Sienna mengalihkan pandangannya tanpa merasakan emosi apa pun. Sama seperti orang lainnya, dia paling-paling hanya akan memuji mereka adalah pasangan serasi. Hanya saja, Sienna merasa selera Jacob kurang baik.Meskipun tidak memahami karakter Elena, Sienna merasa setiap tindakan wanita ini memiliki modus lain. Apalagi, Elena menyuruh adik sepupunya yang juga menyukai Jacob menjadi mata-matanya. Dia benar-benar tega melakukannya demi pria yang dicintai.Tidak ada seorang pun yang berbicara di dalam lift. Setibanya di lantai 1, Sienna membiarkan mereka keluar terlebih dahulu agar tidak terkesan lancang. Jacob pun keluar dengan diikuti para petinggi.Awalnya, Sienna ingin pergi ke studionya. Akan tetapi, dia tiba-tiba teringat pada tugas yang diberikan ayahnya, yaitu membawa Jacob ke kediaman Keluarga Winata.Jacob sangat membenci istrinya. Sienna yakin bahwa Jacob tidak akan mungkin datang menemuinya, meskipun mengatakan dia berada di ambang kematian. Hanya Darwo yang bisa memaksanya unt
Kebetulan sekali! Benar-benar suatu kebetulan! Sienna sungguh tidak bisa memercayai realita ini. Kelak, dia pasti akan sering bertemu dengan Jimmy. Parahnya, Jimmy adalah adik sepupunya Jacob.Jimmy juga cukup terkejut melihatnya. Dia langsung menghampiri dan bertanya, "Penny, kamu tinggal di sini?"Sienna mengangguk sembari memaksakan senyuman, lalu bertanya, "Halo Bos Jimmy, ini pacarmu?"Jimmy langsung merangkul pinggang wanita itu, bahkan mencium pipinya. Dia menjawab, "Ya, kalian sepertinya akan menjadi tetangga."Sienna lanjut menyapu dan ingin sekali menolak menjadi tetangga wanita itu. Dia benar-benar tidak ingin hal seperti ini terjadi. Apalagi, ibunya Jimmy mengira bahwa dia adalah pacarnya Jimmy.Sekarang, pacar Jimmy yang sebenarnya tinggal di seberang apartemennya. Sienna sungguh khawatir Yasmin tiba-tiba datang kemari untuk mencarinya. Ketika saat itu tiba, situasi pasti akan sangat kacau. Namun, jika dipikirkan, Yasmin tidak mungkin datang ke sini.Bagaimanapun, Jimmy se
Ketika menerima panggilan telepon Darwo, tebersit senyuman menghina di sorot mata Jacob. Dia berkata dengan lirih, "Ya. Setelah pertemuan bisnis selesai, aku akan ke sana."Jacob telah membantu Keluarga Winata memperoleh pendanaan kedua, juga menandatangani kontrak dengan wanita itu. Mereka seharusnya berhenti mengganggunya. Sekarang, mereka masih meminta Jacob datang. Keluarga Winata ini benar-benar tidak tahu diri.Jacob mengira dia sudah sangat berbelaskasihan kepada Keluarga Winata. Dia hanya meninggalkan ibu kota dan bukan memaksa untuk bercerai. Dia mengira bahwa wanita itu juga dipaksa keluarganya dan tidak menginginkan pernikahan ini.Namun, setelah melihat wanita itu, Jacob bisa melihat cinta dan kekaguman dalam matanya. Bahkan, tatapannya dipenuhi ambisi yang membuat Jacob kesal melihatnya. Hal ini membuat Jacob berpikiran bahwa wanita itu bisa menikah dengannya juga karena menghasut Darwo.Lagi pula, Darwo sangat menuruti dan menyayangi wanita itu. Apalagi, wanita itu pernah
Sienna melirik sekilas wanita yang bersama Nelson. Wanita ini berambut panjang. Riasan tebal dan eyeliner-nya yang begitu hitam membuat orang tidak bisa melihat jelas penampilannya. Ketika melihat Sienna menghampiri dengan marah, wanita itu langsung meludah dan bertanya, "Nelson, siapa dia?""Oh, ini adik sepupuku," jawab Nelson."Kamu pasti bohong, 'kan? Kamu bilang nggak punya keluarga di ibu kota? Dia pasti pacarmu!" teriak wanita itu."Bukan, bukan!" Nelson buru-buru ingin menjelaskan, tetapi wanita itu sudah menamparnya duluan, bahkan meludahinya. Kemudian, dia memaki, "Sana! Jangan mencariku lagi!"Nelson ingin mengejarnya, tetapi Sienna menarik bajunya. Dia menghardik, "Nelson, jangan lupa kamu ini sudah menikah. Apa-apaan ini? Sebaiknya, kamu pulang dan ceraikan istrimu dulu."Wanita itu tidak pergi jauh. Ketika melihat Nelson dan Sienna yang bercekcok, raut wajahnya menjadi ganas karena mengingat pengorbanannya selama setengah bulan ini. Jadi, dia kembali dan langsung mendoron
"Apa kamu bisa berhenti mengurusku? Itu orang tuaku, bukan orang tuamu. Selain itu, bukankah keluargamu juga ada masalah? Jangan menggangguku! Aku pergi dulu!" teriak Nelson."Aku sudah menelepon polisi. Kalau kamu pergi, wanita itu akan masuk penjara," balas Sienna.Langkah kaki Nelson seketika terhenti. Dia menatap Sienna sembari mengerutkan dahinya.Sienna melanjutkan dengan tegas, "Aku akan menyuruh orang mengantarmu pulang, juga menyuruh Paman dan Bibi menjemputmu.""Kamu ini!" Nelson hendak membentak, tetapi nada bicaranya tiba-tiba menjadi lebih lembut. "Jangan mengurusku lagi. Aku lebih memilih mati kelaparan di luar, daripada pulang ke rumah itu."Jacob masih membuka jendela mobilnya. Sebelumnya, dia juga pernah melihat Sienna bertengkar dengan pria ini.Hanya saja, aksen Nelson terlalu berat sehingga Jacob hanya bisa memahami secara garis besar. Selain itu, Jacob tidak tertarik dengan urusan keluarga mereka.Meskipun demikian, Jacob tidak menyuruh sopir untuk mengemudikan mob
Setelah mengundang Sandra masuk, Sienna pergi membawakan air untuknya agar terkesan sopan. Sandra pernah datang berkunjung bersama Jimmy sebelumnya. Akan tetapi, setelah didekorasi oleh Sienna, bagian dalam apartemen sudah berubah lagi. Snow duduk tidak jauh dari Sandra dengan patuh, sesekali mengibaskan ekornya, terlihat sangat pintar.Sandra sangat menyukai Snow. Sebelum mengobrol dengan Sienna, dia datang ke sisinya untuk memberi anjing itu daging kering. Dia membiarkan Snow mengunyahnya di sana."Penny, kamu juga tahu kalau latar belakang keluarga Jimmy sangat baik. Saat aku bersamanya, banyak orang bilang aku akan segera dicampakkan olehnya. Bagaimanapun, aku hanya seorang resepsionis. Kami saling mengenal saat dia pergi bekerja di Grup Yuwono beberapa hari sebelumnya," ujar Sandra.Seharusnya itu adalah dua hari ketika Jacob memaksanya pergi ke Grup Yuwono untuk mengikuti pelatihan. Pada waktu seperti itu, Jimmy masih tidak lupa untuk menggoda wanita.Sienna pernah melihat mantan
[ Jimmy, kamu benar! Penny benar-benar berbakat, nggak hanya desain interiornya yang luar biasa! Dia juga pandai melukis! ]Belakangan ini, Jimmy benar-benar berencana untuk menjalin hubungan dengan serius. Dia memperlakukan Sandra dengan baik dan komunikasi keduanya berjalan dengan lancar. Ketika dia melihat foto ini, dia mengangkat alisnya, lalu mengirimkan foto itu ke Jacob tanpa ragu.[ Kak Jacob? ]Saat itu sudah pukul 22.00, Jacob sudah sampai di depan pintu Kediaman Keluarga Winata. Lantaran orang Keluarga Winata menyampaikan undangan makan malam ini lewat telepon kepada Pak Darwo, Jacob terpaksa harus datang. Akan tetapi, tetap Jacob sendirilah yang menentukan kapan dia akan datang.Berbagai hidangan dengan aroma dan rasa lezat tersaji di meja makan Keluarga Winata. Seluruh ruangan dipenuhi aroma makanan yang menggoda, tetapi wajah orang-orang yang duduk di dalamnya tampak sangat masam.Ini sudah waktunya makan malam, tetapi Jacob dan Sienna sama-sama terlambat. Sienna bahkan t
Klakson mobil berbunyi dua kali, lalu lampu pun menyala. Sony yang baru saja kembali duduk di dalam mobil menurunkan jendela mobil ketika dia tiba-tiba kepikiran sesuatu."Ada lagi, Pak Harris tidak perlu menelepon Pak Darwo lagi. Kondisi kesehatan Pak Darwo tidak terlalu baik. Kalau terjadi sesuatu yang buruk, Keluarga Winata juga tidak akan bisa bertanggung jawab," tambah Sony.Jika tadi adalah bentuk penunjukan kekuasaan, sekarang Jacob sudah memberikan peringatan. Dia memperingatkan orang Keluarga Winata agar tahu diri. Harris sangat berang hingga pikirannya tidak bekerja dan ujung jarinya mulai bergetar.Di sisi lain, Nanda bergegas maju dengan ekspresi gembira. "Tuan Jacob," sapa Nanda.Melalui jendela kaca, dia menatap ke dalam dengan ekspresi melamun. Jelas-jelas Jacob sudah mempermalukan mereka, tetapi Nanda tidak menyadari hal ini. Dia hanya berharap Jacob bisa memperhatikannya. Asalkan dia lebih sering menunjukkan diri, Jacob pasti akan menyukainya."Tuan Jacob, jangan marah