Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 300. Pauline, Kenapa Merajuk?

Share

Bab 300. Pauline, Kenapa Merajuk?

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-10 12:18:14

Pauline masih menunggu Mamanya datang menjemput, Tania pun juga sudah pergi sekitar sepuluh menit yang lalu.

Tiga stik permen stroberi yang Tania belikan sudah habis. Dua temannya juga sudah pulang. Pauline kesal dengan Mamanya yang kini datang terlambat.

Mobil hitam milik Elizabeth baru saja tiba setelah Pauline merasa ia ingin menangis karena terlalu lama menunggu Mamanya.

"Ya ampun Sayang, sudah dari tadi ya, Nak? Maafkan Mama ya, Sayang ... Mama harus menunggu Kakak sampai selesai test," ujar Elizabeth mendekati Pauline yang menatapnya marah dan berkaca-kaca.

"Mama nakal, tahu! Pauline capek tungguin di sini!" pekik anak itu merengek ingin menangis.

"Sssttt ... maaf Sayang, maafkan Mama ya," bisik Elizabeth mengangkat tubuh mungil Pauline. "Ini Mama sudah datang. Ayo sekarang kita pulang, Mama akan suapi Pauline setelah sampai di rumah, setelah itu tidur siang dengan Mama."

Anak itu merengkuh leher sang Mama dan menyandarkan kepalanya dengan sangat manja.

Mereka pun masuk k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
heeeeemmm.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 301. Keributan Pauline dan Exel

    Sikap Pauline menurun dari Elizabeth, hingga saat marah akan betah berlama-lama. Anak itu bahkan tidak takut untuk menyendiri dan tidak mau menyapa siapapun. Sejak siang hingga sore, Elizabeth membujuknya untuk makan dan bermain bersama Exel. Bahkan Elizabeth meminta James membelikan buku baru untuk Pauline. Tetapi putrinya, masih merajuk. "Ini bukunya sudah Mama belikan, sekarang tidak boleh marah-marah lagi ya, Sayang..." Elizabeth berucap lembut, sembari mengusap puncak kepala putri kecilnya. Pauline hanya mengangguk kecil, dia duduk di atas ranjang kamarnya. "Kalau begitu, sekarang Pauline tunggu di sini dulu. Mama ambilkan makan, mama suapi." "Pakai daging sapi panggang, Ma!" seru anak itu mendongak menatap Mamanya. "Baiklah. Tunggu sebentar, Sayang. Jangan ke mana-mana..." Elizabeth melangkah keluar dari dalam kamar. Wanita itu melihat ada Exel yang berdiri di balik pintu dan dia nampak ingin masuk ke dalam kamar. Namun, Elizabeth menyadari kalau Exel pasti was-was setel

    Last Updated : 2024-11-10
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 302. Kecurigaan yang Tak Pernah Salah

    Exel duduk di teras depan paviliun milik Jericho. Diam di sana menangis tertunduk ditemani oleh Jericho dan James. Kedua ajudan Papanya itu mencoba untuk bertanya, apa yang membuat anak laki-laki itu menangis hingga sampai sesenggukan seperti ini. "Ada apa Tuan Kecil? Kenapa menangis seperti ini?" tanya James mengusap pucuk kepala Exel. Jericho menundukkan kepalanya merangkul Exel. "Dimarahi Papa?" tanya laki-laki itu. Exel menggelengkan kepalanya kuat dan ia memeluk Jericho dengan erat. Dari semua orang di dekatnya, selain orang tuanya, sejak kecil, hanya Jericho orang yang paling dekat dengannya. "Kalau begitu kenapa menangis? Masa iya, bertengkar dengan Adik Pauline sampai menangis? Wahh ... payah sekali," ledek Jericho terkekeh gemas.Sampai akhirnya Evan muncul di sana, laki-laki itu berjalan melewati teras belakang menuju ke arah paviliun di mana James dan Jericho sedang berada di sana menemani Exel. Evan mendekati putranya dengan wajah cemas. Hal ini menjadi tanda tanya b

    Last Updated : 2024-11-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 303. Membuatmu Jera!

