Lily bergegas turun ke lantai bawah. Namun, dia punya firasat buruk ketika melihat Arlo yang berlutut dan Yuna yang wajahnya pucat."Ayah," panggil Lily. Dia merasakan tatapan Omar kepadanya sangat dingin. Lily pun gemetaran.Omar membentak, "Memangnya kamu pantas panggil aku ayah? Kamu itu anak yang asal-usulnya nggak jelas! Kamu dan putri kandungku nggak sengaja tertukar! Kamu masuk ke Keluarga Shankar dan merebut masa kecil putriku!"Omar terus memikirkan kebakaran yang dilihatnya tadi. Begitu teringat Lily menghasut Arlo untuk mencelakai putri kandungnya, Omar ingin menghancurkan seluruh Keluarga Shankar.Omar tidak ingin memedulikan apa pun lagi, dia hanya ingin putrinya hidup kembali. Wajah Lily memucat. Dia bertanya, "Ayah, apa maksudmu? Aku nggak paham."Lily menghampiri Arlo dan berucap sambil berlinang air mata, "Kak Arlo, Ibu, apa Ayah mengalami syok? Aku sangat takut."Setelah Lily melontarkan ucapan itu, Omar melempar laporan hasil tes DNA dan menjelaskan, "Ini hasil tes D
Omar tidak tahu semua ini memang sengaja direncanakan. Ethan pandai memanfaatkan mental setiap orang untuk menciptakan kesalahpahaman.Omar tahu putri kandungnya akan mencarinya, sedangkan Arlo yang ditipu Lily mengira dirinya melawan Sienna dan orang terdekatnya.Mengenai Lily, dia menebak Sienna adalah putri kandung Omar. Biarpun Lily diusir dari Kediaman Shankar, status putri Keluarga Shankar yang bermartabat tidak akan menjadi milik Sienna. Lily akan merahasiakan kebenaran ini sampai mati.Sementara itu, dari awal Sienna mengira malam ini Arlo berencana menyingkirkan Ethan dan putri kandung Omar. Dia sama sekali tidak tahu dirinya adalah putri Keluarga Shankar yang sebenarnya.Informasi yang didapatkan setiap orang berbeda dan beberapa orang ini tidak mungkin bisa bertukar informasi. Kebencian pun timbul karena terjadi kesalahpahaman. Rencana ini benar-benar sempurna.....Arlo berlutut selama 1 jam sampai bawahan menyerahkan hasil tes DNA yang baru. Omar dan Lily memang tidak puny
Lily sangat membenci Sienna. Dia segera memohon kepada Yuna, "Bu, tolong bujuk Ayah. Aku nggak ingin meninggalkan kalian. Ke depannya aku akan berbakti pada kalian, jangan usir aku."Yuna merasa tidak tega. Dia ingin memohon kepada Omar, tetapi dia cemas saat melihat sikap Omar. Dia punya firasat dirinya juga akan diusir jika dia membantu Lily.Yuna hanya mendesah dan tidak berani bersuara. Lily merasa jijik melihat Yuna yang tidak berguna. Dia berucap, "Ibu, Kak Arlo, aku mohon bantu aku."Arlo tetap berlutut dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Sampai sekarang dia masih terperanjat setelah mendengar perkataan Omar.Arlo tidak percaya Lily menipunya. Dia menganggap Lily sangat baik. Arlo juga tidak mungkin mencelakai adik kandungnya. Dia terus terdiam.Tiba-tiba, pintu ruang tamu dibuka dan Jero berjalan masuk. Dia kebingungan ketika melihat ruang tamu yang kacau. Jero bertanya, "Ada apa ini?"Namun, tidak ada yang menjelaskan kepada Jero. Omar hanya berpesan, "Jero, ke depannya sa
Setelah terdiam cukup lama, Arlo baru berkata, "Apa yang Ayah katakan juga belum tentu benar."Jero berkata, "Kak Arlo, tapi aku percaya pada Ayah. Saat dulu aku akan pergi ke ibu kota, dia memintaku untuk berteman dengan lingkaran di ibu kota. Saat itu aku merasa nasihatnya aneh, tapi sekarang aku pikir dia pasti ingin aku berinteraksi dengan orang-orang di sana untuk mencari informasi tentang adik kita.""Lagi pula, Ayah juga menyerahkan masalah ini pada Ethan dan sekarang Ethan juga sudah memberinya hasilnya. Nggak mungkin mereka berdua salah, 'kan?"Pikiran Jero lebih jernih daripada Arlo dan dia juga tidak begitu menyukai Lily. Lebih tepatnya, dia tidak begitu setuju dengan perilaku Lily yang kadang-kadang berlebihan.Jero berkata, "Kak Arlo, memang nggak salah kalau kamu memanjakan keluargamu, tapi banyak perilaku Lily yang sangat keterlaluan saat dia di ibu kota. Jelas-jelas Jacob dan Sienna adalah pasangan, tapi dia malah ingin memisahkan mereka. Kamu bahkan membantunya.""Coba
