Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 292. Datang Untuk Merendahkan!

Share

Bab 292. Datang Untuk Merendahkan!

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 17:01:55

Mengetahui bahwa tamu yang datang ke butiknya adalah Tania, rasa kesal dan benci di hati Elizabeth semakin menjadi-jadi.

Namun, hal itu tidak menghentikan Elizabeth untuk mendekatinya. Ia berjalan dengan elegan mendekati Tania.

"Selamat pagi, Nyonya Tania," sapa Elizabeth tersenyum tipis dan ramah, seperti biasa.

Tania menoleh, wanita itu melepaskan kacamata yang dia pakai.

"Selamat pagi, Nyonya Elizabeth Lawrence." Tania tersenyum manis. "Jadi ... butik ini milik Nyonya?" tanya wanita itu.

"Bukannya sejak awal Anda tahu," jawab Elizabeth menekan kuat amarah yang meradang untuk tidak meluap-luap. "Asisten saya bilang, Anda ingin saya temani memilih-milih barang di butik saya? Mari, saya akan temani..."

Elizabeth dengan anggun melangkah mendahului Tania dan menunjukkan beberapa model-model koleksi busana yang dibuat dan dipasarkan khusus di butiknya.

Ia pun dengan sopan meminta Tania untuk memilih dengan senang hati.

Tania pun melangkah memilih beberapa gaun musim semi yang sangat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 293. Kelicikan yang Disengaja

    Beberapa hari kemudian, Elizabeth kembali sibuk di butiknya. Karena Pauline sudah naik satu tingkat di sekolah, jadi gurunya pun meminta Elizabeth untuk tidak lagi menemani Pauline, agar Pauline bisa mandiri. Hal itu Elizabeth gunakan sebagai kesempatan untuk ke butik mengurus banyak pekerjaannya. Kini, Elizabeth pun sudah berada di butik dan bertemu dengan beberapa rekannya yang sibuk dengan pekerjaan di bagian masing-masing. "Semua bahan tekstil akan datang hari ini, aku meminta pada anak-anak untuk menunggu, Nyonya," ujar Sevia, dia adalah kepala bagian penjahit busana di sana, yang bagiannya berada di belakang. "Iya Sev, semua desain yang sudah diputuskan ada di Adelaide, ya," ujar Elizabeth meletakkan sebuah gulungan kecil kain kapas di atas meja. "Baik, Nyonya Elize..." Elizabeth tersenyum menatap beberapa pekerjanya yang sibuk, ada yang menjahit, menyetrika, dan banyak lagi lainnya. "Nyonya Elize, ditunggu Nona Adelaide dan Nona Annete di depan, katanya ada yang penting

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 294. Tania yang Memulai Api

    Satu minggu telah berlalu..."Butik kita mengalami penurunan yang cukup banyak beberapa hari ini, Elize. Apa yang harus kita lakukan?" Adelaide menunjukkan beberapa berkas tentang keuangan butik Minggu ini yang mengalami penurunan drastis. Melihat data-data yang tercatat secara rinci, bahkan penjualannya pun juga sangat jauh menurun dari hari-hari biasanya. "Tidak bisanya menurun sampai sehabat ini," ucap Elizabeth, wanita itu terduduk sembari memegangi keningnya. "Ini lebih gila dari yang aku perkirakan." "Apa mungkin ini karena adanya dengan butik baru yang ada di depan butik kita menjadi pengaruh besar?" Sevia berucap, wanita berkulit sawo matang itu memperhatikan empat wanita di sampingnya, termasuk Elizabeth. "Tentu saja hal itu terjadi. Barang-barang yang mereka pasarkan hanya berbeda warna saja dengan kita, dan semua modelnya juga sama persis." Adelaide berdecak memukul pelan meja kayu di depannya. "Kurang kreatif sekali pemilik butik itu!" sinis Adelaide dengan kesalnya.

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 295. Ini Bukan Kekalahanku, Tania!

