Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 72. Apakah Aku Mampu Bertahan Denganmu, Lagi?

Share

Bab 72. Apakah Aku Mampu Bertahan Denganmu, Lagi?

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-17 11:08:07

Kedua orang tua Evan pagi ini datang berkunjung ke kediaman Evan setelah mereka mendengar kabar bila Elizabeth sekarang tinggal bersama putra mereka lagi.

Di ruang tamu dalam rumah megah tersebut, kini Arshen dan Melody duduk berdua berhadapan dengan putra dan menantunya.

"Maafkan Papa, Elizabeth, Papa tidak sempat menjengukmu di rumah sakit kemarin," ujar Arshen menatap Elizabeth yang duduk di samping Evan.

Gadis cantik itu tersenyum lembut. "Papa tidak perlu meminta maaf, lagipula aku hanya kelelahan dan tidak enak badan saja, Pa," jawab Elizabeth.

Seperti biasa, Arshen selalu bersikap peduli dan perhatian pada Elizabeth seperti anaknya sendiri. Namun tidak dengan Melody yang terang-terangan enggan menatap wajah Elizabeth.

Entah sampai kapan Melody akan memperlakukan menantunya seperti musuh.

"Bagaimana perasaanmu, Elizabeth, apakah kau sudah lega bisa kembali di rumah putraku dan menjadi seorang Nyonya lagi?" tanya Melody dengan nada yang sangat sarkastik.

Elizabeth hanya ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ira siregar
harus nya Evan menyuruh orang memata² Clarisa, kumpulkan bukti untuk mendepak dia dari kehidupan nya untuk selamanya, dan buktikan ke melody klow Clarisa itu bukan wanita baik² seperti yang dia lihat
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
dasar nenek lampir...lemes banget mulutnya ...
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
wkwkwk iya kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 73. Akui Kekalahanmu, Clarisa!

    Elizabeth duduk menyendiri di sebuah kursi di dekat jendela dari siang hingga sore ini. Gadis itu berulang kali meringis dan sesekali dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Bahkan setelah dia meminum obat, rasa sakitnya belum juga mereda. "Hah... Sakitnya," keluhnya sembari menggigit bibir bawahnya menahan denyutan yang bertubi-tubi. Elizabeth perlahan berusaha bangkit dari duduknya, satu tangannya merayap mencari pegangan di dinding.Tak sengaja Evan yang berjalan melintas di depan ruangan keluarga, melihat Elizabeth yang kini terlihat sedang kesakitan. "Elizabeth!" Laki-laki itu bergegas cepat melangkah mendekati Elizabeth. Dengan pelan Evan meraih lengan istrinya dan menatapi wajah pucat Elizabeth dari dekat penuh kekhawatiran. "Kenapa? Kepalamu pusing lagi?" tanya Evan menyentuh kepala Istrinya. Elizabeth menggeleng dan mengelaknya. "Aku tidak papa, hanya pusing sedikit. Mungkin karena aku terlalu lama duduk." Berusaha untuk percaya diri, Elizabeth melepaskan cekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 74. Istriku, Yakinlah Padaku

    Tak biasanya Arshen datang mengunjunginya sore-sore begini. Laki-laki berambut putih dengan setelan formal itu juga mengatakan kalau dia hanya berkepentingan dengan Elizabeth seorang. Sampai akhirnya dia sudah berhadapan langsung dengan menantunya tersebut. "Apa yang ingin Papa sampaikan pada Elizabeth, Pa? Tadi Papa bilang ingin mengatakan hal yang penting," ujar gadis itu. "Papa ke sini untuk memberikan undangan ke pesta perayaan perusahaan Papa, kau bisa ikut datang bersama suamimu, besok malam," ujar Arshen menjelaskan tujuannya. "Pesta?" ulang Elizabeth dengan nada ragu. Papa mertuanya itu mengangguk. "Ya, datanglah dengan Evan." Mendengar nama pesta saja sudah membuat Elizabeth memikirkan hal yang tidak-tidak, apalagi kalau dia harus datang?Elizabeth diserang dilema hebat, bagaimana mungkin dia akan pergi ke pesta itu dan menunjukkan wajahnya di depan banyak orang setelah namanya rusak karena berita rekayasa perselingkuhannya dengan Daniel. Tidak bisa Elizabeth bayangkan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 75. Evander Melihat Kelicikan Clarisa

