Share

Bab 4

Author: Jalita Haira
Setelah semalaman tidak bisa tidur nyenyak, Rendi pergi ke kantor dengan kantong mata hitamnya.

Di meja resepsionis, seorang karyawan magang yang masih muda menyerahkan sebuah kantong hadiah kepada Rendi.

Rendi memandang bingung hadiah yang dibungkus dengan kertas berwarna biru muda itu.

“Ini bukan untukmu, tapi untuk istrimu. Waktu itu aku melihat istrimu ingin membeli botol susu dari merek ini di mal, tapi waktu itu stoknya habis. Kemarin aku lihat ada barangnya, jadi aku beli saja sebagai hadiah untuk menyambut kelahiran bayi kalian!”

Mendengar penjelasan karyawan magang itu, aku langsung teringat minggu lalu ketika berbelanja di mal dan mencari perlengkapan bayi, aku bertemu dengan karyawan magang itu.

Dia sedang memilih hadiah untuk keponakannya yang baru lahir.

Karena melihatku sedang memilih perlengkapan bayi, dia membagikan daftar barang yang dibuat kakak iparnya untukku.

Aku tidak berharap Rendi akan membantuku membeli barang-barang ini, jadi aku memutuskan untuk mempersiapkan semua yang diperlukan selagi aku masih bisa membawa barang-barang, sebelum perutku semakin besar.

Rendi menerima hadiah itu dan berjalan menuju laboratorium.

Pikirannya terus terngiang-ngiang dengan kata-kata karyawan magang tadi.

Botol susu?

Hadiah kelahiran?

Rendi kemudian membuka ponselnya lagi untuk melihat apakah ada pesan dariku, tetapi tetap tidak ada.

Rendi mengira ini hanya kesalahpahaman dan mungkin aku membeli hadiah itu untuk orang lain.

Namun setelah berpikir keras, dia tidak bisa mengingat ada teman atau kerabat yang akan lahiran dalam waktu dekat.

Saat Rendi hampir saja meneleponku untuk menanyakannya, tiba-tiba dia mendapat telepon dari kurir.

“Rumahmu nggak ada orang? Ada beberapa paket besar, kami meletakkannya di depan pintu rumahmu ya!”

“Apa isinya?”

Tanya Rendi secara spontan.

“Tempat tidur bayi, mesin cuci baju bayi, semua perlengkapan bayi! Aku mengenali istrimu. Setengah bulan terakhir, semua paket yang dia beli isinya perlengkapan bayi. Selamat ya, kalian akan segera menjadi orang tua!”

Mendengar perkataan kurir, pikiran Rendi menjadi kacau balau.

Dia sulit menerima kenyataan bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah.

Dia berdiri di dekat jendela, memandang ke kejauhan untuk menenangkan diri. Setelah merasa sedikit lebih tenang, dia berbalik untuk mengambil ponselnya dan berniat meneleponku.

Namun begitu berbalik, matanya langsung tertuju pada toples yang ada di rak.

Dia teringat bahwa ada janin bayi di perut jasad yang dia otopsi hari itu.

Entah kenapa, tiba-tiba tubuh Rendi menjadi dingin. Dia mulai gemetar hebat. Pikiran buruk mulai memenuhi benaknya.

“Nggak! Nggak mungkin!”

Rendi menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran buruk itu.

Dengan tangan gemetar, dia menelan ludah dan mencoba meneleponku.

“Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif … “

Rendi terus bergumam bahwa ini tidak mungkin. Karena keperluan pekerjaan, aku tidak pernah mematikan ponselku.

Rendi terus mencoba beberapa kali, tetapi hasilnya tetap sama.

Rendi kemudian mencoba menelepon ibuku dan ibunya.

Namun, kedua nomor itu juga tidak bisa dihubungi.

Saat Rendi hendak menelepon atasanku, tiba-tiba dia menerima telepon dari atasanku.

“Selamat pagi, apakah kamu suami dari Ibu Kristin?”

“Iya benar, aku suaminya.”

Jantung Rendi berdebar kencang, perasaan tidak enak yang sejak tadi menghantuinya semakin menguat.

“Begini, Kristin sudah nggak masuk kerja selama seminggu ini. Kami juga nggak bisa menghubunginya. Kami khawatir ada sesuatu yang terjadi padanya, jadi kami menghubungimu untuk memastikan.”

Mendengar hal itu, nada suara Rendi yang tadinya tenang mulai panik, dia bertanya, “Kristin nggak masuk kerja?”

“Benar, sejak hari senin dia sudah nggak masuk kerja, ini sudah hari ketiga. Kami juga tahu bahwa dia sedang hamil, jadi kami mengira dia mungkin sedang pemeriksaan kehamilan dan lupa meminta izin.”

“Dia hamil?” tanya Rendi.

Mendengar kata-kata itu, ponsel Rendi jatuh ke lantai.

Suara benturan ponsel terdengar di seluruh ruangan. Tubuh Rendi gemetaran, dia langsung membungkuk untuk mengambil ponselnya. Saat kembali berdiri, matanya langsung tertuju pada toples berisi potongan jasad di depannya.
Comments (3)
goodnovel comment avatar
anik sriantiningsih
tak bisa di buka, percuma baca jg
goodnovel comment avatar
Lily Frans
tdk bisa d buka
goodnovel comment avatar
Syashasa Sheza
tdk bs dibuka spt cerpen yg lain ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 5

    Rendi pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilanganku.Polisi bertanya sudah berapa lama aku menghilang.Rendi teringat seragam kerja yang tertata di meja rias, lalu menjawab, “Mungkin sejak hari minggu dia sudah menghilang.”“Mungkin? Hari minggu? Sekarang sudah hari rabu, berarti sudah beberapa hari dia hilang. Kenapa baru melapor sekarang?”Pertanyaan polisi seperti peluru yang menembak langsung ke hati Rendi, kata demi kata menghantamnya.“Apa pakaian terakhir yang dia kenakan? Ke mana dia pergi?”Setiap kali polisi bertanya, Rendi hanya bisa menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu.Tentu saja Rendi tidak tahu.Karena sejak aku pergi dari rumah setelah bertengkar, Rendi tidak pernah mencariku.Setelah mengetahui aku menghilang, ibuku dan ibu Rendi segera datang ke kantor polisi juga.Berbeda dengan Rendi, mereka bisa memberikan lebih banyak informasi tentangku.“Terakhir aku melihat Kristin adalah hari sabtu. Aku terjatuh saat bangun tidur hari itu dan Kri

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 6

    Penyelidikan polisi terhenti di sana.Hari demi hari, Rendi semakin gelisah.Namun, tiga hari kemudian, dia menemukan surat perjanjian cerai yang aku tinggalkan di laci nakas rumah.Aku sudah menandatangani bagian akhir surat perjanjian surat cerai itu.Dan aku juga meninggalkan sebuah catatan, di atasnya tertulis: Rendi, aku telah merelakanmu bersama Bella. Kita bercerai saja.Setelah melihat catatan itu, ibu Rendi langsung menamparnya dengan keras.Dengan tubuh yang gemetaran karena marah, ibu Rendi berkata, “Sudah kuduga, kamu pasti telah melakukan sesuatu yang menyakiti hati Kristin. Kalau nggak, dia nggak mungkin pergi begitu saja bersama anaknya dan sengaja menyembunyikan keberadaannya, hingga kami nggak bisa menemukannya!”Rendi meraba pipinya yang bengkak akibat tamparan itu dan menjawab, “Ibu, aku pasti akan menemukan Kristin. Dia sedang mengandung, ngga akan bisa pergi jauh.”Mungkin perjanjian cerai dariku membuat Rendi berpikir bahwa aku sengaja meninggalkannya agar dia tid

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 7

    Rendi ada firasat bahwa polisi akan segera mencarinya.Jadi, dia harus segera menemukanku sebelum polisi menemuinya.Hari ini,Rendi bertemu dengan asistennya di laboratorium.Melihat Rendi, tiba-tiba asisten teringat sesuatu dan berkata, “Pak Rendi, beberapa waktu lalu, istrimu datang mengantarkan sup ayam untukmu. Tapi entah apa yang dia lihat, dia kemudian memberikan supnya padaku dan pergi.”“Aku meminum sup itu dan rasanya enak sekali,” lanjut asisten sambil menggaruk kepalanya. “Aku bahkan ingin menanyakan resepnya. Aku mau belajar memasaknya untuk pacarku.”Mendengar ucapan asisten itu.Rendi teringat kembali.Setelah pertengkaran hebat itu, aku sempat datang lagi ke laboratoriumnya. Hanya saja, saat itu dirinya sedang sibuk berbicara dengan Bella dan tidak memperdulikanku.Rendi segera membuka rekaman CCTV di laboratorium.Rekaman menunjukkan bahwa pada hari minggu malam, aku datang ke laboratorium untuk mencarinya.Pagi itu, dirinya sedang mengadakan rapat online.Setelah rapa

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 8

    Rendi dibawa ke kantor polisi.Mungkin karena dia sudah mempersiapkan diri, ketika diinterogasi oleh polisi, Rendi tidak gugup dalam menjawab.Namun, ketenangan Rendi tidak berarti Bella bisa bersikap setenang itu.Sehari setelah penangkapan Rendi, Bella juga ditangkap.Bella berusaha terlihat tidak bersalah dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.Lucu sekali, apakah dia benar-benar berpikir dengan berpura-pura tidak bersalah, dirinya bisa lolos dari hukuman di negara hukum seperti ini?Aku berada dalam keadaan roh.Jadi, aku dengan mudah mengetahui bagaimana polisi menginterogasi mereka berdua.Polisi terlebih dulu menekan Bella yang lebih lemah secara mental. Mereka memberitahunya bahwa Rendi sudah mengakui segalanya.Awalnya Bella tidak percaya, tetapi setelah polisi terus mendesaknya, tidak lama kemudian pertahanannya hancur.Sambil menangis, Bella berkata, “Tanya saja pada Rendi, dia tahu di mana jasadnya! Bukan aku, semuanya perbuatan Rendi! Dia yang membunuhnya! Aku ngg

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 9

    Kasus spesimen segera dibawa ke pengadilan.Rendi dijatuhi hukuman mati. Dia sangat terkejut dengan hasil seperti ini.Namun, dia ingin menemui Bella sekali lagi sebelum akhir hayatnya.Sayangnya, Bella yang dia cintai menolak untuk bertemu dengannya.Setelah mengetahui keinginannya, ibu Rendi marah dan bahkan menamparnya, memarahinya, “Sadarlah kamu, apa yang membuat wanita itu layak untuk kamu rindukan? Kristin begitu baik padamu, tapi kamu bahkan nggak menghargainya. Kamu malah terus memikirkan wanita licik itu … ““Selama kamu dipenjara, apakah Bella pernah datang menjengukmu?”“Dia bahkan nggak sudi dekat denganmu!”“Ketika kamu miskin dulu, apapun kondisimu, Kristin selalu setia padamu. Kalau Kristin masih ada di sini, dia pasti akan datang melihatmu. Sayang sekali, dia pergi karena dirimu! Dia nggak akan kembali lagi!” Mendengar kata-kata ibunya.Tatapan mata Rendi menjadi lesu.Dia bergumam namaku, “Kristin, Kristin … kamu di mana … aku sangat merindukanmu … “Akhirnya, Rendi

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 10

    Butuh satu hari satu malam,bagi Rendi untuk menerima kenyataan bahwa dirinya sendiri yang telah membunuh istri dan anaknya.Namun, begitu dirinya sadar, dirinya langsung melaporkan kepada polisi bahwa semua ini adalah ulah Bella.Bella adalah pelaku sebenarnya.Dirinya tidak bisa mati begitu saja tanpa kejelasan, dia harus membalaskan dendamku!Polisi bergerak cepat dan ketika Bella hendak melarikan diri ke luar negeri dengan pesawat, mereka menangkapnya di bandara.Kali ini, Rendi akhirnya bertemu dengan Bella.Tatapan mata Rendi sangat dalam dan merah, dia menatap tajam ke arah Bella.Jika tidak ada dinding kaca yang memisahkan mereka, Rendi mungkin sudah langsung menerkam dan menghabisi Bella.“Kenapa? Apa yang telah Kristin lakukan padamu? Dia bahkan sedang mengandung anakku, kenapa kamu tega membunuhnya? Kenapa?”Bella tahu bahwa dirinya tidak bisa lagi menutupi kebenarannya.Akhirnya dia mengakui semuanya dengan gamblang.Bella menjawab, “Kenapa? Tentu saja karena Kristin hamil!

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 11

    Hanya dalam waktu semalam, rambut Rendi memutih dan dia tampak lebih tua sepuluh tahun.Namun, setelah kebenaran terungkap, polisi meminta pengadilan untuk meringankan hukuman. Rendi tidak dijatuhi hukuman mati, melainkan dihukum penjara selama dua puluh lima tahun.Sedangkan Bella dijatuhi hukuman mati.Ibu Rendi tidak bisa menerima hukuman penjara selama dua puluh lima tahun itu.Dan yang lebih tidak bisa diterimanya adalah bahwa Rendi telah membantu Bella menghancurkan jasadku dan membunuh darah keturunan Keluarga Amir.Ibu Rendi mencengkeram bahu Rendi sambil terus mempertanyakan, “Kenapa? Apa yang telah dilakukan Kristin padamu?”“Kenapa kamu tega melakukan ini!”Rendi seolah kehilangan akal sehat. Dia tak mendengar pertanyaan ibunya dan terus bergumam, “Kristin, kembalilah … kita mulai semuanya dari awal, ya?”Tidak.Jika ada kehidupan berikutnya, aku pasti tidak ingin bertemu dengannya lagi.Setelah Rendi dipenjara.Kesehatannya mulai memburuk.Setelah diperiksa oleh dokter, dia

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 1

    Aku dalam wujud roh melayang di atas laboratorium, menyaksikan tubuhku terbaring telanjang bulat di hadapan Rendi Amir.Wajahku sudah hancur berantakan hingga tak bisa lagi dikenali.Kedua lenganku remuk menjadi daging cincang.Rendi berdiri di tempat, menghela napas panjang, lalu berbalik menatap Bella Berto yang berdiri di sebelahnya dengan wajah polos.“Kenapa kamu sekejam itu?”Mendengar perkataan Rendi, Bella menghela napas lega. Sepertinya Rendi tidak mengenali bahwa tubuh yang tergeletak di depannya adalah aku.“Rendi, kamu bisa membantuku, ‘kan?”Suara Bella terdengar begitu polos, membuat siapa pun ingin melindunginya.Tatapan Rendi menjadi tegas, seolah sedang mengambil keputusan besar. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Bella, aku akan melindungimu, akan melindungimu selamanya!”Usai bicara,Rendi mengenakan sarung tangan dan mulai membersihkan luka-luka di tubuhku.Kemudian memisahkan rambut dan lemak dari kulitkuAkhirnya, dia mengeluarkan pisau bedah, membedah pe

Latest chapter

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 11

    Hanya dalam waktu semalam, rambut Rendi memutih dan dia tampak lebih tua sepuluh tahun.Namun, setelah kebenaran terungkap, polisi meminta pengadilan untuk meringankan hukuman. Rendi tidak dijatuhi hukuman mati, melainkan dihukum penjara selama dua puluh lima tahun.Sedangkan Bella dijatuhi hukuman mati.Ibu Rendi tidak bisa menerima hukuman penjara selama dua puluh lima tahun itu.Dan yang lebih tidak bisa diterimanya adalah bahwa Rendi telah membantu Bella menghancurkan jasadku dan membunuh darah keturunan Keluarga Amir.Ibu Rendi mencengkeram bahu Rendi sambil terus mempertanyakan, “Kenapa? Apa yang telah dilakukan Kristin padamu?”“Kenapa kamu tega melakukan ini!”Rendi seolah kehilangan akal sehat. Dia tak mendengar pertanyaan ibunya dan terus bergumam, “Kristin, kembalilah … kita mulai semuanya dari awal, ya?”Tidak.Jika ada kehidupan berikutnya, aku pasti tidak ingin bertemu dengannya lagi.Setelah Rendi dipenjara.Kesehatannya mulai memburuk.Setelah diperiksa oleh dokter, dia

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 10

    Butuh satu hari satu malam,bagi Rendi untuk menerima kenyataan bahwa dirinya sendiri yang telah membunuh istri dan anaknya.Namun, begitu dirinya sadar, dirinya langsung melaporkan kepada polisi bahwa semua ini adalah ulah Bella.Bella adalah pelaku sebenarnya.Dirinya tidak bisa mati begitu saja tanpa kejelasan, dia harus membalaskan dendamku!Polisi bergerak cepat dan ketika Bella hendak melarikan diri ke luar negeri dengan pesawat, mereka menangkapnya di bandara.Kali ini, Rendi akhirnya bertemu dengan Bella.Tatapan mata Rendi sangat dalam dan merah, dia menatap tajam ke arah Bella.Jika tidak ada dinding kaca yang memisahkan mereka, Rendi mungkin sudah langsung menerkam dan menghabisi Bella.“Kenapa? Apa yang telah Kristin lakukan padamu? Dia bahkan sedang mengandung anakku, kenapa kamu tega membunuhnya? Kenapa?”Bella tahu bahwa dirinya tidak bisa lagi menutupi kebenarannya.Akhirnya dia mengakui semuanya dengan gamblang.Bella menjawab, “Kenapa? Tentu saja karena Kristin hamil!

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 9

    Kasus spesimen segera dibawa ke pengadilan.Rendi dijatuhi hukuman mati. Dia sangat terkejut dengan hasil seperti ini.Namun, dia ingin menemui Bella sekali lagi sebelum akhir hayatnya.Sayangnya, Bella yang dia cintai menolak untuk bertemu dengannya.Setelah mengetahui keinginannya, ibu Rendi marah dan bahkan menamparnya, memarahinya, “Sadarlah kamu, apa yang membuat wanita itu layak untuk kamu rindukan? Kristin begitu baik padamu, tapi kamu bahkan nggak menghargainya. Kamu malah terus memikirkan wanita licik itu … ““Selama kamu dipenjara, apakah Bella pernah datang menjengukmu?”“Dia bahkan nggak sudi dekat denganmu!”“Ketika kamu miskin dulu, apapun kondisimu, Kristin selalu setia padamu. Kalau Kristin masih ada di sini, dia pasti akan datang melihatmu. Sayang sekali, dia pergi karena dirimu! Dia nggak akan kembali lagi!” Mendengar kata-kata ibunya.Tatapan mata Rendi menjadi lesu.Dia bergumam namaku, “Kristin, Kristin … kamu di mana … aku sangat merindukanmu … “Akhirnya, Rendi

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 8

    Rendi dibawa ke kantor polisi.Mungkin karena dia sudah mempersiapkan diri, ketika diinterogasi oleh polisi, Rendi tidak gugup dalam menjawab.Namun, ketenangan Rendi tidak berarti Bella bisa bersikap setenang itu.Sehari setelah penangkapan Rendi, Bella juga ditangkap.Bella berusaha terlihat tidak bersalah dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.Lucu sekali, apakah dia benar-benar berpikir dengan berpura-pura tidak bersalah, dirinya bisa lolos dari hukuman di negara hukum seperti ini?Aku berada dalam keadaan roh.Jadi, aku dengan mudah mengetahui bagaimana polisi menginterogasi mereka berdua.Polisi terlebih dulu menekan Bella yang lebih lemah secara mental. Mereka memberitahunya bahwa Rendi sudah mengakui segalanya.Awalnya Bella tidak percaya, tetapi setelah polisi terus mendesaknya, tidak lama kemudian pertahanannya hancur.Sambil menangis, Bella berkata, “Tanya saja pada Rendi, dia tahu di mana jasadnya! Bukan aku, semuanya perbuatan Rendi! Dia yang membunuhnya! Aku ngg

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 7

    Rendi ada firasat bahwa polisi akan segera mencarinya.Jadi, dia harus segera menemukanku sebelum polisi menemuinya.Hari ini,Rendi bertemu dengan asistennya di laboratorium.Melihat Rendi, tiba-tiba asisten teringat sesuatu dan berkata, “Pak Rendi, beberapa waktu lalu, istrimu datang mengantarkan sup ayam untukmu. Tapi entah apa yang dia lihat, dia kemudian memberikan supnya padaku dan pergi.”“Aku meminum sup itu dan rasanya enak sekali,” lanjut asisten sambil menggaruk kepalanya. “Aku bahkan ingin menanyakan resepnya. Aku mau belajar memasaknya untuk pacarku.”Mendengar ucapan asisten itu.Rendi teringat kembali.Setelah pertengkaran hebat itu, aku sempat datang lagi ke laboratoriumnya. Hanya saja, saat itu dirinya sedang sibuk berbicara dengan Bella dan tidak memperdulikanku.Rendi segera membuka rekaman CCTV di laboratorium.Rekaman menunjukkan bahwa pada hari minggu malam, aku datang ke laboratorium untuk mencarinya.Pagi itu, dirinya sedang mengadakan rapat online.Setelah rapa

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 6

    Penyelidikan polisi terhenti di sana.Hari demi hari, Rendi semakin gelisah.Namun, tiga hari kemudian, dia menemukan surat perjanjian cerai yang aku tinggalkan di laci nakas rumah.Aku sudah menandatangani bagian akhir surat perjanjian surat cerai itu.Dan aku juga meninggalkan sebuah catatan, di atasnya tertulis: Rendi, aku telah merelakanmu bersama Bella. Kita bercerai saja.Setelah melihat catatan itu, ibu Rendi langsung menamparnya dengan keras.Dengan tubuh yang gemetaran karena marah, ibu Rendi berkata, “Sudah kuduga, kamu pasti telah melakukan sesuatu yang menyakiti hati Kristin. Kalau nggak, dia nggak mungkin pergi begitu saja bersama anaknya dan sengaja menyembunyikan keberadaannya, hingga kami nggak bisa menemukannya!”Rendi meraba pipinya yang bengkak akibat tamparan itu dan menjawab, “Ibu, aku pasti akan menemukan Kristin. Dia sedang mengandung, ngga akan bisa pergi jauh.”Mungkin perjanjian cerai dariku membuat Rendi berpikir bahwa aku sengaja meninggalkannya agar dia tid

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 5

    Rendi pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilanganku.Polisi bertanya sudah berapa lama aku menghilang.Rendi teringat seragam kerja yang tertata di meja rias, lalu menjawab, “Mungkin sejak hari minggu dia sudah menghilang.”“Mungkin? Hari minggu? Sekarang sudah hari rabu, berarti sudah beberapa hari dia hilang. Kenapa baru melapor sekarang?”Pertanyaan polisi seperti peluru yang menembak langsung ke hati Rendi, kata demi kata menghantamnya.“Apa pakaian terakhir yang dia kenakan? Ke mana dia pergi?”Setiap kali polisi bertanya, Rendi hanya bisa menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu.Tentu saja Rendi tidak tahu.Karena sejak aku pergi dari rumah setelah bertengkar, Rendi tidak pernah mencariku.Setelah mengetahui aku menghilang, ibuku dan ibu Rendi segera datang ke kantor polisi juga.Berbeda dengan Rendi, mereka bisa memberikan lebih banyak informasi tentangku.“Terakhir aku melihat Kristin adalah hari sabtu. Aku terjatuh saat bangun tidur hari itu dan Kri

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 4

    Setelah semalaman tidak bisa tidur nyenyak, Rendi pergi ke kantor dengan kantong mata hitamnya.Di meja resepsionis, seorang karyawan magang yang masih muda menyerahkan sebuah kantong hadiah kepada Rendi.Rendi memandang bingung hadiah yang dibungkus dengan kertas berwarna biru muda itu.“Ini bukan untukmu, tapi untuk istrimu. Waktu itu aku melihat istrimu ingin membeli botol susu dari merek ini di mal, tapi waktu itu stoknya habis. Kemarin aku lihat ada barangnya, jadi aku beli saja sebagai hadiah untuk menyambut kelahiran bayi kalian!”Mendengar penjelasan karyawan magang itu, aku langsung teringat minggu lalu ketika berbelanja di mal dan mencari perlengkapan bayi, aku bertemu dengan karyawan magang itu.Dia sedang memilih hadiah untuk keponakannya yang baru lahir.Karena melihatku sedang memilih perlengkapan bayi, dia membagikan daftar barang yang dibuat kakak iparnya untukku.Aku tidak berharap Rendi akan membantuku membeli barang-barang ini, jadi aku memutuskan untuk mempersiapkan

  • Suamiku Mengawetkanku Jadi Spesimen   Bab 3

    Setelah Rendi meninggalkan laboratorium, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat.Baru saja tiba di rumah, ibunya langsung menyambutnya dengan serangan pertanyaan,“Rendi, kamu bertengkar dengan Kristin?”Mendengar pertanyaan itu, Rendi langsung berasumsi bahwa aku mengadu pada ibunya. Dengan nada kesal, dia menjawab tidak ada.Namun, ibunya tidak percaya dan terus melanjutkan, “Kamu pasti membuat Kristin marah. Kalau nggak, kenapa sudah tiga hari dia nggak meneleponku? Setiap tahun di hari ini, Kristin selalu mengajakku dan mertuamu pergi untuk pemeriksaan di rumah sakit. Tapi hari ini, kami berdua sama sekali nggak bisa menghubunginya.”Saat itulah Rendi baru tahu bahwa aku selalu membawa kedua ibu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap tahun.“Nggak peduli apapun yang telah kamu lakukan pada Kristin, cepat pergi dan bujuk dia kembali. Kalau nggak, aku akan memutuskan hubunganku denganmu!”Mendengar ancaman ibunya, Rendi hanya bisa mengiyakannya.Dia kemudian berbalik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status