Permintaan maafnya yang terlalu cepat, membuat orang tidak bisa terus menyindirnya.Kenapa rasanya frustrasi sekali berbicara dengan wanita ini?"Kalau begitu, aku pergi survei lokasi dulu, Tuan Jacob. Setelahnya, aku akan membahas denah desain dengan Anda. Kalau Anda puas, aku akan menyuruh tim kontraktor untuk mulai renovasi."Jacob hanya memberi jawaban singkat tanpa melihatnya lagi.Ketika berjalan keluar dari ruangan Jacob, Sienna bertemu dengan seorang wanita yang sedang membawa secangkir kopi.Penampilan wanita itu sangat mencolok dengan dandanannya yang heboh. Sienna sengaja menghindarinya. Namun, ketika wanita itu berjalan melewati sisi Sienna, dia sengaja berpura-pura tersandung.Kopi yang dipegang wanita itu langsung tumpah ke tubuh Sienna.Hari ini, Sienna mengenakan setelan kantor berwarna terang. Sekarang ini pakaiannya terlihat tidak layak karena terkena tumpahan kopi.Sienna menatap wanita itu dengan dahi berkerut. Akting wanita ini buruk sekali.Wanita itu mengangkat a
Dengan pergelangan kaki yang bengkak, Yuliana berusaha berdiri untuk mengadu kepada Jacob."Kakak Ipar, wanita ini ...!"Sebelum Yuliana sempat menyelesaikan ucapannya, Sienna sudah menunjuk ke arah kamera pengawas."Kamu yang sengaja menumpahkan kopi padaku duluan. Kalau ini hanya untuk membuatku menjauhi Tuan Jacob, aku rasa kamu tidak terlalu mengerti dengan kepribadian Tuan Jacob."Sienna kembali menimpalkan, "Semua orang tahu bahwa Tuan Jacob tidak suka mendekati wanita. Jadi, dia tidak akan melakukan kesalahan rendahan seperti ini."Jacob tidak mungkin membantah orang yang sedang memujinya. Lantaran Sienna sudah berkata seperti itu, Jacob tidak mungkin mempersulitnya lagi.Terlintas ide dalam benak Sienna. Dia berkata, "Nona Yuliana, sebagai bawahan, kamu cukup agresif juga ya. Entah itu demi kakak sepupumu atau untuk dirimu sendiri?"Yuliana kesal hingga tubuhnya bergetar. Wanita ini benar-benar pandai bersilat lidah! Bahkan di hadapan kakak ipar sepupunya saja dia berani selanc
Nyonya Yuwono?Yuliana merasa agak kaget. Dia bahkan mengetahui masalah Jacob sudah menikah. Tidak banyak orang di kalangan atas yang mengetahui masalah ini. Meskipun mereka mengetahuinya, mereka juga meremehkan istri yang dinikahi Jacob itu.Semua orang juga tahu Keluarga Winata hanyalah keluarga biasa. Tidaklah sepadan untuk bersama dengan Keluarga Yuwono.“Wanita yang bahkan nggak pernah nunjukin wajahnya itu?” Tampak senyum sinis di wajah Yuliana. “Mungkin kamu nggak tahu, dia bahkan nggak pernah mengikuti acara Keluarga Yuwono. Nggak ada satu pun anggota Keluarga Yuwono yang mengakui keberadaannya. Apa orang seperti itu pantas disebut Nyonya Yuwono?”Bahkan, ada banyak orang mencurigai apakah wanita itu buruk rupa atau cacat? Itulah sebabnya dia selalu bersembunyi?Ucapan yang dikatakan Yuliana memang adalah kenyataan. Keberadaan Sienna di dalam Keluarga Yuwono boleh dideskripsikan dengan satu kata, yaitu “transparan”. Hanya Darwo saja yang bersikap baik terhadapnya.Setelah mende
Sienna berdiri di depan restoran dan dia merasa serbasalah.Saat ini, Jimmy berdiri di belakangnya, lalu berkata dengan suara kecil, “Wanita yang sedang duduk di samping jendela sana adalah ibuku. Dia sangat susah untuk dihadapi. Kalau aku bisa keluar dari restoran dengan bernyawa, aku akan menganggapmu sebagai penyelamatku.”Ujung bibir Sienna pun berkedut. Dia spontan menunduk berusaha untuk menutupi wajahnya. Namun, Yasmin sudah sempat melihatnya.Ketika menyadari tatapan Yasmin, sekujur tubuh Jimmy langsung terkaku.“Maaf.” Selesai berbicara, Jimmy langsung merangkul pinggang Sienna, membawanya ke hadapan sang ibu.Tatapan Yasmin sangatlah tajam. Dia terus mengamati Sienna dari atas hingga bawah.Jimmy dengan sopan menarik kursi untuk Sienna dengan senyuman di wajahnya. “Ibu, dia adalah kekasihku, dia adalah seorang desainer interior. Namanya Penny.”Pikiran Sienna menjadi hampa. Setelah duduk di tempat, akal sehatnya baru mulai kembali.Setelah dilihat-lihat, sepertinya Yasmin tid
