"Guk guk!"Snow berdiri di dekat pintu dan mengibaskan ekornya dengan cepat. Tangan Sienna bergetar saat memikirkan Rina lupa untuk mengunci pintunya lagi malam ini. Snow berlari ke arah Sienna dan berguling-guling di depannya dengan cepat untuk menarik perhatian Sienna, seolah-olah dia tidak ingin dikurung di ruangan itu lagi.Sienna khawatir suara Snow akan mengganggu Rina, sehingga dia segera membawa Snow keluar dari taman. Namun, Snow tampak sangat bersemangat malam ini dan bersikeras tidak mau masuk ke ruangan itu. Dia pikir mungkin karena Snow sudah lama tidak bertemu dengannya, sehingga dia terus bersemangat.Saat hendak menarik Snow masuk ke ruangan, Sienna mendengar ada suara orang yang masuk ke rumah dari ruang tamu. Pada saat ini, suara itu tidak mungkin pelayan. Lebih tidak mungkin Rina, karena dia sudah lama tidur. Pencuri? Namun, keamanan di vila sangat baik, tidak pernah terjadi masalah seperti ini sebelumnya.Snow memanfaatkan waktu saat Sienna sedang berpikir dan langs
Mendengar nada bicara Jacob, Sienna tahu dia benar-benar mabuk. Jika tidak, mengapa Jacob bisa bertanya pertanyaan seperti ini. Dia berpikir dengan sangat cepat."Bukan, ini karena sekarang sudah tengah malam. Kalau ketahuan suamiku kamu datang mengantar anjingku, aku akan sulit untuk menjelaskannya."Mendengar perkataan itu, Jacob berubah menjadi muram. Meskipun terpisah oleh layar, Sienna masih bisa merasakan sebuah tekanan. Dia baru saja hendak mengatakan sesuatu, Jacob sudah langsung mematikan teleponnya.Sienna tertegun, dia mengira Jacob tidak sengaja menutup teleponnya dan mencoba menelepon lagi. Namun, Jacob tidak mengangkat teleponnya. Telepon pertama tidak diangkat, kedua kali juga tidak diangkat.Orang bodoh sekalipun akan tahu bahwa Jacob sengaja tidak mengangkat teleponnya. Sienna mengernyitkan alisnya dan berpikir apakah dia tadi mengatakan sesuatu yang salah? Di mata Jacob, dia seharusnya adalah seorang wanita yang sudah menikah.Jacob tersenyum sinis saat melihat Sienna
Sienna hanya berdiri diam di tempatnya. Dia mungkin akan percaya jika tidak tahu Snow berada di Vila Cahwana. Namun, untuk apa Jacob menyandera anjing? Sienna pun merasa lucu dan buru-buru mengikuti Jacob."Tuan Jacob, anjingku memang hilang. Mungkin kamu nggak salah lihat. Di mana kamu bertemu Snow? Aku akan pergi mencarinya," ucap Sienna.Langkah kaki Jacob seketika terhenti. Dia yang mengenakan kemeja putih dan jas hitam pun membalas dengan dingin, "Minta bantuan suamimu mencarinya, mungkin kalian masih bisa menemukannya."Sienna seketika kehabisan kata-kata. Langkah kakinya terhenti. Jacob sudah berada di depan lift. Jadi, Sienna tidak punya cara lain selain mengikutinya. Dia berkata dengan tidak berdaya, "Tuan, suamiku benar-benar sibuk."Ekspresi Jacob tampak datar tanpa sedikit pun emosi. Dia menyahut, "Kalau begitu, tunggu sampai dia punya waktu. Penny, aku harus rapat 5 menit lagi. Kalau bukan tentang renovasi rumah, tidak perlu datang mencariku."Pintu lift akhirnya terbuka,
Sienna merasa pekerjaannya sudah beres. Ketika dia berniat pergi ke rumah sakit, Tania tiba-tiba meneleponnya. "Penny, kapan Snow hilang? Aku akan menemanimu mencarinya."Sienna tidak menyangka Tania akan sebaik ini padanya. Dia seketika tidak tahu harus mengatakan apa dan hanya membalas, "Um, baru sehari lalu."Tania lebih panik daripada Sienna yang kehilangan anjingnya. Dia bertanya, "Kamu di mana? Aku akan pergi ke tempatmu, kita sama-sama periksa kamera pengawas.""Nggak perlu, aku sudah mengunggah di sosmed. Semua orang yang pernah bekerja sama denganku akan membantuku mencarinya. Lagi pula, Snow anjing yang sangat pintar," sahut Sienna."Sepintar apa pun, Snow hanya anjing. Kamu nggak tahu, banyak sekali pedagang anjing sekarang. Aku sudah mengirim pesan kepada Kak Jacob, tapi dia malah nggak membalasku," ucap Tania.Sienna membatin, 'Mana mungkin dia membalasmu? Justru pria ini yang telah menyandera anjingku!' Dia sungguh tidak mengerti alasan Jacob melakukan hal ini. Tidak mung
