Share

Bab 5

Penulis: Rifani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-22 17:30:13

"Mau sampai kapan kau main-main begini, Sean? Lupa ya kalau kau itu sudah tua? Perlu dituliskan di kening tidak berapa usiamu sekarang?"

Tepat ketika waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, Sean akhirnya sampai di rumah. Dan begitu dia masuk, sebuah ejekan langsung menyapa indra pendengarannya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan wanita cantik yang telah berbesar hati melahirkannya ke dunia ini. Nyonya Sinclair, Safina. 

"Jangan diam saja. Cepat jawab Ibu!" sentak Safina sambil berkacak pinggang. 

"Bu, ayolah. Sekarang jam tiga pagi, bisa tidak marah-marahnya ditunda besok saja?" sahut Sean dengan santainya. Dia kemudian terbatuk saat tenggorokannya terasa kering. "Uhh, alkohol di negara ini tidak sebaik di tempat tinggalku dulu. Alangkah baiknya jika aku bisa kembali lagi ke sana. Hmmm,"

Rasa-rasanya kepala Safina seperti mendidih saat mendengar perkataan putra semata wayangnya. Kesal, dia melepas alas kaki lalu dilemparkan ke arah pria bengal yang malah tertawa melihatnya murka. 

"Ckck, aku tidak menyangka kalau seorang Nyonya Sinclair bisa sebrutal ini. Kasihan Ayah. Dia pasti sangat tersiksa sekali selama ini," olok Sean sembari memainkan alas kaki milik ibunya. 

"Bisa tutup mulutmu tidak? Kalau kau masih berani bicara asal, bukan hanya alas kaki saja yang akan Ibu lemparkan padamu. Tapi semua barang yang ada di rumah ini juga. Mau?"

"Astaga, seram sekali. Aku jadi takut."

Setelah berkata seperti itu Sean berjalan mendekati ibunya. Dipeluknya wanita ini penuh sayang sebelum Sean mengajaknya duduk bersama. 

"Aku masih perlu menyesuaikan diri dengan keadaan di sini, Ibu. Tolong mengertilah. Oke?" ucap Sean dengan lembut. Kali ini dia serius, tidak main-main seperti tadi. 

"Tapi sampai kapan, Sean. Ayahmu terus mengeluh pada Ibu kalau dia sudah lelah memimpin perusahaan. Kasihanlah sedikit," sahut Safina setengah memelas. "Dan juga usiamu sekarang sudah tiga puluh empat tahun. Kapan kau akan memberikan cucu pada Ayah dan Ibu?"

(Haih, lagi-lagi soal cucu. Bosan sekali mendengarnya.) 

"Kalau aku tidak kasihan pada kalian aku tidak mungkin ada di sini sekarang. Lagipula di luar negeri sana aku juga ikut memantau perkembangan perusahaan. Aku tidak hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang saja di sana. Ibu tahu itu, kan?"

"Iya Ibu tahu, tapi tetap saja Ayahmu ingin kau turun langsung ke lapangan. Ambil alih perusahaan lalu buatlah gebrakan baru yang bisa membuat Ayahmu merasa bangga. Bisa?"

"Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan berusaha demi kalian. Sekarang tolong biarkan aku tidur. Biji mataku seperti mau copot rasanya."

Sean beranjak. Akan tetapi dia dibuat bingung saat tangan sang ibu memegang sebelah kakinya. 

"Apalagi?" tanya Sean sembari menautkan kedua alisnya. Bingung. 

"Masih ada hal lain yang ingin Ibu bicarakan denganmu," jawab Safina. "Dan ini sangat penting."

"Lagi?"

Safina mengangguk cepat. Dan kali ini ekpresi wajahnya terlihat sangat bersemangat. Hal itu membuat Sean merasa penasaran. Alhasil dia memutuskan untuk kembali duduk demi mencari tahu hal penting apa yang membuat sang ibu terlihat begitu senang. 

"Ibu sudah menemukan calon istri yang tepat untukmu!" ucap Safina sambil mengatupkan kedua tangan di depan dada. Matanya berbinar, terlalu kentara kalau dia bahagia dengan apa yang baru saja dia katakan. 

"Oh."

Hanya seperti itu tanggapan Sean setelah mendengar perkataan ibunya. Jengah, teramat sangat jengah karena lagi-lagi dia akan dijodohkan. Haihh. 

