Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 305. Kemarahan Besar Exel, Pada Tania

Share

Bab 305. Kemarahan Besar Exel, Pada Tania

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-12 09:24:37

Tania meradang saat dipermalukan oleh Evan kemarin di depan sekolah Pauline. Semua orang menatap Tania layaknya seorang penjahat yang sedang tertangkap basah.

Dia sama sekali tidak berkutik selain pergi dengan rasa malu. Tania hanya bisa uring-uringan sendiri di dalam ruang kerjanya saat ini.

"Bagaimana mungkin aku kalah dari mereka?! Tidak ... tidak, aku tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia, sementara aku menderita di dalam penjara bertahun-tahun karena Evan dan Elizabeth!" geram Tania meremas sebuah kertas di meja.

Wanita itu terduduk di kursi kerjanya dan mengusap wajahnya pelan. Sejak kemarin, Tania memendam kesal karena kejadian itu.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang, ayolah ... berpikir Tania! Berpikirlah!" Tania menundukkan kepalanya dengan tangan menyentuh kening.

Wanita itu terdiam berpikir keras selama beberapa detik lamanya. Sampai akhirnya Tania membuka kedua matanya yang terpejam setelah dia menemukan sesuatu yang tiba-tiba terlintas dalam benaknya.

"Exel a
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
karna kau g pantas d sebut seorang ibu...kau sudah banyak menyakiti Exel...jadi jangan salahkan dia karna membencimu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 306. Kepemilikan dan Hak

    Evan dan Elizabeth datang ke sekolah Exel saat pihak sekolah menghubunginya beberapa menit yang lalu saat Exel mengamuk. Kedua orang itu turun dari dalam mobil dan berjalan terburu-buru ke sebuah ruangan, sesampainya di sana, Evan melihat Exel duduk ditemani Mrs. Grecia, wali kelasnya. "Exel," ucap Elizabeth mendekati putranya. "Ya ampun Sayang, apa yang terjadi?" Exel langsung beranjak dari duduknya dan memeluk Mamanya dengan erat. Dia menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Elizabeth. Mrs. Grecia pun langsung menyambut kedatangan Evan dan Elizabeth dengan sopan dan penuh hormat. "Selamat siang, Tuan, Nyonya," sapa seorang guru perempuan itu. "Selamat siang, Mrs. Grecia ... apa yang terjadi dengan putra saya? Apa dia bertengkar dengan temannya?" tanya Evan dengan wajah panik. Mrs. Grecia pun menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak Tuan, Exel tidak bertengkar dengan temannya. Tapi kami belum tahu permasalahannya pasti, karena tadi juga jam pulang, jadi kami kurang paham mengawasi.

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 307. Ancaman Evan yang Tidak Main-main

    Saat mobil putih yang Jericho kemudikan datang, Evan bergegas masuk ke dalam mobil itu. Jericho juga tidak biasanya melihat Tuannya meminta jemput di tengah jalan seperti ini. Dengan wajah dingin penuh amarah, Jericho masih bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Evan. "Tuan..." Jericho menatap Evan dari kaca kecil di atas bangku kemudinya. "Bawa aku ke tempat Tania, sekarang juga!" seru Evan memerintah. "Baik Tuan." Kini pun Jericho paham, ternyata karena Tania. Wanita itu lagi dan lagi. Jericho pun melajukan mobil putih itu dengan kecepatan penuh. Hingga butuh beberapa menit saja, bagi Jericho untuk sampai di sebuah butik milik Tania. Evan bergegas keluar dari dalam mobilnya. Laki-laki itu melangkah masuk ke dalam butik itu dan disambut ramah oleh karyawannya. Namun Evan bertemu langsung dengan Lexy, asisten Tania. "Tuan, ada yang bisa saya ban—""Di mana Tania?" tanya Evan dengan nada dingin dan sorot mata seram. "Oh, Nyo-Nyonya ada di dalam ruangannya. Apa Tuan ingin berte

    Last Updated : 2024-11-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 308. Kesombongan dan Pembalasan

    Dua Minggu Kemudian….Hari demi hari telah berlalu, Evan dan Elizabeth tidak merasakan ada gangguan lagi di sekitarnya, termasuk Tania, yang tidak lagi muncul setelah kejadian di mana wanita itu ribut dengan Evan. Evan pun fokus kembali pada perusahaannya yang kini mulai pulih dan ia tidak lagi khawatir dengan kondisi proyeknya yang berada di luar kota. Laki-laki tampan dengan balutan tuxedo hitam itu, kini tengah bersama Jericho dan Asgar, mereka datang menghadiri sebuah pertemuan. "Tuan, sepertinya kita akan bertemu dengan dengan Tuan Kian di sini," ujar Asgar, saat mereka berjalan ke sebuah ruangan meeting. "Biarkan saja, kita lihat sampai mana dia bisa menyombongkan diri," jawab Evan menyunggingkan senyum di bibirnya. Jericho pun ikut tersenyum tipis, laki-laki itu mengangguk dan membawa tas berisi berkas-berkas milik Evan. Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan meeting, Evan disambut dengan hormat oleh Tuan Thomas, rekannya. "Selamat datang, Tuan Evan ... akhirnya kita bert

    Last Updated : 2024-11-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 309. Diam-diam Mengintai dan Iri Hati

    Malam ini, Elizabeth mengadakan acara dinner party di sebuah rumah makan mewah bersama dengan semua rekan kerjanya.Hal itu Elizabeth lakukan atas rasa terima kasih pada mereka semua yang sudah bekerja keras selama satu bulan ini.Ditemani oleh suaminya, Elizabeth terlihat begitu anggun dan memiliki sisi tegas sebagai pimpinan di butiknya. "Selamat malam, Nyonya Elizabeth..," sapa seorang wanita setengah baya mendekatinya. Elizabeth pun langsung tersenyum lebar mendapati wanita itu. "Oh ya ampun, Nyonya Raquel..." Elizabeth langsung menyambutnya dan ia juga memeluk wanita itu dengan hangat. "Selamat datang, Nyonya, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk datang." "Iya, sama-sama, Nyonya. Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan Nyonya, dan akhirnya kita bertemu juga," ujar wanita berambut putih itu. Elizabeth mengangguk senang. "Saya juga demikian. Mari ... silakan duduk," ujarnya. Nampak Adelaide yang juga menyapa Nyonya Raquel, sang desainer kondang yang ia kenalkan pad

    Last Updated : 2024-11-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 310. Semua Bukti di Tangan Evan!

    Tania kembali pulang ke rumahnya, dia tidak bisa tenang setelah melihat Elizabeth akan kembali bangkit bersama butiknya yang tadinya Tania pikir sudah bangkrut. Wanita cantik dengan balutan sweater abu-abu itu berjalan masuk ke dalam rumah. Di sana, Tania melihat suaminya yang tengah duduk di sofa dengan wajah stress. "Sayang, kau sudah pulang?" sapa Tania pada suaminya yang sudah tua itu. Kian hanya menoleh dan mengangguk saat Tania mendekat. Laki-laki itu menyergah napasnya panjang. Sementara Tania melepaskan syal merah yang ia pakai saat ini, sebelum wanita itu menatap suaminya dan meraih satu tangan Kian. "Sayang, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ujar Tania memasang wajah sedih andalannya. "Ada apa, Sayang?" tanya Kian memperhatikan wajah Tania yang cantik. "Emm ... kau tahu kan, butik milik kita sedang dalam masa jaya, dan butik milik istri Tuan Evander akan kembali dibuka besok pagi. Aku dengar-dengar dia bekerja sama dengan seorang desainer ternama yang sangat kon

    Last Updated : 2024-11-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 311. Kau Jual, Aku Beli!

    "Sayang, hari ini butik buka untuk pertama kalinya setelah libur. Anak-anak juga tidak bersekolah. Jadi, nanti saat kau kembali dari kantor, langsung ke butik saja, ya..."Elizabeth menoleh pada suaminya yang duduk di sampingnya di dalam mobil."Heem. Mungkin aku akan menjemput kalian sore, karena aku ada pertemuan dengan beberapa orang hari ini, Sayang," jawab Evan. "Baiklah. Tidak papa," balas Elizabeth tersenyum. Pagi ini, Elizabeth dan Evan berangkat bersama. Evan harus mengantarkan istrinya ke butik sebelum ia pergi ke kantor. Begitu mereka tiba di depan butik, tempat itu sangat ramai dan sudah didatangi oleh banyak pengunjung. "Astaga, padahal ini masih pagi, tapi mereka antusias sekali," ucap Elizabeth menatap ke arah butiknya. Evan pun tersenyum, ia mengusap pucuk kepala Elizabeth. "Kerja bagus, Sayang!" Elizabeth membalas senyuman manis di bibir suaminya. "Kalau begitu aku dan anak-anak masuk dulu, sampai berjumpa nanti sore, Sayang..." "Papa hati-hati, ya," ucap Exel

    Last Updated : 2024-11-14
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 312. Kejutan untuk Para Pecundang!

    Evan datang acara pertemuan penting yang diadakan di sebuah gedung besar, perusahaan milik rekannya, Fredrik. Pertemuannya siang ini mencakup banyak pimpinan-pimpinan dari petinggi beberapa perusahaan besar. Termasuk, ada Kian di sana yang tengah bersama dengan beberapa rekannya. "Tuan Evander," sapa Fredrik, dia mendekati Evan yang baru saja datang, dan menjabat tangan rekannya tersebut. "Musuh terbesarmu sudah datang sejak tadi," ujar Fredrik terkekeh. Evan menoleh pada Kian yang kini tengah berbincang dengan banyak orang, dan seperti biasa, dia masih saja berlagak sombong. Saat Evan menatapnya, tanpa sengaja Kian juga menatapnya dan laki-laki itu mengangkat tangan kanannya menyapa Evan. Namun Evan hanya tersenyum tipis dan mengangguk sekali."Kau siap mempermalukannya, Bung!" Fredrik merangkul pundak Evan. "Tidak Fred, dia yang akan malu sendiri," jawab Evan. Di sana, acara pun dimulai. Dan meeting itu dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Tampilan-tampilan grafik kenaikan kua

    Last Updated : 2024-11-14
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 313. Berdamai Dengan Evander? Apa Kau Mimpi?!

    "Sayang, akhir tahun ini bagaimana kalau kita mengadakan acara makan-makan di rumah? Nanti kita udang Mama dan Papa, juga nanti Nenek dan Bibi aku ajak ke sini, boleh kan?" Elizabeth mendekati Evan yang tengah duduk di sebuah sofa di rumah keluarga. Laki-laki tampan itu hanya mengangguk tanpa memperhatikan Elizabeth, dia masih fokus pada layar laptopnya. "Sayang, kau tidak memperhatikan aku?" Elizabeth menatapnya dari dekat. "Aku sudah mendengarmu, Sayang," jawab Evan santai. Elizabeth mendengus pelan, dia kembali duduk bersandar dan mengabaikan Evan. Elizabeth beralih menatap televisi yang menyala dan anak-anak yang asik bermain di depannya. Merasa istrinya diam, Evan pun menatapnya dan laki-laki tersenyum. Dia meraih satu tangan Elizabeth dan menggenggamnya. "Kau marah, Eli?" tanya Evan terkekeh."Pikir saja sendiri. Kau memang tidak jera aku tinggal pergi!" jawab Elizabeth dengan wajah kesal. Hal itu membuat Evan tertawa. Tak bisa Evan melihat istrinya merajuk, laki-laki itu

    Last Updated : 2024-11-14

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 504. (PAULINE STORY) Sosok Papa untuk Alicia

    Hari sudah malam, Pauline tertidur nyenyak memeluk Alicia. Tetapi anak kecil itu belum juga terlelap. Alicia memeluk botol susunya dan diam menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil mengoceh sendiri. "Mama capek, Alicia nakal terus, jadi Mama bobo cepat-cepat..." Anak itu mengerucutkan bibirnya. "Alicia mau punya Papa yang baik, biar seperti Kakak kembar. Emmm, Papanya Alicia pergi jauh dibawa Tuhan," ocehnya dengan mata lebarnya yang mengerjap. Anak bertubuh mungil dengan balutan piyama hangat berwarna ungu muda itupun perlahan-lahan merangkak turun dari atas ranjang. Alicia berjalan membawa botol susunya dan keluar dari dalam kamar, setelah ia tahu pintu kamar tidak ditutup rapat. Dengan langkah kecilnya, anak itu berjalan menuruni anak tangga. "Aduh ... aduh ... anak tangganya sangat banyak. Alicia harus hati-hati. Satu, dua, satu, dua!" seru anak itu dengan suara mungilnya. Tampak di ruang tamu, beberapa orang laki-laki yang tengah berada di sana, sibuk membahas pekerja

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 503. (PAULINE STORY) Siapa Papanya Alicia?

    Napas Pauline tercekat saat ia melihat sosok Xander berdiri di depannya dengan ekspresi yang sama kagetnya dengan Pauline. Belum lagi Alicia yang kini memeluk kaku Xander dan anak itu berisik terus meminta gendong. "Om, itu Mamaku, ayo ... Alicia mau gendong. Katanya kalau bertemu Alicia mau digendong lagi! Ayoo, gendong!" pekik Alicia berjinjit-jinjit mengulurkan tangannya pada Xander.Lamunan Xander buyar karena anak itu, ia menunduk dan tersenyum pada Alicia. "Iya, Sayang..." Xander langsung menggendong Alicia dan mengangkat tubuh mungil itu dalam pelukannya sebelum ia berjalan mendekati Pauline yang masih diam membeku di tempatnya. Alicia tersenyum lebar memeluk leher Xander dan menyandarkan kepalanya di sana. "Om, Alicia kok tahu kalau Alicia di sini?" tanya anak itu. "Tentu saja Om tahu, Sayang," jawab Xander. Pauline mengerjapkan kedua matanya dan napasnya terengah tiba-tiba. Ia tercengang melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Sejak kapan Alicia dekat dengan Xand

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status