    Setelah berhari-hari lamanya Elizabeth terpaku pada masalah yang ada pada pekerjaannya. Penurunan yang drastis, kemarahan pembeli, dan juga para pelanggan yang sering mengambil banyak barang di butiknya. Elizabeth sampai tidak bisa tidur nyenyak malam ini. Wanita itu gelisah dan terus memikirkan cara, juga hari esok. "Kepalaku sakit sekali," gumam Elizabeth memijit pelipisnya. Rasa sakit yang berdenyut membuat Elizabeth langsung beranjak dari tempat tidurnya. Wanita itu terdiam duduk di tepi ranjang, tertunduk memejamkan kedua matanya. Pergerakan ranjang yang pelan berhasil membangunkan Evan yang hampir saja terlelap dengan nyenyak. Laki-laki itu membuka kedua matanya dan melihat Elizabeth yang bangun, hanya duduk termenung diam memegangi kepalanya. "Sayang, kau kenapa?" tanya Evan, laki-laki itu mendekati istrinya. Telapak tangan Evan menyentuh lembut pucuk kepala Elizabeth. "Kau sakit, hem?" "Hanya pusing saja. Aku tidak bisa tidur," jawab Elizabeth dengan nada lemah. "Aku

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 296. Keputusan yang Tepat untuk Sementara Waktu

    Setelah Elizabeth menemui Tania, wanita itu langsung kembali pulang ke rumahnya dan tidak ke butiknya lagi. Elizabeth merasakan tubuhnya yang amat lelah dan lemas, ia menyadari kondisi kesehatannya menurun, karena beberapa hari ini, Elizabeth banyak marah-marah dan sering tidak bisa tidur. Wanita itu pun kini duduk melamun di ruang keluarga yang berada di rumahnya. Sendirian menikmati sepi dan menenangkan diri. 'Apa yang Tania inginkan dariku? Kenapa tidak ada puas-puasnya dia terus menginginkan kejatuhanku setelah beberapa tahun lalu, dia juga menghancurkan kebahagiaan hidupku...' Elizabeth memejamkan kedua matanya dan alisnya mengerut dalam. Hingga tiba-tiba, terdengarnya suara klakson mobil di depan depan. Namun, Elizabeth masih tidak beranjak, dia tidak mood untuk menyambut Evan karena suasana hatinya yang benar-benar buruk. Di sisi lain, Evan yang baru saja turun dari mobil pun langsung disambut oleh kedua anaknya. Exel dan Pauline yang tengah bersama James di teras depan

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 297. Jangan Kau Pikir Elizabeth Akan Diam!

    Keputusan Elizabeth untuk menutup butiknya sementara pun sudah bulat. Dan Elizabeth kini kembali fokus mengurus anak dan juga meluangkan banyak waktu untuk membantu suaminya. Seperti sore ini, tampak Elizabeth dan Evan tengah menemani suaminya berada di sebuah hotel, untuk menghadiri sebuah acara pesta yang diselenggarakan oleh Kian. Atas keberhasilan proyek baru miliknya, laki-laki tua itu mengundang Evan dan Elizabeth untuk datang ke acaranya. "Apa kau yakin ingin datang ke pesta ini, Sayang?" tanya Elizabeth menoleh pada suaminya. "Heem, tentu saja. Kenapa memangnya?" tanya Evan menatap istrinya. Elizabeth menggeleng pelan dan tersenyum manis. "Tidak papa." Wanita itu sedikit merasa cemas. Bukankah Kian telah melakukan begitu banyak hal yang menyulitkan suaminya? Tapi mengapa Evan justru tampak sangat santai seolah tak terjadi apapun?Evan tersenyum. Laki-laki itu merangkul pundak Elizabeth sembari melangkah menuju tempat di mana pesta digelar. Seperti yang Evan tuturkan pada

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 298. Bersainglah Secara Sehat!

    Setelah dua minggu lamanya Elizabeth berusaha mencari cara membangkitkan butiknya. Hari ini, wanita itu mendapatkan kabar mengejutkan dari salah satu temannya. Pagi-pagi sekali, Adelaide sudah menghubungi Elizabeth dan memintanya untuk mendatangi sebuah rumah makan mewah pagi ini. Dan kedatangannya ditemani oleh Evan.Mereka berdua berjalan bersama menuju lantai dua rumah makan megah tersebut. "Itu Adelaide," ujar Evan menunjuk ke arah seorang wanita yang duduk sendirian."Elize!" pekik Adelaide melambaikan tangannya dengan wajah antusias. "Hai ... tumben sekali mengajakku bertemu di luar, biasanya kalau ada apa-apa kau juga langsung datang ke rumah," ujar Elizabeth pada rekannya tersebut. Adelaide hanya tersenyum manis hingga kedua matanya wajahnya terlihat berbinar-binar. Ekspresi itu membuat Elizabeth menyipitkan kedua matanya, pasti ada sesuatu yang baik, kini tengah dia sembunyikan. Pasalnya, kemarin saja dia masih gelisah saat menghubungi Elizabeth. "Hemm ... kau pasti memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 299. Wanita Itu Menyelinap Seperti Ular!

