Suamiku PolisiPart 19Rasanya aku tak bisa lepas dari Kak Mila, sudah diusir pun dia selalu datang. Entahlah mungkin benar dia depresi atau mengalami gangguan kejiwaan. Dia sering cari sensasi di media sosial, terakhir dia buat cerita seolah-olah dia diperkosa Ayah tiri, dan hikmah dari musibah yang dia hadapi adalah bertemu orang tua kandung. Dia memang buat akun fake, akan tetapi aku tahu itu dia. Mima nama akunnya, itu panggilan sayang ayah dahulu. Dia tulis seolah-olah minta bantuan karena telah dimasukkan ke rumah sakit jiwa, sudah diperkosa diusir lagi karena dianggap membawa aib. Kak Mila memang pintar menyusun cerita. Akan tetapi dia buat kamilah pemeran antagonisnya. Tentu saja banyak yang simpati padanya. Bahkan ada beberapa nitizen mencari tahu. Entah dari mana dapat nitizen, terpangpanglah foto ayah ketika diperiksa di kantor polisi. Ini tak bisa dibiarkan. Kubuat juga akun palsu, membuka bobrok Kak Mila, tak lupa kusebar vidoe VC dia dengan Bang Raja. Maka hebohkan d
Suamiku PolisiPart 20PoV Mila"Kita mulai lagi keluarga baru, Mila, mamak sudah tinggalkan Ayah," kata Ibu di suatu hari. Saat itu aku bertanya kenapa tinggal di rumah nenek. Setelah diusir dari sana sini, aku akhirnya dapat tempat tinggal. Kos-kosan satu kamar di dekat rumah nenek, jadi Ibu masih dekat denganku. "Mulai baru bagaimana, Mak?" tanyaku kemudian. "Hubungi Ayah kandungmu, pasti dia mau datang ke sini, dia hanya punya anak satu, itu kau," jelas Ibuku."Iya, Mak, kita akan jadi keluarga perwira," jawabku lagi. Aku mulai sering komunikasi dengan ayah kandungku, dia mau jadikan aku anaknya secara resmi, akan tetapi harus ada hitam di atas putih. Dia mau datang membicarakan dengan Ibu. Akan tetapi Ayah tak mau bertemu, dasar memang dia tak mau urus aku lagi. Ketika kami bertemu, ibu mengajari aku untuk bilang mimpi ibu, bangun keluarga baru bersama Ayah kandung, bersama orang yang dicintai ibu. Akan tetapi Ayah kandungku tidak mau, dia hanya mau denganku, tidak dengan i
Suamiku PolisiPart 21Suasana jadi tegang, pertemuan itu sepertinya tak membuahkan hasil. Pak Rahmat hanya mau Mila jadi anaknya, sementara Ibuku buat malu saja, beliau mau jadi istri. Istri keduanya pun dia rela. Malu aku punya Ibu seperti ini. "Saya permisi dulu, maaf," kata Pak Rahmat. "Ayah, tunggu!" seru Kak Mila seraya memegang tangan lelaki kekar tersebut. "Baik, Ayah, kalau memang tidak bisa kita bersatu, bersama Ayah pun aku sudah bersyukur," kata Mila akhirnya. "Baik, Mila, saya akan hubungi nanti," kata Ayah seraya pergi. Ibu terdiam, mulutny terbuka. "Maaf, Mak, tak bisa seperti yang mamak harapkan," kata Mila. "Untung Ayah gak ikut, kalau tadi Ayah ikut, bisa kalian bayangkan bagaimana sakit hati Ayah," kataku kesal. Ya, aku benar-benar kesal dengan ibu dan kakakku ini. "Selalu begitu kau, Dina, sakit hati Ayahmu saja yang kau pikirkan, sakit hati Mamak, sakit hati kakakmu gak kau pikirkan," kata ibu. Pertemuan itu akhirnya bubar, Kak Mila mulai menunjukkan keso
Suamiku PolisiPart 22Kak Mila kelabakan, ketika polwan memborgol tangannya, dia sempat berontak, akan tetapi dengan mudah dilumpuhkan polwan tersebut. "Raja, kau gak bisa dipercaya," kata Kak Mila. Matanya tajam melihat ke arah suamiku. "Maaf, Kak, ini yang terbaik," jawab Bang Raja. "Hei, bagus-bagus kalian ya, ayahku perwira tentara, jangan macam-macam, cepat lepaskan ini," kata Kak Mila kepada polisi yang coba membawanya. "Justru Ayah Anda yang melaporkan Anda," jawab polisi tersebut. "Tidak mungkin, ayahku sayang padaku, aku anak tunggal, tidak mungkin dia laporkan anaknya sendiri, ini pasti perbuatan dia," kata Kak Mila seraya menunjuk ke arah Bang Raja. "Dia polisi juga," jawab polwan tersebut. "Iya, dia polisi, dia adik iparku lo," Jawaban Kak Mila makin tak karuan. "Jika berbuat kejahatan, jangan minta tolong ke polisi baik, yang ada kakak ditangkap," kata Bang Raja. Jawaban Bang Raja itu membuat aku tersenyum. Belum sempat polisi membawa Kak Mila, Pak Rahmat sudah