"Kenapa oh? Kau tidak suka apa bagaimana?" cecar Safina mulai kesal. 

"Lalu Ibu berharap aku bagaimana? Mendesah? Ah uh ah uh, begitu?"

Plaaakk

Tangan Safina dengan entengnya menggeplak bibir Sean saat kata-kata vulgar terlontar keluar dari mulutnya. Sungguh, dia benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan putranya ini. Akibat terlalu lama tinggal di luar negeri, sekarang bedebah ini jadi tak bisa jauh dari yang namanya wanita dan ranjang. Menjengkelkan sekali, bukan? 

"Sekali lagi Ibu mendengar kau bicara seperti itu, Ibu akan meminta Ayahmu agar mengebiri barang kebanggaanmu. Biar saja tidak mempunyai cucu. Yang penting Ibu tidak harus melihatmu bergonta-ganti wanita terus. Tahu?!" omel Safina dengan kejamnya. 

"Jahat sekali. Memangnya Ibu sanggup menghancurkan masa depan anak Ibu sendiri?" sahut Sean. Tangannya bergerak mengusap bibir yang terasa sedikit kebas setelah menerima kekerasan dalam rumah tangga. Nyonya Sinclair sangat brutal. Dia harus berhati-hati saat berada didekatnya. 

"Kenapa harus tidak sanggup? Ibu yang mengandungmu selama sembilan bulan. Lalu mempertaruhkan nyawa agar kau terlahir selamat ke dunia. Belum lagi dengan semua peluh dan air mata yang mengalir keluar saat merawat dan membesarkanmu hingga sekarang. Lalu kau dengan santainya bicara kurang ajar dihadapan Ibu? Hah, omong kosong. Begini caramu membalas semua kasih sayang yang telah Ibu berikan?"

(Hehe, bedebah ini pasti tidak bisa berkutik jika aku berpura-pura sedih begini. Pokoknya Sean harus mau menikah dengan wanita pilihanku. Harus.) 

Sadar sikapnya telah menyakiti hati dan perasaan wanita ini, segera Sean bersimpuh di lantai kemudian menggenggam tangannya dengan erat. Tidak bisa, dia paling tidak bisa jika ibunya sudah mengungkit masalah ini. Hati Sean langsung melemah seperti jeli. Sungguh. 

"Maaf, Ibu. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Tadi itu aku hanya bercanda saja. Sungguh," ucap Sean meminta maaf dengan sepenuh hati. "Jangan sedih ya. Hatiku hancur jika melihat Ibu seperti ini. Sorry,"

"Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu, Sean. Kau tahukan kalau Ayah dan Ibu tidak bisa selamanya menemanimu hidup di dunia? Ada masanya kami harus pergi meninggalkanmu sendirian. Dan hal inilah yang kami khawatirkan," sahut Safina dengan lancarnya mendramatisir keadaan. Biar saja. Toh memang hanya dengan cara ini dia bisa membujuk putranya agar bersedia menikah. Hehe. 

"Iya aku tahu. Ya sudah, sekarang apa yang Ibu inginkan?"

"Kau pergi menemui anak dari teman Ibu. Jika kalian sama-sama cocok, segera nikahi dia. Ibu berani jamin kalau hidupmu akan sangat bahagia jika bersamanya."

"Seyakin ini?"

"Wanita itu adalah anak dari teman Ibu, Sean. Mustahil Ibu memilihkan wanita sembarangan untuk bergabung di keluarga Sinclair. Bibit, bebet, dan juga bobotnya tentu saja harus diperhitungkan. Dan wanita itu sangat pas dengan selera Ayah dan Ibu!"

Kedua alis Sean saling bertaut. Dia merasa janggal dengan perkataan ibunya barusan. 

"Aku yang akan dijodohkan, tapi kenapa malah Ayah dan Ibu yang menyesuaikan selera? Apa ini tidak kebalik, Bu?" tanya Sean terheran-heran sendiri. 

"Tentu saja tidak, sayang," jawab Safina penuh kemenangan. 

"Kenapa seperti itu?"

"Karena kami adalah orangtuamu."

Sean menarik nafas panjang. Kini dia sadar kalau dirinya telah dijebak. Tak mau kalah, dia kembali melontarkan candaan. 

"Wanita itu kakinya dua, kan?"

"Tidak. Wanita itu tidak mempunyai kaki," sinis Safina menjawab. Putranya mulai lagi. Haihh. 

"Lalu matanya? Dia tidak mungkin bermata satu, kan?"

"Matanya ada tujuh. Dua di wajah, dua di kaki, dua di lengan, dan satu di kepala bagian belakang."

Safina geram. 

"Puas?"

"Hahahahaaa!"

"Dasar anak kurang ajar kau, Sean. Usil sekali."

Sean dan ibunya masih terus bercanda sampai akhirnya mereka ditegur oleh Tuan Edgar, yang tak lain adalah kepala rumah tangga di keluarga Sinclair. Mereka kemudian masuk ke kamar masing-masing setelah mendapat omelan panjang dari pria tersebut. 

***

Bab terkait

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 6

    "Ann, kau baik-baik saja?" tanya Merly sembari memperhatikan putrinya yang terlihat tidak bersemangat menikmati sarapan. Sekarang dia tengah berada di apartemen Anneth. Sengaja datang kemari karena sudah lebih dari dua hari tidak bertemu dengan anak gadis kesayangannya. "Hah? Ibu bilang apa barusan?" Anneth yang sedang melamun langsung terhenyak kaget saat ibunya tiba-tiba membuka suara. Pikirannya tengah melayang mengingat satu kejadian perih yang membuat hidupnya berubah drastis. "Sejak tadi Ibu perhatikan kau terlihat lesu sekali. Ada apa? Apa terjadi sesuatu di kantor?" tanya Merly dengan lembut. Manik matanya terus memperhatikan gerak tubuh putrinya yang terlihat seperti orang kebingungan. "Tidak, Bu. Keadaan kantor baik-baik saja kok. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Semuanya aman terkendali," jawab Anneth. "Lalu?" "Lalu ... ya tidak ada apa-apa. Kenapa Ibu bertanya seperti itu?" Merly menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Dia tahu, sangat ama

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 7

    Anneth menyerahkan kunci mobil pada satpam kemudian menganggukkan kepala pada karyawan yang menyapa. Menjadi seorang bos membuatnya harus memberi contoh yang baik dengan selalu datang tepat waktu ke kantor. Hal ini membuat para karyawan begitu hormat dan juga segan terhadapnya. "Selamat pagi, Nona Anneth," sapa seorang karyawan yang bertugas di meja resepsionis. Senyumnya ramah. Dilengkapi juga dengan pakaian yang rapi serta bersih. "Pagi," sahut Anneth tak ramah. "Nona, seseorang menitipkan bunga untuk diberikan kepada Anda." Sebelah alis Anneth terangkat ke atas. Dia lalu melirik ke arah meja di mana ada sebuket bunga lili tergeletak di sana. Menyebalkan. Lagi-lagi dia mendapat hadiah seperti ini. Sampai kapan? "Pengirimnya masih orang yang sama?" "Benar, Nona. Malah tadi orang itu bersikeukeuh ingin memberikannya langsung kepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 8

    Bab 8Sean berjalan santai sambil memainkan kunci mobil saat menuju ruangan ayahnya. Saat ini dia tengah berada di perusahaan, menepati janjinya yang akan melakukan serah-terima sebagai bos besar di sini."Selamat datang, Tuan Arsean!" sapa beberapa karyawan sambil membungkuk hormat ke arah bos baru mereka yang baru saja datang.Yang pertama kali dilakukan Sean ketika mendengar sapaan tersebut adalah menarik nafas. Dia sungguh tak senang dengan keadaan ini. Keberadaan orang-orang tersebut membuat lehernya seperti tercekik. Terbayang dipelupuk mata bagaimana nanti dia akan berkutat dengan tumpukan berkas yang tiada habisnya. Astaga, hanya membayangkan saja sudah membuat perut Sean terasa mual. Lalu apa yang akan terjadi nanti saat dia mulai menjalani?"Selamat siang. Duduklah," ucap Sean mempersilahkan orang-orang untuk kembali duduk. Setelah itu dia menghampiri ayahnya yang terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 9

