Di mata Keluarga Yuwono, Sienna seolah-olah hanya barang yang bisa diperdagangkan. Sesudah mendengar perkataan Sienna, Jacob seketika berhenti dan berbisik dengan suara seraknya, "Kenapa harus mempertahankan suamimu yang tidak berguna?"Sienna menundukkan kepalanya sambil membatin, 'Kenapa kamu memaki dirimu sendiri?'Jacob memeluk pinggang Sienna dan bertanya, "Sudah selesai mempertimbangkannya?"Perkataan Jacob ini seperti mencoba membujuknya masuk ke perangkap. Ketika melihat Sienna tidak membalas, Jacob menganggap wanita ini sudah menyetujuinya. Dia mengangkat Sienna ke meja yang sudah didesinfeksi sambil menciumnya tanpa henti.Sienna merasa sangat sesak. Saat berikutnya, Jacob mulai mencium leher Sienna. Jacob sangat pintar mengendalikan nafsunya, tetapi tidak untuk kali ini. Tiba-tiba, terdengar suara Lukas dari luar. "Penny, aku melihatmu kembali barusan, apa ada yang ketinggalan?"Sienna langsung panik dan mendorong Jacob. Dia turun dari meja, lalu buru-buru merapikan bajunya
Wiandro mengangkat alis saat melihat Jacob tidak menyangkal. Dia bertanya, "Kamu menciumnya?"Jacob menatap kartu di tangannya, lalu melemparkannya dengan santai tanpa menghiraukan Wiandro.Melihat ini, Wiandro berkata, "Itu artinya kamu menciumnya, tapi nggak sempat melakukan yang lain."Wiandro menghela napas, lalu melanjutkan, "Aku nggak nyangka, temanku yang begitu bermartabat ini akan menyukai istri orang."Tangan Jacob yang memegang kartu seketika berhenti bergerak. Dia mengernyit sembari menimpali, "Jangan bicara sembarangan.""Ini adalah fakta. Harus kuakui dia memang cantik, tapi bukannya kamu sangat menyukai kebersihan? Kamu benar-benar berhubungan intim dengan wanita yang sudah menikah? Apa kamu pernah berpikir dia sudah mencium suaminya, lalu menciummu lagi? Kamu nggak merasa jijik?" tanya Wiandro.Jacob memang merasa jijik saat mendengar ini. Namun, dia tetap berpura-pura tenang. Kemudian, dia memaki, "Diam!"Wiandro terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Sepertinya, kamu memang k
Pembantu itu merasa bingung, tetapi tidak tahu harus berkata apa, terpaksa pergi untuk membuat teh. Hari ini, Ruslan membawa dua putranya bersamanya. Putra sulungnya berusia 24 tahun, sedangkan putra bungsunya berusia 22 tahun.Keduanya sudah mencapai usia untuk menikah, tetapi gaji Ruslan sudah kesulitan membayar hipotek, sama sekali tidak mampu membayar uang muka pembelian rumah. Lagi pula, jika mau membeli rumah, mereka harus membeli dua unit sekaligus.Putra sulung Ruslan sebenarnya memiliki pacar. Namun, saat pacarnya mendengar mereka tidak mampu membayar uang muka pembelian rumah, mereka langsung putus. Tidak ada orang yang bersedia tinggal bersama mereka dalam rumah berukuran 70-an meter persegi itu, apalagi mereka memiliki dua putra.Selain itu, tidak ada yang mau tinggal di luar, karena harus membayar sewa rumah yang tinggi. Oleh karena itu, keenam anggota keluarga ini semuanya tinggal di rumah yang masih dalam proses pelunasan kredit.Istri Ruslan selalu tinggal di rumah dan
Sarah menyipitkan matanya. Baru saja hendak menunjuk dan memarahi Sienna, tetapi dia mengurungkan niatnya karena ada beberapa pengawal itu.Saat belajar, nilai Ruslan lebih 20 poin di atas batas nilai penerimaan perguruan tinggi dan membuat gempar kampung halamannya. Dia adalah satu-satunya mahasiswa di keluarganya, sehingga dia merasa dirinya lebih unggul dari yang lain. Sehingga, saat mendidik Sienna, dia berlagak sebagai seorang senior."Kenapa kamu berbicara seperti ini dengan nenekmu? Kamu ini memang anak yang tak berpendidikan, bahkan tata krama dasar juga nggak tahu. Kakak dan Kakak Ipar dulu juga nggak pernah kuliah, anak yang mereka didik juga seperti ini. Sienna, kamu harus mendengarkan ucapan Paman, aku pernah kuliah, begitu juga kedua kakak sepupumu. Kalau diadopsi oleh keluargamu, itu juga berkah untuk kalian."Ruslan mengira Harris dan Leslie tidak pernah kuliah, sehingga Sienna juga dianggap tidak berpendidikan yang tinggi. Dia tidak menyadari Sienna adalah lulusan dari