    Keesokan harinya, seperti yang telah Tania janjikan pada Pauline, ia kembali mendatangi anak itu di sekolahnya. Kali ini, Tania membawakan banyak makanan manis dan buah stroberi kesukaan Pauline. Tania sengaja datang lebih awal, setelah ia memperhatikan di butik Elizabeth tadi sangat sibuk dengan persiapannya. Hingga Tania menjadikan waktu ini sebagai bersenang-senang dengan Pauline. "Lihat Sayang, Tante bawakan es krim juga untuk Pauline," ujar Tania menunjukkan beberapa cup es krim. "Wahh ... Pauline suka!" pekik anak itu berseri-seri. Tania mengusap pipi gembil Pauline dengan lembut. Dan ia menatap beberapa orang di sekitarnya. Dengan penampilannya yang glamor, orang-orang sekitarnya mungkin akan mengira Tania adalah kerabat dekat dari kedua orang tua Pauline. Apalagi Pauline yang terlihat begitu akrab dan dekat dengan Tania. "Mama belum menjemputmu, Sayang?" "Belum, Mama sibuk di butik, Tante," jawab Pauline masih sibuk memakan buah stroberinya. Sebelum tiba-tiba Pauline m

    Last Updated : 2024-11-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 304. Penjelasan yang Begitu Hangat

    Evan dan Elizabeth membawa putrinya pulang. Rupanya, ketakutan Elizabeth pun terbukti kalau Tania diam-diam mendatangi Pauline ke sekolahnya. Kini setelah sampai di rumah, Elizabeth langsung membawa Pauline ke dalam kamarnya saat itu juga, diikuti oleh Evan di belakangnya. "Sayang ... ya ampun, Nak," lirih Elizabeth menekuk kedua lututnya di hadapan Pauline dan menatapnya dengan dalam. "Kenapa Pauline tidak bilang pada Mama kalau Pauline bertemu dengan Bibi Tania? Kenapa Pauline diam saja?" tanya Elizabeth mengusap wajah mungil putrinya. Pauline tertunduk memainkan tali pita dress yang Elizabeth pakai. "Tante Tania bilang, Pauline tidak boleh bilang-bilang sama Mama dan Papa kalau bertemu. Terus ... Tante Tania bilang kalau Kakak Exel bukan anaknya Mama, Kakak Exel itu tidak punya Mama karena Mamanya pergi tidak tahu ke mana, dan—""Sayang..." Elizabeth menyela ucapan Pauline cepat. Dengan pelan Elizabeth menggenggam lembut kedua tangan Pauline. "Pauline dengarkan Mama, asal Pau

    Last Updated : 2024-11-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 305. Kemarahan Besar Exel, Pada Tania

    Tania meradang saat dipermalukan oleh Evan kemarin di depan sekolah Pauline. Semua orang menatap Tania layaknya seorang penjahat yang sedang tertangkap basah. Dia sama sekali tidak berkutik selain pergi dengan rasa malu. Tania hanya bisa uring-uringan sendiri di dalam ruang kerjanya saat ini. "Bagaimana mungkin aku kalah dari mereka?! Tidak ... tidak, aku tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia, sementara aku menderita di dalam penjara bertahun-tahun karena Evan dan Elizabeth!" geram Tania meremas sebuah kertas di meja. Wanita itu terduduk di kursi kerjanya dan mengusap wajahnya pelan. Sejak kemarin, Tania memendam kesal karena kejadian itu. "Apa yang harus aku lakukan sekarang, ayolah ... berpikir Tania! Berpikirlah!" Tania menundukkan kepalanya dengan tangan menyentuh kening. Wanita itu terdiam berpikir keras selama beberapa detik lamanya. Sampai akhirnya Tania membuka kedua matanya yang terpejam setelah dia menemukan sesuatu yang tiba-tiba terlintas dalam benaknya. "Exel a

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 306. Kepemilikan dan Hak

    Evan dan Elizabeth datang ke sekolah Exel saat pihak sekolah menghubunginya beberapa menit yang lalu saat Exel mengamuk. Kedua orang itu turun dari dalam mobil dan berjalan terburu-buru ke sebuah ruangan, sesampainya di sana, Evan melihat Exel duduk ditemani Mrs. Grecia, wali kelasnya. "Exel," ucap Elizabeth mendekati putranya. "Ya ampun Sayang, apa yang terjadi?" Exel langsung beranjak dari duduknya dan memeluk Mamanya dengan erat. Dia menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Elizabeth. Mrs. Grecia pun langsung menyambut kedatangan Evan dan Elizabeth dengan sopan dan penuh hormat. "Selamat siang, Tuan, Nyonya," sapa seorang guru perempuan itu. "Selamat siang, Mrs. Grecia ... apa yang terjadi dengan putra saya? Apa dia bertengkar dengan temannya?" tanya Evan dengan wajah panik. Mrs. Grecia pun menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak Tuan, Exel tidak bertengkar dengan temannya. Tapi kami belum tahu permasalahannya pasti, karena tadi juga jam pulang, jadi kami kurang paham mengawasi.

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 307. Ancaman Evan yang Tidak Main-main

    Saat mobil putih yang Jericho kemudikan datang, Evan bergegas masuk ke dalam mobil itu. Jericho juga tidak biasanya melihat Tuannya meminta jemput di tengah jalan seperti ini. Dengan wajah dingin penuh amarah, Jericho masih bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Evan. "Tuan..." Jericho menatap Evan dari kaca kecil di atas bangku kemudinya. "Bawa aku ke tempat Tania, sekarang juga!" seru Evan memerintah. "Baik Tuan." Kini pun Jericho paham, ternyata karena Tania. Wanita itu lagi dan lagi. Jericho pun melajukan mobil putih itu dengan kecepatan penuh. Hingga butuh beberapa menit saja, bagi Jericho untuk sampai di sebuah butik milik Tania. Evan bergegas keluar dari dalam mobilnya. Laki-laki itu melangkah masuk ke dalam butik itu dan disambut ramah oleh karyawannya. Namun Evan bertemu langsung dengan Lexy, asisten Tania. "Tuan, ada yang bisa saya ban—""Di mana Tania?" tanya Evan dengan nada dingin dan sorot mata seram. "Oh, Nyo-Nyonya ada di dalam ruangannya. Apa Tuan ingin berte

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 308. Kesombongan dan Pembalasan

    Dua Minggu Kemudian….Hari demi hari telah berlalu, Evan dan Elizabeth tidak merasakan ada gangguan lagi di sekitarnya, termasuk Tania, yang tidak lagi muncul setelah kejadian di mana wanita itu ribut dengan Evan. Evan pun fokus kembali pada perusahaannya yang kini mulai pulih dan ia tidak lagi khawatir dengan kondisi proyeknya yang berada di luar kota. Laki-laki tampan dengan balutan tuxedo hitam itu, kini tengah bersama Jericho dan Asgar, mereka datang menghadiri sebuah pertemuan. "Tuan, sepertinya kita akan bertemu dengan dengan Tuan Kian di sini," ujar Asgar, saat mereka berjalan ke sebuah ruangan meeting. "Biarkan saja, kita lihat sampai mana dia bisa menyombongkan diri," jawab Evan menyunggingkan senyum di bibirnya. Jericho pun ikut tersenyum tipis, laki-laki itu mengangguk dan membawa tas berisi berkas-berkas milik Evan. Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan meeting, Evan disambut dengan hormat oleh Tuan Thomas, rekannya. "Selamat datang, Tuan Evan ... akhirnya kita bert

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status