"Oke, Sienna. Aku akan mengawasinya," ucap Timothy yang duduk di sofa. Dia terlihat sangat patuh.Sienna sudah naik ke lantai atas. Dia menggenggam ponsel Jacob dengan erat. Tadi Sienna sudah memeriksa ponselnya, tetapi tidak menemukan informasi penting.Akhirnya, Sienna membuka notes di ponsel Jacob. Di dalamnya terdapat beberapa catatan yang ditulis Jacob.[ Aku tidak menemukannya di pulau bagian tengah. Apa dia di pulau bagian dalam? ][ Apa mungkin dia di pulau bagian luar? Sebenarnya dia ada di mana? ][ Kalau tahu begitu, seharusnya aku tidak membawanya bersamaku. Pusing. ]Sienna tahu orang yang dimaksud Jacob adalah dirinya. Dia tersenyum. Jacob tidak mempunyai kontak Sienna sehingga dia hanya bisa mencurahkan isi hatinya di notes.Sienna mengembuskan napas lega, lalu lanjut membaca catatan Jacob. Dia melihat catatan yang paling akhir.[ Mana mungkin mati? Nana tidak akan mati, apalagi menghilang. ]Sienna berdiri. Dia mengernyit, ada yang memberi tahu Jacob bahwa dia sudah mat
Sepuluh menit kemudian, pintu kamar Sienna diketuk. Timothy melapor, "Sienna, sepertinya Deshton demam. Di rumah nggak ada obat, aku pergi beli obat penurun demam dulu.""Oke. Maaf merepotkanmu," sahut Sienna. Kemudian, dia pergi ke kamar Deshton.Deshton berbaring di tempat tidur. Bulu matanya terus bergetar. Timothy sudah keluar membeli obat, mungkin dia baru kembali setengah jam lagi.Baju Deshton sudah diganti. Sienna mengambil handuk, lalu merendamnya di air dan meletakkannya di dahi Deshton.Deshton tampak gelisah. Saat memberontak, bekas tusukan jarum yang memenuhi tangannya terlihat. Kondisinya sangat mengerikan.Perasaan Sienna campur aduk saat teringat ini adalah tubuh Desmond. Sebenarnya Desmond tidak pernah menyakiti Sienna. Deshton yang berbuat jahat dan Sienna tidak menyalahkan Desmond. Bagaimanapun, Desmond yang harus menanggung luka di tubuh ini.Sementara itu, Timothy yang memegang payung terus berjalan. Ketika sampai di belokan, Timothy melihat ke langit.Mendengar su
Sienna duduk di samping tempat tidur Deshton selama setengah jam. Timothy yang membawa obat berjalan masuk ke kamar dan berkata, "Sienna, semua ini obat penurun demam. Coba lihat."Sienna memilih 2 macam obat penurun demam yang paling efektif dan memasukkannya ke mulut Deshton. Timothy berujar, "Tadi aku pergi ke klinik, kita bisa suruh dokter datang untuk menyuntiknya. Aku sudah simpan nomor telepon dokter. Mau telepon, nggak? Biar demamnya lebih cepat turun."Sienna menggeleng saat teringat tangan Deshton yang dipenuhi bekas tusukan jarum. Dia berucap, "Nggak usah."Timothy duduk di samping. Sienna memasukkan 2 butir obat ke mulut Deshton secara paksa dan memberinya air minum. Deshton batuk. Dia ingin membuka mata, tetapi tubuhnya lemas.Sienna memijat kening. Timothy bertanya, "Apa perlu cari orang untuk jaga dia?"Sienna menjawab, "Nggak usah. Lebih bagus kalau di dekat kita nggak ada banyak orang asing. Aku merasa sekarang kita diincar."Meskipun tidak tahu tujuan orang yang mengi
