Sesudah merapikan semua dokumen, Jacob akhirnya memastikan bahwa majikan anjing ini tidak berniat meneleponnya lagi malam ini. Dia pun memilih untuk mandi dan tidur.Keesokan paginya, Jacob menelepon Tania, menyuruhnya untuk membawa Snow pergi. Tania terkejut mendengarnya. Dia berkata, "Kak Jacob, ternyata kamu membaca pesanku kemarin. Cepat sekali kamu menemukannya."Setibanya di Vila Cahwana, Tania terus berbicara tanpa henti. Kemudian, dia menambahkan, "Omong-omong, kenapa kamu nggak mengembalikannya sendiri? Penny pasti senang melihatnya!"Jacob sudah berdiri di pintu masuk sekarang. Setelannya yang pas menonjolkan sosoknya yang elegan. Dia merapikan mansetnya sembari membalas dengan dingin, "Mau dia senang atau tidak, semua itu bukan urusanku."Tania seketika kehabisan kata-kata. Dia hanya menundukkan kepala sambil membatin, 'Kamu meniduri Penny, tapi malah bicara begitu? Padahal, kamu nggak terlihat seperti pria berengsek?'Jacob membuka pintu dan berjalan ke luar, lalu hendak me
Wajah Sandra sontak memucat. Dia terlihat seperti orang yang mendapatkan tamparan keras. Dia berkata, "Tuan Jacob ...."Jacob sama sekali tidak menatap Sandra, melainkan menatap karyawan lainnya dan memperingatkan, "Ini adalah contoh untuk kalian semua."Pria ini benar-benar tidak memedulikan harga diri Sandra. Melihat ini, Sandra bergegas berkata, "Tuan Jacob, aku pacar Jimmy. Hubungan kami sangat baik, apa kamu ...."Tatapan Jacob seketika menjadi tajam, membuat Sandra tidak bisa berkutik. Dalam sekejap, wanita ini menjadi makin membenci Sienna.Jacob tidak mengatakan apa pun dan langsung pergi. Hanya tersisa Sony yang berpesan kepada para resepsionis itu, "Kalian bisa masuk penjara kalau mencemarkan nama baik orang."Para resepsionis segera mengangguk mendengarnya. Kemudian, salah satunya bertanya dengan hati-hati, "Kenapa Tuan Jacob pulang cepat sekali hari ini ...."Sekarang masih belum siang, tetapi Jacob sudah pulang. Maniak kerja biasanya tidak akan melakukan hal seperti ini.S
Sienna mendapat kabar dari rumah sakit bahwa Junando koma sekarang. Rumah sakit menelepon satu per satu orang yang terdaftar di kontak Junando.Begitu Sienna tiba di rumah sakit, dia langsung melihat Susan yang menangis histeris. Tangan wanita ini memegang ponsel Junando. Dia memeriksa pesan singkat putranya dengan Sienna dengan tatapan penuh kebencian.Ketika melihat Sienna, Susan langsung menghampiri sembari memaki, "Dasar jalang! Pasti kamu yang menjebak putraku! Kamu penjahat, aku akan menelepon polisi untuk menangkapmu!"Susan mengangkat tangan untuk menampar Sienna. Akan tetapi, Sienna sontak meraih pergelangan tangannya dan mengempaskannya dengan kuat. Dia membalas, "Bibi, apa laporan pemeriksaan sudah keluar? Aku hanya ingin mendiskusikan masalah perusahaan, kamu juga tahu Grup Winata mengalami kesulitan akhir-akhir ini.""Jadi, apa salahnya aku mengirim pesan seperti itu kepadanya? Lagi pula, dia sendiri yang mengejarku. Kamu seharusnya tahu apa motif Junando, 'kan?" lanjut Si
"Nando sudah menjadi orang cacat. Suamiku, kamu harus membelaku. Ini jelas-jelas perangkap yang disusun oleh Sienna. Huhuhu. Putraku yang malang. Ini ponsel Nando, Sienna mengirim beberapa pesan kepadanya. Dia meminta Nando bertemu dengannya. Mobilnya terus mengikuti di belakang mobil Sienna, jalur kedua mobil ini sangat mencurigakan."Saat menangis, Susan tidak lupa diam-diam mengamati situasi Harris. Melihat Harris yang tidak memarahinya dan menolak untuk bertemu dengannya, dia merasa senang. Syukurlah, bahkan langit juga berpihak padanya!"Suamiku, aku hanya punya seorang putra. Bagaimana aku bisa hidup seperti ini? Lebih baik aku mati saja!"Susan langsung ingin menabrak ke tembok dan Harris buru-buru ingin menghentikannya, tetapi terkena luka di tubuh Harris dan membuatnya kesakitan hingga hampir pingsan. Untungnya, ada seorang perawat di sampingnya yang menghentikannya. Susan terus menangis dan suara tangisannya memenuhi seluruh kamar.Harris merasa sangat khawatir hingga mulai b
Lukas memegang sebungkus tisu dan sebuah payung murah di tangannya. Dia segera mendekati Sienna, lalu memayunginya dan menawarkan tisu kepadanya. "Penny, suasana hatimu sedang buruk?"Mendengar suara itu, Sienna merasa terkejut. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Lukas dan segera menyeka air matanya juga, lalu tersenyum. "Lukas, kenapa kamu ada di sini?""Aku datang untuk mengambil obat adikku. Kamu juga tahu kakinya bermasalah." Lukas duduk di sebelah Sienna sambil memayunginya, lalu berkata, "Mataharinya terik sekali hari ini, kursinya juga panas. Kenapa kamu bisa duduk di sini? Apa yang telah terjadi?"Sienna merasa dirinya tidak begitu akrab dengan Lukas. Oleh karena itu, dia juga tidak perlu memberitahu Lukas masalah keluarganya sendiri. "Ada masalah dengan pekerjaan."Emosi Sienna datang terlalu mendadak, dan sekarang menghilang dengan cepat pula saat bertemu dengan orang yang tidak terlalu akrab dengannya. Dia baru bisa menangis dengan sepuasnya saat sedang sendirian.Tidak
Jika Sienna tidak mundur dengan cepat, mungkin jendela itu sudah menjepit rambutnya. Dia melihat mobil yang sudah melaju jauh dan merasa lucu. Dia segera membalas pesan Jimmy.[ Pak Jimmy, aku sudah bertemu dengan Tuan Jacob. Dia menyuruhku jangan terlalu percaya diri. Kamu coba cari Elena saja. Saat ini dia berada di sebelahnya. ]Jimmy yang tetap merasa tidak yakin pun lantas menghubungi Elena. Elena menjawab telepon dengan tersenyum, lalu berkata dia akan menanyakan hal itu. Setelah menutup telepon, dia menatap Jacob."Jimmy, juga meneleponku. Sepertinya, dia sangat mencintai pacarnya, mungkin kali ini dia benar-benar serius. Jacob, sebaiknya biarkan saja pacarnya kembali bekerja."Jacob tidak berkata apa pun dan matanya tetap melihat ke depan dengan tenang. Saat sedang tidak tertawa, matanya terlihat sangat tajam. Setelah beberapa saat, dia tersenyum. "Hanya sebuah posisi resepsionis, apa layak mendapatkan perhatian begitu banyak orang?"Elena menghela napas lega dan ekspresinya be
Keesokan harinya, Sienna pergi ke rumah sakit lagi. Setelah memastikan Susan dan Nanda tidak ada di sana, dia baru masuk ke kamarnya Junando. Namun, pulpen perekam sudah tidak ada di sana, dia jelas-jelas menaruh pulpennya di kamar ini. Susan dan Nanda sedang marah dan tidak mungkin memperhatikan pulpen kecil itu. Apakah sudah diambil oleh perawat?Sienna buru-buru bertanya kepada beberapa perawat, tetapi tidak ada yang melihat pulpen itu. Saat melewati kamar Harris, dia bertemu dengan Harris yang hendak pergi ke toilet. Susan juga berada di dalam kamar Harris, dia pasti selalu memantau kondisi Harris.Melihat Sienna saat ini, amarah Susan langsung meledak lagi. Namun, Sienna hanya pergi ke ruang perawat untuk terus bertanya tentang perekam suara itu. Meskipun sudah bertanya ke mana-mana, tetap tidak ada yang melihat pulpen itu.Saat Sienna kembali ke koridor, dia melihat pria botak itu mendekatinya dari ujung koridor. Pria itu tampaknya adalah orang yang sama yang menghentikannya di p
Susan yang masih membuat keributan, seluruh tubuhnya menjadi kaku begitu mendengar percakapan itu.Sementara itu, di kepala Harris terdengar suara dengungan yang tajam. Suara itu membuatnya kesakitan hingga dia mengingat kembali adegan di mana dia melihat pasangan berengsek itu pada hari itu.Saat keseluruhan proses itu terjadi, orang yang paling tenang adalah Sienna. Namun, dia juga tidak menyangka dia akan mendapat kejutan tak terduga, ternyata Susan berselingkuh dengan Santo!Sienna mengeluh, "Ayah, lihatlah baik-baik. Inilah istri dan putrimu yang baik. Kamu nggak pernah percaya dengan apa yang kukatakan. Setiap kata yang diucapkan oleh Susan bisa membuatmu bertindak kasar padaku, termasuk pria yang ada di depanmu ini. Aku sama sekali nggak mengenalnya, tapi begitu Susan bilang dia adalah kekasihku, kamu bahkan nggak memberiku kesempatan untuk menjelaskannya. Selama bertahun-tahun, selalu saja seperti ini, aku benar-benar sudah muak."Sienna memejamkan matanya dan berbicara dengan