    Malam pesta pun tiba, Elizabeth datang bersama suami dan juga putranya di acara penting milik Papa mertuanya yang digelar di sebuah hotel. Dengan balutan gaun berwarna putih yang cantik dan elegan, Elizabeth berdiri di tengah pesta. Gadis itu menemani putranya yang sibuk memilih makanan, sedangkan Evan berbincang-bincang dengan tamu yang lain. "Apa kubilang, dia benar-benar datang, kan! Sungguh tidak tahu malu!" "Iya. Masih berani dia menunjukkan wajahnya di depan umum dengan bangga sebagai istri Tuan Evander Collin, setelah skandal perselingkuhannya." "Mama mertuanya saja tidak mau dekat dengannya. Nyonya Melody malah lebih akrab dengan mantan menantunya yang jauh lebih baik daripada menantunya yang sekarang!" Ocehan-ocehan pedas dan cemooh semua orang di pesta itu dapat dengan jelas Elizabeth dengar. Namun tidak mungkin baginya untuk berlari dan pergi dari hall pesta ini. Jangan sampai ia membuat suami dan keluarga Collin lebih malu lagi. "Mama, Mama kenapa?" tanya Exel, anak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 76. Peringatan Keras untuk Clarisa

    Kedatangan Arshen di apartemen Clarisa mengejutkan wanita muda itu. Perasaan aneh serta khawatir mulai menghantuinya saat ia berhadapan dengan laki-laki tua itu. Wajah Arshen juga tidak setenang biasanya. Dia menatap lurus dan tajam pada Clarisa seperti menatap seorang penjahat. "Sekarang katakan, apa yang sebenarnya kau inginkan, Clarisa?" tanya Arshen membuka suara. "A-apa maksud Om?" Clarisa berlagak sok polos dan tak tahu apa-apa. Kedua alis tebal laki-laki tua itu bertaut tajam. "Aku tidak buta, semalam aku memperhatikan dengan kedua mataku tentang apa yang kau lakukan pada Elizabeth!" Raut wajah Clarisa berubah pucat mendengar ungkapan Arshen yang begitu mengejutkannya. Seperti seorang penjahat yang tertangkap, Clarisa bungkam dan mulutnya terkunci rapat. Arshen menyergah napasnya panjang dan berdecak. "Istriku memang selalu ada di pihakmu, tapi bukan berarti aku juga mendukungmu, Clarisa. Kau... Kau sudah sangat keterlaluan!" "O-om... Saya minta maaf, saya tidak akan—"B

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 77. Berikan Evander Keturunan!

    Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dari hari ke hari, setelah Elizabeth kembali tinggal bersama sang suami, gadis itu sangat menikmati waktunya bersama dengan si kecil, Exel.Bahkan di hari Exel libur sekolah seperti sekarang, Elizabeth menyempatkan waktu mengajak putra kecilnya pergi jalan-jalan dan makan di sebuah restoran, hanya berdua saja. "Mama, kita duduk di sana, ayo Ma..." Exel menarik lengan Elizabeth dan mengajaknya memilih tempat di dekat jendela. Elizabeth hanya patuh dan mengikuti putranya. Exel sangat bersemangat hari ini, meskipun hanya berdua saja dengan Mamanya. "Ma, kenapa Papa tidak diajak?" tanya anak itu tiba-tiba. "Papa kan sedang sibuk, Sayang. Kapan-kapan kita bisa pergi dengan Papa juga," balas Elizabeth menatap lembut anaknya. Exel cemberut sejenak, namun dia kembali lagi tersenyum saat menatap wajah sang Mama. Setelah itu Elizabeth meraih buku menu dan memilih makanan yang Exel sukai. Namun tiba-tiba, Elizabeth tersentak saat Exel buru-buru turun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 78. Istriku, Aku Ingin Lebih Dekat Denganmu

    Evan hari ini benar-benar sibuk, hingga sore hari sekalipun dia belum juga kembali pulang ke rumah. Pintu ruangan CEO yang Evan tempati kini tiba-tiba terketuk. Muncul Jericho yang membukanya pelan. "Tuan, ada Nyonya besar ingin bertemu," ujar Jericho dengan wajah datar seperti biasa. "Ya, katakan pada Mama untuk langsung masuk," jawab Evan. "Baik Tuan." Evan menutup beberapa berkas dokumen di hadapannya, saat pintu terbuka lebih lebar menunjukkan kedatangan Melody yang melangkah anggun mendekati Evan. Di sana, Evan hanya diam melihat Mamanya ke kantor menemuinya secara langsung seperti ini bukanlah hal yang biasanya terjadi. "Ada perlu apa sampai Mama datang ke sini? Kenapa tidak menghubungiku saja?" tanya Evan beranjak dari duduknya. Melody yang baru saja duduk di sofa, wanita itu menatap Evan yang berjalan ke arahnya. "Mama ingin mengatakan hal yang penting padamu, tentang Elizabeth." Melody menekan nada suaranya saat dia menyebut nama Elizabeth. Kening Evan mengerut, lak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 79. Permintaan yang Berharga

    Keesokan harinya, Evan pulang dari kantor lebih awal. Laki-laki itu mendapatkan undangan makan malam bersama dengan rekannya di salah satu rumah makan di hotel bintang lima. Evan ingin mengajak istri dan anaknya menghadiri acara itu malam ini. Ia pun bergegas naik ke lantai dua dan membuka pintu kamarnya. "Oh Evan, kau baru sampai?" Elizabeth menyapanya seperti dulu-dulu. Laki-laki itu mengangguk, ia melepaskan tuxedo hitamnya sembari menutup pintu kamar dan berjalan mendekati istrinya. Elizabeth yang hendak meraih tuxedo hitam di tangan Evan, tiba-tiba lengannya lebih dulu ditarik oleh laki-laki itu. Dalam hitungan detik, kedua mata Elizabeth melebar saat satu kecupan mendarat di pipinya. "Selama sore," bisik Evan menatapnya dari jarak lebih dekat. Elizabeth menunduk kepalanya gugup, dia merasa tak biasa dengan sikap suaminya yang sekarang. "Ya... Selamat sore juga," balas Elizabeth tersenyum gugup.Gadis itu buru-buru meraih tuxedo hitam di tangan Evan dan berjalan mendekati

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 80. Aku Tempat Ternyamanmu

    Pagi ini, Elizabeth dihubungi oleh pelayan pribadi Melody yang memintanya untuk datang ke kediaman mertuanya. Elizabeth pun datang bersama sopir yang mengantarkannya untuk menemani Mama mertuanya mengobrol dan minum teh, di teras belakang rumah megahnya. "Tidak perlu canggung begitu, bukannya kau dulu sering menemaniku minum teh," ujar Melody meminta pelayanannya menuangkan teh untuk Elizabeth. "Oh... Ma-maaf Ma," ucap gadis itu meraih cangkirnya. Di teras yang dipenuhi dengan bunga dan tanaman hias, mereka duduk hanya berdua saja. Melody menghela napasnya panjang dan memperhatikan Exel yang bermain di taman dengan seekor anjing kecil berwarna putih kesayangannya."Exel nampak sangat menikmati hari-harinya saat bersamamu, Elizabeth," ujar Melody membuka percakapan. Elizabeth tersenyum tipis. "Iya Ma, dia juga sudah ceria seperti dulu lagi." Melody hanya mengangguk kecil, ia duduk menyilangkan satu kakinya dan masih terus memperhatikan cucunya. "Dia sudah besar, ingat kalau kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 425. (EXEL STORY) Menghabiskan Sisa Hidupku Bersamamu

    Hari sudah gelap, Exel berjalan sendirian di lorong rumah sakit. Laki-laki itu baru saja kembali dari kantornya malam ini. Setelah sore tadi Mamanya bilang akan pulang pukul tujuh malam, Exel pun tiba saat Mamanya baru saja bertemu dengannya di luar. Ia membawa sebuah buket bunga mawar merah untuk Hauri. Sejak siang, Exel tidak sabar ingin segera bertemu dengan gadis itu. Exel membuka pintu kamar rawat inap Hauri perlahan-lahan, di sana Hauri tampak langsung menatapnya. "Exel..," sapanya lirih. "Hai, Sayang. Selamat malam," balas Exel, ia tersenyum manis pada gadis itu. "Aku membelikan buket bunga untukmu. Kau bilang kau ingin bunga mawar," ujarnya. "Heem, terima kasih," ucap Hauri lirih. "Sama-sama." Exel mengecup pipi Hauri. Hauri menatap senang buket bunga yang Exel bawakan untuknya. Ia menghidu aroma wangi mawar merah itu dan menoleh pada Exel yang sedang melepaskan tuxedo hitamnya. "Exel, berapa lama lagi aku akan dirawat di sini?" tanya Hauri. "Aku sangat bosan. Aku tid

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 424. (EXEL STORY) Jangan Dulu Merasa Menang, Lafenia!

    Setelah sempat drop untuk kedua kalinya dia hari ini, Hauri benar-benar lemah. Bahkan ia banyak melamun dan diam saja sekalipun Elizabeth menjaganya seperti siang ini. Exel bercerita kalau Hauri sangat murung sejak dia kambuh terakhir kemarin. Hingga Elizabeth berniat mulai menjaga gadis itu."Sayang, Mama bawakan buah blueberry untuk Hauri. Kata Dokter William, buah blueberry ini sangat bagus untuk kesehatanmu, Nak," ujar Elizabeth membuka sebuah kotak makanan berukuran kecil. "Mama beli di mana? Segar-segar sekali seperti baru dipetik," ujar Hauri berbinar-binar. "Tidak tahu Paman James. Tadi Mama yang memintanya membelikan untuk Mama," jawab Elizabeth tersenyum. "Ayo dimakan. Mama kupaskan kulit buah apel dulu ya, Sayang..." Hauri hanya mengangguk patuh, gadis itu menatap Elizabeth dari samping. Dalam benaknya, Hauri terus bertanya-tanya, apakah benar keluarga ini begitu baik dan perhatian padanya hanya karena merasa kasihan saja?Tanpa sengaja Elizabeth menoleh dan menatap Hau

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 423. (EXEL STORY) Kemarahan Exel Pada Lafenia

    Hauri terpukul hebat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Lafenia. Bahkan Hauri membiarkan Lafenia pergi begitu saja beberapa detik yang lalu. Hauri membeku di atas ranjang rumah sakit dengan kehancuran yang ia rasakan saat ini. Satu fakta menyakitkan yang ia dengar membuatnya kehilangan harapan untuk segala hal dalam hidupnya. Isak tangisannya terdengar begitu jelas, gadis itu menutup wajahnya dengan selimut dan berbaring dengan tangisan kuat. "Kenapa? Kenapa mereka tidak mengatakan dari awal padaku ... kenapa?" tangis Hauri dengan pilu. Sakit yang Hauri rasakan di tubuhnya rasanya tidak sebanding dengan sakitnya kenyataan yang ia terima. Dunianya bagai runtuh seketika saat ia tahu, usianya tidak panjang lagi!Pintu kamar inap Hauri tiba-tiba terbuka, seorang suster kaget melihat Hauri menangis di sana dengan begitu ilu dan histeris. "Ya Tuhan! Nona, apa yang terjadi? Nona kenapa?" tanya suster itu terkejut. "Nona...!" Hauri menggeleng-gelengkan kepalanya, ia terbatuk-b

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 422. (EXEL STORY) Usiamu Tidak Lebih Dari Lima Tahun, Hauri!