Timothy mencuci tangannya dengan sabun antiseptik berulang kali. Setelah memastikan tangannya sudah bersih, Timothy baru berhenti dan melihat dirinya di cermin.Ekspresi Timothy sangat dingin. Dia mendengar suara Sienna dari ruang tamu. Timothy bergegas keluar.Dokter sudah selesai menjahit luka Sienna. Lampu belum menyala, di atas meja terdapat sebuah lilin. Dokter membereskan kotak obatnya. Sebelum pergi, dia melihat Timothy sekilas.Timothy yang duduk di sofa diam-diam mengamati Sienna. Belakangan ini, Sienna mengkhawatirkan Jacob. Ditambah lagi, malam ini dia terluka. Jadi, sekarang Sienna yang duduk di sofa hampir tertidur.Ruangan sangat gelap. Namun, Timothy tahu seharusnya Sienna sedang demam. Mungkin dia mengalami syok. Terdengar suara napas Sienna.Timothy mengambil jarum suntik di samping, lalu meraih tangan Sienna dan hendak menyuntiknya. Tiba-tiba, dia mendengar suara tembakan yang keras di luar.Sienna langsung membuka mata. Jarum suntik yang dipegang Timothy jatuh ke lan
Sienna berdiri di tempatnya dengan diam sekitar dua puluh menit. Mobil-mobil dan bayangan-bayangan itu sudah menghilang, tetapi seluruh tubuhnya masih terasa sangat kaku. Hingga sebuah tangan menepuk bahunya dan itu adalah Timothy."Ada apa?" tanya Timothy.Sienna baru tersadar kembali. "Bukankah aku sudah menyuruhmu menungguku di dalam?""Kamu masih belum kembali, jadi aku datang untuk melihat," jawab Timothy.Sienna masuk ke dalam kamar untuk mengambil sebuah topi dan mengenakannya. "Timothy, aku ada urusan dan harus keluar sebentar. Tolong bantu aku menjaga Deshton. Dia sedang demam tinggi dan otaknya juga terganggu, jadi nggak bisa mengurus dirinya sendiri. Tolong bantu aku merawatnya untuk sementara ini.""Jadi, kapan kamu akan kembali?" tanya Timothy."Aku nggak tahu," jawab Sienna sambil mengernyitkan alis. Dia harus mencari tahu siapa orang-orang tadi dan apakah pria yang ditangkap itu benar-benar adalah Jacob. Jika memang benar, dia harus menyelamatkan Jacob. Satu-satunya cara
"Sampaikan pada Keluarga Wibowo. Kalau mereka ingin membunuh seorang wanita dalam beberapa hari ini, ingat untuk meminta persetujuan dariku dulu," perintah Timothy."Baik," jawab bawahan itu.Setelah menutup telepon, Timothy menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.Terdengar suara seorang pria dari belakang. "Timothy."Mendengar suara itu, Timothy menyipitkan matanya. Sejak kapan orang bodoh ini keluar?Deshton yang berdiri di ambang pintu tidak menyadari aura membunuh yang dipancarkan dari tubuh Timothy, malahan bertanya dengan polos, "Di mana Sienna? Aku ingin bertemu dengan Sienna."Timothy melambaikan tangannya dengan kesal. "Dia keluar untuk membeli sesuatu. Dia akan segera kembali."Deshton yang masih demam tinggi merasa kepalanya tetap pusing. "Benarkah? Aku nggak percaya. Aku ingin makan yoghurt yang ada kacang-kacangnya."Setelah menatap Deshton dari atas ke bawah, Timothy langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. "Kalau ingin makan, tunggu saja. Sekarang toko su
Sienna segera mendekat dan memeriksa luka di tubuh mereka berdua."Kita cari tempat untuk bersembunyi dulu. Entah kenapa, tapi malam ini situasi di pulau bagian tengah sangat kacau. Kita juga sudah diincar," kata Sienna sambil memegang senjata dan ekspresinya terlihat sangat tenang."Deshton, bantu aku papah dia," perintah Sienna pada Deshton."Sienna, aku lapar sekali," kata Deshton. Tadi dia sudah berguling-guling di lantai begitu lama, tetapi Timothy tetap tidak memberinya makan. Dia benar-benar lapar dan demamnya juga terasa makin parah sampai tubuhnya panas.Sienna segera mengeluarkan sebotol susu hangat dan beberapa potong biskuit untuk Deshton. Semuanya dilakukannya dalam waktu lima menit."Kamu memang yang terbaik," kata Deshton setelah kenyang. Setelah memiliki tenaga, dia pun memapah Timothy.Sienna yang memegang pistol memimpin jalan di depan.Timothy yang kakinya pincang menatap Sienna, lalu menatap si bodoh yang memapahnya dengan diam. Lebih tepatnya, kedua orang ini sama-
