Melihat Timothy yang bertubuh tinggi berdiri di depan pintu, para siswi itu segera pergi dengan kesal karena takut situasinya tidak menguntungkan mereka.Tak lama kemudian, dua pengawal Selfi yang merupakan ahli bela diri datang dan memukul wajah Timothy sampai bengkak. Namun, dia tetap berdiri di depan pintu dan tidak membiarkan para pengawal itu masuk.Satu jam pun berlalu, Sienna tersenyum saat melihat saham miliknya meningkat. Peraturan yang sederhana dan brutal seperti ini benar-benar menghemat banyak masalah.Saat meletakkan tetikus dan kembali mengangkat kepala, Sienna menyadari wajah Timothy sudah penuh dengan darah dan ada bekas cekikan di lehernya juga. Namun, kondisi dua pengawal itu juga tidak kalah parah. Setelah bertarung selama satu jam, kedua belah pihak tetap tidak ada yang unggul.Melihat Timothy yang terluka sangat parah dan hampir tidak bisa berdiri tanpa bersandar di dinding, Sienna menghela napas. Dia berpikir orang bodoh ini bahkan tidak tahu apa yang sedang dila
Sienna merasa lucu. Jika orang lain yang berada di posisi Timothy, orang itu pasti sudah segera menjauh darinya. Bagaimanapun juga, Timothy memiliki tato yang akan melindunginya untuk sementara waktu dan ujian akhir juga tinggal dua bulan lagi. Sebelum dibawa ke tempat itu, dia masih menjadi sosok penting untuk dilindungi."Bodoh, pergi obati lukamu dulu," kata Sienna.Namun, Timothy malah bersikeras dan berkata dengan bibir berkedut, "Aku nggak mau."Kata-kata Timothy membuat Sienna tersentuh. Dia mengangkat tangan dan mengelus kepala Timothy, seolah-olah Timothy adalah adiknya.Kepala sekolah berkata, "Timothy, lukamu sangat parah, pergi ke UKS dulu. Hari ini Bu Sienna pasti nggak bisa pergi lagi. Kamu adalah satu-satunya siswa yang berhasil mendapatkan tato dalam lima tahun ini. Apa kamu ingin menghancurkan seluruh perjuanganmu selama bertahun-tahun ini?"Dia berpikir Timothy sudah tidak memiliki orang tua sejak kecil dan harus berjuang keras baru bisa seperti ini. Apakah sekarang T
Suasana di tempat itu langsung menjadi hening. Orang ini adalah Harianto yang biasanya tidak pernah ditemui oleh siapa pun. Sekarang dia inisiatif datang ke sekolah dan bahkan merendahkan dirinya di hadapan seorang wanita yang tidak dikenal.Melihat Sienna tidak berbicara, Harianto memberikan isyarat pada pengawalnya untuk segera mendorong Juan ke depan.Juan terjatuh ke tanah dengan wajah mengenai tanah. Sikapnya tidak terlihat angkuh seperti tadi lagi, sekarang dia terlihat sangat menyedihkan."Kakek, apa kamu gila? Kenapa kamu mengikatku?" kata Juan dengan ekspresi marah, jelas dia masih belum mengetahui apa yang telah terjadi. Dia langsung diikat dan dibawa ke sini dari rumah sakit. Tidak ada yang memberitahunya alasannya di sepanjang perjalanan, tetapi ekspresi orang-orang Keluarga Haryo terlihat sangat serius.Juan berpikir dia adalah satu-satunya keturunan Keluarga Haryo. Tidak peduli apa pun yang terjadi, kakeknya seharusnya tidak memperlakukannya seperti ini."Kakek!" panggil
Ekspresi Harianto berubah dan menggenggam tongkatnya dengan lebih erat. Meskipun Juan tidak berguna, Juan tetap cucu yang dibesarkannya dengan manja. Sienna ini sama sekali tidak menghormatinya.Suara tangisan Juan bergema di tempat itu, tetapi tidak ada yang berani mengatakan apa-apa. Sementara itu, Sienna sudah memapah Timothy pergi dari sana dan tiba di UKS.Di tempat yang suasananya masih kacau itu, wajah kepala sekolah sudah pucat dan segera mendekati Harianto. "Pak Harianto, menurutmu ...."Kepala sekolah itu masih sakit dan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi tadi. Jika sampai membuat Sienna marah, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Hatinya merasa sangat cemas dan telapak tangannya penuh keringat."Pak Harianto, Sienna ini sangat pendendam. Hari ini dia pendendam. Hari ini dia hampir saja membuat Juan nggak bisa menjadi pria lagi dan begitu sombong di depanmu juga. Menurutmu, apa kita harus mengirimnya ke pulau bagian dalam?" lanjut kepala sekolah.Harianto meng
Anak-anak itu tidak tahu guru itu sudah meninggal dunia dan bahkan meletakkan beberapa camilan di atas tempat tidurnya.Timothy tahu guru tidak akan bertahan lebih dari seminggu, tetapi dia tidak menyangka hari ini guru akan pergi. Dia sempat berpikir apakah guru sudah melihat perubahan di rumah kecil ini. Matanya memerah dan bertanya pada anak kecil di samping dengan suara serak, "Apa Guru sudah melihat ada yang renovasi rumah ini?""Kak Harianto, ada kok. Guru juga ingin turun dari tempat tidur, tapi aku nggak kuat untuk membantunya. Dia bilang ingin tidur sebentar, jadi aku meletakkan beberapa camilan di atas tempat tidurnya," kata anak itu."Anak baik," kata Timothy sambil mengelus kepala anak itu.Sementara itu, Sienna yang berdiri di dekat pintu tidak tahu harus mengatakan apa saat mendengar percakapan itu dan akhirnya memilih untuk pergi.Saat anak-anak sudah tidur di tengah malam, Timothy sendirian mengambil sekop dan mulai menggali tanah di halaman. Ada tikar kecil yang tergel
Timothy tertawa dan tatapannya terlihat kejam. "Dia nggak enak. Ayo, jangan ribut di sini."Anak-anak pun menganggukkan kepala, lalu pergi dari sana.Timothy menatap Sienna yang masih pingsan sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Dia baru mengulurkan satu jari setelah menatap beberapa saat dan meletakkannya di ujung hidung Sienna, lalu meninggalkan ruangan itu.Di luar ruangan, wanita yang tadi terkubur di tanah kini duduk di lantai sambil meremas rambutnya sendiri. "Timothy, ini sudah yang ke berapa? Yang ke berapa?""Guru, kamu harus bersembunyi, dia sangat hebat," kata Timothy."Aku tahu, aku akan dengar perkataan Timothy. Jadi, bolehkah malam ini nggak memukulku lagi? Bolehkah nggak menyiksaku lagi?" mohon guru itu.Timothy tersenyum sambil menutup mulutnya dan auranya yang tadinya dingin menjadi menggoda. "Baiklah, malam ini aku nggak akan menyiksa Guru. Akting Guru makin bagus saja, aku sampai nggak bisa membedakan mana yang asli dan palsu."Wanita itu segera berlutut dan
Saat kembali ke rumah kecil Timothy, Sienna melihat Timothy pulang dari sekolah. Timothy juga memberitahunya sekolah sudah memilih kepala sekolah baru, tetapi dia tidak peduli dengan hal itu.Saat malam harinya Sienna hendak keluar ke halaman untuk menikmati angin malam, seseorang tiba-tiba menutup mulutnya. Tenaga orang itu sangat kuat dan menyeretnya ke belakang. Hidungnya mencium bau darah yang sangat tajam, lalu terdengar suara benda berat jatuh di belakangnya.Saat menoleh dan menyalakan senter di ponselnya, mata Sienna langsung bersinar saat melihat orang itu adalah Deshton. Ternyata Deshton berada di pulau bagian luar. Dia pun segera memanggil Timothy keluar untuk membantunya membawa Deshton yang pingsan itu ke dalam rumah.Deshton memang terluka sangat parah dan masih mengenakan seragam pasien rumah sakit.Hanya melihat sekilas saja, Timothy langsung mengenali seragam pasien itu. "Ini seragam pasien dari Rumah Sakit Jiwa Nordi. Orang yang dibawa ke sana adalah pasien dengan gej
Sienna mengamati wajah Deshton. Dia ingin mencari tahu Deshton sedang berpura-pura atau tidak. Deshton memang licik. Selain itu, semalam dia tiba-tiba menutup mulut Sienna dan menyeretnya keluar.Namun, tatapan Deshton sangat polos. Dia berucap, "Sienna, sakit."Deshton menunjukkan lengannya. Sienna terkejut karena melihat banyak bekas tusukan jarum baru di lengan Deshton yang sudah dipenuhi bekas tusukan lama. Sepertinya Deshton memang disiksa.Sienna menggenggam tangan Deshton. Saat hendak bicara, Deshton berjongkok dan memeluk kepalanya seraya berseru, "Sakit sekali ditusuk jarum. Aku mau pulang.""Rumahmu di mana?" tanya Sienna."Di ...," sahut Deshton. Dia berjeda sejenak, seperti tidak terlalu yakin. Deshton melanjutkan, "Di Royal Estate. Rumah yang didesain Sienna cantik sekali."Genggaman Sienna pada tangan Deshton sangat erat sehingga Deshton mengerang kesakitan. Wajah Deshton juga memucat. Sienna mengingatkan, "Royal Estate itu rumah Jacob, bukan rumahmu."Tidak disangka, rea
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg