Sepuluh menit kemudian, pintu kamar Sienna diketuk. Timothy melapor, "Sienna, sepertinya Deshton demam. Di rumah nggak ada obat, aku pergi beli obat penurun demam dulu.""Oke. Maaf merepotkanmu," sahut Sienna. Kemudian, dia pergi ke kamar Deshton.Deshton berbaring di tempat tidur. Bulu matanya terus bergetar. Timothy sudah keluar membeli obat, mungkin dia baru kembali setengah jam lagi.Baju Deshton sudah diganti. Sienna mengambil handuk, lalu merendamnya di air dan meletakkannya di dahi Deshton.Deshton tampak gelisah. Saat memberontak, bekas tusukan jarum yang memenuhi tangannya terlihat. Kondisinya sangat mengerikan.Perasaan Sienna campur aduk saat teringat ini adalah tubuh Desmond. Sebenarnya Desmond tidak pernah menyakiti Sienna. Deshton yang berbuat jahat dan Sienna tidak menyalahkan Desmond. Bagaimanapun, Desmond yang harus menanggung luka di tubuh ini.Sementara itu, Timothy yang memegang payung terus berjalan. Ketika sampai di belokan, Timothy melihat ke langit.Mendengar su
Sienna duduk di samping tempat tidur Deshton selama setengah jam. Timothy yang membawa obat berjalan masuk ke kamar dan berkata, "Sienna, semua ini obat penurun demam. Coba lihat."Sienna memilih 2 macam obat penurun demam yang paling efektif dan memasukkannya ke mulut Deshton. Timothy berujar, "Tadi aku pergi ke klinik, kita bisa suruh dokter datang untuk menyuntiknya. Aku sudah simpan nomor telepon dokter. Mau telepon, nggak? Biar demamnya lebih cepat turun."Sienna menggeleng saat teringat tangan Deshton yang dipenuhi bekas tusukan jarum. Dia berucap, "Nggak usah."Timothy duduk di samping. Sienna memasukkan 2 butir obat ke mulut Deshton secara paksa dan memberinya air minum. Deshton batuk. Dia ingin membuka mata, tetapi tubuhnya lemas.Sienna memijat kening. Timothy bertanya, "Apa perlu cari orang untuk jaga dia?"Sienna menjawab, "Nggak usah. Lebih bagus kalau di dekat kita nggak ada banyak orang asing. Aku merasa sekarang kita diincar."Meskipun tidak tahu tujuan orang yang mengi
Timothy mencuci tangannya dengan sabun antiseptik berulang kali. Setelah memastikan tangannya sudah bersih, Timothy baru berhenti dan melihat dirinya di cermin.Ekspresi Timothy sangat dingin. Dia mendengar suara Sienna dari ruang tamu. Timothy bergegas keluar.Dokter sudah selesai menjahit luka Sienna. Lampu belum menyala, di atas meja terdapat sebuah lilin. Dokter membereskan kotak obatnya. Sebelum pergi, dia melihat Timothy sekilas.Timothy yang duduk di sofa diam-diam mengamati Sienna. Belakangan ini, Sienna mengkhawatirkan Jacob. Ditambah lagi, malam ini dia terluka. Jadi, sekarang Sienna yang duduk di sofa hampir tertidur.Ruangan sangat gelap. Namun, Timothy tahu seharusnya Sienna sedang demam. Mungkin dia mengalami syok. Terdengar suara napas Sienna.Timothy mengambil jarum suntik di samping, lalu meraih tangan Sienna dan hendak menyuntiknya. Tiba-tiba, dia mendengar suara tembakan yang keras di luar.Sienna langsung membuka mata. Jarum suntik yang dipegang Timothy jatuh ke lan
Sienna berdiri di tempatnya dengan diam sekitar dua puluh menit. Mobil-mobil dan bayangan-bayangan itu sudah menghilang, tetapi seluruh tubuhnya masih terasa sangat kaku. Hingga sebuah tangan menepuk bahunya dan itu adalah Timothy."Ada apa?" tanya Timothy.Sienna baru tersadar kembali. "Bukankah aku sudah menyuruhmu menungguku di dalam?""Kamu masih belum kembali, jadi aku datang untuk melihat," jawab Timothy.Sienna masuk ke dalam kamar untuk mengambil sebuah topi dan mengenakannya. "Timothy, aku ada urusan dan harus keluar sebentar. Tolong bantu aku menjaga Deshton. Dia sedang demam tinggi dan otaknya juga terganggu, jadi nggak bisa mengurus dirinya sendiri. Tolong bantu aku merawatnya untuk sementara ini.""Jadi, kapan kamu akan kembali?" tanya Timothy."Aku nggak tahu," jawab Sienna sambil mengernyitkan alis. Dia harus mencari tahu siapa orang-orang tadi dan apakah pria yang ditangkap itu benar-benar adalah Jacob. Jika memang benar, dia harus menyelamatkan Jacob. Satu-satunya cara
