Share

Takut

Tepat pukul delapan malam, Bara keluar kamar Aisya dengan jaket tebal berwarna biru dongker. Aisya membawa koper kecil Bara. Aisya belum rela, ditinggal Bara pergo jauh. Dari tadi dia hanya ingin di dekat Bara.

"Kamu baik-baik ya di rumah!" pesan Bara sambil mencubit gemas pipi Aisya.

"Kalau sudah selesai langsung pulang ya, aku kangen," rajuk Aisya manja.

"Pasti Sayang."

Cintya menghampiri kedua insan yang sedang dimabuk asmara. Di tangannya terdapat sekantong kresek kecil.

"Jangan lupa bawa ini!" Cintya menyerahkan kantong kresek ke Bara.

"Terima kasih Sayang," ujar Bara sambil menerima kantong kresek dari Cintya.

"Jaga kesehatan. Semua obat-obatan yang kamu perlukan ada di dalam," ujar Cintya datar.

Sekesal apapun dia kepada Bara, namun Bara tetaplah suaminya. Tak ada alasan untuk tidak berbakti padanya.

"Jangan tidur larut malam, nanti masuk angin!" imbuh Cintya.

Cintya ingat betul, kalau Bara gampang masuk angin ketika suka begadang.

Bara mengangguk senang. Ternyata Cin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
gregett ama cintya terlalu diam, malass
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status