Ini pertama kalinya Arlo melihat Lily begitu kehilangan kendali. "Lily ...."Detik berikutnya, Lily langsung pingsan. Hari ini dia baru saja keluar dari rumah sakit, sekarang malah harus kembali masuk ke rumah sakit lagi.Ekspresi Arlo menjadi sangat muram, tetapi dia segera membawa Lily ke rumah sakit.Sementara itu, di sisi Sienna. Alat penyadapnya masih berada di bawah kursi itu. Setelah Linda dan kelompoknya dibawa pergi, dia tersenyum. Suasana hatinya menjadi sangat bagus karena sekarang dia sudah menangani sekelompok anak orang kaya yang sombong itu. Untuk selanjutnya, dia hanya perlu membuat Carol bekerja sama dengannya untuk menyelesaikan masalah Jack.Sienna duduk di kursi di kantornya. Setelah menunggu sebentar, ponselnya akhirnya berdering dan terdengar suara dari seberang itu berkata, "Nona Sienna, sudah dipastikan, sekelompok orang itu sudah dideportasi secara paksa."Setelah mengeluarkan ponselnya, Sienna membuka ruang obrolan dengan Lily dan mengirimnya sebuah pesan.[ L
Sienna tidak mendengar kata-kata Jacob, sedangkan Jacob duduk di kursi pengemudi. Saat Jacob baru saja meletakkan tangannya di setir, dia melihat ke arah depan dan berkata, "Aku nggak ingin kamu menyerahkan Grup Yuwono pada Desmond."Jacob tidak berbicara dan hanya menginjak pedal gas."Jacob, sepertinya ada orang lain di dalam tubuh Desmond. Aku nggak tahu apa kamu menyadarinya, tapi kepribadiannya yang sekarang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia yang dulu sangat lembut, tapi sekarang dia sangat kasar dan melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya. Saat menghilang selama enam tahun, mungkin ada orang yang tinggal di dalam tubuhnya."Saat mengatakan itu, Sienna mengernyitkan alis.Niat Sienna yang sebenarnya adalah agar Jacob berhati-hati, tetapi Jacob malah bertanya dengan nada muram, "Kamu sangat mengenal kepribadiannya yang dulu?"Kata-kata Jacob ini langsung membuat Sienna tersadar kembali dan merasa seluruh mobil itu dipenuhi dengan aura cemburu. Dia teringat kembali dengan hub
Jacob tidak berbicara. Jari-jarinya tidak sengaja meringkuk sebentar, lalu dia mengibaskan tangan Sienna dan berbalik pergi ke dalam kamar untuk mengenakan pakaian."Jacob, suasana hatimu sedang buruk ya?" Semalam Sienna tertidur saat mereka berhubungan tidak begitu lama, dia merasa Jacob pasti masih tertekan."Tidak. Sienna, aku akan pergi ke Grup Yuwono. Kamu istirahatlah dengan baik," kata Jacob yang sudah selesai mandi dan berjalan ke pintu.Sienna masih mengenakan piama dan ada bekas ciuman Jacob yang bersemangat di lehernya."Ja ...." Sienna belum selesai berbicara, Jacob sudah pergi. Dia menghela napas dan memijat keningnya. Dia tidak tahu apa lagi yang sedang terjadi.Saat Jacob keluar dari pintu ruang tamu, Snow tiba-tiba berlari mendekat dari kejauhan dan ingin menggigit ujung celananya. Namun, setelah melihat tatapannya, Snow berdiri di samping dengan hati-hati dan hanya menggoyangkan ekornya. Dia menatap Jacob dengan lebih tajam selama beberapa detik, lalu pergi.Snow terus
Apalagi, Daria yang juga lebih menyayangi dan selalu merasa bangga dengan Desmond. Namun, saat ada orang yang memintanya untuk bercerita tentang Jacob, dia hanya tersenyum dengan canggung. "Lebih baik kita terus berbicara tentang Desmond saja. Jacob ini anaknya terlalu pendiam dan jarang berbicara dengan kami, jadi nggak ada yang bisa dibicarakan.""Tapi, aku dengar dia masih kecil pun sudah sangat hebat di militer. Bukankah Tuan Darwo juga selalu memujinya?"Senyuman di wajah Daria langsung menghilang. "Itu hanya beruntung saja. Aku ini ibunya, aku yang paling mengenalnya. Dia selalu meniru kakaknya."Daria mengatakan kata-kata itu di depan Jacob, bahkan Jimmy juga berada di sana. Dia sangat ingin membantah Daria, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Dia sangat menyadari betapa biasnya orang-orang dari Keluarga Yuwono.Saat menerima kabar kematian Desmond, Raina dan Daria menangis sampai pingsan. Setelah itu, Daria menghabiskan semua waktu dan tenaganya pada Jacob, berharap Jacob bisa