Suamiku PolisiPart 23Bang Raja ternyata bisa juga begitu, dia tak mempedulikan lagi apa yang dikatakan Ibu. Ibu masih mengomel panjang lebar, akan tetapi Bang Raja sudah seperti tak peduli. Akhirnya Ibu dan nenek pulang, kedekati Bang Raja, aku mau minta maaf karena perkataan Ibu. "Maaf, Dek," Bang Raja justru minta maaf lebih dulu. "Adek juga minta maaf, Bang, keluargaku memang aneh, aku malu, Bang," kataku. 'Gak apa-apa, Dek,".Kak Mila akhirnya dipenjara, tuduhan untuknya adalah percobaan pembunuhan, dia dihukum penjara dua tahun setengah. Dia sempat memohon pada ayah dan Ibu tirinya, akan tetapi Ibu tirinya seperti sudah tak mau lagi memaafkan. Sementara itu Ibu terus saja menyalahkan kami, beliau masih tak terima anak kesayangannya dipenjara. Ghina adik bungsuku pulang dari pesantren, dia langsung menghubungi aku, dia mungkin heran melihat perubahan yang banyak dalam enam bulan ini. Dia memang pulang hanya sekali enam bulan, semua yang terjadi tak ada kami ceritakan padan
Suamiku PolisiPart 24Ternyata jadi anggota bhayangkari itu harus ikut menjaga marwah suami. Kalau ada acara kita harus rapi dan berpakaian khusus. Ada grup WA untuk istri para polisi di kesatuan Bang Raja, aku memang ikut, akan tetapi tak pernah ikut kirim apapun. Hanya membaca pesan orang. Benar kata Kak Mila dulu, istri polisi itu kalau gak dokter, bidan, guru. Begitu juga di grup WA itu, hanya aku sendiri yang bukan wanita karir. Jadi minder rasanya bergaul dengan mereka. Ada acara syukuran kenaikan pangkat salah satu teman Bang Raja suami mengajak aku pergi ke sana, sebagai istri yang baik, aku nurut saja, biar pun rasanya tak nyaman. Benar saja, semua yang datang rata-rata istri polisi, ketika berkumpul masing-masing menceritakan kegiatan masing-masing. "Tiap jum'at sore kita senam, datang ya," kata seorang Ibu padaku."Iya, Bu, di mana tempatnya?" tanyaku kemudian. "Itu, di lapangan asrama polisi," "Oh, Iya, Bu, kalau ada waktu saya datang," kataku kemudian. Aku lebih b
Suamiku PolisiPart 25Ibuku buat malu lagi, beliau langsung meminjam uang ke Ibu mertuaku, padahal aku sudah tak mau disuruh Ibu. Ketika Ibu datang ke rumah ambil oleh-oleh itu ... "Bu, begini, Bu, kami lagi dapat musibah, kakaknya si Dina dipenjara, sementara adiknya si Dina mau nikah pula, berat memang cobaan untuk kami tahun ini, kalau boleh, kami mau pinjam dulu, Bu," kata Ibuku, seraya wajahnya menunduk. "Oh, berapa, Bu?" kata Ibu Mertua. "Kalau ada ya, Bu, aku kan kerja di rumah makan, jadi ada niat mau buka rumah makan sendiri, kalau ada dua puluh lima juta, Bu," kata Ibuku. Aku terkejut dengan perkataan Ibuku ini, mudah sekali Ibuku mau pinjam dua puluh lima juta, dari mana pula nanti ibuku bisa bayar. Duh, malunya aku. "Ada sih uang kami, Bu, tapi rencananya mau kami pakai untuk pesta orang ini, tapi hamil pula di Dina, tunda dulu lah, jadi kalau mau Ibu pake, boleh, asal janji, jika kami nanti mau gelar pesta, Ibu harus menggantinya," kata Ibu mertua. "Bisa, Bu, bisa,
Suamiku PolisiPart 26"Dek, buka pintunya, Abang minta maaf," kata suami seraya mengetuk pintu. Aku diam saja, sedih rasanya kehamilanku tak disambut dengan bahagia, justru urusan adat yang tak kumengerti yang diterangkan. Aku tak habis pikir, sepenting itukah adat ini, sehingga aku hamil pun tak ada ucapan selamat dari suami dan ibu mertua. Pagi harinya sudah biasa lagi, Bang Raja tetap kuurus segala keperluannya berangkat kerja. Tetap salim melepas dia pergi. Dia juga tetap mengecup keningku. "Dek, jaga anak kita ya, jangan kerja keras," kata Bang Raja. "Iya, Bang," sahutku seraya tersenyum. Padahal pertama aku bilang terlambat datang bulan, Bang Raja sudah tampak bahagia. Sejak kedatangan Ibu mertua dia seperti tak suka aku hamil. (Bagaimana, Dina? Positif kah?) Pesan WA dari Ibu mertua, saat itu aku rebahan di kamar, kehamilan ini memang membuat aku malas dan cepat emosi. (Positif, Bu, sudah sepuluh minggu) Balasku, aku tadinya mau ketik Alhamdulillah, tapi aku ragu apak