"Kamu tunggu saja!" Kelima orang itu bergegas membawa koper dan pergi.Sienna duduk di sofa dan memberi isyarat kepada pembantu untuk menyemprot disinfektan di semua tempat, lalu memberi tahu penjaga pintu masuk, "Lain kali, jangan biarkan sekelompok orang ini masuk lagi. Kalau nggak, kalian juga nggak usah kerja lagi."Penjaga pintu masuk sebelumnya mendapat perintah dari Susan untuk membiarkan beberapa orang ini masuk. Namun sekarang, semua orang merasakan sesuatu yang aneh, seolah-olah Keluarga Winata sudah berubah."Kami tahu, Nona Sienna."Sienna pergi Kompleks Mawaria untuk menjemput Snow. Di kompleks tidak ada taman, Snow merasa tidak nyaman. Di vila sana juga ada Jacob. Sekarang, vila ini kosong, sehingga dia bisa membawa Snow ke vila Keluarga Winata ini.Vila ini telah disemprot disinfektan dari dalam dan luar dan semua barang milik Susan dan Nanda telah dijual. Properti milik Harris juga telah dijual bernilai puluhan miliar dan uangnya sudah kembali ke rekening Harris. Namun,
Sienna hanya melihat ke kursi di samping Marsel."Pak Marsel boleh pulang ke Perusahaan Pukarta dan menunggu kabarnya. Saat waktunya tiba nanti, aku tentu saja akan memberimu sebuah jawaban."Marsel tersenyum sinis berpikir gadis ini memang masih muda dan sepertinya tidak tahu apa yang telah dilakukan Perusahaan Pukarta selama bertahun-tahun ini. Bisa dibilang, cara perusahaan itu memperoleh uang itu tidak etis, tetapi masih berada dalam batasan hukum. Bagaimanapun juga, kontrak ini adalah kesepakatan antara kedua belah pihak. Namun, penampilan dan kepribadian Sienna membuat Marsel sangat tertarik."Untuk menghargai Nona Sienna, aku bersedia pulang sekarang. Kalau kamu punya waktu, aku ingin mengajak Nona Sienna untuk makan malam. Kita bisa membahas masalah perusahaan bersama dengan baik."Marsel tersenyum ceria sambil menepuk perutnya yang buncit. "Kalau begitu, aku pergi dulu." Begitu Marsel pergi, seluruh orang di dewan direksi mulai membahas masalah ini."Di mana ayahmu? Ke mana se
Sienna tiba di garasi bawah tanah dan baru saja hendak naik ke mobil, dia menyadari jendela mobil di sebelahnya terbuka dan wajah Marsel terlihat keluar dari dalam. Saat ini, Marsel tidak menyembunyikan niatnya lagi dan langsung memberikan sebuah kartu."Dua puluh miliar untuk berhubungan seratus kali. Kalau kamu bersedia, masuk ke mobil."Wajah Marsel sangat besar dan hampir tidak muat di jendela.Mendengar perkataan itu, Sienna merasa sangat jijik hingga ingin muntah. Namun, Marsel malah mengernyitkan alisnya, seolah-olah dia menang."Dulu, Shawn pernah membahas kamu denganku, dia bilang kamu sangat cantik. Saat itu, aku melihat fotomu, tidak disangka kamu jauh lebih cantik daripada di foto. Saat itu, kamu harusnya masih perawan, tapi sekarang, belum pasti. Hanya perawan yang bisa menjual diri dengan harga tinggi, aku memberimu dua miliar sekali berhubungan juga sudah termasuk menghargaimu. Aku akan memberikanmu vila lagi. Sebulan kemudian Keluarga Winata akan bangkrut. Kalau kamu ti
Wajah Harris menjadi pucat saat meletakkan berkas itu, lalu melihat seseorang yang berdiri tidak jauh dari situ. Dia mencoba mengambil tongkat yang ada di sampingnya untuk berdiri. Namun, tangannya sangat gemetar dan sama sekali tidak bertenaga.Sienna juga tidak bergerak. Orang yang tidak lama ini masih bisa berjalan, sekarang malah menggunakan tongkat juga kesulitan. Dia membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Harris hanya menatapnya, lalu perlahan-lahan duduk dan meletakkan tongkatnya di samping dengan kecewa. Tiba-tiba muncul banyak kerutan di sudut mata Harris. Seorang pria yang memang sudah berusia lima puluhan dan rambutnya yang memutih, membuat Sienna tidak terlalu berani melihat Harris."Sienna, Keluarga Winata sudah habis."Setelah mengatakan itu, bahu Harris bergetar sejenak."Maaf, aku tidak bisa meninggalkan apa pun kepadamu."Menjual perusahaan dan aset-aset Keluarga Winata, Harris baru berhasil menutupi sebagian utangnya. Dia memang tidak memiliki apa p