Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 237. Sayang, Jangan Khawatir

Share

Bab 237. Sayang, Jangan Khawatir

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 09:13:50

Keesokan harinya, Elizabeth menjemput Exel bersekolah bersama Pauline dan Evan.

Setelah Pauline membeli beberapa mainan baru, anak itu antusias menunggu Kakaknya di sekolah. Hingga Exel baru saja keluar dari sekolahnya, dan langsung bergegas masuk ke dalam mobil.

"Kakak, lihat ... Mama belikan mainan ini buat Pauline. Kita main sama-sama kalau sudah di rumah, ya," ujar Pauline menatap sang Kakak.

Exel tersenyum dan menggeleng. "Tidak bisa, Kakak ada janji dengan Bibi Tania. Kakak mau mendengarkan Bibi Tania bercerita lagi," ujar Exel menolak ajakan sang adik.

"Yahh ... Pauline sudah beli dua, ini buat Kakak Exel yang warna biru." Pauline menyerahkan mainannya pada sang Kakak.

"Tidak bisa, Pauline. Kakak kan sudah bilang!" seru Exel.

Elizabeth menoleh ke belakang di mana anak-anaknya berada. Ia menatap Exel yang baru kali ini menolak ajakan bermain dari adiknya.

Tidak biasanya Exel membuat adiknya bersedih. Anak laki-laki itu padahal selalu menomorsatukan Pauline dalam segala ha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
Exel sudah mulai nyaman dengan Tania...ini g baik...takutnya Exel bisa d manfaatin oleh tania
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 238. Liburan Berdua

    Tiga hari berturut-turut Evan memperhatikan istrinya yang terlihat sangat murung. Elizabeth galau saat anaknya lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, bahkan kadang dengan Tania, terlebih Exel. Evan tahu, istrinya pasti jenuh dan bosan memikirkannya. Hingga malam ini, Evan mengajak Elizabeth untuk menyempatkan waktu duduk berdua setelah anak-anak tertidur. Mereka berdua duduk di balkon menikmati malam gelap dan sunyi, juga angin yang berhembus sejuk. "Kau tidak mengantuk, Sayang?" tanya Evan merangkul pundak Elizabeth. Istrinya itu menggelengkan kepala pelan. Elizabeth memilih menyandarkan kepalanya di pundak Evan dan melingkarkan kedua tangannya memeluk tubuh sang suami."Aku kepikiran Exel. Kenapa dia seperti menjauh dari kita ... bahkan sore tadi dia menolak untuk berkumpul dengan kita berdua," ujar Elizabeth cemberut. "Pasti ada alasan di balik semua itu, mungkin saja dia suka saat kita sedang bersama, jadi dia menolak bergabung," ungkap Evan, dia tidak senang bila Elizab

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 239. Tempat Favorit Bersama Orang Tersayang

    Butuh waktu berjam-jam untuk Elizabeth dan Evan sampai di Koln. Mereka berdua tiba tepat pukul dua siang, dan Asgar yang mengemudikan mobil pun langsung menuju ke hotel tempat di mana Elizabeth dan Evan menginap. Hotel itu berada tidak jauh dari salah satu bangunan megah dengan Arsitektur Gotik yang sangat indah. Elizabeth pun sampai ternganga menatap Katedral Cologne yang berada di depan sana. "Woaahh ... indah sekali," ucap wanita itu tersenyum senang. "Meskipun aku bertahun-tahun tinggal di sini, tapi baru kali ini aku bisa melihat bangunan istimewa itu di depan mata kepalaku sendiri. Ya, walaupun jaraknya sedikit jauh dari hotel." Elizabeth tersenyum senang, ia menghirup udara segar dengan bebas di sana. Sebelum Evan melangkah ke arahnya sembari membawa segelas minuman yang sudah dia pesan dari luar sebelum mereka masuk. "Kau menyukainya?" tanya Evan ikut menatap ke arah pandang Elizabeth. "Heem. Aku sudah lama memimpikan ingin ke sini. Dulu aku hanya berencana terus dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 240. Liburan Singkat dan Sesuatu yang Mendadak

    Keesokan harinya, Elizabeth dan Evan pagi sudah berpakaian rapi dan bersiap. Mereka berdua pun kini berada di kediaman salah satu rekan Evan yang meminta Evan untuk datang ke kediamannya yang berada di Koln. Laki-laki itu adalah Jorce, dia pebisnis hebat yang telah berteman lama dengan Evan, bahkan mereka kenal sejak jaman kuliah. Hanya saja baru terhubung lagi setelah beberapa tahun ini. "Aku tidak menyangka kau benar-benar datang ke rumahku! Aku pikir kau hanya bercanda, Evander!" seru laki-laki itu dengan wajah berbunga-bunga. "Aku tidak mungkin berbohong bila aku benar-benar datang, Jorce!" seru Evan menjabat tangan temannya itu. Jorce pun membalasnya dengan tertawa, laki-laki yang menyambut kedatangan Evan dengan sangat senang hati. Bahkan sudah terlihat akrab seperti saudaranya sendiri. "Baiklah, mari ... silakan masuk," ajaknya pada Elizabeth dan Evan. Mereka berdua masuk ke dalam rumah yang memiliki arsitektur bagaikan istana, milik Jorce. Dan mereka melangkah ke arah ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 241. Sayang, Semoga Kalian Mengerti

    Elizabeth dan Evan memutuskan untuk mengakhiri liburannya dan pulang dengan buru-buru, setelah Elizabeth mendapatkan kabar dari Adelaide yang mengatakan ada masalah besar di butik. Ada beberapa berkas keuangan milik butik yang hilang, hingga hal ini membuat Elizabeth ikut merasakan kebingungan dan ia pun tidak langsung pulang ke rumah, melainkan meminta ditinggalkan di tempat kerjanya. Sedangkan Evan, laki-laki itu pulang sendirian ke rumahnya saat ini. Karena anak-anak sudah menunggu oleh-oleh yang dia bawakan. "Loh, Papa ... Mama mana? Kenapa Papa sendirian?" tanya Exel menatap sang Papa. "Mama tadi langsung Papa antar ke butik, Sayang. Ada urusan penting di butik Mama, jadi setelah ini Papa akan kembali menjemput Mama kalian," ujar Evan mengusap pucuk kepala anak-anaknya. "Hemmm ... padahal Pauline ingin memeluk Mama. Pauline kangen sama Mama, Pa!" protes si kecil yang kini mengulurkan kedua tangannya pada sang Papa. Evan dengan cepat menggendong putri cantiknya yang cemberut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 242. Kegelisahan di Hati Elizabeth

    Esok paginya, Elizabeth bersiap-siap pergi ke butik sejak awal pagi. Meskipun hari ini hari libur, namun masalah di butiknya yang cukup rumit membuat wanita itu ingin segera menyelesaikannya segera. Elizabeth kini mendekati dua anaknya yang sedang berada menonton kartun di ruang TV. "Sayang ... Exel, Pauline..." Elizabeth berjalan ke arah mereka. "Mama mau berangkat sekarang, ya?" tanya mereka berdua pada sang Mama. "Iya Sayang. Doakan semoga nanti pekerjaan Mama cepat selesai, biar Mama bisa bermain dengan kalian berdua, ya!" seru Elizabeth pada kedua anaknya. "Iya Mama." Pauline memeluknya sebentar. "Tapi Ma, ini kan hari minggu," cicit Exel mengerjapkan kedua matanya. Elizabeth tersenyum lembut. "Hanya minggu ini saja Mama ke butik, Sayang. Minggu besok sudah tidak lagi," jawab Elizabeth. Exel dan Pauline hanya diam patuh dan mereka tidak lagi bertanya ini dan itu. Apalagi nanti pun Mamanya juga pasti akan pulang. Elizabeth pun menoleh saat ada Tanja dia belakangnya yang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 243. Sebuah Hasutan

    Setelah beberapa hari, Exel dan Pauline pun masih sering bermain di bawah pengawasan Tania. Dan siang ini, tanpa sepengetahuan orang rumah, Tania mengajak Exel dan Pauline pergi ke sebuah cafe bersamanya, Tania cukup membelikan es krim dan makanan untuk Pauline dan Exel. "Tuan dan Nona kecil jangan nakal, ya ... Bibi mau berbincang dengan saudara Bibi dulu," ujar Tania menunjuk ke arah seorang laki-laki di sebuah tempat di dalam cafe teras. Dengan polosnya, kedua anak-anak manis itu pun menganggukkan kepalanya. "Iya Bibi." Barulah Tania berjalan mendekati laki-laki yang sudah membuat janji dengannya sejak beberapa hari yang lalu tersebut. Dan Pauline bersama Exel, keduanya saling berbincang sendiri. "Kakak, Bibi sudah bilang Mama kalau kita pergi jalan-jalan?" tanya Pauline sembari menikmati es krimnya. "Kenapa harus bilang Mama? Mama kan, sibuk terus. Kata Bibi Tania, Mama lupa waktu, lupa juga sama kita," jawab Exel dengan bibir cemberut. Pauline pun ikut cemberut dibuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 244. Apa Aku Kurang Baik Selama Ini Menjadi Ibu Pengganti Exel?

    Kesedihan yang Elizabeth alami karena perubahan anaknya membuat wanita itu menjadi terus menerus gelisah. Elizabeth bercerita tentang kesedihannya pada Evan, dan suaminya meminta untuk melakukan pendekatan perlahan pada anak-anaknya lagi. Karena itu pagi ini Elizabeth mendatangi Pauline membujuk putrinya untuk ikut dengannya jalan-jalan. "Pauline mau ikut Mama, kan? Kita ke rumah Nenek lagi, Sayang," ujar Elizabeth sembari mengusap wajah Pauline yang terlihat malas saat dia baru saja bangun tidur. "Ke rumah Nenek?" Anak itu cemberut. "Iya. Kita belikan buah untuk Nenek, nanti main di rumah Nenek dengan Mama," jelas Elizabeth dengan bibir tersenyum. "Hari ini kan, Kakak Exel sekolah, jadi Pauline yang temani Mama." Evan yang berdiri di belakang Elizabeth, dia menatap lekat putri dan istriku. "Ikut Mama ya, Sayang ... Mama hari ini sudah libur dan tidak bekerja lagi," ujar Evan ikut membujuk putri kecilnya. "Iya, Pauline ikut Mama," jawab anak itu mengangguk patuh. Mendengar ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 245. Dari Mana Kesalahan ini Bermula?

    Kejadian sore tadi membuat Elizabeth tidak bisa berpikir dengan tenang malam ini. Elizabeth juga terus terjaga, kepalanya pusing, dan ia banyak melamun. Evan memperhatikan istrinya yang kini duduk sendirian di balkon kamar."Sayang, cepatlah istirahat. Ini sudah malam," ucap Evan mendekatinya. Tidak ada jawaban apapun dari istrinya. Hal ini membuat Evan ikut merasakan kesedihan yang sama seperti yang Elizabeth rasakan. Evan pun duduk di samping Elizabeth dan merangkulnya sampai Elizabeth menangis dengan sendirinya dalam dekapan hangat yang Evan berikan. "Kenapa malah menangis, hem?" tanya Evan mengusap bagian belakang kepala Elizabeth. "Aku bingung ... aku bingung bagaimana aku menghadapi Exel? Dia anakku kan, Evan?" Elizabeth meremas punggung Evan dan menangis. "Iya Sayang, dia anak kita. Kita berdua juga tidak kurang-kurang membujuknya. Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, saat aku menyelidiki hari-harinya, dia juga tampak biasa saja," ungkap Evan bercerita

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status