab Sienna.Jacob bertanya lagi, "Aku bantu kamu minum bir barusan, kenapa kamu tidak terima?""Tuan Jacob adalah tamu. Mana boleh tamu
Akan tetapi, Jacob menyadari dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Mencekik Penny sampai mati? Dia sepertinya tidak tega. Jacob menatapi wajah Penny yang keras kepala dan ingin menciumnya lagi, tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari belakang."Penny!" panggil Lukas.Jacob dapat merasakan tubuh Sienna menegang ketika mendengar suara itu, lalu SIenna bergegas membebaskan diri dari pelukannya."Lukas!" seru Sienna. Dia segera menghampiri Lukas. Lukas meliriknya lebih dulu, lalu melirik Jacob."Nggak apa-apa, 'kan?" tanya Lukas. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Sienna tampak tidak nyaman saat ini. Dari sudut pandangnya tadi, Sienna jelas dipaksa oleh Jacob.Lukas tidak berani menyinggung Jacob. Saat ini, dia hanya bisa menyapanya, "Tuan Jacob."Lidah Jacob sakit karena digigit oleh Sienna barusan. Dia bahkan kesakitan untuk berbicara. Saat berikutnya, dia mendengar Penny berkata, "Lukas, ayo kita pergi."Sienna ingin pulang dan beristirahat. Dia tidak bisa tidur nyenyak selama be
Sienna tidak memperhatikan Jacob, melainkan fokus makan. Tangan kanannya mengalami cedera sehingga tidak bisa digunakan untuk sementara waktu, maka dia menyendok bubur dengan tangan kiri. Sementara itu, Lukas mengupas udang dan langsung menaruhnya ke piring Sienna. Sienna bisa menusuknya dengan garpu untuk dimakan.Begitu Jacob duduk, Elena baru sampai. Ketika melihat Penny, matanya membelalak dan wajahnya menjadi sangat masam. Dia pun paham. Jacob datang ke restoran ini karena melihat Penny. Jika tidak, orang berkelas seperti Jacob tidak akan datang ke tempat seperti ini!Semarah apa pun, Elena tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia duduk di seberang Jacob. Saat ini, pelayan datang untuk memberikan menu pada mereka, lalu bertanya, "Tuan, mau pesan apa?"Jacob menoleh pada meja Penny yang hanya berjarak dua meter dari mejanya. Dia berkata, "Sama seperti mereka."Mendengar ini, Elena tidak tahan lagi. Dia memaksa diri untuk tersenyum dan berkata, "Jacob, aku mau makan yang lain."Baru setel
Sienna mengernyit dan merasa jengkel. Apa yang salah dengan Jacob? Dia tidak pernah menyadari sebelumnya bahwa Jacob bermuka tebal. Lebih tepatnya, Jacob memiliki mental yang kuat.Cara menggunakan sumpit dari restoran ini adalah membuka kemasan kecil di sampingnya yang berisi ujung sumpit sekali pakai, lalu memasangnya pada batang sumpit. Sumpit ini jauh lebih eco-friendly dibanding sumpit sekali pakai yang tersedia di kedai-kedai, hanya ujungnya yang sekali pakai.Jacob dan Elena tidak tahu bagaimana cara menggunakan sumpit itu. Elena langsung membanting sumpit itu ke meja dengan tatapan sinis. Sementara itu, Jacob melirik sumpit di samping Sienna.Sienna hanya menggunakan sendok dan garpu karena tangannya terluka, sedangkan sumpit yang tidak dipakai diletakkan di samping saja. Jacob pun mengambil sumpit itu dan menggunakannya. Hal ini membuat wajah Sienna menjadi lebih masam dan dadanya naik turun dengan lebih cepat.Lukas yang duduk di seberang juga merasa sangat canggung. Sebagai
Meskipun tahu ada taplak meja yang menutupi dan tidak ada yang menyadarinya, Sienna tetap merasa malu. Akan tetapi, sebelah tangan Sienna terluka, sementara satunya lagi masih memegang sendok untuk minum sup. Dia sama sekali tidak bisa menghentikan Jacob. Jacob sudah merasa sangat malu karena Sienna barusan menyiram bir ke arahnya di hadapan begitu banyak orang. Dia tentu saja tidak akan melepaskan Sienna begitu saja. Sekarang, dia pun ingin membalas Sienna.Sienna hanya menggenggam sendok dengan erat dan tidak meminum sup. Dia khawatir ada yang menyadari pergerakan dibawah meja. Lukas yang duduk di hadapan mereka menyadari bahwa seluruh wajah Sienna memerah. Dia pun segera bertanya, "Penny, apa kamu demam? Wajahmu merah."Sienna menggigit bibirnya sembari menggelengkan kepala. Jacob duduk di sebelah kanan Sienna. Saat ini, tangan kanan Jacob sedang minum sup, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atas paha Sienna. Jika di mata orang lain, tidak ada yang aneh dengan kedua orang ini s
Sienna memiliki 2 ponsel. Terkadang terdapat satu kartu SIM di setiap ponsel, dan terkadang kedua kartu SIM tersebut ada di satu ponsel yang sama. Sienna mengernyit dan berjinjit untuk mengambil ponselnya.Akan tetapi, Jacob malah sengaja mengangkat ponsel tersebut tinggi-tinggi sambil menatap Sienna dengan tajam. Dia bertanya, "Jadi, benar-benar nomor kantor?""Bukan," sahut Sienna. Selesai bicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Sienna sontak gemetaran. Layar menunjukkan panggilan masuk dari kartu SIM 1 dan peneleponnya adalah "Mike". Kartu SIM 1 adalah nomor pribadinya. Lantaran Mike sudah tahu identitasnya, Sienna pun tidak perlu menyembunyikan apa pun lagi darinya. Oleh sebab itu, Mike tahu kedua nomor telepon Sienna. Jacob langsung mengakhiri panggilan begitu tahu Mike yang menelepon. Kemudian, dia mengambil ponselnya untuk menghubungi nomor Sienna. Layar menunjukkan panggilan masuk dari kartu SIM 2 dan peneleponnya adalah "Tuan Jacob". Yang satu adalah "Mike", yang satu adalah "
Sebelumnya, Elena tidak pernah merasa ada ancaman. Bahkan, istri Jacob saja tidak pernah membuat Elena merasa tidak nyaman. Namun, kali ini Jacob sengaja datang ke restoran ini dan duduk di samping Penny. Hal ini membuatnya merasa gelisah. Elena tidak terima saat melihat Jacob yang sepertinya sungguh peduli pada wanita ini. Jika tidak punya perasaan pada Penny, Jacob tidak mungkin melakukan semua ini. Mungkin Jacob sendiri belum menyadarinya. Elena mengepalkan tangannya dengan erat. Ketika dia berpacaran dengan Jacob dulu, Jacob hanya memberikannya barang-barang mewah. Jangankan menciumnya, berinisiatif menggandeng tangannya saja tidak pernah. Elena tidak berani melakukan hal yang di luar batas. Dia bahkan mengira Jacob suka sesama jenis.Namun, begitu melihat Jacob membawa Sienna ke dalam pelukannya, dugaan Elena tentang Jacob yang suka sesama jenis hanyalah omong kosong. Elena sudah tidak tahan lagi. Sepertinya tidak cukup jika hanya mematahkan jari-jarinya saja, dia harus membunuh