"Sampaikan pada Keluarga Wibowo. Kalau mereka ingin membunuh seorang wanita dalam beberapa hari ini, ingat untuk meminta persetujuan dariku dulu," perintah Timothy."Baik," jawab bawahan itu.Setelah menutup telepon, Timothy menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.Terdengar suara seorang pria dari belakang. "Timothy."Mendengar suara itu, Timothy menyipitkan matanya. Sejak kapan orang bodoh ini keluar?Deshton yang berdiri di ambang pintu tidak menyadari aura membunuh yang dipancarkan dari tubuh Timothy, malahan bertanya dengan polos, "Di mana Sienna? Aku ingin bertemu dengan Sienna."Timothy melambaikan tangannya dengan kesal. "Dia keluar untuk membeli sesuatu. Dia akan segera kembali."Deshton yang masih demam tinggi merasa kepalanya tetap pusing. "Benarkah? Aku nggak percaya. Aku ingin makan yoghurt yang ada kacang-kacangnya."Setelah menatap Deshton dari atas ke bawah, Timothy langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. "Kalau ingin makan, tunggu saja. Sekarang toko su
Sienna segera mendekat dan memeriksa luka di tubuh mereka berdua."Kita cari tempat untuk bersembunyi dulu. Entah kenapa, tapi malam ini situasi di pulau bagian tengah sangat kacau. Kita juga sudah diincar," kata Sienna sambil memegang senjata dan ekspresinya terlihat sangat tenang."Deshton, bantu aku papah dia," perintah Sienna pada Deshton."Sienna, aku lapar sekali," kata Deshton. Tadi dia sudah berguling-guling di lantai begitu lama, tetapi Timothy tetap tidak memberinya makan. Dia benar-benar lapar dan demamnya juga terasa makin parah sampai tubuhnya panas.Sienna segera mengeluarkan sebotol susu hangat dan beberapa potong biskuit untuk Deshton. Semuanya dilakukannya dalam waktu lima menit."Kamu memang yang terbaik," kata Deshton setelah kenyang. Setelah memiliki tenaga, dia pun memapah Timothy.Sienna yang memegang pistol memimpin jalan di depan.Timothy yang kakinya pincang menatap Sienna, lalu menatap si bodoh yang memapahnya dengan diam. Lebih tepatnya, kedua orang ini sama-
Siapa pun yang memiliki stempel ubur-ubur itu adalah pemimpin organisasi itu. K tidak bisa membuat Timothy tunduk karena K tidak memiliki stempel itu.Selain itu, Timothy selalu merasa K adalah orang yang tidak tahu membalas budi. Jika saat itu wanita suci tidak membawanya kembali, K tidak mungkin bisa mencapai posisi yang begitu tinggi seperti ini. Namun, yang dicari K selama bertahun-tahun ini hanya stempel ubur-ubur, tidak pernah berpikir untuk mencari wanita suci.Sienna membantu Timothy untuk masuk ke dalam tenda.Luas tenda itu hanya sekitar empat meter persegi, cukup untuk beberapa orang berbaring di dalamnya. Namun, karena Sienna adalah wanita bersama dua pria, dia pun meletakkan obat dan makanan untuk membuat pembatas. Setelah itu, dia memberikan obat penurun demam pada Timothy. "Aku khawatir kamu akan demam nanti, jadi minum satu dulu saja."Saat menatap ke atas tenda, Timothy berpikir tangan Sienna cukup terampil sampai bisa membuat tempat seperti ini."Sienna, kamu ingin me
Di sisi lain, Risky sedang berjongkok di dalam sangkar besi yang kecil dan mengernyitkan alis saat melihat seorang pria yang bersembunyi di kegelapan."Apa kamu ini bisa diandalkan? Sudah ketemu dengan pasanganmu?" tanya Risky.Jacob menarik jubah hitamnya untuk menutupi matanya juga. "Sebentar lagi."Risky yang duduk di tanah merasa sangat kedinginan sampai pantatnya mati rasa. "Jacob, aku bisa sampai seperti ini demi siapa? Sekarang stempel Keluarga Wibowo ada di tanganmu, kamu sudah bisa mengerahkan sebagian orang. Kenapa kamu masih lamban begini?"Jacob yang bersandar di dinding di samping tersenyum saat memikirkan betapa menyedihkannya keadaan Risky ini sekarang. "Tidak semudah yang kamu pikirkan. Ada tokoh yang lebih kuat di balik keluarga-keluarga ini, hanya saja sekarang kita belum tahu siapa dia."Risky adalah orang yang terlihat polos, tetapi sebenarnya sangat licik dan memiliki pandangan yang tajam dalam menilai orang. Jika tidak, dia tidak akan mempertaruhkan seluruh hartan
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg