Share

Bab 48

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-03 10:48:28

"Aku sudah minta pelayan agar menyiapkan makan siang untuk kita, selagi menunggu pelayan menyiapkannya, bolehkah aku bertanya?"

"Tanyakan saja Rahma," jawab Widya yang kini tampak percaya diri.

"Ada hal apa yang membuat kalian kompak mengunjungiku? Rasanya tidak mungkin kalian sengaja datang dari Parung ke Jakarta hanya untuk bertanya bagaimana kabarku hari ini, bukan?" Tanya Rahma beberapa saat kemudian.

***

Rahma memutar bola mata malas, ketika dilihatnya tak ada satupun acara televisi yang menarik perhatiannya. Di lemparnya asal remote tv ke atas karpet bulu yang ada di ruang keluarga.

Tangannya meraih ponselnya, memeriksa notifikasi pesan, beberapa pesan dikirim dari operator seluler dan para penjual online kenalannya, membuat rasa bosannya semakin menjadi.

Dengan sedikit enggan, Rahma akhirnya beranjak keluar dari ruang keluarga itu menuju ke dapur, meminta pelayan untuk membuatkannya sepiring nasi goreng, entah mengapa sore ini perutnya mendadak lapar. Bertemu dengan kedua sauda
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ari Bewok
penulis yang curang
goodnovel comment avatar
Ari Bewok
sangat membosankan karena pengulanganya terlalu banyak setiap ganti bab....sungguh sangat mengecewakan
goodnovel comment avatar
Mohammad Alam
ceritanya ga bikin greget, ga nyambung buang2 koin doang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 49

    "Bahkan mereka tidak minta maaf padaku atas semua perbuatan yang mereka lakukan padaku dulu," Rahma menyeringai kecil lalu menghela nafas panjang."Kau tambah cantik jika sedang marah seperti itu," goda Yudha berusaha meredakan kekesalan istrinya."Mas, aku serius.""Lalu, apa yang terjadi setelahnya?" Tanya Yudha penasaran.***"Mbak Widya langsung emosi, dia bilang aku sok kaya. Kujawab saja memang sekarang aku kaya. Kalau ngga kaya ngapain mereka mau datang kesini sampai ingin meminta pinjaman uang segala."Tawa Yudha akhirnya pecah, melihat mimik wajah Rahma yang terlihat lucu di matanya saat meniru gaya Widya bicara. Sekilas ia dapat membayangkan apa yang terjadi tadi siang di rumahnya. Pasti seru jika melihat live streaming nya."Mbak Nella hanya diam ketika mendengar aku menolak keinginannya, tapi aku tahu ia pasti kesal. Salahnya sendiri mengapa dulu ikut-ikutan merendahkanku.""Lalu, apa sekarang kau merasa senang karena sudah membalas mereka?"Rahma menggeleng, " tidak mas,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-04
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 50

    "Maaf, aku datang terlambat, tadi sedikit macet dijalan," ucapnya tersenyum lalu memandang Yudha dan memeluknya erat."Koh Yudha. Senang bisa melihatmu kembali, tak tahukah bahwa aku sangat rindu padamu?" Ucapan wanita itu membuat Rahma seketika mendelik tajam padanya.***"Renata, tolong lepaskan tanganmu!" pinta Yudha yang berusaha melepaskan diri dari pelukan wanita itu."Oh, maaf mas. Aku hanya spontan saja memelukmu, aku hanya melampiaskan rasa rindu saja," sahutnya lalu melepas pelukannya."Kau sudah datang, Renata! Ayo duduk bersama kita di sini," sapa Hera lalu menunjuk ke sebuah kursi kosong yang ada disebelah Rahma."Terima kasih tante."Renata melangkah dan menghampiri Rahma, lalu menarik kursi yang ada sebelahnya. Duduk dengan anggun dan mulai menyapa para anggota keluarga lainnya.Rahma masih melirik sambil mencengkram erat sendok yang sedari tadi dipegangnya. Untung saja sendok itu terbuat dari stainless yang kuat, jika tidak, mungkin sudah patah, tak berbentuk karena ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 51

    "Mas, aku temani Mbak Renata dulu," pamit Rahma yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Yudha.Sepeninggal Rahma, untuk beberapa saat suasana meja makan itu terasa hening, tak dapat dipungkiri, jika kedatangan Renata akhirnya merusak acara. Membuat Yudha tak habis pikir mengapa ibu tirinya itu mengundang Renata, adakah sesuatu yang direncanakan Hera dengan kedatangan Renata malam ini? Entahlah, Yudha yakin ibu tirinya itu bermaksud ingin menyakiti Rahma. **Renata adalah mantan tunangannya yang ia tinggalkan sewaktu memutuskan untuk beralih keyakinan. Saat itu Renata tak mendukung keputusannya, bahkan wanita itu seolah enggan mengenalnya ketika mengetahui dirinya hidup menggelandang dan kesusahan selepas di usir dari rumah.Dan sekarang, tiba tiba Renata datang kembali dan berkata merindukannya? Sungguh lucu, membuat Yudha ingin tertawa mendengarnya.Tak ada satupun anggota keluarga Widjaja yang tak mengenal Renata, gadis yang dulu hendak di jodohkan Surya dengannya. Renata adalah

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 52

    "Cukup sudah, Jangan mencari pembenaran atas kesalahanmu karena aku sudah muak dengan semua tingkahmu itu, Hera."" Jika kau memang ingin menyesali perbuatanmu, kau bisa mulai dengan putrimu itu. Sudah bertahun-tahun aku diam, kupikir sudah saatnya Denisa untuk tahu siapa ayahnya yang sebenarnya," potong Surya tegas, yang seketika membuat Denisa tersentak saat mendengarnya.***Rahma mengangguk kecil ketika mendengar permintaan Renata yang ingin meminta bicara sebentar dengannya. Diajaknya sosok wanita yang pernah dekat dengan suaminya itu duduk di sofa tamu dengan hati yang berkecamuk.Sengaja ia memilih mengantar Renata keluar dari ruang makan tadi. Firasat Rahma mengatakan jika ia harus menjauh dan membiarkan keluarga besar itu bicara. Entah mengapa, Rahma merasa tak perlu mendengar keributan yang akan terjadi mengingat betapa tersinggungnya Surya dengan perbuatan Hera, ibu mertuanya itu.Rahma tidak tahu apa yang terjadi di meja makan sejak ia tinggalkan tadi. Setidaknya, Rahma me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 53

    "Kau tidak salah orang, itu memang dia," ujar Widya ketus, jika boleh berkata jujur, Widya masih berharap Yudha tetap menjadi karyawan laundry saja."Beruntung sekali Rahma," lanjut Widya sambil memasang wajah kesal."Jadi, suami Rahma benar benar orang kaya?" Timpal Nia yang baru saja bergabung dan tak sengaja mendengar pembicaraan mereka."Iya, tanyakan saja pada suamimu, Nia," ujar Nella menjawabnya."Bener mas?""Jika yang di maksud suami Rahma adalah Pak Darren Widjaja yang itu, tentu saja aku mengenalnya, beliau adalah pewaris utama Widjaja group. Kabarnya tak lama lagi, ia akan menggantikan posisi Pak Surya sebagai CEO Widjaja group," jawab Bagas atas pertanyaan Nia.Mulut Widya tampak menganga dengan mata yang terbuka lebar. Apa katanya? Pewaris? Apa itu artinya rumah besar dan luas itu suatu saat nanti akan menjadi milik Rahma, guci-guci mahal itu? Dan juga perusahaan? Tidak!Rasanya Widya ingin jatuh pingsan mendengarnya. Jadi sekaya itukah Yudha? Tidak! Kenapa harus Rahma

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 54

    Dengan sopan, Arga pamit meninggalkan meja makan itu sambil menggendong Kevin, putranya. Perasaan lelaki itu kini gelisah, sesungguhnya ia tidak tega meninggalkan istrinya, Denisa sendirian di sana, hanya saja membiarkan Kevin terlalu lama di sana dan melihat pertengkaran mereka tentu tak baik untuk anak seusianya."Jawab aku ma, apa yang dikatakan kakek tadi semuanya benar? Aku bukanlah anak dari papa Budi, bukan anggota dari keluarga Widjaja?" Desak Denisa setengah berteriak.***Rahma melambaikan tangannya ketika di lihatnya Renata masuk ke dalam mobilnya. Lalu menarik tangannya kembali ketika mobil itu perlahan menjauh.Untuk beberapa saat ia berdiri di sana hingga mobil yang di kemudikan Renata menghilang dari balik pagar. Tak lama, Rahma memutuskan untuk duduk di kursi teras sesaat dan memilih menikmati cahaya bulan yang cukup terang malam ini.Entah apa yang saat ini sedang terjadi di meja makan karena sekilas di liriknya suami Denisa melintas di sisi kirinya sambil menggendong

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 55

    Mungkin alasan itu terdengar konyol, setidaknya melihat wajah Hera yang menyedihkan saat ini karena kebencian dari Denisa, adalah kegembiraan dan hiburan tersendiri untuknya. Budi merasa jika inilah akhirnya dari semua kebohongan Hera selama ini sekaligus akhir dari usia pernikahan mereka.Meja makan itu menjadi saksi bagaimana kuatnya Hera bertahan saat di cecar begitu banyak pertanyaan oleh Denisa dan Surya, namun bukti yang di perlihatkan Surya akhirnya membuat wanita egois itu menyerah kalah dan mengakui semua pengkhianatannya."Jelaskan semuanya ma, mengapa mama tega mengkhianati papa? Ah, sekarang aku bahkan tidak berhak memanggilnya papa," ujar Denisa dengan suara parau."Karena lelaki itu tidak pernah bisa menerimaku sebagai istrinya," balas Hera cepat setengah berteriak.Budi menyeringai ketika mendengar tudingan Hera, lelaki itu lalu menggeleng perlahan, sambil terus mengunci tatapan matanya pada Hera."Kau menyalahkanku sekarang Hera? Harusnya kau instrospeksi dulu dirimu,

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 56

    "Boleh aku bertanya satu hal padamu, Mama Hera? Mengapa kau sangat tidak menyukaiku? Apakah karena aku anak dari madumu? Atau karena keinginan kakek yang akan mewariskan semua harta kekayaan keluarga, kepadaku?" Tanya Yudha tiba-tiba. Membuat Denisa seketika menatapnya."Dan juga ...." Yudha menjeda kalimatnya lalu melirik ke arah Budi yang tampak sedang mengelap kacamata yang dipakainya."Sejak kapan papa mengetahui kenyataan jika Mbak Denisa bukanlah anak kandung papa?" Lanjut Yudha kemudian.***Rahma menutup mulutnya ketika mendengar pertanyaan suaminya, benarkah itu? Sebenci itukah Hera pada Yudha?Tapi mengapa? Apakah mungkin karena rasa cemburu Hera pada Jasmine? Benarlah kata pepatah, sesuatu yang di peroleh dengan cara tidak benar, tak akan bisa mendatangkan kebahagiaan, Rahma yakin itulah yang terjadi pada Hera, wanita itu sedang menuai karma atas perbuatannya merebut Budi dari tangan Dewi, teman sekolahnya dulu.Nafas Rahma kini tampak naik turun, ada emosi dan kemarahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11

Bab terbaru

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status