    Setelah berjam-jam Hauri sendirian di dalam kamar inapnya. Barulah Exel datang saat jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Namun, kedatangan Exel kali ini membuat Hauri terkejut karena dia mengajak Lafenia untuk ikut bersamanya. Wanita cantik itu membawa keranjang berisi buah-buahan. "Sayang, maaf aku tadi tidak sempat bilang padamu kalau aku akan ke kantor lebih dulu. Aku buru-buru," ujar Exel sembari duduk di samping Hauri. Gadis itu tersenyum manis. "Tidak papa, Exel. Aku berani sendirian..." Pandangan Hauri tertuju pada Lafenia yang kini tersenyum sambil berdiri di belakang Exel. Exel mengikuti arah pandang mata Hauri saat ini. Laki-laki itu menoleh sekilas pada Lafenia. "Oh ya, aku mengajak Lafenia. Dia tadi memang ingin ikut dan sekalian menjengukmu," jawab Exel tersenyum sembari mengusap pipi Hauri. "Iya Hauri. Maaf ya, aku tidak tahu kalau kau sedang tidak enak badan. Jadi ... aku memutuskan untuk menjengukmu." "Terima kasih atas kebaikanmu, Lafenia," uc

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 421. (EXEL ROMAN) Wanita Serigala Berbulu Domba

    Pauline masih menemani Hauri selama dua jam lamanya dan Exel juga belum kembali hingga detik ini. Sesekali Pauline menatap jam dinding, karena beberapa menit lagi ia harus segera pergi ke kampus.Ekspresinya yang cemas membuat Hauri mudah menebaknya. "Pauline, apa kau tidak ke kampus? Ini sudah jam delapan," ujar Hauri. "Ta-tapi nanti Kakak sendirian. Kalau terjadi apa-apa dengan Kakak, bagaimana?" Pauline memasang wajah sedih. "Aku tidak usah masuk saja, Kak. Tapi nanti Kakak jangan bilang-bilang ke Papa dan Mama, ya, nanti Pauline dimarah—""Ekhem...!" Suara deheman keras dari arah sofa membuat dua gadis itu menatap ke arah Arthur. Raut wajah Pauline menjadi amat masan. "Kalau Kak Hauri aku yakin tidak akan mengadu. Tapi si batu karang itu pasti akan mengadu ke Papa! Dia memang manusia paling menyebalkan!" omel Pauline. Hauri tersenyum hangat mengusap punggung Pauline. "Lebih baik Pauline pergi ke kampus sekarang. Kakak tidak papa sendirian di sini. Setelah ini pasti Kak Exel

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 420. (EXEL STORY) Hauri Adalah Prioritas Utama Exel

    Setelah semalam penuh Exel menemani Hauri di rumah sakit, pagi ini laki-laki itu tertidur dengan posisi duduk sembari menggenggam telapak tangan Hauri. Sedangkan Hauri tidak tidur sama sekali, dia tidak bisa tidur atau bahkan memejamkan kedua matanya. 'Kasihan Exel, pasti punggungnya sakit,' batin Hauri mengulurkan tangannya mengusap punggung Exel dengan lembut. Kegiatannya terhenti saat ia mendengar suara getaran ponsel milik Exel di atas meja. Hauri meraih ponsel hitam itu dan melihat nama Lafenia di sana. "Lafenia," gumam Hauri ragu-ragu ia menjawab panggilan itu, namun Hauri tetap menjawabnya dan tidak berbicara lebih dulu. "Halo Exel, hari ini mobilku masih tidak bisa. Bisa tidak kau mampir lewat depan rumahku dan kita berangkat bersama?" kata Lafenia di balik panggilan itu. "Jam sembilan nanti kan kita ada meeting, aku juga ingin mengajakmu makan siang bersama di cafe favorit kita ... halo, Exel? Kau masih ada di sana, kan?" Hauri meremas pelan ponsel di tangannya. "A-anu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 419. (EXEL STORY) Apa yang Membuat Hauri Berpikir Seperti ini?

    Setelah melepaskan kemejanya yang kotor terkena darah dari hidung Hauri, Exel menggantinya dengan sweater hitam yang Jericho belikan untuknya. Malam ini, Exel berjaga di rumah sakit untuk menemani Hauri yang belum sadar sejak pingsan beberapa jam lalu. Exel sendirian di dalam ruangan di mana Hauri masih terbaring dengan kedua mata terpejam. Mama dan Papanya terpaksa pulang karena mereka besok memiliki urusan yang sangat penting. Menatap kekasihnya membuat Exel merasa sedih dan kasihan. Ia meraih tangan Hauri dan menggenggamnya dengan hangat. "Sayang ... segeralah bangun, aku sangat mencemaskanmu, Hau," lirih Exel meletakkan satu telapak tangan Hauri di pipinya. Sejak tadi, Exel tidak beranjak sedikitpun. Ia masih setia berada di sana. Dokter mengatakan kalau Hauri pasti akan segera sadar dalam waktu yang cepat. Tapi, bagi Exel waktu tercepat adalah lima menit, bukan hingga berjam-jam, sama saja itu terlalu lama untuknya. "Andai kau tahu betapa aku sangat mencemaskanmu, Hauri...

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 418. (EXEL STORY) Dari Mana Lafenia Tahu Semuanya?

    Di tengah acara pesta, Hauri menyempatkan dirinya ke kamar kecil karena ia ingin mencuci tangannya yang terasa lengket. Ditemani oleh Exel, Hauri masuk ke kamar kecil. Sedangkan Exel menunggu di luar sana. Saat Hauri melepaskan sarung tangannya, gadis itu mulai membasuh telapak tangannya dengan air dingin perlahan-lahan. "Hmm, yang baru saja diperkenalkan sebagai anggota baru Keluarga Collin, kelihatannya bangga dan sedikit norak, ya?" Suara itu terdengar dingin dan penuh sindiran. Hauri mengangkat wajahnya menatap cermin besar di hadapannya. Dapat ia lihat kalau ada Lafenia di belakangnya saat ini.Hauri lantas menoleh dan menatapnya dengan tatapan bingung. "Apa maksudmu mengatakan itu, Laf?" tanya Hauri bingung. Lafenia terkekeh pelan, ia membasuh tangannya pada wastafel di samping Hauri. "Tidak papa, aku hanya berbicara fakta." Lafenia menatap tajam ke arah Hauri. "Apa kau pikir kau pantas bersanding dengan Exel? Kau berusaha untuk tampil sempurna dan menutupi kekuranganmu,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 417. (EXEL STORY) Calon Menantu Keluarga Collin yang Beruntung

    Sebuah pesta meriah digelar oleh Keluarga Collin di sebuah hotel bintang lima milik Evan. Pesta itu dihadiri oleh kalangan masyarakat kelas atas. Hauri datang bersama dengan Exel, gadis itu tampak sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun panjang berwarna biru langit. Berjalan bersama Exel, bergandengan tangan tampak sangat serasi. Namun, untuk bergabung dengan banyak orang di dalam tempat itu, Hauri sangat tidak percaya diri. "Exel, aku malu..." Hauri mendongak menatap Exel dengan wajah ekspresi yang tak yakin. Ia bahkan menghentikan langkahnya di depan pintu utama di mana para tamu masuk berganti ke dalam sana. "Malu kenapa, Sayang? Kau sangat cantik malam ini," ujar Exel merangkul hangat pundak Hauri. "Bukan itu. Tapi aku tidak pernah masuk ke dalam pesta, bergabung dengan orang-orang seperti ini ... aku tidak percaya diri, Exel. Apalagi keluargaku juga tidak ada di sini," seru Hauri melingkarkan satu tangannya di tubuh belakang Exel. Exel mengusap pundak Hauri dan mencob

DMCA.com Protection Status