Siapa pun yang memiliki stempel ubur-ubur itu adalah pemimpin organisasi itu. K tidak bisa membuat Timothy tunduk karena K tidak memiliki stempel itu.Selain itu, Timothy selalu merasa K adalah orang yang tidak tahu membalas budi. Jika saat itu wanita suci tidak membawanya kembali, K tidak mungkin bisa mencapai posisi yang begitu tinggi seperti ini. Namun, yang dicari K selama bertahun-tahun ini hanya stempel ubur-ubur, tidak pernah berpikir untuk mencari wanita suci.Sienna membantu Timothy untuk masuk ke dalam tenda.Luas tenda itu hanya sekitar empat meter persegi, cukup untuk beberapa orang berbaring di dalamnya. Namun, karena Sienna adalah wanita bersama dua pria, dia pun meletakkan obat dan makanan untuk membuat pembatas. Setelah itu, dia memberikan obat penurun demam pada Timothy. "Aku khawatir kamu akan demam nanti, jadi minum satu dulu saja."Saat menatap ke atas tenda, Timothy berpikir tangan Sienna cukup terampil sampai bisa membuat tempat seperti ini."Sienna, kamu ingin me
Jika Jacob bergerak lagi, dia akan ditembak. Jacob mengangkat alis dan melihat ke depan. Namun, dia tidak bisa melihat apa pun selain lautan yang luas.Jacob tidak tahu tempat persembunyian penembak. Sepertinya mereka adalah penembak runduk. Selain itu, jumlah mereka sangat banyak dan tembakan mereka sangat tepat.Terdengar suara helikopter. Mungkin mereka ingin bernegosiasi. Jacob terdiam di tempat, lalu terdengar suara K. "Tinggalkan Sienna."Ini bukan ide K. Dia membuat banyak masalah di Pulau Sangkar. K ingin membuat Sienna dan Jacob terjebak di pulau ini selamanya.Kali ini, banyak perubahan situasi yang terjadi. K tidak ingin mempermainkan mereka seperti sebelumnya lagi. Dia khawatir masalah yang tidak terduga terjadi.Namun, orang itu ingin Sienna hidup. Dia menginginkan Sienna. K sudah bekerja sama dengan orang itu, jadi dia harus menepati janjinya. Lagi pula, Sienna pasti akan menderita jika berada di tangan orang itu.Mengenai Jacob, malam ini dia harus mati di sini. Jika Jac
Terkadang, Luna kabur belasan kali dalam sehari. Namun, pria itu mempermainkan Luna. Dia hanya melihat Luna memberontak.Jadi, perlahan-lahan intensitas Luna kabur makin berkurang. Akhirnya, dia hanya mencoba kabur 2 kali dalam sehari.Sekarang, Luna sudah setahun tidak memikirkan untuk kabur dari tempat ini lagi. Ini sesuai dengan tujuan pria itu.Luna mengabaikan suara pria itu, lalu pria itu melanjutkan, "Bukannya kamu ingin tahu keberadaan putrimu?"Bulu mata Luna bergetar setelah mendengar ucapan pria itu. Tangannya bergerak dan dia mengarahkan pandangannya ke suatu tempat. Suara pria itu bergema di benaknya."Di ... mana?" tanya Luna.Belakangan ini, Luna hanya melontarkan satu kata, yaitu saat mengusir anggota Jacob. Suara Luna sangat serak.Pria itu menyahut, "Dia datang mencarimu dan mencoba membawamu pergi. Tapi, dia sendiri terancam bahaya."Luna menunduk. Setelah beberapa saat, dia baru berujar, "Kak, lepaskan dia."Setelah Luna melontarkan ucapannya, suasana di rubanah men
