“Emm.”Sienna langsung membalas. Dia tidak terbiasa membahas masalah pribadinya dengan orang lain. Jadi, sikapnya terlihat agak dingin.Saat ini, malah terlintas kegirangan di dalam tatapan Nanda. Baguslah kalau Sienna tidak menyukainya.Mobil berhenti di depan Kediaman Winata, awalnya Sienna ingin langsung pergi setelah mengantar Nanda. Kebetulan ada Harris sedang menyiram tanaman di halaman. Selain itu, tampak juga Junando di sampingnya.Kening Sienna seketika berkerut. Namun saat ini, Nanda sudah menuruni mobil berlari ke sisi mereka.“Ayah, Kak.”Junando sedang melaporkan masalah perusahaan kepada Harris. Dari kejauhan, dia menyadari mobil Sienna. Alhasil, gerakannya pun terhenti.Dengan sangat terpaksa, Sienna menuruni mobil untuk memberi salam, “Ayah.”Harris menyerahkan botol semprot ke pelayan, lalu membalas, “Baguslah kalau kamu sudah pulang. Ayo masuk! Hari ini bibimu masak banyak makanan enak. Kebetulan ada yang ingin aku katakan kepadamu.”Namun, Sienna masih harus pergi me
Sienna masuk ke mobil dengan berat hati. Setibanya di vila, waktu sudah menunjukkan pukul 12.30.Pelayan rumah membukakan pintu. Ketika melihat kedatangan Sienna, raut wajahnya langsung terlihat muram.“Nona Sienna, kenapa kamu ke sini lagi? Nyonya lagi tidak ada di rumah.”Sienna melirik ke belakang pelayan dan memang tidak ada siapa-siapa di dalam ruang tamu. Dia mengangkat kepalanya hendak bertanya apakah Jacob sempat kemari atau tidak, tetapi si pelayan malah sudah membalikkan tubuhnya dan pergi begitu saja.Betul juga! Setiap kali Sienna ke sini, Daria pun akan bersikap kasar terhadapnya. Semua orang juga pintar, mereka tahu menantu yang satu ini akan segera diceraikan. Jadi, untuk apa bersikap sopan terhadap Sienna?“Siapa yang datang?”Pintu taman dibuka. Seorang wanita muda berdiri di depan pintu, lalu berkata dengan tersenyum, “Pelayan rumah baru, ya? Kelihatannya cukup cantik.” Si wanita tidak bermaksud untuk mengejek. Dia murni hanya sedang bertanya saja.Si pelayan pun ters
Tania sangatlah lugu layaknya seorang anak kecil. Ketika berbicara, kedua matanya terlihat berkilauan.Sepertinya Tania sering berhubungan dengan orang yang sulit untuk diajak berbaur. Jadi, ketika berhubungan dengan Sienna, dia spontan merasa santai.Sienna melihat lukisan Tania dan tidak bersuara sama sekali. Tania memegang pensilnya sambil menghela napas. Awalnya dia tidak berharap Sienna bisa memberinya masukan yang membangun. Namun, Sienna malah mengambil pensil di samping, lalu memperbaikinya.Setelah lukisan itu diperbaiki oleh Sienna, lukisan jadi terlihat lebih hidup. Kedua mata Tania spontan terbelalak. Dia mengangkat tangannya terus mengucek kedua matanya.“Kamu … kamu hanya mewarnainya saja, ‘kan? Astaga, kenapa seperti lukisan baru saja? Kamu pernah belajar melukis, ya?”Dari cara melukis Sienna, dapat diketahui bahwa dia sangat mahir dalam dunia melukis.Sienna mengangguk sambil meletakkan pensil ke atas meja. “Sebenarnya teknik dasarmu lumayan bagus. Hanya saja, kamu mas
Sienna tahu Cherry sedang menyindirnya. Dia tidak berencana untuk membalasnya, melainkan berjalan ke meja kerjanya sendiri.Namun, Cherry masih tidak puas. Jika Herman menyerahkan kesempatan untuk berhubungan dengan Jacob kepadanya, Cherry pasti bisa mendapatkan orderan itu.Bagaimanapun, Jacob bisa menyetujui menyerahkan pekerjaan itu kepada Sienna juga karena dia adalah teman SMA Herman. Jadi, masalah ini bukan karena kehebatan dari Sienna. Dia hanya sedang beruntung saja. Namun, kenapa semua hal bagus malah jatuh ke tangannya? Cherry sungguh tidak bisa menerimanya. Dia merasa dirinya bisa meledak kapan saja. Sekarang Sienna malah tidak menggubrisnya, api di dalam hatinya pun semakin membara.“Jangan kira Jacob menyerahkan rumahnya untuk didesain seseorang, dia pun merasa dirinya sangat hebat dan sangat disukai Jacob. Semua orang di ibu kota juga tahu dia lagi sudah memiliki wanita idamannya. Rumahnya di Royal Estate juga adalah rumah yang akan ditempatinya setelah menikah nanti.”D
Seketika Cherry merasa gugup. Semua ini memang bermula dari dirinya. Namun, dia tidak ingin menyetujui pertaruhan ini.Jadi, tatapan Cherry tertuju pada rekan kerja di dalam studio. Hanya saja, ketika tatapan mereka bertemu dengan tatapan Cherry, semuanya malah mengelak. Sepertinya mereka tidak ingin terlibat dalam masalah ini.Cherry merasa serbasalah dan sangat emosi.Bukankah biasanya mereka semua sangat tidak menyukai Sienna? Kenapa pada kondisi genting, mereka semua malah tidak berani untuk menerima tantangannya?Jujur saja, Cherry juga sedang marah terhadap dirinya sendiri. Jelas-jelas dirinya tidak sehebat Sienna, kenapa dia malah buka suara untuk menantangnya.Cherry menunduk sambil mengepal erat kedua tangannya. Bahkan kukunya pun hampir menusuk ke dalam telapak tangannya.“Sienna, kamu sungguh nggak adil. Sekarang Jacob sudah memilihmu. Dia pasti akan lebih menyukai gaya desainmu! Sementara, kami nggak tahu apa-apa. Gimana caranya kami bertanding sama kamu?”Cherry mencari al
Di lantai tertinggi gedung Grup Yuwono.Setelah Jacob duduk di kursi kerjanya, ekspresinya masih terlihat sangat masam.Tadi siang, Jacob sengaja meluangkan waktunya untuk kembali ke vila. Tak disangka, wanita itu malah mengingkari janjinya. Wanita yang awalnya sudah meninggalkan kesan buruk di hatinya, sekarang malah semakin buruk lagi.Pintu ruangan dibuka, Sony mengambil dokumen memasuki ruangan.“Pak, dokter dari luar negeri telepon, katanya Pak Darwo sudah mengurus prosedur. Dia akan kembali dari luar negeri dalam satu minggu ini.”Cepat sekali!Jacob menekan-nekan keningnya. Beberapa saat kemudian, dia baru mengangkat kepalanya. “Suruh pengacara untuk menyusun surat perjanjian baru, Grup Yuwono bersedia membantu Grup Winata dalam perputaran dana kedua. Namun persyaratannya adalah ‘istriku’ itu harus berakting bersamamu.”Nada bicara Jacob terdengar sangat datar. Jacob bisa menyebutnya dengan panggilan itu juga karena Jacob bahkan tidak mengetahui nama wanita itu. Biasanya dia jug
Pengacara merasa dirinya telah mengorek fakta saja. Setelah kembali ke Grup Yuwono, dia langsung menyerahkan surat perjanjian kepada Jacob.“Tuan Jacob, perjanjian sudah ditandatangani.”Jacob menatap dokumen di hadapannya, lalu tatapannya tertuju pada nama di atas kertas. Sienna? Ternyata nama istrinya adalah Sienna.Kemudian, Jacob membalikkan dokumen, keningnya spontan berkerut. “Dia nggak minta permintaan apa-apa?”Pengacara menggeleng. Sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa Nona Sienna bukan hanya tidak mengajukan permintaan apa-apa, dia bahkan menyetujuinya dengan sangat cepat.Jacob mendengus dingin. Ketika Jacob menyetujui untuk menyelesaikan masalah perputaran dana kedua Grup Winata dan menunda perceraian mereka, Sienna malah menandatangani perjanjian dengan begitu cepat. Sepertinya tadi siang Sienna mengira Jacob akan membahas masalah perceraian, makanya dia sengaja tidak ke vila.Jacob meletakkan surat ke samping meja, tidak ingin mendalami pemikiran wanita itu lagi. “Aku men
Kepikiran hal ini, Calvin merasa semakin gembira saja. Dia mengangkat tangannya mencubit dagu Nanda. Saking takutnya, Nanda pun memejamkan matanya hingga bulu matanya pun terlihat gemetar.“Bawa wanita cantik ini pergi. Mengenai kamu, ikut aku ke atas. Aku bawa kamu untuk bermain permainan yang seru.”Sienna dapat menebak ada ide buruk di benak Calvin. Jika Calvin benar-benar melecehkannya, Sienna hanya perlu berteriak dan para sekuriti profesional akan datang. Namun tempat ini adalah tempat berkumpulnya anak-anak orang kaya. Sienna akan merasa malu jika dikerumuni oleh mereka.Kelak Sienna masih akan berbisnis. Jika dia dimasukkan ke daftar hitam, Sienna pun akan sulit untuk mengembangkan kariernya di bidang ini lagi.“Maksud permainan seru Tuan Calvin itu judi di lantai atas?”Calvin mengerutkan keningnya, lalu berjalan ke atas tangga. “Iya, sepertinya kamu pernah bermain.”Sienna tidak membalas. Melihat air mata Nanda sudah hampir menetes, dia pun berkata, “Kamu lepaskan dia dulu. B