Tangan Jacob yang sedang memegang dokumen langsung terkaku. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan dan terlintas kebingungan di wajahnya.Yasmin tersenyum. “Jangan-jangan Jimmy merahasiakannya dari kamu?”Yasmin tahu biasanya Jimmy agak takut dengan abang sepupunya ini. Tak disangka, dia bahkan tidak berani memberi tahu masalah kekasih barunya kepada Jacob.“Kata Jimmy, dia terlalu sibuk, tidak ada waktu untuk menemani kekasihnya. Aku rasa wanita itu cukup bagus, bagaimanapun dia adalah desainer yang kamu pilih. Aku juga suka dengan wajah cantiknya.”“Maksud Bibi, Penny?” Kening Jacob semakin berkerut lagi. Bukankah Penny sudah menikah?Yasmin pun tersenyum. “Em, ini pertama kalinya aku puas dengan kekasih Jimmy. Berhubung dia bekerja sama denganmu, kamu juga jangan mempersulitnya. Kelak kalian juga akan menjadi satu keluarga.”Tatapan Jacob seketika menjadi sinis.“Bibi tenang saja. Aku tahu batasan.”Yasmin berdiri dan Jacob pun ikut berdiri. Dia pergi mengantar bibinya ke lift khu
“Emm.”Sienna langsung membalas. Dia tidak terbiasa membahas masalah pribadinya dengan orang lain. Jadi, sikapnya terlihat agak dingin.Saat ini, malah terlintas kegirangan di dalam tatapan Nanda. Baguslah kalau Sienna tidak menyukainya.Mobil berhenti di depan Kediaman Winata, awalnya Sienna ingin langsung pergi setelah mengantar Nanda. Kebetulan ada Harris sedang menyiram tanaman di halaman. Selain itu, tampak juga Junando di sampingnya.Kening Sienna seketika berkerut. Namun saat ini, Nanda sudah menuruni mobil berlari ke sisi mereka.“Ayah, Kak.”Junando sedang melaporkan masalah perusahaan kepada Harris. Dari kejauhan, dia menyadari mobil Sienna. Alhasil, gerakannya pun terhenti.Dengan sangat terpaksa, Sienna menuruni mobil untuk memberi salam, “Ayah.”Harris menyerahkan botol semprot ke pelayan, lalu membalas, “Baguslah kalau kamu sudah pulang. Ayo masuk! Hari ini bibimu masak banyak makanan enak. Kebetulan ada yang ingin aku katakan kepadamu.”Namun, Sienna masih harus pergi me
Sienna masuk ke mobil dengan berat hati. Setibanya di vila, waktu sudah menunjukkan pukul 12.30.Pelayan rumah membukakan pintu. Ketika melihat kedatangan Sienna, raut wajahnya langsung terlihat muram.“Nona Sienna, kenapa kamu ke sini lagi? Nyonya lagi tidak ada di rumah.”Sienna melirik ke belakang pelayan dan memang tidak ada siapa-siapa di dalam ruang tamu. Dia mengangkat kepalanya hendak bertanya apakah Jacob sempat kemari atau tidak, tetapi si pelayan malah sudah membalikkan tubuhnya dan pergi begitu saja.Betul juga! Setiap kali Sienna ke sini, Daria pun akan bersikap kasar terhadapnya. Semua orang juga pintar, mereka tahu menantu yang satu ini akan segera diceraikan. Jadi, untuk apa bersikap sopan terhadap Sienna?“Siapa yang datang?”Pintu taman dibuka. Seorang wanita muda berdiri di depan pintu, lalu berkata dengan tersenyum, “Pelayan rumah baru, ya? Kelihatannya cukup cantik.” Si wanita tidak bermaksud untuk mengejek. Dia murni hanya sedang bertanya saja.Si pelayan pun ters
Tania sangatlah lugu layaknya seorang anak kecil. Ketika berbicara, kedua matanya terlihat berkilauan.Sepertinya Tania sering berhubungan dengan orang yang sulit untuk diajak berbaur. Jadi, ketika berhubungan dengan Sienna, dia spontan merasa santai.Sienna melihat lukisan Tania dan tidak bersuara sama sekali. Tania memegang pensilnya sambil menghela napas. Awalnya dia tidak berharap Sienna bisa memberinya masukan yang membangun. Namun, Sienna malah mengambil pensil di samping, lalu memperbaikinya.Setelah lukisan itu diperbaiki oleh Sienna, lukisan jadi terlihat lebih hidup. Kedua mata Tania spontan terbelalak. Dia mengangkat tangannya terus mengucek kedua matanya.“Kamu … kamu hanya mewarnainya saja, ‘kan? Astaga, kenapa seperti lukisan baru saja? Kamu pernah belajar melukis, ya?”Dari cara melukis Sienna, dapat diketahui bahwa dia sangat mahir dalam dunia melukis.Sienna mengangguk sambil meletakkan pensil ke atas meja. “Sebenarnya teknik dasarmu lumayan bagus. Hanya saja, kamu mas
Setelah memastikan beberapa titik yang terhubung dan perkiraan lokasinya, Jacob kembali ke kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Saat membuka lemari, dia menemukan beberapa set pakaian pelindung yang baru di dalamnya. Dia langsung mengernyitkan alis dan secara refleks melihat ke sekeliling kamar.Saat tadi baru masuk ke kamar, Jacob tidak membuka lemari itu. Oleh karena itu, dia tidak tahu apakah pakaian itu memang sudah ada di dalam lemari sejak awal atau doktor wanita itu masuk ke kamarnya saat dia pergi. Meskipun pintu kamar terkunci dari dalam, wanita itu pasti memiliki kunci juga. Namun, dia tetap merebahkan diri di atas tempat tidur dan memejamkan mata untuk istirahat.Keesokan paginya, Jacob mengenakan pakaian dan kacamata pelindung sebelum keluar.Sharon sudah berdiri di depan meja penelitian dengan berbagai macam reagen di tangannya. Dia menyodorkan salah satu nampan dan berkata dengan nada yang datar, "Antarkan semua ini ke luar dan serahkan pada orang yang ada di de
Jacob mengalihkan pandangannya, lalu lanjut berjalan. Akhirnya, dia berhenti di aula yang terletak di bagian tengah.Jacob bisa melihat kondisi di aula itu dari beberapa celah. Sekelompok staf penelitian sedang mengurus berbagai data."Mana data fisik monster itu?""Bagaimana kondisi objek di kamar nomor 1? Apa perkembangbiakan hari ini berhasil?""Objek di kamar nomor 3 sudah mati. Suruh orang bereskan mayatnya."Bagi para staf penelitian, orang-orang yang dikurung bukan manusia, melainkan bahan eksperimen. Mereka melanjutkan pembahasan."Kulit objek di kamar nomor 5 sudah membusuk. Virus kali ini sangat berhasil. Selanjutnya, kita bisa menyebarkan virus ini.""Ah! Aku nggak tahan lagi! Biarkan aku mati! Aku nggak mau menggunakan manusia sebagai bahan eksperimen lagi! Tuhan, aku memang manusia berdosa! Aku pantas masuk neraka setelah mati!"Setelah itu, tidak terdengar suara lagi. Suasana di aula menjadi tegang. Kemudian, pintu terbuka. Seorang pria yang memakai seragam berjalan masuk
Jacob mengernyit. Suara pria ini sedikit familier, mirip Ethan. Namun, seharusnya dia bukan Ethan, melainkan saudara kembarnya.Apa mereka juga datang ke markas penelitian? Jacob tidak berlama-lama di tempat itu. Meskipun bisa mendengar suara, dia tidak bisa melihat situasi di dalam ruangan dengan jelas.Sebagian besar tempat tertutup rapat. Jacob hanya bisa melihat ke luar dari celah. Selain itu, dia tidak menemukan titik penghubung di tempat ini sehingga tidak ada jalan keluar. Dia hanya menemukan titik penghubung di kamar yang ditempatinya.Jacob terus berjalan. Akhirnya, dia menemukan titik penghubung lain yang bisa dibuka. Namun, Jacob tidak langsung membukanya. Dia melihat ke bawah.Jacob melihat kamar yang dikelilingi dinding kaca. Seorang pemuda yang berusia sekitar 18 tahun berbaring di lantai kamar itu.Rambut pemuda itu agak panjang sehingga menutupi sebagian wajahnya. Jacob tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas. Namun, Jacob bisa melihat kalung giok di lehernya.
Sharon mengabaikan sanjungan para staf dan menghampiri orang-orang yang terpilih. Beberapa orang ini sudah kehilangan kesadaran.Sharon sangat puas, lalu tatapannya tertuju pada Jacob. Staf bertanya, "Bu Sharon, ada masalah apa?"Sharon menunjuk Jacob dan menyahut, "Suruh dia ikut aku."Staf tampak dilema. Seharusnya, para staf tidak boleh berpindah ke area lain. Sharon bisa datang karena diberi kebebasan oleh petinggi. Sekarang, Sharon ingin membawa pergi seorang staf."Bagaimana?" tanya Sharon dengan aura yang mengintimidasi.Staf itu berkeringat dingin. Dia menunduk dan menjawab, "Oke. Ini permintaan Bu Sharon. Aku akan segera suruh orang ini ikut kamu."Sharon menegaskan, "Aku mau dia ikut aku sekarang."Staf tersebut tampak ragu-ragu. Akhirnya, dia tidak berbicara lagi. Tatapan Jacob menjadi dingin saat dia mengikuti Sharon. Sepertinya, jabatan Sharon di markas penelitian cukup tinggi.Jacob merasa mengikuti Sharon pergi ke area lain adalah kesempatan yang bagus. Mereka melewati b
"Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada
Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu