Share

Bab 2

Author: Jalita Haira
Ketika melihat Rendi melakukan hal itu, tatapan Bella langsung berubah, dia berpura-pura sedih dan berkata,

“Rendi, aku tahu kamu suka anak-anak, tapi … “

Bella memegang perutnya, seolah larut dalam kenangan yang menyedihkan.

“Aku nggak masalah kalau Kristin melahirkan anakmu, selama itu anakmu, aku pasti akan menyukainya!”

Saat Bella mengatakan ini, matanya mulai berkaca-kaca dan memandang Rendi dengan penuh perasaan.

Rendi melirik Bella, lalu menundukkan kepalanya, menatap jasad di hadapannya dan menjawab, “Aku nggak akan membiarkan dia melahirkan anakku, dia nggak pantas.”

“Tapi kalian berdua … “

“Aku sudah lama mengganti vitamin yang dia minum dengan pil KB, jadi dia nggak akan bisa mengandung anakku!”

Mendengar perkataan Rendi, rasanya seperti ada petir yang menyambar di kepalaku.

Aku sudah menikah dengan Rendi selama lima tahun, tetapi aku belum juga hamil.

Kami berdua sudah pergi ke rumah sakit untuk memeriksa dan semuanya normal, tetapi tetap saja aku tidak bisa hamil.

Ternyata ini semua karena ulah Rendi.

Rendi mengganti vitaminku dengan pil KB!

Aku pernah dengar kalau vitamin itu tidak bagus, jadi aku menggantinya dengan yang lain.

Rendi tidak tahu soal ini.

Dan karena dia tidak tahu, sehingga aku berhasil hamil.

Bella tampaknya sangat puas dengan jawaban Rendi.

Dengan gaya penuh kemenangan, dia mengangkat dagu dan melirik ke arah jasadku yang sudah tak bernyawa.

Aku melihat Rendi membelah jasadku, lalu merendamnya dalam larutan formalin.

Setelah menyelesaikan semua itu, Rendi terlihat sangat lelah dan terkapar di sofa.

Bella memberikan handuk hangat kepadanya, sambil duduk menggoda di pangkuannya dan berhadapan dengannya.

“Rendi, kenapa kantung matamu begitu hitam? Kak Kristin masih marah? Bagaimana kalau aku meneleponnya untuk menjelaskan?”

Begitu mendengar namaku, Rendi langsung mengernyitkan alisnya.

Bella tentu menyadari kebencian Rendi padaku dan mencoba menghiburnya, “Rendi, Kak Kristin memang temperamen, kamu harus lebih sabar padanya!”

Seketika raut wajah Rendy langsung berubah menjadi tidak senang. Dia menjawab, “Dia cemburuan dan suka marah tanpa alasan. Aku nggak akan memanjakannya, aku mau lihat sampai berapa lama dia mengabaikanku!”

Sebelum terjadi kecelakaan,

Aku dan Rendi bertengkar hebat karena Bella.

Rendi menganggapku marah tanpa alasan, jadi aku pun pergi dengan marah.

Setiap kali kami bertengkar, aku akan mengabaikannya selama beberapa hari.

Tentu saja, kali ini Rendi juga mengira aku akan melakukan hal yang sama lagi.

Namun, Rendi tak tahu bahwa aku sudah mati. Baru saja, demi melindungi Bella dari hukuman, dirinya telah mengeluarkan semua organ dalamku dan menjadikanku sebuah spesimen dengan tangannya sendiri!

….

Untuk menutupi kejahatan di laboratorium, Rendi menggunakan bahan kimia khusus untuk membersihkan semuanya.

Seluruh laboratorium terlihat seperti baru lagi, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Namun, daging yang dipotong dari lenganku sulit untuk dibersihkan.

Bella dengan sukarela menawarkan dirinya, dia berkata, “Biar aku saja, aku akan bereskan semuanya.”

Rendi hanya mengangguk pelan.

Setelah semuanya selesai, Bella memeluk pinggang Rendi dengan mesra dan menyandarkan diri ke pelukannya.

“Rendi, terima kasih banyak. Kalau bukan karena kamu, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana!”

Rendi memeluk Bella erat-erat, lalu dengan lembut mencium keningnya dan menjawab, “Tenang saja, selama ada aku, semuanya akan baik-baik saja.”

Selama lima tahun menikah, aku tidak pernah melihat ekspresi lembut dan penuh kasih sayang di wajah Rendi seperti ini.

Dulu aku selalu berpikir Rendi memang orang yang cuek. Selama aku berusaha lebih keras, aku pasti bisa meluluhkannya.

Setelah dipikirkan, betapa bodohnya aku. Tidak ada orang yang cuek, dia hanya tidak pernah mencintaiku saja.

Bella yang sudah dikuasai hasrat, melingkarkan tangannya ke leher Rendi. Lalu menatapnya dengan tatapan penuh godaan.

Rendi terkejut, lalu dengan reflek melihat ke arah jasadku yang sudah menjadi spesimen.

Dia tampak ingin menolak, tetapi dihadapkan dengan godaan Bella dan juga keinginannya sendiri.

Rendi akhirnya menyerah, menundukkan kepala dan mencium bibir Bella.

Saat aku bersama Rendi, dia selalu menghindar setiap kali aku mencoba menciumnya.

Aku mengira dia tidak suka berciuman.

Namun saat ini, melihat ciumannya yang penuh gairah jatuh di bibir Bella.

Akhirnya aku mengerti, bukan karena dia tidak suka berciuman, dia hanya tidak suka menciumku.

Aku menatap dingin pada dua orang yang sedang bercumbu di samping jasadku.

Aku ingin pergi, tetapi aku tidak bisa.

Setelah mati, aku berubah menjadi roh yang tidak bisa pergi ke mana-mana, hanya bisa mengikuti Rendi kemanapun dia pergi.

Aku merasa betapa menyedihkannya diriku. Sebelum mati, aku selalu diabaikan oleh Rendi.

Setelah mati, aku juga terpaksa harus menyaksikan adegan mesra mereka.

Saat keduanya sedang larut dalam kemesraannya, tiba-tiba ponsel Rendi berdering.

Wajah Rendi tampak kesal saat melihat layar ponselnya.

Itu panggilan dari ibunya.

Tanpa ragu, Rendi langsung menutup telepon itu, lalu kembali melanjutkan keintimannya dengan Bella.

Tiba-tiba, aku teringat bahwa hari ini aku berjanji menemani ibu Rendi ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Sekarang sudah malam hari, aku belum sampai dan juga tidak bisa dihubungi.

Ibu pasti sangat khawatir …

Related chapters

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 3

    Setelah Rendi meninggalkan laboratorium, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat.Baru saja tiba di rumah, ibunya langsung menyambutnya dengan serangan pertanyaan,“Rendi, kamu bertengkar dengan Kristin?”Mendengar pertanyaan itu, Rendi langsung berasumsi bahwa aku mengadu pada ibunya. Dengan nada kesal, dia menjawab tidak ada.Namun, ibunya tidak percaya dan terus melanjutkan, “Kamu pasti membuat Kristin marah. Kalau nggak, kenapa sudah tiga hari dia nggak meneleponku? Setiap tahun di hari ini, Kristin selalu mengajakku dan mertuamu pergi untuk pemeriksaan di rumah sakit. Tapi hari ini, kami berdua sama sekali nggak bisa menghubunginya.”Saat itulah Rendi baru tahu bahwa aku selalu membawa kedua ibu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap tahun.“Nggak peduli apapun yang telah kamu lakukan pada Kristin, cepat pergi dan bujuk dia kembali. Kalau nggak, aku akan memutuskan hubunganku denganmu!”Mendengar ancaman ibunya, Rendi hanya bisa mengiyakannya.Dia kemudian berbalik

