Share

Menjemput Cintya

Adzan Subuh membangunkannya. Padahal baru sebentar mata Bara terpejam. Badannya terasa pegal. Bara bergegas mengambil wudhu, lalu menuju masjid dekat rumahnya.

Sepulangnya dari masjid, Bara menuju warung makan yang menjual nasi pecel. Menu favorit Cintya sudah tersedia, meskipun masih pagi. Dia memesan dua bungkus, lalu membawanya pulang.

"Mas Bara, kapan datang?" sapa beberapa tetangga yang sedang jalan pagi.

"Tadi malam, Mbah," jawabnya.

Bara lalu berpamitan pulang duluan. Sesampainya di rumah, pak Bahri sudah menyapu halaman. Dedaunan mangga yang menguning, berserakan.

"Sarapan dulu, Pak."

"Iya."

Bara meletakkan dua bungkus nasi di atas meja teras. Dia kembali menatap layar ponselnya. Cintya tak kunjung memberi kabar. Bara mencoba menelfon lewat aplikasi hijau. Masih sama, tidak ada jawaban.

"Beli nasi di mana?" tanya pak Bahri sambil meletakkan sapu lidi di samping rumah. Setelah mencuci tangan, barulah dia duduk di kursi samping Bara.

"Di warung biasa, Pak. Saya ambil send
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Norliza Yusop
haisyyy...jumpa pulak ngan cintya di BARAgan nih!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status