Setelah memastikan beberapa titik yang terhubung dan perkiraan lokasinya, Jacob kembali ke kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Saat membuka lemari, dia menemukan beberapa set pakaian pelindung yang baru di dalamnya. Dia langsung mengernyitkan alis dan secara refleks melihat ke sekeliling kamar.Saat tadi baru masuk ke kamar, Jacob tidak membuka lemari itu. Oleh karena itu, dia tidak tahu apakah pakaian itu memang sudah ada di dalam lemari sejak awal atau doktor wanita itu masuk ke kamarnya saat dia pergi. Meskipun pintu kamar terkunci dari dalam, wanita itu pasti memiliki kunci juga. Namun, dia tetap merebahkan diri di atas tempat tidur dan memejamkan mata untuk istirahat.Keesokan paginya, Jacob mengenakan pakaian dan kacamata pelindung sebelum keluar.Sharon sudah berdiri di depan meja penelitian dengan berbagai macam reagen di tangannya. Dia menyodorkan salah satu nampan dan berkata dengan nada yang datar, "Antarkan semua ini ke luar dan serahkan pada orang yang ada di de
Jacob mengalihkan pandangannya, lalu lanjut berjalan. Akhirnya, dia berhenti di aula yang terletak di bagian tengah.Jacob bisa melihat kondisi di aula itu dari beberapa celah. Sekelompok staf penelitian sedang mengurus berbagai data."Mana data fisik monster itu?""Bagaimana kondisi objek di kamar nomor 1? Apa perkembangbiakan hari ini berhasil?""Objek di kamar nomor 3 sudah mati. Suruh orang bereskan mayatnya."Bagi para staf penelitian, orang-orang yang dikurung bukan manusia, melainkan bahan eksperimen. Mereka melanjutkan pembahasan."Kulit objek di kamar nomor 5 sudah membusuk. Virus kali ini sangat berhasil. Selanjutnya, kita bisa menyebarkan virus ini.""Ah! Aku nggak tahan lagi! Biarkan aku mati! Aku nggak mau menggunakan manusia sebagai bahan eksperimen lagi! Tuhan, aku memang manusia berdosa! Aku pantas masuk neraka setelah mati!"Setelah itu, tidak terdengar suara lagi. Suasana di aula menjadi tegang. Kemudian, pintu terbuka. Seorang pria yang memakai seragam berjalan masuk
Jacob mengernyit. Suara pria ini sedikit familier, mirip Ethan. Namun, seharusnya dia bukan Ethan, melainkan saudara kembarnya.Apa mereka juga datang ke markas penelitian? Jacob tidak berlama-lama di tempat itu. Meskipun bisa mendengar suara, dia tidak bisa melihat situasi di dalam ruangan dengan jelas.Sebagian besar tempat tertutup rapat. Jacob hanya bisa melihat ke luar dari celah. Selain itu, dia tidak menemukan titik penghubung di tempat ini sehingga tidak ada jalan keluar. Dia hanya menemukan titik penghubung di kamar yang ditempatinya.Jacob terus berjalan. Akhirnya, dia menemukan titik penghubung lain yang bisa dibuka. Namun, Jacob tidak langsung membukanya. Dia melihat ke bawah.Jacob melihat kamar yang dikelilingi dinding kaca. Seorang pemuda yang berusia sekitar 18 tahun berbaring di lantai kamar itu.Rambut pemuda itu agak panjang sehingga menutupi sebagian wajahnya. Jacob tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas. Namun, Jacob bisa melihat kalung giok di lehernya.
Sharon mengabaikan sanjungan para staf dan menghampiri orang-orang yang terpilih. Beberapa orang ini sudah kehilangan kesadaran.Sharon sangat puas, lalu tatapannya tertuju pada Jacob. Staf bertanya, "Bu Sharon, ada masalah apa?"Sharon menunjuk Jacob dan menyahut, "Suruh dia ikut aku."Staf tampak dilema. Seharusnya, para staf tidak boleh berpindah ke area lain. Sharon bisa datang karena diberi kebebasan oleh petinggi. Sekarang, Sharon ingin membawa pergi seorang staf."Bagaimana?" tanya Sharon dengan aura yang mengintimidasi.Staf itu berkeringat dingin. Dia menunduk dan menjawab, "Oke. Ini permintaan Bu Sharon. Aku akan segera suruh orang ini ikut kamu."Sharon menegaskan, "Aku mau dia ikut aku sekarang."Staf tersebut tampak ragu-ragu. Akhirnya, dia tidak berbicara lagi. Tatapan Jacob menjadi dingin saat dia mengikuti Sharon. Sepertinya, jabatan Sharon di markas penelitian cukup tinggi.Jacob merasa mengikuti Sharon pergi ke area lain adalah kesempatan yang bagus. Mereka melewati b
"Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada
Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu