Di sisi lain, Risky sedang berjongkok di dalam sangkar besi yang kecil dan mengernyitkan alis saat melihat seorang pria yang bersembunyi di kegelapan."Apa kamu ini bisa diandalkan? Sudah ketemu dengan pasanganmu?" tanya Risky.Jacob menarik jubah hitamnya untuk menutupi matanya juga. "Sebentar lagi."Risky yang duduk di tanah merasa sangat kedinginan sampai pantatnya mati rasa. "Jacob, aku bisa sampai seperti ini demi siapa? Sekarang stempel Keluarga Wibowo ada di tanganmu, kamu sudah bisa mengerahkan sebagian orang. Kenapa kamu masih lamban begini?"Jacob yang bersandar di dinding di samping tersenyum saat memikirkan betapa menyedihkannya keadaan Risky ini sekarang. "Tidak semudah yang kamu pikirkan. Ada tokoh yang lebih kuat di balik keluarga-keluarga ini, hanya saja sekarang kita belum tahu siapa dia."Risky adalah orang yang terlihat polos, tetapi sebenarnya sangat licik dan memiliki pandangan yang tajam dalam menilai orang. Jika tidak, dia tidak akan mempertaruhkan seluruh hartan
Melihat Risky yang tidak bisa ditaklukkan, pria itu mulai menyerang mental Risky. "Risky, Keluarga Wibowo nggak mungkin punya penerus yang menjijikkan dan suka pada sesama jenis sepertimu. Kalau orang-orang di luar tahu, kamu rasa orang-orang yang jijik dengan orang sepertimu ini akan membunuhmu diam-diam?"Aturan di Pulau Sangkar menyatakan orang dengan orientasi seksual seperti Risky tidak bernilai bagi masyarakat, sehingga harus dihukum mati. Aturan ini dibuat oleh orang-orang di kalangan atas. Menurut mereka, dua orang seperti ini bersama tidak akan bisa memiliki anak, tidak bisa memberikan generasi baru bagi pulau ini. Oleh karena itu, orang ini seharusnya dibuang dan dihina.Risky hanya meletakkan kedua tangannya di belakang kepala, terlihat santai. "Ya ya ya, aku memang pantas mati. Tapi sayangnya, aku masih hidup sampai sekarang. Kamu bisa terus menggonggong di luar sangkar ini saja."Mendengar perkataan itu, pria itu langsung marah sampai seluruh tubuhnya bergetar dan menarik
Saat Sienna menghela napas, Deshton juga ikut menghela napas. "Sienna, aku ingin pulang. Aku ingin pergi dari pulau ini dan kembali ke Royal Estate."Sienna langsung memasukkan sepotong biskuit ke dalam mulut Deshton. "Makan dulu baru bicara."Sekarang Sienna tidak berani meninggalkan jembatan ini karena tidak tahu di mana orang-orang itu berada, terutama di siang hari. Dia tidak mungkin bisa keluar dengan selamat sambil membawa dua orang beban ini.Setelah makan sepotong biskuit, Sienna memberi tahu Timothy untuk tidur lagi.Namun, Timothy malah bertanya, "Malam ini kamu mau keluar ya?""Ya. Aku masih ingin melihat situasi orang-orang semalam. Sepertinya ada dua kelompok, satunya untuk menghadapiku dan satunya lagi sedang perang internal. Orang yang mereka tangkap sepertinya Jacob, jadi aku harus pergi melihatnya," jelas Sienna.Terlintas cahaya di mata Timothy saat memikirkan apakah sebaiknya dia akting sekali lagi saat Sienna keluar malam ini. Tadi dia sudah menghubungi orang-orangn
Tak lama setelah Sienna pergi, Timothy melempar permen kepada Deshton dan berujar, "Bodoh, ini untukmu."Tentu saja Deshton tidak bisa membedakan Timothy berniat baik atau jahat. Dia memang benar-benar menjadi bodoh. Deshton mengambil permen itu, lalu membuka bungkusannya dan memakannya.Timothy yang duduk di batu bertanya, "Manis, nggak?""Manis," jawab Deshton."Oh, ya?" timpal Timothy. Dia hampir tidak pernah makan permen. Orang berstatus seperti Timothy paling familier dengan bau amis darah. Makanan manis seperti barang mewah baginya.Ayah angkat Timothy pernah mengatakan makanan manis seperti ini bisa membuat orang mati rasa dalam waktu singkat dan kehilangan semangat juang.Waktu kecil, Timothy pernah diam-diam makan sebutir permen. Saat itu, dia sangat lelah setelah mengikuti latihan.Timothy menganggap permen itu sebagai hadiah untuk kerja kerasnya selama latihan. Namun, dia malah dicambuk 2 kali sebelum menelan permen itu. Ayah angkatnya menegur, "Timothy, kamu membuatku kecew
Pada malam hari, cahaya lampu di Pulau Sangkar tidak terlalu terang. Sienna merasa ada yang mengikutinya setelah berjalan beberapa saat.Sienna masuk ke sebuah gang tersembunyi. Ini adalah jalan yang dilalui mereka bertiga semalam saat kabur. Awalnya, Sienna ingin kembali dengan melewati jalan ini. Begitu keluar dari gang, seseorang mengarahkan pistol ke dahi Sienna.Langkah Sienna terhenti. Orang itu berucap dengan dingin, "Bu Sienna, ikut kami."Sienna mengira jalan ini sangat tersembunyi. Seharusnya tidak ada yang mengetahuinya. Siapa sangka, dia akan ditemukan begitu cepat.Pistol Sienna diambil dan kedua tangannya diikat. Mata Sienna ditutupi dengan kain hitam. Dia dibawa ke ruangan yang lembap.Kedua tangan Sienna digantung. Seseorang bertanya, "Stempel ubur-ubur ada di mana?"Apa orang ini bawahan K? Sepertinya bukan, Sienna sudah lama berhubungan dengan K. Dia tahu K tidak mungkin melontarkan pertanyaan ini secara langsung.Selain itu, K sangat arogan. Dia suka mempermainkan Si
Timothy berucap, "Sienna, kamu nggak usah pedulikan aku."Sienna yang panik batuk-batuk. Dadanya terasa sesak. Sienna berkata, "Jangan bunuh dia. Aku beri tahu kamu tempatnya."Timothy tertegun. Dia tidak menyangka Sienna menyerah begitu cepat. Timothy menghindari pandangan Sienna. Dia menunduk, entah apa yang dipikirkannya.Orang yang memegang cambuk menampar Sienna, lalu membentak, "Dasar wanita jalang! Tadi kamu sama sekali nggak mau bicara setelah kupukul begitu lama! Aku kira kamu begitu tangguh!"Sudut bibir Sienna berdarah. Tatapannya sangat dingin saat berbicara, "Stempel ubur-ubur ada di pulau bagian luar. Aku menyimpannya di kamar yang kutinggali sebelumnya. Stempel itu ada di laci tersembunyi yang terletak di bawah tempat tidur."Waktu itu, Sienna merasa repot membawa stempel tersebut. Ukurannya memang tidak terlalu besar, tetapi dia merasa tidak aman jika membawanya. Jadi, Sienna langsung menyimpannya di laci itu setelah menemukan tempat tinggal.Orang itu melepaskan Timoth
Timothy melihat pria di samping dan berkata, "Siksa dia lagi. Kalau dia masih nggak mau bilang, habisi dia saja. Aku sudah nggak sabar."Permainan ini tidak perlu dilanjutkan lagi. Utusan K sudah datang. Mungkin selanjutnya mereka akan beradu.Selain itu, masih ada Jacob. Timothy tidak tahu harus menghabiskan seberapa banyak tenaga untuk menghabisi Jacob.Bawahan bertanya, "Tetua Kesepuluh, apa kita mau serahkan Sienna kepada orang itu?"Bukannya orang itu butuh orang cerdas untuk melakukan penelitian? Timothy tersenyum dan merenung. Sebenarnya Pulau Sangkar dibangun untuk memperdagangkan masyarakat kelas bawah.Selain orang-orang yang berstatus tinggi, masyarakat kelas bawah seperti hewan yang dikurung. Ini adalah kenyataan yang kejam di Pulau Sangkar. Orang-orang biasa yang tinggal di Pulau Sangkar tidak bisa mengendalikan nasib mereka sendiri.Hal ini sudah berlangsung sejak dulu. Orang-orang itu akan datang ke Pulau Sangkar untuk memilih orang cerdas.Awalnya Timothy memang tidak m
Sienna digantung sampai pagi. Tidak ada orang yang menemui Sienna. Di dalam ruangan hanya tersisa Sienna dan jasad yang tergeletak di lantai.Cahaya matahari terpancar dari jendela. Pintu ruangan tiba-tiba dibuka. Seseorang berjalan masuk, lalu memotong tali yang mengikat Sienna dengan pisau. Orang itu berkata dengan dingin, "Ini pesan yang ditinggalkan anak itu kepadamu. Dia sudah mati dibakar."Selesai bicara, orang itu langsung pergi. Sienna hanya berdiri di tempat dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Pikirannya sangat kacau.Setelah beberapa detik, Sienna baru mengejar orang itu dan bertanya, "Bukannya kalian sudah dapatkan stempel itu?""Siapa suruh anak itu begitu berisik?" timpal orang itu. Kemudian, dia naik ke mobil.Terdapat abu dan tulang belulang di dekat sana. Sienna hampir pingsan saat melihat tulang belulang itu. Namun, dia harus bertahan. Sienna sudah dilepaskan, jadi dia harus segera pergi.Api yang membakar jasad masih berkobar. Sienna menendang abu yang masih men
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg