haha dia pikir aku bodoh, diam diam saat Mas Ervan memasang sepatuku aku melihat ulah mertuaku lewat cctv rahasia di dapur yang tersambung ke tab milikku.Dia memasukkan tiga sendok makan garam, tiga sendok merica dan tiga sendok bubuk cabe. "Habiskan sayang," kataku sambil menyuapkan nasi itu ke mulut Mas Ervan yang ekspresi wajahnya kelihatan seperti makan racun.'Me***t, me***t lah lo,' kataku membatin."Kenapa Mas, haus?" kataku,ku raih gelas berisi jus tadi lalu ku minumkan ke Mas Ervan.Sempat ku lirik wajah kedua anak beranak itu yang pucat dan gelisah. Aku tahu Nina tadi memasukkan bubuk ke minumanku. Mungkin saat ibunya menggoreng nasi tadi dia keluar membeli obat pencuci perut, kebetulan di samping rumah ini ada apotik."Habiskan sayang," kataku setengah memaksa Mas Ervan menelan habis minumanya.Tak lama terdengar suara buang angin di iringi bau yang tak sedap dan Mas Ervan pun lari memegang perut."Makanya jangan macam macam denganku, kalian pikir aku bodoh sehingga tak
Pov ErvanTak menunggu lama dia sudah terkulai lemas di tempat tidur."Nina," kataku sedikit berteriak.Rasakan kau wanita s***n nanti bila kamu bangun, aku pastikan kamu sudah berada di pinggir jalan atau bahkan ke neraka dan hartamu akan jatuh ke tanganku.Haha..makanya jadi perempuan jangan songong.Ku perhatikan wajah perempuan s**n itu, cantik juga."Nina," kembali aku berteriak setelah cukup lama memanggil tapi dia tak datang. Entah apa yang di lakukannya."Apaan sih Mas, teriak teriak," Aku tersentak bukan main, jantungku serasa mau lompat mendengar suara itu. 'Apa ini hantunya,' aku membatin dan seketika bulu tengkukku berdiri"Hoyy bukannya jawab malah bengong," Sungguh jantungku sudah lompat lompat sekarang ini, dengan jantung yang terus berpacu tak karuan aku memberanikan diri menoleh ke belakang.Aku terkejut bukan main sampai terlonjak seiring jantung yang hendak lompat, Renata berdiri di belakangku.Aku lirik ke ranjang, memastikan ini benaran Dia dan bukan hantu."Re
"Tapi Ibu saya gak apa apa kan Dok?" tanya Mas Ervan. Dari ekspresinya kelihatan cemas dan tertekan.Dokter itu kemudian pelan pelan menjelaskan kedaan mertuaku."Ini semua karena kamu, dasar perempuan jahat," kata Nina memandang kearahku.Aku mengernyitkan alisku, apa pula aku yang di salahkan."Ibu pasti tertekan karena ulahmu yang memperlakukan kami seperti pembantu lalu dia tekanan batin lalu bunuh diri karena minum racun itu," kata Nina menatap tajam ke arahku. Hah lucu sekali dia."Halah, gitu aja kok tekanan batin, Lebai. Aku aja kalian siksa batin tiap hari, bahkan bertahun tahun juga ok ok aja. Makanya main tu yang jauhan biar gak sempit tu otak," kataku setengah mengejek mereka."Kurang ajar," kata Nina yang malah mengangkat tangannya ingin menampar namun dengan sigap ku tangkap tanganya."Heh, bocah songong, jangan macam macam kamu ya, masih untung aku mau membiayai pengobatan ibumu, kalau gak dengan apa kalian mau bayar biayanya hah?" kataku dengan menaikkan satu oktap.
egera aku menghampiri meja rias dan meraih benda itu. "Ceril," kataku sambil mengangkat ke atas saat Ceril menoleh ke arahku.Sama sepertiku Cerilpun tersenyum mengembang.Segera ku usap layar tablet dan masuk ke aplikasi galeri. Awas ya kalian, begitu aku dapat bukti, aku akan jebloskan kalian ke penjara.Aku pastikan kalian akan di hukum dengan jangka yang sangat lama.Ceril yang melihat aku memegang tablet milikku tersenyu mengembang dan segera mendekat ke arahku."Ketemu di mana?" tanya Ceril."Tu di situ," kataku menunjuk meja rias."Busyet dah ni nenek, kenapa lo gak bilang kalau letak di situ, capek gue nyari kemana mana," kata Ceril dengan memonyongkan bibirnya."Udah entar aja ngambeknya," kataku. Tanganku mulai mengusap layat tablet. Segera ku buka aplikasi galeri untuk mencari rekaman video Cctv milikku."Kok gak ada sih," gumamku lirih saat tak menemukan video yang aku cari."Kenapa?" tanya Ceril. "Video kemarin gak terekam," kataku sambil mengkerutkan keningku, merasa
Ya mau gimana lagi, kalau memang gak bisa ya ," aku berhenti sejenak."Ya apa?" tanya Dilan menatapku dengan mata elangnya. Mata yang membuat hati ini luluh seketika."Kita putus," kataku lirih. Ini sungguh berat bagiku tapi sungguh LDR bagiku bagaikan beban."Tapi aku tak mau putus dengau," Dilan memegang tanganku dan menatap penuh permohonan ," kita coba dulu," lanjut Dilan penuh harap.Aku menarik napas berat dan akirnya luluh juga pada keinginan Dilan.Walaupun awalnya kita tetap berhubungan namun seiring berjalannya waktu kita saling menjauh dan tak pernah ada lagi kabar dari Dilan namun begitu sampai sekarang kami tak pernah ada kata putus.flasback off"Kok lo gak bilang kalau Dilan udah balik?" tanyaku, ada perasaan yang aneh di hati ini. Entahlah mungkin cemburu."Gue gak sengaja ketemu di cafe waktu itu," jawab Ceril datar."oo," kataku singkat. Jujur masih ada yang mengganjal di hatiku, tak biasanya Ceril main rahasia rahasiaan denganku apalagi masalah Dilan."Eh gue haus n
"E ciye ciye gugup amat non," kata Ceril menggodaku.Sumpah mungkin pipiku sekarang ini sudah merah mirip tomat.Setelah agak lama kami menunggu akirnya lelaki yang kami tunggu datang juga. Sungguh jantungku bagai di pacu lebih cepat saat melihat lelaki berbadan atletis, bermisai tipis dan berahang tegas itu mendekat ke arah kami, rasanya mirip ABG yang pertama kali jatuh cinta. Apa ini rasanya CLBK, sadar Rena sadar!"Hai," sapa Dilan tersenyum padaku."Eh mm i- iya," kataku. ' yaelah pakai gugup lagi,' kataku membatin."Ciye ciye gugup nie," kata Ceril.Sungguh rasanya ingin ku gelitiki dia sampai puas, gak ada aklak memang, temanya gugup malah di ledekin.Dilan tersenyum, " Apa kabar?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya padaku.'Ya Tuhan kenapa badanku bergetar,' batinku.Ku sambut tangan Dilan, " alhamdulilah baik," jawabku berusaha setenang mungkin di hadapan Dilan.lelaki bermisai tipis itu kembali tersenyum dan ya Tuhan tolong, dadaku makin dag dig dug tak karuan, sejenak a
Ceril membuang napas kasar dan berdecak," padahal itu video kuncinya," kata Ceril."Ada apa sih?" tanya Dilan yang kelihatan bingung menatap kami."Nanti saja aku cerita," kata Ceril. Aku sempat melihat tangan Ceril menyentuh lembut tangan Dilan.Aku kembali fokus ke video selanjutnya di kamarku yang lebih membuat mataku membulat sempurna.Aku lihat Mas Ervan membongkar isi lemariku seperti mencari sesuatu."Eh dia nyari apa tu?" komen Ceril yang ikut melihat video itu."Sial kemana surat suratnya," kata Mas Ervan yang sempat terekam Cctv.Aku tak tahu surat apa yang Mas Ervan cari, mungkin sertifikat rumah atau BPKB mobilku yang satunya.Setelah lama mengacak ngacak lemariku aku melihat dia mengambil kotak perhiasanku dan menguras habis isinya.Napasku turun naik tak beraturan,detak jantungku berdenyut cepat, dadaku bergemuruh menahan emosi yang membuncah.Keterlaluan tak habis habisnya mereka merongrong hartaku. Kesabaranku sudah habis kali ini, aku harus mengusir mereka dari rumahk
ab13 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuKu Depak MerekaAku berjalan cepat menuju kamarku, ku keluarkan semua baju lelaki benalu b*****t itu dan ku masukkan ke dalam tas"Cukup sudah kalian merongrong hartaku, saatnya ku depak kalian ke jalanan," kataku penuh emosi.Ku seret tas berisi pakaian Mas Ervan yang sudah aku masukkan ke dalam travele back miliknya yang dua tahun yang lalu dia bawa kemari.Aku angkat dia dari pinggir jalan, dari karyawan biasa yang bekerja sebagai sales di pingggir jalan hingga menjadi direktur perusahaanku.Rumah keluaraganya yang hanya rumah petakan, aku bangun bak istana dan si Nina, ipar tak tahu diri itupun aku kuliahkan dia.Tiga tahun menikah aku benar benar memutar roda kehidupan mereka, dari si miskin menjadi si kaya dari terhina dan teraniaya menjadi orang yang di sanjung bergelimang harta. Tapi jangankan rasa terima kasih bahkan akupun dihina dan selalu di rendahkan, dibilang perawan tua gak laku, masih untung Ervan mau menikahiku dan enta