Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 288. Bantuan dari Daniel

Share

Bab 288. Bantuan dari Daniel

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-06 13:15:04

"Om Daniel mau kan, antarkan kita dan Mama pulang? Exel dan Adik Pauline capek jalan kaki…"

Exel mendongak menatap Daniel saat mereka hendak beranjak dari taman bermain.

Mendengar permintaan anak laki-laki itu, Daniel pun langsung terkekeh. Ia mengusap pucuk kepala Exel dengan gemas.

"Tentu saja, tumben sekali Exel ... biasanya Exel akan marah saat Mama dekat sama Om," ujar Daniel pada anak itu.

"Iya. Tapi kan sekarang karena Mama sedang membawa belanjaan, mengajak Exel dan Pauline, jadi kalau jalan kaki akan repot, Om," jelas anak itu.

Daniel terkekeh mendengarnya. "Oh ... seperti itu?"

Sementara Elizabeth hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja dengan tingkah Exel. Anak laki-laki itu mengajak adiknya masuk ke dalam mobil milik Daniel.

Mereka pun bergegas pergi, Daniel mengantarkan Elizabeth pulang ke rumahnya.

"Ma, nanti malam janji ya sama Exel dan Adik Pauline, kalau Mama mau telfon Papa," ujar Exel pada sang Mama. “Pokoknya Papa harus pulang! Papa kan tidak boleh lupa ha
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
syukurlah...dhanil kau mmang the best...
goodnovel comment avatar
Pus Nufus
yeeeeeay akhirnyaa...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 289. Kejutan Ulang Tahun Pernikahan

    Sejak siang, Elizabeth sibuk memasak dan membuat kue yang anak-anaknya minta. Seperti yang sudah Elizabeth rencanakan sejak semalam. Kalau suaminya sibuk, maka ia akan melaksanakan pesta kecil-kecilan dengan anaknya, Elizabeth bingung harus melakukan apalagi saat Exel dan Pauline rewel. "Semuanya sudah siap!" seru Elizabeth tersenyum manis menatap semua sajian di atas meja makan. Wanita itu menepuk kedua telapak tangannya dan menghela napasnya lega, dia melirik satu kursi yang harusnya ditempati Evan malam ini. Tapi apa boleh buat..."Aku juga sebenarnya tidak ingin mengadakan pesta seperti ini tampanmu, Evan," ucap lirih Elizabeth dengan wajah sendu. Tak ingin sedih berlama-lama, Elizabeth pun bergegas naik ke lantai dua, wanita itu melihat kedua buah hatinya yang tengah bermain di dalam kamarnya. "Sayang, jangan lompat-lompat di sana ya, nanti bisa jatuh dari atas sofa, Pauline..." Elizabeth memperhatikan putrinya. "Iya Mama..." Anak itu langsung turun dari berlarian lagi. Se

    Last Updated : 2024-11-06
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 290. Sebuah Hadiah, dan Pertemuan yang Mengejutkan

    Acara makan malam yang Elizabeth impikan sejak beberapa bulan lalu, merayakan ulang tahun pernikahannya dengan anak dan suaminya. Elizabeth merasa sangat bersyukur, setidaknya meskipun hal itu sangat sederhana, namun waktu yang Evan berikan untuknya sangatlah bermakna. "Sayang, masakanku tidak terlalu banyak, aku ... aku benar-benar tidak menduga kau akan pulang secepat ini," ujar Elizabeth pada Evan di sampingnya. "Tidak papa, ini saja sudah cukup untuk kita berempat," jawab Evan mengusap pucuk kepala Elizabeth. Senyuman yang terlukis indah di kedua sudut bibirnya, seolah bisa mengungkapkan betapa bangganya Evan pada Elizabeth. Laki-laki itu tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi Elizabeth dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih, untuk makan malam hari ini, Sayang," ucap Evan berbisik. Elizabeth mengangguk pelan dengan kedua pipinya yang merona. "Iya ... terima kasih juga sudah menyempatkan waktumu untukku." Tidak ada jawaban dari Evan, laki-laki itu melirik dua bu

    Last Updated : 2024-11-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 291. Jangan Anggap Elizabeth Lemah Seperti Dulu!

