"Ibu, sejak kejadian itu, kamu sudah banyak berubah. Jelas-jelas dulu kamu nggak seperti ini. Aku nggak ingin kerja di Grup Yuwono, aku punya hal yang ingin kulakukan. Jangan paksa aku lagi.""Nggak mau kerja di Grup Yuwono? Kalau nggak kerja di Grup Yuwono, kamu mau pergi ke mana? Sekarang aku sudah nggak punya saham di Grup Yuwono dan kamu juga ingin meninggalkan perusahaan, berarti kelak Keluarga Yuwono nggak ada hubungan dengan kita lagi. Kita nggak akan mendapat harta sepeser pun. Kenapa kamu ini begitu keras kepala? Sungguh bodoh!"Yasmin berbicara dengan volume yang tiba-tiba menjadi besar dan tangannya menggenggam lengan Jimmy sampai hampir meninggalkan bekas.Jimmy menarik napas dalam-dalam dan matanya langsung memerah. "Aku nggak tahu kenapa kamu bisa berpikir Kak Jacob akan menyingkirkanku. Hengky sudah melakukan begitu banyak hal yang keterlaluan, Kak Jacob pun membiarkannya tetap hidup dan hanya mengambil saham bagiannya saja. Ibu, kalian terus bilang Kak Jacob kejam dan n
Di sisi lain, Desmond menelepon Sienna. Sienna langsung memblokir nomornya. Desmond pun mengganti nomor untuk mencoba menelepon Sienna lagi.Sienna tidak tahan diganggu seperti ini. Dia menjawab panggilan, lalu terdengar suara lembut dari ujung telepon. "Sienna, kamu punya waktu nggak? Ayo makan siang bersama.""Kamu nggak perlu meniru sifatnya. Aku tahu kamu bukan dia," timpal Sienna. Ucapan ini seketika membuat suasana menjadi sunyi senyap.Saat berikutnya, terdengar tawa Deshton. Pria itu berkata, "Memangnya aku siapa kalau bukan dia? Waktu kamu menangis, bukannya aku pernah memberimu tisu?"Itu adalah pertemuan pertama Desmond dengan Sienna. Waktu itu, Sienna baru datang ke ibu kota. Dia menangis karena terlalu merindukan Leslie.Adegan itu seharusnya sangat menyentuh hati, tetapi malah terdengar mengerikan saat diucapkan oleh Deshton.Deshton meneruskan, "Kita pernah makan bersama di warung pinggir jalan. Waktu kamu melukis potret, aku menemanimu dengan tenang sambil mengajakmu me
Deshton mendorong cangkir teh ke hadapan Sienna. "Pemilik restoran bilang daun teh ini baru datang hari ini. Restoran ini agak sepi ya. Kamu sampai mencari tempat seperti ini supaya nggak ada yang tahu kita berkencan."Sienna tidak meminum teh itu. Ekspresinya tetap terlihat tenang saat bertanya, "Apa maumu?"Deshton bangkit dengan perlahan. Kedua tangannya menopang meja. Dia mengamati wajah Sienna dari dekat. Wanita ini memang cantik."Sienna, aku sedih mendengarmu bicara begitu. Padahal kita begitu dekat," sahut Deshton. Sienna sontak mengambil cangkir teh dan menyiramkannya ke wajah Deshton.Deshton memejamkan mata. Teh mengalir di wajahnya secara perlahan. Dia tidak marah, melainkan hanya mengambil tisu dan menyeka wajahnya.Tebersit kebencian pada tatapan Sienna saat berujar, "Jangan memasang ekspresi seperti itu waktu bicara denganku. Aku tahu kamu bukan seniorku. Kamu cuma setan yang nggak jelas asal-usulnya."Detik berikutnya, Deshton mencengkeram leher Sienna. Tenaganya cukup
"Jangan salah paham. Aku datang menemuinya cuma karena nggak mau dia bicara sembarangan di depanmu," ucap Sienna.Begitu ucapan ini dilontarkan, senyuman Jacob menjadi makin sinis. Dia bertanya, "Kamu takut dia bicara sembarangan di depanku?"Sienna menggigit bibir dan menunduk. Dia tidak berani bicara terlalu detail karena masalah itu ada kaitannya dengan kejadian malam itu.Sebelum ini, Jacob terus menyelidiki tentang kejadian malam itu. Dia pasti merasa sangat keberatan. Jangankan Jacob, Sienna saja tidak bisa menerimanya."Kamu tidak ingin dia sembarangan bicara di hadapanku, makanya menemaninya makan sekaligus membiarkannya menciummu dan memelukmu?" Jacob mencondongkan badannya sedikit sambil menyindir, "Pengorbanan yang cukup besar.""Jacob ...." Sienna ingin memberi tahu Jacob bahwa tubuhnya terasa kaku tadi. Namun, Jacob sudah menegakkan tubuhnya dan bertanya dengan ekspresi datar, "Kakakku sudah pergi, kamu tidak mau mengejarnya?"Begitu ucapan ini dilontarkan, hati Sienna son