    Apa yang Elizabeth pikirkan tidak luput sama sekali, Tania sangat kebingungan dan cemas melihat butik Elizabeth yang kembali buka dan dalam masa perbaikan. 'Sialan Elizabeth, ternyata dia benar-benar hanya menutup sementara?! Jadi butik itu masih akan terus beroperasi?! Bagaimana bisa?' Tania mengepalkan kedua tangannya. "Rupanya dia tidak main-main dengan ucapannya kalau dia memang akan memperbaiki butiknya. Pantas saja dia terlihat tenang ... kali ini aku tidak akan membiarkan rencananya berjalan mulus!" seru wanita itu tak terima. Wanita itu berjalan kembali masuk ke dalam ruangannya. Di sana, ada asistennya yang selalu Tania tugaskan untuk mencari banyak informasi di luar. Tania berusaha mengorek tentang perkembangan butik milik Elizabeth, melalui asistennya. "Bagaimana, Lexy? Apa yang kau dapatkan?!" tanya Tania pada asistennya tersebut. Gadis berambut panjang bergelombang itu tertunduk dan dia menggaruk pelan tengkuk lehernya. "A-anu, Nyonya ... butik di depan kabarnya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 300. Pauline, Kenapa Merajuk?

    Pauline masih menunggu Mamanya datang menjemput, Tania pun juga sudah pergi sekitar sepuluh menit yang lalu. Tiga stik permen stroberi yang Tania belikan sudah habis. Dua temannya juga sudah pulang. Pauline kesal dengan Mamanya yang kini datang terlambat. Mobil hitam milik Elizabeth baru saja tiba setelah Pauline merasa ia ingin menangis karena terlalu lama menunggu Mamanya. "Ya ampun Sayang, sudah dari tadi ya, Nak? Maafkan Mama ya, Sayang ... Mama harus menunggu Kakak sampai selesai test," ujar Elizabeth mendekati Pauline yang menatapnya marah dan berkaca-kaca. "Mama nakal, tahu! Pauline capek tungguin di sini!" pekik anak itu merengek ingin menangis. "Sssttt ... maaf Sayang, maafkan Mama ya," bisik Elizabeth mengangkat tubuh mungil Pauline. "Ini Mama sudah datang. Ayo sekarang kita pulang, Mama akan suapi Pauline setelah sampai di rumah, setelah itu tidur siang dengan Mama." Anak itu merengkuh leher sang Mama dan menyandarkan kepalanya dengan sangat manja. Mereka pun masuk k

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 336. Momen Bahagia yang Akan Terus Kuingat

    Setelah putranya pulang, Evan pun juga kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat ia tinggalkan beberapa waktu yang lalu. Laki-laki itu sibuk dengan tumpukan berkas di ruangan kerjanya. Di sana, juga ada Jericho yang terlihat tengah mengotak-atik keyboard laptop miliknya. "Jer, bagaimana kabar Jeff dan Tania? Apa mereka benar-benar diamankan?" tanya Evan menatap ajudannya. Evan penasaran, pasalnya setelah kembali dari Munich dua hari yang lalu, Jericho tidak berbicara apapun. Laki-laki berbalut sweater cokelat gelap itu mengangguk. "Tuan jangan khawatir, seperti rencana kita sejak awal. Jeff sudah berhasil diringkus polisi dengan kasus penculikan, dan Tania..." Jeff menjeda ucapannya, laki-laki itu menutup laptopnya. "Kai yang mengawasi gerak-gerik Tania, Tuan. Kai bilang pada saya, kalau saat Tuan dan Nyonya pergi bersama Exel waktu itu, Tania masih menangis di sana hingga dua jam lamanya. Setelah itu, esok paginya, wanita itu pergi membawa koper dan entah ke mana dia pergi, t

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 335. Kembali ke Pelukan Mama dan Papa

    Selama perjalanan pulang, Elizabeth tidak melepaskan pelukannya dari Exel. Wanita itu menangis dalam diam antara senang bertemu dengan putranya lagi, di sisi lain Elizabeth juga ikut merasakan betapa patahnya hati Tania saat ini. Exel diam menyandarkan kepalanya dalam pelukan sang Mama. "Exel kangen dengan Mama, Sayang?" tanya Elizabeth mengusap rambut hitam anak itu. "Iya Ma. Exel kangen Mama," jawabnya. Elizabeth tersenyum manis, ia mengecup pucuk kepala Exel. Ekor mata Exel melirik Papanya yang kini menatapnya dan tersenyum mengusap punggung kecil Exel. "Tidak mau dipeluk Papa?" tawar Evan. "Nanti saja, Exel kangennya banyak sama Mama," jawab anak itu cemberut. Hal itu membuat Evan terkekeh, ia melepaskan mentel tebalnya dan menyelimutkan pada Exel dan Elizabeth. "Mama Clarisa merawat Exel dengan baik, kan, Sayang?" tanya Elizabeth lagi. "Heem. Exel yang nakal, Exel yang selalu minta pulang. Karena Exel pikir Mama Clarisa. Sama seperti dulu, tapi ternyata tidak ... apapun

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 334. Kasih Sayang Mama Kandung, dan Penyesalannya

    Tania kaget di sana ada Evan dan Elizabeth, terlebih lagi saat ini Exel sudah berada dalam pelukan Elizabeth. Wanita itu menatap ke arah Jeff dengan tatapan murka tanpa ampunan. Sedangkan Evan berusaha melindungi anak dan istrinya, dan Jericho tiba-tiba pergi dari sana. Kini tinggal satu ajudan Evan berdiri di depannya. "Jadi benar-benar kau yang menculik Exel?" Suara Evan membuat Tania menatapnya dengan tatapan marah. "Ya. Aku yang membawanya, karena aku sangat merindukan anakku, Evander!" seru Tania. Wanita itu kembali menoleh pada Jeff. "Dan kau ... apa yang kau lakukan?! Kenapa kau mengembalikan anakku pada mereka, Jeff!" teriak Tania. "Bukannya ini dulu rencanamu? Kau yang mengajakku untuk menculik Exel, lalu meminta tebusan pada Evander, begitu bukan?" Jeff terkekeh saat ia berhasil mengendalikan situasi. Tania menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, tidak … tidak seperti itu!" Wanita itu dengan murka merebut koper yang berada di tangan Jeff dan melemparkan ke arah Evan.

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 333. Kembalinya Exel ke Pelukan Elizabeth dan Evan

    Tania kembali ke tempat di mana ia meninggal Exel dan Jeff. Dengan membawa satu cup minuman cokelat hangat yang Exel minta, wanita nampak kebingungan tidak menemukan anaknya. "Exel ... Jeff? Ke mana mereka?" Tania menoleh ke kanan dan ke kiri. Tania menatap sekitar, tempat itu sangat ramai, namun dia tidak melihat keberadaan Jeff ataupun Exel sama sekali. "Ya Tuhan, ke mana anakku?!" Tania mengusap wajahnya frustrasi. Wanita itu menjatuhkan cup cokelat hangat yang ia beli dan berlari ke sana kemari mencari Exel. "Exel...! Kau di mana, Nak?!" pekik Tania mencari-cari. Semua orang menatap betapa bingungnya Tania saat ini. Hatinya begitu gelisah dan takut, khawatir bila terjadi sesuatu dengan anaknya.Sampai tiba-tiba langkah Tania terhenti dengan sendirinya. Wanita itu terdiam berpikir tentang Jeff dan permintaan laki-laki itu sebelumnya. Yaitu dengan kukuh menjadikan Exel sebagai alat untuk mendapatkan uang dari Evander seperti rencana mereka sejak awal. 'Tidak mungkin Jeff memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 332. Selamat Tinggal, Mama Clarisa

    Elizabeth dan Evan sudah sampai di Munich sejak beberapa jam yang lalu. Penculik Exel sudah mengirimkan pesan dengan jumlah uang yang dia minta pada Evan pagi tadi, sebelum jejaknya menghilang begitu saja tanpa bisa dilacak kembali. Evan dan Elizabeth pun memutuskan mencari tempat tinggal untuk sementara waktu, karena cuaca yang dingin, dan orang yang menculik Exel itu juga tidak jelas ingin bertemu kapan. "Apa dia tidak mengabari lagi?" tanya Evan mendekati Jericho yang duduk di sebuah sofa. "Belum Tuan. Tapi sepertinya orang itu tidak berbohong, jejak yang kami lacak dari nomornya, dia benar-benar berada di Munich," ujar Jericho menatap Evan. "Mungkin kita perlu bersabar hingga orang itu menghubungi kita lagi," sahut Elizabeth, dia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Evan menatap istrinya dan tersenyum tipis. "Kita akan bertemu dengan Exel, percayalah..." Anggukan kecil diberikan oleh Elizabeth. Wanita itu menatap ke arah luar dari dinding kaca tempat ia berada saat in

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 331. Tak Ingin Exel Dikembalikan

    Tidak biasanya Tania bangun dari tidurnya tidak mendapati Exel di sampingnya. Wanita itu langsung bergegas turun ke lantai satu. Pemandangan asing Tania lihat di sana, ia memperhatikan Exel yang tengah duduk bersama dengan Jeff di ruang keluarga. "Exel," sapa Tania berjalan ke arah mereka berdua. Exel pun menoleh, anak itu diam memeluk bantalan sofa dan ia menyandarkan punggungnya pada Jeff. "Aku mau di sini dengan Om Jeff!" seru Exel memasang wajah cemberut. Tania dengan ekspresi curiga, dia menatap Jeff lekat-lekat. "Kau tidak bicara macam-macam dengan anakku kan, Jeff?" tanya wanita itu. "Kau tanyakan sendiri pada anakmu ini, apa saja yang aku bicarakan dengannya. Exel hampir mati kebosanan karena kau masih belum bangun di jam segini!" jawab Jeff tanpa menatap Tania, laki-laki itu masih sibuk menatap televisi. Tanpa membalas lagi, Tania berjalan mendekati Exel. Wanita itu mengulurkan tangannya dan mengusap pucuk kepala Exel dengan lembut. "Ayo mandi dulu, Sayang. Setelah i

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 330. Kami Akan Menjemputmu, Exel

    Pagi di hari natal tahun ini, tidak seperti tahun natal kemarin-kemarin. Semua terasa hampa bagi Evan dan Elizabeth. Apalagi Elizabeth yang sekarang berdiam diri merenung sedih memikirkan putranya yang hilang. Bahkan semua orang di rumah itu, tidak ada yang menunjukkan ekspresi bahagianya. "Ini sudah minggu kedua, ke mana kau, Nak?" Arshen berdiri di depan jendela menatap ke arah luar. "Exel, Cucuku..." Evan yang duduk di sofa, dia merangkul istrinya yang memeluk boneka koala milik Exel. Elizabeth benar-benar stress memikirkan putranya dan ia selalu menghabiskan hari-harinya dengan menangis dan melamun. Namun, wanita itu juga masih mengurus Pauline dengan baik. "Apa tidak ada kabar dari luar kota?" tanya Melodi pada Evan. "Tidak ada, Ma. Setelah natal, aku akan mencoba melakukan penelusuran lagi di Munich," ujar Evan dengan wajah lelah. "Mendengar dari salah satu mantan karyawan di butik Tania, wanita itu bilang Tania sering berhubungan dengan seseorang yang tinggal di Munich."

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 329. Telepon dari Exel

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Exel sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Hari ini adalah tepat datangnya perayaan hari natal.Anak laki-laki itu perlahan melepaskan tangan Tania yang memeluknya. Ia menoleh ke belakang pada Tania yang memeluknya. Exel terdiam menatap wanita itu dengan lekat. Setiap hari, Tania sabar menjaga Exel sekalipun Exel kadang marah-marah, menuruti apapun yang Exel mau, dan dia selalu memeluk Exel setiap Exel tertidur. "Eumm ... Mama," lirih Exel sedih mengucapkan kata itu, nadanya pun sedikit ragu. Ia ingin menyentuh wajah Tania dengan jemarinya, namun Exel menarik kembali tangannya. 'Mamaku hanya Mama Elizabeth,' batin Exel menguatkan dirinya. Anak itu bergegas menyibakkan selimutnya dan turun dari atas ranjang. Exel berjalan membuka pintu balkon kamar itu dan berjalan keluar melihat seisi kota yang sangat meriah pagi ini. "Wahhh ... ramainya," lirih Exel berbinar-binar. "Bagus sekali..." Exel berdiri memperhatikan sekitar, banyak sekali anak-anak

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 328. Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya

    Malam ini, Exel tidur ditemani Tania. Anak laki-laki itu sudah menolaknya, namun Tania tetap kukuh berkata ingin menjaganya. Bahkan Tania tidak memberikan ruang bagi Exel untuk bermain sendirian, hingga anak itu tidak punya kesempatan bebas. Tania kini menyelimuti Exel dengan hangat, berbaring di sampingnya dan bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan. "Dulu, saat Exel masih bayi, Papa membelikan kalung untuk kita berdua. Exel tahu, kan?" tanya Tania pada Exel. "Tahu," jawab Exel singkat dan malas. "Tapi saat itu Mama harus pergi karena Mama ingin melanjutkan belajar, dan—""Tidak usah bercerita. Aku sudah tahu semuanya." Exel membalikkan badannya menatap Tania. "Terima kasih sudah pergi, karena dengan Tante Jahat pergi, aku bisa mengenal Mama Elizabeth yang mau merawatku sejak aku masih bayi, mau menemaniku bermain, dan mau menjadi Mama yang baik untukku!" Exel menarik napasnya panjang dan cepat sebelum anak itu kembali memunggungi Tania dan menutup sekujur tubuhnya dengan se

DMCA.com Protection Status