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 4

    Setelah semalaman tidak bisa tidur nyenyak, Rendi pergi ke kantor dengan kantong mata hitamnya.Di meja resepsionis, seorang karyawan magang yang masih muda menyerahkan sebuah kantong hadiah kepada Rendi.Rendi memandang bingung hadiah yang dibungkus dengan kertas berwarna biru muda itu.“Ini bukan untukmu, tapi untuk istrimu. Waktu itu aku melihat istrimu ingin membeli botol susu dari merek ini di mal, tapi waktu itu stoknya habis. Kemarin aku lihat ada barangnya, jadi aku beli saja sebagai hadiah untuk menyambut kelahiran bayi kalian!”Mendengar penjelasan karyawan magang itu, aku langsung teringat minggu lalu ketika berbelanja di mal dan mencari perlengkapan bayi, aku bertemu dengan karyawan magang itu.Dia sedang memilih hadiah untuk keponakannya yang baru lahir.Karena melihatku sedang memilih perlengkapan bayi, dia membagikan daftar barang yang dibuat kakak iparnya untukku.Aku tidak berharap Rendi akan membantuku membeli barang-barang ini, jadi aku memutuskan untuk mempersiapkan

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 5

    Rendi pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilanganku.Polisi bertanya sudah berapa lama aku menghilang.Rendi teringat seragam kerja yang tertata di meja rias, lalu menjawab, “Mungkin sejak hari minggu dia sudah menghilang.”“Mungkin? Hari minggu? Sekarang sudah hari rabu, berarti sudah beberapa hari dia hilang. Kenapa baru melapor sekarang?”Pertanyaan polisi seperti peluru yang menembak langsung ke hati Rendi, kata demi kata menghantamnya.“Apa pakaian terakhir yang dia kenakan? Ke mana dia pergi?”Setiap kali polisi bertanya, Rendi hanya bisa menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu.Tentu saja Rendi tidak tahu.Karena sejak aku pergi dari rumah setelah bertengkar, Rendi tidak pernah mencariku.Setelah mengetahui aku menghilang, ibuku dan ibu Rendi segera datang ke kantor polisi juga.Berbeda dengan Rendi, mereka bisa memberikan lebih banyak informasi tentangku.“Terakhir aku melihat Kristin adalah hari sabtu. Aku terjatuh saat bangun tidur hari itu dan Kri

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 6

    Penyelidikan polisi terhenti di sana.Hari demi hari, Rendi semakin gelisah.Namun, tiga hari kemudian, dia menemukan surat perjanjian cerai yang aku tinggalkan di laci nakas rumah.Aku sudah menandatangani bagian akhir surat perjanjian surat cerai itu.Dan aku juga meninggalkan sebuah catatan, di atasnya tertulis: Rendi, aku telah merelakanmu bersama Bella. Kita bercerai saja.Setelah melihat catatan itu, ibu Rendi langsung menamparnya dengan keras.Dengan tubuh yang gemetaran karena marah, ibu Rendi berkata, “Sudah kuduga, kamu pasti telah melakukan sesuatu yang menyakiti hati Kristin. Kalau nggak, dia nggak mungkin pergi begitu saja bersama anaknya dan sengaja menyembunyikan keberadaannya, hingga kami nggak bisa menemukannya!”Rendi meraba pipinya yang bengkak akibat tamparan itu dan menjawab, “Ibu, aku pasti akan menemukan Kristin. Dia sedang mengandung, ngga akan bisa pergi jauh.”Mungkin perjanjian cerai dariku membuat Rendi berpikir bahwa aku sengaja meninggalkannya agar dia tid

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 7

    Rendi ada firasat bahwa polisi akan segera mencarinya.Jadi, dia harus segera menemukanku sebelum polisi menemuinya.Hari ini,Rendi bertemu dengan asistennya di laboratorium.Melihat Rendi, tiba-tiba asisten teringat sesuatu dan berkata, “Pak Rendi, beberapa waktu lalu, istrimu datang mengantarkan sup ayam untukmu. Tapi entah apa yang dia lihat, dia kemudian memberikan supnya padaku dan pergi.”“Aku meminum sup itu dan rasanya enak sekali,” lanjut asisten sambil menggaruk kepalanya. “Aku bahkan ingin menanyakan resepnya. Aku mau belajar memasaknya untuk pacarku.”Mendengar ucapan asisten itu.Rendi teringat kembali.Setelah pertengkaran hebat itu, aku sempat datang lagi ke laboratoriumnya. Hanya saja, saat itu dirinya sedang sibuk berbicara dengan Bella dan tidak memperdulikanku.Rendi segera membuka rekaman CCTV di laboratorium.Rekaman menunjukkan bahwa pada hari minggu malam, aku datang ke laboratorium untuk mencarinya.Pagi itu, dirinya sedang mengadakan rapat online.Setelah rapa

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 8

    Rendi dibawa ke kantor polisi.Mungkin karena dia sudah mempersiapkan diri, ketika diinterogasi oleh polisi, Rendi tidak gugup dalam menjawab.Namun, ketenangan Rendi tidak berarti Bella bisa bersikap setenang itu.Sehari setelah penangkapan Rendi, Bella juga ditangkap.Bella berusaha terlihat tidak bersalah dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.Lucu sekali, apakah dia benar-benar berpikir dengan berpura-pura tidak bersalah, dirinya bisa lolos dari hukuman di negara hukum seperti ini?Aku berada dalam keadaan roh.Jadi, aku dengan mudah mengetahui bagaimana polisi menginterogasi mereka berdua.Polisi terlebih dulu menekan Bella yang lebih lemah secara mental. Mereka memberitahunya bahwa Rendi sudah mengakui segalanya.Awalnya Bella tidak percaya, tetapi setelah polisi terus mendesaknya, tidak lama kemudian pertahanannya hancur.Sambil menangis, Bella berkata, “Tanya saja pada Rendi, dia tahu di mana jasadnya! Bukan aku, semuanya perbuatan Rendi! Dia yang membunuhnya! Aku ngg

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 9

    Kasus spesimen segera dibawa ke pengadilan.Rendi dijatuhi hukuman mati. Dia sangat terkejut dengan hasil seperti ini.Namun, dia ingin menemui Bella sekali lagi sebelum akhir hayatnya.Sayangnya, Bella yang dia cintai menolak untuk bertemu dengannya.Setelah mengetahui keinginannya, ibu Rendi marah dan bahkan menamparnya, memarahinya, “Sadarlah kamu, apa yang membuat wanita itu layak untuk kamu rindukan? Kristin begitu baik padamu, tapi kamu bahkan nggak menghargainya. Kamu malah terus memikirkan wanita licik itu … ““Selama kamu dipenjara, apakah Bella pernah datang menjengukmu?”“Dia bahkan nggak sudi dekat denganmu!”“Ketika kamu miskin dulu, apapun kondisimu, Kristin selalu setia padamu. Kalau Kristin masih ada di sini, dia pasti akan datang melihatmu. Sayang sekali, dia pergi karena dirimu! Dia nggak akan kembali lagi!” Mendengar kata-kata ibunya.Tatapan mata Rendi menjadi lesu.Dia bergumam namaku, “Kristin, Kristin … kamu di mana … aku sangat merindukanmu … “Akhirnya, Rendi