Sienna berdiam diri di restoran selama sejam. Ketika keluar, mobil Jacob tidak terlihat lagi. Dia tahu bahwa Jacob pasti curiga dirinya belum bisa melepaskan Desmond.Akan tetapi, bagaimana caranya Sienna memberi tahu Jacob tentang ancaman Deshton? Semua ini hanya akan membuatnya terlihat makin menyedihkan. Apalagi, Sienna menyukai Jacob.Sienna berharap masalah itu segera dilupakan semua orang. Dia tidak ingin diungkit lagi. Itu adalah kelemahannya yang diketahui oleh Deshton.Sienna masuk ke mobil dan menggenggam erat kemudinya. Tatapannya tampak hampa. Sejujurnya, hatinya terasa sakit. Dia tahu Jacob juga merasa sedih, tetapi apa yang harus dilakukannya sekarang?Mata Sienna pun memerah. Saat ini, ponselnya berdering. Carol meneleponnya. "Sienna, aku harus bilang apa di internet supaya Jack bisa bebas dari masalah ini?"Sienna seketika tersadar kembali. Dia menyeka wajahnya supaya lebih bersemangat. Sienna segera kembali ke perusahaan dan mendapati opini publik sedang ramai-ramainya
Carol merasa sangat bangga. Dia merasa dirinya berhasil mengalahkan Sienna, bahkan ingin sekali menyombongkan diri. Namun, dia khawatir Sienna menolak membantunya lagi.Jadi, Carol memutuskan untuk menahan diri dulu sebelum Erick benar-benar pulang. Setelah itu, dia baru akan menjatuhkan Sienna dan S.M!....Sienna tulus membuat kesepakatan dengan Carol, tetapi hasilnya malah seperti ini. Kebetulan sekali, suasana hati Sienna sedang buruk hari ini.Sienna pun menyuruh orang menyelidiki tentang aktivitas Malia hari ini. Dia mendapat kabar bahwa Malia akan memeriksa kandungan hari ini, sedangkan Erick dalam perjalanan ke rumah Carol. Erick pasti masih merasa kesal terhadap Malia sehingga memilih untuk mendekatkan diri dengan Carol.Sienna segera mengemudikan mobilnya ke rumah sakit yang dikunjungi Malia. Begitu tiba di koridor, Sienna langsung mendengar bentakan Malia. "Kamu bisa patuh sedikit nggak? Kamu belum cukup membuatku malu? Ayahmu sudah mau kembali kepada wanita itu! Aku harus g
Sienna ingin memastikan semuanya terlebih dahulu. Dia tidak ingin bertemu wanita gila seperti Carol lagi."Harus kuakui, kamu memang bodoh karena cuti melahirkan di puncak kariermu. Kalau kamu nggak bersamanya, hidupmu pasti sangat bahagia sekarang," ujar Sienna.Air mata Malia mengalir makin deras. Dia ingin sekali memutar waktu kembali. Saat itu, dia dan Erick mabuk. Malia tidak pernah berpacaran sehingga terbujuk dengan mudah.Erick lebih tua darinya dan merupakan pria dewasa. Wajar jika Malia jatuh hati padanya. Dia merasa Erick adalah pria yang sangat baik. Tidak masalah jika Erick sudah menikah karena pernikahannya sudah di ambang kehancuran. Malia yakin cepat atau lambat Erick pasti akan menikahinya.Akan tetapi, setelah menunggu bertahun-tahun, sampai anak mereka sudah berusia 5 tahun, Erick malah belum bercerai. Malia sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini!Sienna mengeluarkan ponselnya, lalu berkata, "Kalau hubunganmu dengan Erick terekspos dan Carol memanfaatkan anak auti
Ketika mendengar suara bel, Carol segera membuka pintu. Dia tidak menyangka yang dilihatnya adalah Erick."Suamiku!" panggil Carol dengan terkejut sekaligus gembira.Erick merasa senang melihat tatapan itu. Dia meletakkan barang yang dibelinya di samping. Carol awalnya ingin mengajak Erick masuk, tetapi dia teringat Sienna menyuruhnya untuk tidak bersikap terlalu ramah sehingga mereka hanya berdiri di depan pintu.Namun, sepuluh menit kemudian, tiba-tiba muncul Malia yang membawa putranya kemari. Wajah Carol sontak memucat. Ini pertama kalinya Malia mendatangi rumahnya.Erick pun berbalik. Ketika melihat ibu dan anak itu, tatapannya menjadi agak suram. Malia makin berani saja. Wanita itu sampai datang kemari tanpa izin darinya. Erick merasa dia terlalu memanjakan Malia!Ketika Erick hendak mengusir, Malia tiba-tiba bertanya, "Aku ingin bicara sebentar dengan Bu Carol. Apa boleh?"Malia tidak memberi Erick kesempatan untuk menolak. Dia langsung masuk dan menutup pintu. Karena Erick tida