Junando meninju jendela mobil dengan murka sampai berlubang. Ketika mendengar suara barang pecah, Susan yang berkemudi spontan berteriak ketakutan."Diam!" maki Junando dengan mata yang masih merah. Napasnya tampak memburu saat berujar, "Aku nggak peduli berapa banyak uang yang bisa kamu dapatkan dari Keluarga Winata. Sekarang, yang aku inginkan hanya Sienna!"Susan tak kuasa bergidik ketakutan. Kedua tangannya memegang setir dengan erat. Dia bisa merasakan bahwa putranya ini menjadi agak aneh karena Sienna si jalang itu!"Junando ...," panggil Susan dengan hati-hati. Namun, pria ini sama sekali tidak meliriknya. Susan tidak berani berbicara lagi, ekspresinya pun menjadi dipenuhi kecemasan.Bagaimanapun, Harris mungkin akan siuman kapan saja. Susan merasa dirinya seperti ditodong pisau dan akan terbunuh pada detik selanjutnya.Di sisi lain, Sienna yang sudah tiba di Vila Cahwana masih merasa gelisah. Dia harus segera mengatasi masalahnya dengan Junando. Jika tidak, keselamatannya akan
Jalan pegunungan ini adalah area balap anak muda di malam hari. Tikungannya sangat sempit dan tajam. Ketika menjelaskan jalan ini kepada sopirnya, Sienna sempat mengingatkan bahwa Junando sering datang ke sini untuk balap mobil.Dengan kata lain, kalau terjadi sesuatu pada Junando, itu adalah kesalahannya sendiri. Sopir itu tentu memahami maksud Sienna sehingga langsung melakukan belokan berturut-turut.Melihat ini, Junando yang matanya memerah pun menambah kecepatan lagi. Ketika melihat mereka makin menjauh, dia benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak. Dia membatin, 'Sienna ini memang nggak tahu diri. Dia sudah sangat jauh dari kota. Begitu dipaksa untuk berhenti, saatnya aku beraksi. Dasar jalang! Matilah kamu!'Ketika mobil melewati tikungan tajam, Junando memutar setirnya dengan kuat. Namun, mobil malah tergelincir dengan dahsyat. Mata Junando sontak terbelalak. Saat berikutnya, dia merasakan hantaman kuat. "Bam!"Sebelum mobil jatuh dari tebing, Junando tetap merasakan kakinya pa
Sesudah merapikan semua dokumen, Jacob akhirnya memastikan bahwa majikan anjing ini tidak berniat meneleponnya lagi malam ini. Dia pun memilih untuk mandi dan tidur.Keesokan paginya, Jacob menelepon Tania, menyuruhnya untuk membawa Snow pergi. Tania terkejut mendengarnya. Dia berkata, "Kak Jacob, ternyata kamu membaca pesanku kemarin. Cepat sekali kamu menemukannya."Setibanya di Vila Cahwana, Tania terus berbicara tanpa henti. Kemudian, dia menambahkan, "Omong-omong, kenapa kamu nggak mengembalikannya sendiri? Penny pasti senang melihatnya!"Jacob sudah berdiri di pintu masuk sekarang. Setelannya yang pas menonjolkan sosoknya yang elegan. Dia merapikan mansetnya sembari membalas dengan dingin, "Mau dia senang atau tidak, semua itu bukan urusanku."Tania seketika kehabisan kata-kata. Dia hanya menundukkan kepala sambil membatin, 'Kamu meniduri Penny, tapi malah bicara begitu? Padahal, kamu nggak terlihat seperti pria berengsek?'Jacob membuka pintu dan berjalan ke luar, lalu hendak me
Wajah Sandra sontak memucat. Dia terlihat seperti orang yang mendapatkan tamparan keras. Dia berkata, "Tuan Jacob ...."Jacob sama sekali tidak menatap Sandra, melainkan menatap karyawan lainnya dan memperingatkan, "Ini adalah contoh untuk kalian semua."Pria ini benar-benar tidak memedulikan harga diri Sandra. Melihat ini, Sandra bergegas berkata, "Tuan Jacob, aku pacar Jimmy. Hubungan kami sangat baik, apa kamu ...."Tatapan Jacob seketika menjadi tajam, membuat Sandra tidak bisa berkutik. Dalam sekejap, wanita ini menjadi makin membenci Sienna.Jacob tidak mengatakan apa pun dan langsung pergi. Hanya tersisa Sony yang berpesan kepada para resepsionis itu, "Kalian bisa masuk penjara kalau mencemarkan nama baik orang."Para resepsionis segera mengangguk mendengarnya. Kemudian, salah satunya bertanya dengan hati-hati, "Kenapa Tuan Jacob pulang cepat sekali hari ini ...."Sekarang masih belum siang, tetapi Jacob sudah pulang. Maniak kerja biasanya tidak akan melakukan hal seperti ini.S