Sienna merasa pekerjaannya sudah beres. Ketika dia berniat pergi ke rumah sakit, Tania tiba-tiba meneleponnya. "Penny, kapan Snow hilang? Aku akan menemanimu mencarinya."Sienna tidak menyangka Tania akan sebaik ini padanya. Dia seketika tidak tahu harus mengatakan apa dan hanya membalas, "Um, baru sehari lalu."Tania lebih panik daripada Sienna yang kehilangan anjingnya. Dia bertanya, "Kamu di mana? Aku akan pergi ke tempatmu, kita sama-sama periksa kamera pengawas.""Nggak perlu, aku sudah mengunggah di sosmed. Semua orang yang pernah bekerja sama denganku akan membantuku mencarinya. Lagi pula, Snow anjing yang sangat pintar," sahut Sienna."Sepintar apa pun, Snow hanya anjing. Kamu nggak tahu, banyak sekali pedagang anjing sekarang. Aku sudah mengirim pesan kepada Kak Jacob, tapi dia malah nggak membalasku," ucap Tania.Sienna membatin, 'Mana mungkin dia membalasmu? Justru pria ini yang telah menyandera anjingku!' Dia sungguh tidak mengerti alasan Jacob melakukan hal ini. Tidak mung
Junando meninju jendela mobil dengan murka sampai berlubang. Ketika mendengar suara barang pecah, Susan yang berkemudi spontan berteriak ketakutan."Diam!" maki Junando dengan mata yang masih merah. Napasnya tampak memburu saat berujar, "Aku nggak peduli berapa banyak uang yang bisa kamu dapatkan dari Keluarga Winata. Sekarang, yang aku inginkan hanya Sienna!"Susan tak kuasa bergidik ketakutan. Kedua tangannya memegang setir dengan erat. Dia bisa merasakan bahwa putranya ini menjadi agak aneh karena Sienna si jalang itu!"Junando ...," panggil Susan dengan hati-hati. Namun, pria ini sama sekali tidak meliriknya. Susan tidak berani berbicara lagi, ekspresinya pun menjadi dipenuhi kecemasan.Bagaimanapun, Harris mungkin akan siuman kapan saja. Susan merasa dirinya seperti ditodong pisau dan akan terbunuh pada detik selanjutnya.Di sisi lain, Sienna yang sudah tiba di Vila Cahwana masih merasa gelisah. Dia harus segera mengatasi masalahnya dengan Junando. Jika tidak, keselamatannya akan
Jalan pegunungan ini adalah area balap anak muda di malam hari. Tikungannya sangat sempit dan tajam. Ketika menjelaskan jalan ini kepada sopirnya, Sienna sempat mengingatkan bahwa Junando sering datang ke sini untuk balap mobil.Dengan kata lain, kalau terjadi sesuatu pada Junando, itu adalah kesalahannya sendiri. Sopir itu tentu memahami maksud Sienna sehingga langsung melakukan belokan berturut-turut.Melihat ini, Junando yang matanya memerah pun menambah kecepatan lagi. Ketika melihat mereka makin menjauh, dia benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak. Dia membatin, 'Sienna ini memang nggak tahu diri. Dia sudah sangat jauh dari kota. Begitu dipaksa untuk berhenti, saatnya aku beraksi. Dasar jalang! Matilah kamu!'Ketika mobil melewati tikungan tajam, Junando memutar setirnya dengan kuat. Namun, mobil malah tergelincir dengan dahsyat. Mata Junando sontak terbelalak. Saat berikutnya, dia merasakan hantaman kuat. "Bam!"Sebelum mobil jatuh dari tebing, Junando tetap merasakan kakinya pa
Sesudah merapikan semua dokumen, Jacob akhirnya memastikan bahwa majikan anjing ini tidak berniat meneleponnya lagi malam ini. Dia pun memilih untuk mandi dan tidur.Keesokan paginya, Jacob menelepon Tania, menyuruhnya untuk membawa Snow pergi. Tania terkejut mendengarnya. Dia berkata, "Kak Jacob, ternyata kamu membaca pesanku kemarin. Cepat sekali kamu menemukannya."Setibanya di Vila Cahwana, Tania terus berbicara tanpa henti. Kemudian, dia menambahkan, "Omong-omong, kenapa kamu nggak mengembalikannya sendiri? Penny pasti senang melihatnya!"Jacob sudah berdiri di pintu masuk sekarang. Setelannya yang pas menonjolkan sosoknya yang elegan. Dia merapikan mansetnya sembari membalas dengan dingin, "Mau dia senang atau tidak, semua itu bukan urusanku."Tania seketika kehabisan kata-kata. Dia hanya menundukkan kepala sambil membatin, 'Kamu meniduri Penny, tapi malah bicara begitu? Padahal, kamu nggak terlihat seperti pria berengsek?'Jacob membuka pintu dan berjalan ke luar, lalu hendak me