"Ibu, sejak kejadian itu, kamu sudah banyak berubah. Jelas-jelas dulu kamu nggak seperti ini. Aku nggak ingin kerja di Grup Yuwono, aku punya hal yang ingin kulakukan. Jangan paksa aku lagi.""Nggak mau kerja di Grup Yuwono? Kalau nggak kerja di Grup Yuwono, kamu mau pergi ke mana? Sekarang aku sudah nggak punya saham di Grup Yuwono dan kamu juga ingin meninggalkan perusahaan, berarti kelak Keluarga Yuwono nggak ada hubungan dengan kita lagi. Kita nggak akan mendapat harta sepeser pun. Kenapa kamu ini begitu keras kepala? Sungguh bodoh!"Yasmin berbicara dengan volume yang tiba-tiba menjadi besar dan tangannya menggenggam lengan Jimmy sampai hampir meninggalkan bekas.Jimmy menarik napas dalam-dalam dan matanya langsung memerah. "Aku nggak tahu kenapa kamu bisa berpikir Kak Jacob akan menyingkirkanku. Hengky sudah melakukan begitu banyak hal yang keterlaluan, Kak Jacob pun membiarkannya tetap hidup dan hanya mengambil saham bagiannya saja. Ibu, kalian terus bilang Kak Jacob kejam dan n
Di sisi lain, Desmond menelepon Sienna. Sienna langsung memblokir nomornya. Desmond pun mengganti nomor untuk mencoba menelepon Sienna lagi.Sienna tidak tahan diganggu seperti ini. Dia menjawab panggilan, lalu terdengar suara lembut dari ujung telepon. "Sienna, kamu punya waktu nggak? Ayo makan siang bersama.""Kamu nggak perlu meniru sifatnya. Aku tahu kamu bukan dia," timpal Sienna. Ucapan ini seketika membuat suasana menjadi sunyi senyap.Saat berikutnya, terdengar tawa Deshton. Pria itu berkata, "Memangnya aku siapa kalau bukan dia? Waktu kamu menangis, bukannya aku pernah memberimu tisu?"Itu adalah pertemuan pertama Desmond dengan Sienna. Waktu itu, Sienna baru datang ke ibu kota. Dia menangis karena terlalu merindukan Leslie.Adegan itu seharusnya sangat menyentuh hati, tetapi malah terdengar mengerikan saat diucapkan oleh Deshton.Deshton meneruskan, "Kita pernah makan bersama di warung pinggir jalan. Waktu kamu melukis potret, aku menemanimu dengan tenang sambil mengajakmu me
Deshton mendorong cangkir teh ke hadapan Sienna. "Pemilik restoran bilang daun teh ini baru datang hari ini. Restoran ini agak sepi ya. Kamu sampai mencari tempat seperti ini supaya nggak ada yang tahu kita berkencan."Sienna tidak meminum teh itu. Ekspresinya tetap terlihat tenang saat bertanya, "Apa maumu?"Deshton bangkit dengan perlahan. Kedua tangannya menopang meja. Dia mengamati wajah Sienna dari dekat. Wanita ini memang cantik."Sienna, aku sedih mendengarmu bicara begitu. Padahal kita begitu dekat," sahut Deshton. Sienna sontak mengambil cangkir teh dan menyiramkannya ke wajah Deshton.Deshton memejamkan mata. Teh mengalir di wajahnya secara perlahan. Dia tidak marah, melainkan hanya mengambil tisu dan menyeka wajahnya.Tebersit kebencian pada tatapan Sienna saat berujar, "Jangan memasang ekspresi seperti itu waktu bicara denganku. Aku tahu kamu bukan seniorku. Kamu cuma setan yang nggak jelas asal-usulnya."Detik berikutnya, Deshton mencengkeram leher Sienna. Tenaganya cukup
"Jangan salah paham. Aku datang menemuinya cuma karena nggak mau dia bicara sembarangan di depanmu," ucap Sienna.Begitu ucapan ini dilontarkan, senyuman Jacob menjadi makin sinis. Dia bertanya, "Kamu takut dia bicara sembarangan di depanku?"Sienna menggigit bibir dan menunduk. Dia tidak berani bicara terlalu detail karena masalah itu ada kaitannya dengan kejadian malam itu.Sebelum ini, Jacob terus menyelidiki tentang kejadian malam itu. Dia pasti merasa sangat keberatan. Jangankan Jacob, Sienna saja tidak bisa menerimanya."Kamu tidak ingin dia sembarangan bicara di hadapanku, makanya menemaninya makan sekaligus membiarkannya menciummu dan memelukmu?" Jacob mencondongkan badannya sedikit sambil menyindir, "Pengorbanan yang cukup besar.""Jacob ...." Sienna ingin memberi tahu Jacob bahwa tubuhnya terasa kaku tadi. Namun, Jacob sudah menegakkan tubuhnya dan bertanya dengan ekspresi datar, "Kakakku sudah pergi, kamu tidak mau mengejarnya?"Begitu ucapan ini dilontarkan, hati Sienna son