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 10

    Butuh satu hari satu malam,bagi Rendi untuk menerima kenyataan bahwa dirinya sendiri yang telah membunuh istri dan anaknya.Namun, begitu dirinya sadar, dirinya langsung melaporkan kepada polisi bahwa semua ini adalah ulah Bella.Bella adalah pelaku sebenarnya.Dirinya tidak bisa mati begitu saja tanpa kejelasan, dia harus membalaskan dendamku!Polisi bergerak cepat dan ketika Bella hendak melarikan diri ke luar negeri dengan pesawat, mereka menangkapnya di bandara.Kali ini, Rendi akhirnya bertemu dengan Bella.Tatapan mata Rendi sangat dalam dan merah, dia menatap tajam ke arah Bella.Jika tidak ada dinding kaca yang memisahkan mereka, Rendi mungkin sudah langsung menerkam dan menghabisi Bella.“Kenapa? Apa yang telah Kristin lakukan padamu? Dia bahkan sedang mengandung anakku, kenapa kamu tega membunuhnya? Kenapa?”Bella tahu bahwa dirinya tidak bisa lagi menutupi kebenarannya.Akhirnya dia mengakui semuanya dengan gamblang.Bella menjawab, “Kenapa? Tentu saja karena Kristin hamil!

Latest chapter

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 11

    Hanya dalam waktu semalam, rambut Rendi memutih dan dia tampak lebih tua sepuluh tahun.Namun, setelah kebenaran terungkap, polisi meminta pengadilan untuk meringankan hukuman. Rendi tidak dijatuhi hukuman mati, melainkan dihukum penjara selama dua puluh lima tahun.Sedangkan Bella dijatuhi hukuman mati.Ibu Rendi tidak bisa menerima hukuman penjara selama dua puluh lima tahun itu.Dan yang lebih tidak bisa diterimanya adalah bahwa Rendi telah membantu Bella menghancurkan jasadku dan membunuh darah keturunan Keluarga Amir.Ibu Rendi mencengkeram bahu Rendi sambil terus mempertanyakan, “Kenapa? Apa yang telah dilakukan Kristin padamu?”“Kenapa kamu tega melakukan ini!”Rendi seolah kehilangan akal sehat. Dia tak mendengar pertanyaan ibunya dan terus bergumam, “Kristin, kembalilah … kita mulai semuanya dari awal, ya?”Tidak.Jika ada kehidupan berikutnya, aku pasti tidak ingin bertemu dengannya lagi.Setelah Rendi dipenjara.Kesehatannya mulai memburuk.Setelah diperiksa oleh dokter, dia

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 10

    Butuh satu hari satu malam,bagi Rendi untuk menerima kenyataan bahwa dirinya sendiri yang telah membunuh istri dan anaknya.Namun, begitu dirinya sadar, dirinya langsung melaporkan kepada polisi bahwa semua ini adalah ulah Bella.Bella adalah pelaku sebenarnya.Dirinya tidak bisa mati begitu saja tanpa kejelasan, dia harus membalaskan dendamku!Polisi bergerak cepat dan ketika Bella hendak melarikan diri ke luar negeri dengan pesawat, mereka menangkapnya di bandara.Kali ini, Rendi akhirnya bertemu dengan Bella.Tatapan mata Rendi sangat dalam dan merah, dia menatap tajam ke arah Bella.Jika tidak ada dinding kaca yang memisahkan mereka, Rendi mungkin sudah langsung menerkam dan menghabisi Bella.“Kenapa? Apa yang telah Kristin lakukan padamu? Dia bahkan sedang mengandung anakku, kenapa kamu tega membunuhnya? Kenapa?”Bella tahu bahwa dirinya tidak bisa lagi menutupi kebenarannya.Akhirnya dia mengakui semuanya dengan gamblang.Bella menjawab, “Kenapa? Tentu saja karena Kristin hamil!

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 9

    Kasus spesimen segera dibawa ke pengadilan.Rendi dijatuhi hukuman mati. Dia sangat terkejut dengan hasil seperti ini.Namun, dia ingin menemui Bella sekali lagi sebelum akhir hayatnya.Sayangnya, Bella yang dia cintai menolak untuk bertemu dengannya.Setelah mengetahui keinginannya, ibu Rendi marah dan bahkan menamparnya, memarahinya, “Sadarlah kamu, apa yang membuat wanita itu layak untuk kamu rindukan? Kristin begitu baik padamu, tapi kamu bahkan nggak menghargainya. Kamu malah terus memikirkan wanita licik itu … ““Selama kamu dipenjara, apakah Bella pernah datang menjengukmu?”“Dia bahkan nggak sudi dekat denganmu!”“Ketika kamu miskin dulu, apapun kondisimu, Kristin selalu setia padamu. Kalau Kristin masih ada di sini, dia pasti akan datang melihatmu. Sayang sekali, dia pergi karena dirimu! Dia nggak akan kembali lagi!” Mendengar kata-kata ibunya.Tatapan mata Rendi menjadi lesu.Dia bergumam namaku, “Kristin, Kristin … kamu di mana … aku sangat merindukanmu … “Akhirnya, Rendi