K mengangkat tangan dan menggerakkan jarinya. Dia bertanya pada orang di samping, "Mana Timothy?"Orang di samping menjawab, "Sudah dipanggil ayah angkatnya. Sekarang situasi di Pulau Sangkar kacau balau. Tentu saja orang itu marah. Takutnya hukuman untuk tetua kesepuluh ...."Orang itu sangat kejam. Dia pasti tidak akan melepaskan Timothy. Kali ini, Timothy membantu Jacob dan Sienna. Dia juga membuat pulau menjadi kacau.K mengatupkan bibirnya, lalu berujar, "Cari tahu kondisi Timothy.""Oke," sahut orang di samping.K harus menyuruh Timothy menghentikan pertarungan. Kalau tidak, Jacob dan Sienna pasti berhasil kabur.Sekarang K tidak tahu lokasi Sienna dan Jacob. Dia sudah menyuruh orang menyelidiki keberadaan Deshton, tetapi Sienna tidak bersama Deshton.Awalnya, K berjanji untuk membantu Deshton mendapatkan Sienna. Namun, Timothy merusak rencananya dan kelompok berkuasa lain sudah datang. K juga kewalahan.Kecuali pria itu menghubunginya. Saat K baru memikirkan hal ini, ponselnya b
Risky pergi dengan membawa stempel kepala keluarga. Jacob meletakkan Sienna di lantai dan menyelipkan rambutnya di belakang telinga. Sienna yang tertidur tampak gelisah. Dahinya berkeringat.Jacob merasa kasihan pada Sienna. Dia juga merasa bersalah tidak menyelamatkan ibunya Sienna. Namun, Jacob hanya ingin melindungi Sienna terlebih dahulu.Jacob membenamkan kepalanya di leher Sienna. Kala ini, dia terlihat sedikit lemah. Sejak masuk ke Pulau Sangkar, Jacob tidak berani beristirahat. Dia terus membujuk Risky, menyelidiki tetua, dan memahami kondisi pulau.Jacob menyesal membawa Sienna ke Pulau Sangkar. Masalah Deshton benar-benar di luar dugaannya. Jacob tidak sempurna, dia juga bisa membuat kesalahan.Jacob menegaskan, "Risky, aku hanya beri kamu waktu 10 menit. Kalau kamu tidak kembali, aku akan pergi.""Oke," sahut Risky.Saat ini, Risky sudah berjalan cukup jauh. Asap tebal mengepul di luar. Sosok Risky perlahan menghilang di tengah asap.Jacob melihat ponsel dan mulai menghitung
Kebenaran yang dicari dengan susah payah sangat menyakitkan. Deshton juga ragu-ragu membunuh Jacob dan Sienna. Dia tidak berhasil melakukan apa pun.Deshton langsung pergi dan tidak berbicara lagi. Sementara itu, Jacob menggendong Sienna. Dia merasa gundah.Suara tembakan masih terdengar. Anak buah Keluarga Wibowo dan K terus melancarkan serangan.Kali ini, K mengutus banyak anak buah ke Pulau Sangkar. Entah apa yang memprovokasinya. Orang-orang di belakang mengikuti Jacob berjalan menuju jalur rahasia yang dibocorkan Timothy.Banyak orang yang mati di sepanjang perjalanan. Bau amis darah menyeruak. Setelah sampai di tempat tujuan, Jacob memastikan Risky masih mengikutinya terlebih dahulu. Kemudian, dia segera masuk ke jalur rahasia.Bom terus diledakkan, tetapi Jacob dan lainnya tidak terpengaruh lagi. Jalur rahasia ini terhubung ke tepi pantai di Pulau Sangkar. Arlo dan Andro sudah menunggu di helikopter yang berada di daerah tepi pantai.Malam ini, beberapa kelompok berkuasa bertaru
Terdengar suara tembakan di mana-mana. Bahkan, ada suara bom. Asap tebal mengepul.Deshton ingin berlari ke tempat yang ledakannya paling kuat. Api di sekeliling pun menjalar. Deshton seperti tidak akan kembali selamanya.Jacob meletakkan Sienna di samping, lalu bergegas menghampiri Deshton dan meraih bahunya. Jacob berujar, "Tidak masalah kalau kamu mati. Tapi, aku tidak mau Desmond mati."Deshton menepis tangan Jacob dan hendak menendang perutnya. Namun, Jacob yang gesit berhasil menghindari serangannya.Tubuh Deshton gemetaran. Dia bertanya sembari menunjuk kepalanya, "Jacob, kamu tahu ingatan apa yang ada di sini?"Deshton menjelaskan, "Selain ingatan Desmond, ada ingatanmu juga. Kamu memanjat pohon saat berusia 5 tahun, kamu menorehkan prestasi gemilang saat masuk ke kemiliteran pada usia 15 tahun, perselisihanmu dengan Desmond, dan sebagian penderitaan yang dialami Desmond.""Ingatan yang lebih menderita tanpa sadar sudah dihalangi oleh otak besar. Hanya ini yang aku terima. Dulu
Melihat situasi itu, Deshton merasa makin puas dan ujung jarinya perlahan-lahan mendorong belati yang ditekan di dadanya. "Kalau kamu nggak tega melakukannya, biarkan saja aku tetap tinggal di sini. Oh ya. Sienna masih hamil, sungguh malang kalau anak itu lahir tanpa ayah. Mungkin saja nggak bisa lahir juga, 'kan?"Setelah mengatakan itu, tatapan Deshton terlihat menantang dan lega.Jacob meninju wajah Deshton dengan keras. Tidak ada yang tahu mengapa Deshton tiba-tiba menggila seperti ini sampai membuat kesepakatan dengan K karena pada akhirnya K tidak akan melepaskannya. Lagi pula, jika K menyerang lokasi berdasarkan alat pelacak itu, Deshton sendiri juga akan mati.Padahal Deshton adalah orang yang menyayangi nyawanya dan selalu berusaha mengusir Desmond agar bisa menguasai tubuh ini sepenuhnya. Jacob tidak mengerti mengapa sekarang Deshton bisa begitu putus asa seperti ini.Pipi Deshton langsung bengkak karena dipukul Jacob. Dia merasa sakit, tetapi hanya menekan pipinya dengan uju
Sienna yang memahami situasi mereka saat ini pun air matanya mengalir deras. Namun, dia juga tidak tahu harus bagaimana karena dia sudah bersusah payah mencari ibunya. Apakah dia harus membiarkan ibunya tetap berada di ruangan bawah tanah yang dingin ini? Siapa yang sebenarnya sudah melakukan ini pada ibunya?Saat memikirkan semua itu, Sienna tersenyum dingin dan tatapannya penuh dengan niat membunuh. Dia tidak pernah merasa begitu ingin membunuh seseorang."Sienna ...." Jacob hanya bisa memeluk Sienna dengan tak berdaya. Dia sudah merencanakan semua ini dengan baik, tetapi dia tidak menyangka tempat Luna ditahan ini ternyata begitu kokoh.Mendengar suara tembakan di luar masih terdengar, Jacob segera menggendong Sienna.Sienna ingin melawan, tetapi dia tidak memiliki tenaga lagi."Maaf, kamu tidur dulu," kata Jacob, lalu mengangkat tangannya dan memukul tengkuk Sienna.Mata Sienna pun membelalak karena tidak percaya dan langsung pingsan.Luna yang masih duduk di dalam ruangan di belak
Setelah mendekat, Jacob menyadari ada sebuah titik merah yang berkedip di rantai di pergelangan kaki Luna. Saat dia menarik sebentar benda yang menjepit pergelangan kaki Luna, terdengar suara seorang pria dari dalamnya."Luna, kamu ingin melarikan diri lagi? Kenapa kamu masih ingin lari dan begitu nggak patuh? Kamu ingin aku mematahkan kakimu?" kata pria itu yang bergema di ruangan itu. Meskipun nada bicaranya terdengar lembut, orang yang mendengarnya merasa menyeramkan.Luna sudah tidak bisa mendengar, tetapi dia seolah-olah tahu rantai itu sedang mengeluarkan suara. Dia berusaha keras untuk menarik benda di pergelangan kakinya, tetapi tetap tidak berhasil."Pergi! Pergi!" teriak Luna. Kukunya sudah menusuk ke dalam dagingnya, tetapi benda yang mengikat pergelangan kakinya tetap tidak bergerak sedikit pun.Sementara itu, suara pria itu terus terdengar. "Matamu sudah buta, telingamu juga sudah tuli. Apa kamu ingin aku membuatmu jadi bisu juga? Kalau kamu mendekati pintu lagi, kamu akan