Jacob menundukkan kepala dan menyalakan sebatang rokok, lalu berkata dengan tenang, "Ethan, bisa ketemu sebentar?"Ethan yang berada di seberang telepon pun tertawa. "Kebetulan, aku juga ada urusan denganmu. Aku terus menunggumu kembali."Setelah mengatakan itu, Ethan menatap Sienna di sampingnya dan berkata, "Sienna, bukankah kamu menunggu Jacob? Dia sudah menelepon ke sini, bicaralah dengannya."Sienna sedang membaca buku di samping Ethan. Mendengar perkataan itu, dia pun langsung menggenggam bukunya dengan erat. Dia memang ingin bertemu dengan Jacob, tetapi sekarang dia tidak tahu untuk apa menemui Jacob. Seolah-olah bertemu dengan Jacob menjadi sebuah obsesi baginya."Dokter Ethan, aku ...."Namun, Ethan meletakkan ponselnya ke tangan Sienna. "Nanti aku akan mengantarmu ke sana. Bukankah kamu ingin bertemu dengannya?"Mendengar perkataan Ethan, tangan Jacob yang berada di seberang telepon tiba-tiba menjadi kaku dan mengernyitkan alis. Dia berpikir apa sebenarnya dilakukan Ethan ini
Jacob menundukkan kepala, lalu berjalan menuju pintu kaca putar yang tidak jauh dari sana dan masuk ke dalam.Sienna masih memakan sedikit demi sedikit hidangan penutup di depannya. Saat melihat pria yang berpenampilan menonjol mendekat, tubuhnya menjadi kaku. Dia langsung meletakkan garpu di tangan, lalu berdiri dan menyapa pria itu dengan sangat sopan, "Jacob, kamu sudah datang."Jacob tidak mengatakan apa-apa, melainkan langsung mendekat dan meraih kerah Ethan. Apa yang sebenarnya telah dilakukan Ethan?Ethan mengernyitkan alis dan tersenyum. "Apa maksudmu?"Jacob belum sempat bertanya, sebuah tangan yang halus sudah menyentuh tangannya. Dia menoleh dan melihat Sienna yang melihatnya dengan ekspresi tidak setuju dengan perilakunya."Jacob, kalau kali ini Dokter Ethan nggak menyelamatkanku, aku mungkin sudah mati. Kamu nggak tahu betapa mengerikannya orang-orang itu," kata Sienna.Ekspresi Jacob terlihat bingung. "Kamu bilang dia menyelamatkanmu?"Sienna menganggukkan kepala dan mele
Pergelangan tangan Sienna terus digenggam sampai masuk ke dalam mobil Jacob.Brak!Jacob menutup pintu mobil, lalu tiba-tiba memegang wajah Sienna dan menciumnya dengan kuat. Setelah berpikir sejenak, dia memalingkan wajah dan menghindari ciuman Jacob.Jacob merasa seolah-olah hatinya dilempar ke atas, lalu menghantam ke tanah dengan keras. Tangannya memegang setir dengan erat dan napasnya terdengar bergetar karena merasa sangat gelisah. Dia tidak tahu apa yang direncanakan Ethan dan mengapa tiba-tiba membiarkan Sienna pergi, seolah-olah semuanya sudah berada di bawah kendali.Sienna yang duduk di kursi penumpang dan menatap ke depan, tanpa sadar menggenggam sabuk pengamannya dengan erat. Orang yang belakangan ini terus menghirup obat penenang dan tanpa sadar telah dihipnotis akan menjadi sangat gelisah saat meninggalkan orang yang membuatnya merasa aman.Jacob tahu ada yang tidak beres dengan Sienna, tetapi saat ini dia sangat ingin segera membawa Sienna ke arena pertarungan bawah tan
Sienna ingin membantah. Dia ingin bilang dia tentu saja mencintai Jacob, selalu menunggu kepulangan Jacob, dan selalu mengkhawatirkan Jacob. Namun, sekarang dia merasa sulit untuk mengungkapkan perasaannya, seolah-olah terjebak dalam dilema.Dia ingin mencintai Jacob, tetapi pikiran selalu terganggu oleh sesuatu. Dia ingin muntah, tetapi tidak ada yang keluar saat dia mencoba melakukannya. Kepalanya tidak sakit, hanya saja merasa gelisah setiap kali berada di samping Jacob.Jacob menarik dasinya dan langsung menutup mata Sienna dengan dasinya itu karena dia tidak ingin melihat tatapan Sienna yang tenang lagi. Saat berada di kegelapan, rangsangan pada tubuh meningkat beberapa kali lipat."Uhm."Meskipun sudah melakukan dua kali, Jacob masih merasa tidak cukup. Dia menekan Sienna ke karpet yang lembut, seolah-olah ingin melakukannya sampai Sienna mati."Jacob ...."Sienna terus memohon ampun dan berusaha menarik dasi yang menutupi matanya, tetapi Jacob malah menekannya dengan lebih kuat.