    Acara jalan-jalan menjadi sangat kacau saat Elizabeth melihat Tania. Dan gilanya, wanita itu berpura-pura tidak mengenalinya!Elizabeth sangat kesal dengan wanita itu. Bahkan dirinya sampai ditegur oleh rekan Evan, di sisi lain, memang Elizabeth yakin kalau wanita tadi, benar-benar Tania. "Beraninya dia berpura-pura tidak mengenaliku!" seru Elizabeth saat ia masuk ke dalam kamar dan melemparkan tasnya. “Dia pikir dia siapa?!”"Dasar wanita jahat, pembohong!" seru Elizabeth dengan wajah kesalnya, dia duduk di tepian ranjang. Evan memperhatikannya, laki-laki itu berjalan mendekati Elizabeth."Sayang..." Istrinya hanya diam dan meliriknya dengan wajah kesal. Tentu saja Elizabeth kesal, pasalnya Evan tidak mau membantunya mengatakan siapa Tania sebenarnya saat tadi berada di mall. "Kau sudah tahu semua ini, kan? Kau sudah mengetahui tentang Tania, sekalipun dia menjadi istri rekanmu?" tanya Elizabeth pada sang suami. Evan pun mengangguk. "Ya, Sayang. Kapan hari aku mengetahuinya, aku

    Last Updated : 2024-11-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 292. Datang Untuk Merendahkan!

    Mengetahui bahwa tamu yang datang ke butiknya adalah Tania, rasa kesal dan benci di hati Elizabeth semakin menjadi-jadi. Namun, hal itu tidak menghentikan Elizabeth untuk mendekatinya. Ia berjalan dengan elegan mendekati Tania. "Selamat pagi, Nyonya Tania," sapa Elizabeth tersenyum tipis dan ramah, seperti biasa.Tania menoleh, wanita itu melepaskan kacamata yang dia pakai."Selamat pagi, Nyonya Elizabeth Lawrence." Tania tersenyum manis. "Jadi ... butik ini milik Nyonya?" tanya wanita itu. "Bukannya sejak awal Anda tahu," jawab Elizabeth menekan kuat amarah yang meradang untuk tidak meluap-luap. "Asisten saya bilang, Anda ingin saya temani memilih-milih barang di butik saya? Mari, saya akan temani..." Elizabeth dengan anggun melangkah mendahului Tania dan menunjukkan beberapa model-model koleksi busana yang dibuat dan dipasarkan khusus di butiknya.Ia pun dengan sopan meminta Tania untuk memilih dengan senang hati. Tania pun melangkah memilih beberapa gaun musim semi yang sangat

    Last Updated : 2024-11-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 293. Kelicikan yang Disengaja

    Beberapa hari kemudian, Elizabeth kembali sibuk di butiknya. Karena Pauline sudah naik satu tingkat di sekolah, jadi gurunya pun meminta Elizabeth untuk tidak lagi menemani Pauline, agar Pauline bisa mandiri. Hal itu Elizabeth gunakan sebagai kesempatan untuk ke butik mengurus banyak pekerjaannya. Kini, Elizabeth pun sudah berada di butik dan bertemu dengan beberapa rekannya yang sibuk dengan pekerjaan di bagian masing-masing. "Semua bahan tekstil akan datang hari ini, aku meminta pada anak-anak untuk menunggu, Nyonya," ujar Sevia, dia adalah kepala bagian penjahit busana di sana, yang bagiannya berada di belakang. "Iya Sev, semua desain yang sudah diputuskan ada di Adelaide, ya," ujar Elizabeth meletakkan sebuah gulungan kecil kain kapas di atas meja. "Baik, Nyonya Elize..." Elizabeth tersenyum menatap beberapa pekerjanya yang sibuk, ada yang menjahit, menyetrika, dan banyak lagi lainnya. "Nyonya Elize, ditunggu Nona Adelaide dan Nona Annete di depan, katanya ada yang penting

    Last Updated : 2024-11-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 294. Tania yang Memulai Api

    Satu minggu telah berlalu..."Butik kita mengalami penurunan yang cukup banyak beberapa hari ini, Elize. Apa yang harus kita lakukan?" Adelaide menunjukkan beberapa berkas tentang keuangan butik Minggu ini yang mengalami penurunan drastis. Melihat data-data yang tercatat secara rinci, bahkan penjualannya pun juga sangat jauh menurun dari hari-hari biasanya. "Tidak bisanya menurun sampai sehabat ini," ucap Elizabeth, wanita itu terduduk sembari memegangi keningnya. "Ini lebih gila dari yang aku perkirakan." "Apa mungkin ini karena adanya dengan butik baru yang ada di depan butik kita menjadi pengaruh besar?" Sevia berucap, wanita berkulit sawo matang itu memperhatikan empat wanita di sampingnya, termasuk Elizabeth. "Tentu saja hal itu terjadi. Barang-barang yang mereka pasarkan hanya berbeda warna saja dengan kita, dan semua modelnya juga sama persis." Adelaide berdecak memukul pelan meja kayu di depannya. "Kurang kreatif sekali pemilik butik itu!" sinis Adelaide dengan kesalnya.

    Last Updated : 2024-11-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 295. Ini Bukan Kekalahanku, Tania!

    Setelah berhari-hari lamanya Elizabeth terpaku pada masalah yang ada pada pekerjaannya. Penurunan yang drastis, kemarahan pembeli, dan juga para pelanggan yang sering mengambil banyak barang di butiknya. Elizabeth sampai tidak bisa tidur nyenyak malam ini. Wanita itu gelisah dan terus memikirkan cara, juga hari esok. "Kepalaku sakit sekali," gumam Elizabeth memijit pelipisnya. Rasa sakit yang berdenyut membuat Elizabeth langsung beranjak dari tempat tidurnya. Wanita itu terdiam duduk di tepi ranjang, tertunduk memejamkan kedua matanya. Pergerakan ranjang yang pelan berhasil membangunkan Evan yang hampir saja terlelap dengan nyenyak. Laki-laki itu membuka kedua matanya dan melihat Elizabeth yang bangun, hanya duduk termenung diam memegangi kepalanya. "Sayang, kau kenapa?" tanya Evan, laki-laki itu mendekati istrinya. Telapak tangan Evan menyentuh lembut pucuk kepala Elizabeth. "Kau sakit, hem?" "Hanya pusing saja. Aku tidak bisa tidur," jawab Elizabeth dengan nada lemah. "Aku

    Last Updated : 2024-11-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 296. Keputusan yang Tepat untuk Sementara Waktu

    Setelah Elizabeth menemui Tania, wanita itu langsung kembali pulang ke rumahnya dan tidak ke butiknya lagi. Elizabeth merasakan tubuhnya yang amat lelah dan lemas, ia menyadari kondisi kesehatannya menurun, karena beberapa hari ini, Elizabeth banyak marah-marah dan sering tidak bisa tidur. Wanita itu pun kini duduk melamun di ruang keluarga yang berada di rumahnya. Sendirian menikmati sepi dan menenangkan diri. 'Apa yang Tania inginkan dariku? Kenapa tidak ada puas-puasnya dia terus menginginkan kejatuhanku setelah beberapa tahun lalu, dia juga menghancurkan kebahagiaan hidupku...' Elizabeth memejamkan kedua matanya dan alisnya mengerut dalam. Hingga tiba-tiba, terdengarnya suara klakson mobil di depan depan. Namun, Elizabeth masih tidak beranjak, dia tidak mood untuk menyambut Evan karena suasana hatinya yang benar-benar buruk. Di sisi lain, Evan yang baru saja turun dari mobil pun langsung disambut oleh kedua anaknya. Exel dan Pauline yang tengah bersama James di teras depan

    Last Updated : 2024-11-09

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 504. (PAULINE STORY) Sosok Papa untuk Alicia

    Hari sudah malam, Pauline tertidur nyenyak memeluk Alicia. Tetapi anak kecil itu belum juga terlelap. Alicia memeluk botol susunya dan diam menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil mengoceh sendiri. "Mama capek, Alicia nakal terus, jadi Mama bobo cepat-cepat..." Anak itu mengerucutkan bibirnya. "Alicia mau punya Papa yang baik, biar seperti Kakak kembar. Emmm, Papanya Alicia pergi jauh dibawa Tuhan," ocehnya dengan mata lebarnya yang mengerjap. Anak bertubuh mungil dengan balutan piyama hangat berwarna ungu muda itupun perlahan-lahan merangkak turun dari atas ranjang. Alicia berjalan membawa botol susunya dan keluar dari dalam kamar, setelah ia tahu pintu kamar tidak ditutup rapat. Dengan langkah kecilnya, anak itu berjalan menuruni anak tangga. "Aduh ... aduh ... anak tangganya sangat banyak. Alicia harus hati-hati. Satu, dua, satu, dua!" seru anak itu dengan suara mungilnya. Tampak di ruang tamu, beberapa orang laki-laki yang tengah berada di sana, sibuk membahas pekerja

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 503. (PAULINE STORY) Siapa Papanya Alicia?

    Napas Pauline tercekat saat ia melihat sosok Xander berdiri di depannya dengan ekspresi yang sama kagetnya dengan Pauline. Belum lagi Alicia yang kini memeluk kaku Xander dan anak itu berisik terus meminta gendong. "Om, itu Mamaku, ayo ... Alicia mau gendong. Katanya kalau bertemu Alicia mau digendong lagi! Ayoo, gendong!" pekik Alicia berjinjit-jinjit mengulurkan tangannya pada Xander.Lamunan Xander buyar karena anak itu, ia menunduk dan tersenyum pada Alicia. "Iya, Sayang..." Xander langsung menggendong Alicia dan mengangkat tubuh mungil itu dalam pelukannya sebelum ia berjalan mendekati Pauline yang masih diam membeku di tempatnya. Alicia tersenyum lebar memeluk leher Xander dan menyandarkan kepalanya di sana. "Om, Alicia kok tahu kalau Alicia di sini?" tanya anak itu. "Tentu saja Om tahu, Sayang," jawab Xander. Pauline mengerjapkan kedua matanya dan napasnya terengah tiba-tiba. Ia tercengang melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Sejak kapan Alicia dekat dengan Xand

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status