Wajah Sandra sontak memucat. Dia terlihat seperti orang yang mendapatkan tamparan keras. Dia berkata, "Tuan Jacob ...."Jacob sama sekali tidak menatap Sandra, melainkan menatap karyawan lainnya dan memperingatkan, "Ini adalah contoh untuk kalian semua."Pria ini benar-benar tidak memedulikan harga diri Sandra. Melihat ini, Sandra bergegas berkata, "Tuan Jacob, aku pacar Jimmy. Hubungan kami sangat baik, apa kamu ...."Tatapan Jacob seketika menjadi tajam, membuat Sandra tidak bisa berkutik. Dalam sekejap, wanita ini menjadi makin membenci Sienna.Jacob tidak mengatakan apa pun dan langsung pergi. Hanya tersisa Sony yang berpesan kepada para resepsionis itu, "Kalian bisa masuk penjara kalau mencemarkan nama baik orang."Para resepsionis segera mengangguk mendengarnya. Kemudian, salah satunya bertanya dengan hati-hati, "Kenapa Tuan Jacob pulang cepat sekali hari ini ...."Sekarang masih belum siang, tetapi Jacob sudah pulang. Maniak kerja biasanya tidak akan melakukan hal seperti ini.S
Sienna mendapat kabar dari rumah sakit bahwa Junando koma sekarang. Rumah sakit menelepon satu per satu orang yang terdaftar di kontak Junando.Begitu Sienna tiba di rumah sakit, dia langsung melihat Susan yang menangis histeris. Tangan wanita ini memegang ponsel Junando. Dia memeriksa pesan singkat putranya dengan Sienna dengan tatapan penuh kebencian.Ketika melihat Sienna, Susan langsung menghampiri sembari memaki, "Dasar jalang! Pasti kamu yang menjebak putraku! Kamu penjahat, aku akan menelepon polisi untuk menangkapmu!"Susan mengangkat tangan untuk menampar Sienna. Akan tetapi, Sienna sontak meraih pergelangan tangannya dan mengempaskannya dengan kuat. Dia membalas, "Bibi, apa laporan pemeriksaan sudah keluar? Aku hanya ingin mendiskusikan masalah perusahaan, kamu juga tahu Grup Winata mengalami kesulitan akhir-akhir ini.""Jadi, apa salahnya aku mengirim pesan seperti itu kepadanya? Lagi pula, dia sendiri yang mengejarku. Kamu seharusnya tahu apa motif Junando, 'kan?" lanjut Si
"Nando sudah menjadi orang cacat. Suamiku, kamu harus membelaku. Ini jelas-jelas perangkap yang disusun oleh Sienna. Huhuhu. Putraku yang malang. Ini ponsel Nando, Sienna mengirim beberapa pesan kepadanya. Dia meminta Nando bertemu dengannya. Mobilnya terus mengikuti di belakang mobil Sienna, jalur kedua mobil ini sangat mencurigakan."Saat menangis, Susan tidak lupa diam-diam mengamati situasi Harris. Melihat Harris yang tidak memarahinya dan menolak untuk bertemu dengannya, dia merasa senang. Syukurlah, bahkan langit juga berpihak padanya!"Suamiku, aku hanya punya seorang putra. Bagaimana aku bisa hidup seperti ini? Lebih baik aku mati saja!"Susan langsung ingin menabrak ke tembok dan Harris buru-buru ingin menghentikannya, tetapi terkena luka di tubuh Harris dan membuatnya kesakitan hingga hampir pingsan. Untungnya, ada seorang perawat di sampingnya yang menghentikannya. Susan terus menangis dan suara tangisannya memenuhi seluruh kamar.Harris merasa sangat khawatir hingga mulai b
Lukas memegang sebungkus tisu dan sebuah payung murah di tangannya. Dia segera mendekati Sienna, lalu memayunginya dan menawarkan tisu kepadanya. "Penny, suasana hatimu sedang buruk?"Mendengar suara itu, Sienna merasa terkejut. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Lukas dan segera menyeka air matanya juga, lalu tersenyum. "Lukas, kenapa kamu ada di sini?""Aku datang untuk mengambil obat adikku. Kamu juga tahu kakinya bermasalah." Lukas duduk di sebelah Sienna sambil memayunginya, lalu berkata, "Mataharinya terik sekali hari ini, kursinya juga panas. Kenapa kamu bisa duduk di sini? Apa yang telah terjadi?"Sienna merasa dirinya tidak begitu akrab dengan Lukas. Oleh karena itu, dia juga tidak perlu memberitahu Lukas masalah keluarganya sendiri. "Ada masalah dengan pekerjaan."Emosi Sienna datang terlalu mendadak, dan sekarang menghilang dengan cepat pula saat bertemu dengan orang yang tidak terlalu akrab dengannya. Dia baru bisa menangis dengan sepuasnya saat sedang sendirian.Tidak