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 8

    Rendi dibawa ke kantor polisi.Mungkin karena dia sudah mempersiapkan diri, ketika diinterogasi oleh polisi, Rendi tidak gugup dalam menjawab.Namun, ketenangan Rendi tidak berarti Bella bisa bersikap setenang itu.Sehari setelah penangkapan Rendi, Bella juga ditangkap.Bella berusaha terlihat tidak bersalah dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.Lucu sekali, apakah dia benar-benar berpikir dengan berpura-pura tidak bersalah, dirinya bisa lolos dari hukuman di negara hukum seperti ini?Aku berada dalam keadaan roh.Jadi, aku dengan mudah mengetahui bagaimana polisi menginterogasi mereka berdua.Polisi terlebih dulu menekan Bella yang lebih lemah secara mental. Mereka memberitahunya bahwa Rendi sudah mengakui segalanya.Awalnya Bella tidak percaya, tetapi setelah polisi terus mendesaknya, tidak lama kemudian pertahanannya hancur.Sambil menangis, Bella berkata, “Tanya saja pada Rendi, dia tahu di mana jasadnya! Bukan aku, semuanya perbuatan Rendi! Dia yang membunuhnya! Aku ngg

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 7

    Rendi ada firasat bahwa polisi akan segera mencarinya.Jadi, dia harus segera menemukanku sebelum polisi menemuinya.Hari ini,Rendi bertemu dengan asistennya di laboratorium.Melihat Rendi, tiba-tiba asisten teringat sesuatu dan berkata, “Pak Rendi, beberapa waktu lalu, istrimu datang mengantarkan sup ayam untukmu. Tapi entah apa yang dia lihat, dia kemudian memberikan supnya padaku dan pergi.”“Aku meminum sup itu dan rasanya enak sekali,” lanjut asisten sambil menggaruk kepalanya. “Aku bahkan ingin menanyakan resepnya. Aku mau belajar memasaknya untuk pacarku.”Mendengar ucapan asisten itu.Rendi teringat kembali.Setelah pertengkaran hebat itu, aku sempat datang lagi ke laboratoriumnya. Hanya saja, saat itu dirinya sedang sibuk berbicara dengan Bella dan tidak memperdulikanku.Rendi segera membuka rekaman CCTV di laboratorium.Rekaman menunjukkan bahwa pada hari minggu malam, aku datang ke laboratorium untuk mencarinya.Pagi itu, dirinya sedang mengadakan rapat online.Setelah rapa

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 6

    Penyelidikan polisi terhenti di sana.Hari demi hari, Rendi semakin gelisah.Namun, tiga hari kemudian, dia menemukan surat perjanjian cerai yang aku tinggalkan di laci nakas rumah.Aku sudah menandatangani bagian akhir surat perjanjian surat cerai itu.Dan aku juga meninggalkan sebuah catatan, di atasnya tertulis: Rendi, aku telah merelakanmu bersama Bella. Kita bercerai saja.Setelah melihat catatan itu, ibu Rendi langsung menamparnya dengan keras.Dengan tubuh yang gemetaran karena marah, ibu Rendi berkata, “Sudah kuduga, kamu pasti telah melakukan sesuatu yang menyakiti hati Kristin. Kalau nggak, dia nggak mungkin pergi begitu saja bersama anaknya dan sengaja menyembunyikan keberadaannya, hingga kami nggak bisa menemukannya!”Rendi meraba pipinya yang bengkak akibat tamparan itu dan menjawab, “Ibu, aku pasti akan menemukan Kristin. Dia sedang mengandung, ngga akan bisa pergi jauh.”Mungkin perjanjian cerai dariku membuat Rendi berpikir bahwa aku sengaja meninggalkannya agar dia tid

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 5

    Rendi pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilanganku.Polisi bertanya sudah berapa lama aku menghilang.Rendi teringat seragam kerja yang tertata di meja rias, lalu menjawab, “Mungkin sejak hari minggu dia sudah menghilang.”“Mungkin? Hari minggu? Sekarang sudah hari rabu, berarti sudah beberapa hari dia hilang. Kenapa baru melapor sekarang?”Pertanyaan polisi seperti peluru yang menembak langsung ke hati Rendi, kata demi kata menghantamnya.“Apa pakaian terakhir yang dia kenakan? Ke mana dia pergi?”Setiap kali polisi bertanya, Rendi hanya bisa menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu.Tentu saja Rendi tidak tahu.Karena sejak aku pergi dari rumah setelah bertengkar, Rendi tidak pernah mencariku.Setelah mengetahui aku menghilang, ibuku dan ibu Rendi segera datang ke kantor polisi juga.Berbeda dengan Rendi, mereka bisa memberikan lebih banyak informasi tentangku.“Terakhir aku melihat Kristin adalah hari sabtu. Aku terjatuh saat bangun tidur hari itu dan Kri

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 4

    Setelah semalaman tidak bisa tidur nyenyak, Rendi pergi ke kantor dengan kantong mata hitamnya.Di meja resepsionis, seorang karyawan magang yang masih muda menyerahkan sebuah kantong hadiah kepada Rendi.Rendi memandang bingung hadiah yang dibungkus dengan kertas berwarna biru muda itu.“Ini bukan untukmu, tapi untuk istrimu. Waktu itu aku melihat istrimu ingin membeli botol susu dari merek ini di mal, tapi waktu itu stoknya habis. Kemarin aku lihat ada barangnya, jadi aku beli saja sebagai hadiah untuk menyambut kelahiran bayi kalian!”Mendengar penjelasan karyawan magang itu, aku langsung teringat minggu lalu ketika berbelanja di mal dan mencari perlengkapan bayi, aku bertemu dengan karyawan magang itu.Dia sedang memilih hadiah untuk keponakannya yang baru lahir.Karena melihatku sedang memilih perlengkapan bayi, dia membagikan daftar barang yang dibuat kakak iparnya untukku.Aku tidak berharap Rendi akan membantuku membeli barang-barang ini, jadi aku memutuskan untuk mempersiapkan

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 3

    Setelah Rendi meninggalkan laboratorium, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat.Baru saja tiba di rumah, ibunya langsung menyambutnya dengan serangan pertanyaan,“Rendi, kamu bertengkar dengan Kristin?”Mendengar pertanyaan itu, Rendi langsung berasumsi bahwa aku mengadu pada ibunya. Dengan nada kesal, dia menjawab tidak ada.Namun, ibunya tidak percaya dan terus melanjutkan, “Kamu pasti membuat Kristin marah. Kalau nggak, kenapa sudah tiga hari dia nggak meneleponku? Setiap tahun di hari ini, Kristin selalu mengajakku dan mertuamu pergi untuk pemeriksaan di rumah sakit. Tapi hari ini, kami berdua sama sekali nggak bisa menghubunginya.”Saat itulah Rendi baru tahu bahwa aku selalu membawa kedua ibu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap tahun.“Nggak peduli apapun yang telah kamu lakukan pada Kristin, cepat pergi dan bujuk dia kembali. Kalau nggak, aku akan memutuskan hubunganku denganmu!”Mendengar ancaman ibunya, Rendi hanya bisa mengiyakannya.Dia kemudian berbalik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status