    "Kau serius akan benar-benar menikah dengan pria yang Bibi Merly pilihkan?" tanya Sofia seraya menatap seksama ke arah sahabatnya yang tengah mengaduk minuman. Mereka sekarang tengah berada di cafe setelah Sofia memaksanya meninggalkan pekerjaan yang tiada habisnya."Tidak ada pilihan lain, Sof. Hatiku sakit melihat Ibu tidak bahagia.""Lalu kau sendiri? Apa kau bahagia dengan keputusan tersebut?""Aku tidak tahu,"Kepala Anneth tertunduk dalam. Bahagia? Kata ini sungguh sangat jauh dari pikirannya. Hanya saja dia tak kuasa melihat raut sedih yang terus menghiasi wajah ibunda tercinta. Anneth tahu betul kalau kesedihan itu berasal dari kekhawatiran sang ibu akan masa depannya. Jadi sekarang sudah tidak ada pilihan lain selain menerima perjodohan yang telah diatur untuknya. Meski sebenarnya hati sangat ingin menolak."Coba pikirkan dulu masak-masak, Ann. Menikah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 10

    ["Sayang, besok malam jangan lupa datang ke alamat ini ya. Ibu dan teman Ibu sudah mengatur pertemuan untuk kalian. Maaf jika keputusan ini terkesan memaksa dan terburu-buru. Ibu hanya terlalu menyayangimu. Ibu ingin yang terbaik untukmu, Ann. Tolong jangan benci Ibu ya,"] Anneth hanya bisa termangu diam seusai membaca pesan dari ibunya. Perasaannya sekarang sungguh sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Jujur, jika menuruti keinginan hati rasanya ingin sekali dia menolak perjodohan tersebut. Akan tetapi kembali lagi pada rasa tak tega yang Anneth rasakan ketika melihat raut sedih di wajah ibunda tercinta. "Hahhhh, semangat Anneth. Kau pasti bisa melewati semua ini dengan baik. Tak apa mengalah. Demi kebahagiaan ibumu," gumam Anneth menyemangati dirinya sendiri. Sejak Anneth meninggalkan Sofia berdua dengan Sean di cafe, sejak saat itu dia tak membiarkan sahabatnya datang mengacau. Anneth dengan sengaja memblokir nomor Sofia dari ponselnya dan berpesan pada security agar mengus

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 11

    "Kita bertemu lagi, Nona manis!" ucap Sean seraya menatap penuh kagum pada wanita dingin yang tengah duduk di hadapannya. "Melihatmu yang cantik ini serasa menemukan harta karun yang luar biasa banyak. Sungguh!"Alih-alih menjawab, Anneth malah melayangkan tatapan membunuh ke arah Sofia. Giginya saling menggeretak, jengkel karena lagi-lagi bertemu dengan Sean. Dia berani bertaruh kalau Sofia pasti ada hubungannya dengan kemunculan pria mesum tersebut. "Oh, sorry. Aku sama sekali tak ada hubungannya dengan kemunculan Sean di sini, Ann!" ucap Sofia sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Dia langsung tanggap akan arti tatapan galak sahabatnya. "Kau pikir aku akan percaya begitu saja pada ucapanmu?" "Ayolah, Ann. Kaulah yang mengajakku datang kemari. Jadi mustahil aku dan Sean bersekongkol untuk mengerjaimu. Iya, kan?"Anneth mendengus kasar. Niat hati ingin menyegarkan pikiran, dia malah harus bertemu dengan pria yang sangat luar biasa menjengkelkan. Ingin rasanya dia mengusir Sea

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 12

    Sean duduk melamun sambil memutar-mutarkan wine yang ada di dalam gelas. Posisinya sekarang tengah berada di sebuah klab. Dia memutuskan untuk datang kemari seusai menemui sepupunya, Oliver."Perkataan Oliver begitu menggantung. Kira-kira dia sengaja menyembunyikan sesuatu dariku atau memang benar dia tidak tahu ya?" gumam Sean bertanya-tanya sendiri. "Oliver sudah dua tahun menjalin hubungan dengan Sofia. Harusnya sih dia tahu banyak hal yang berhubungan dengan hidup sahabat dari kekasihnya. Terutama tentang penyebab mengapa sikap Anneth bisa menjadi sangat dingin. Tetapi kenapa Oliver tidak?"Flashback"Hanya itu yang aku ketahui tentang Anneth. Sungguh!" ucap Oliver sembari memainkan pena di tangan."Masa hanya itu saja yang kau ketahui sih. Kau tidak sedang mempermainkan aku, kan?" cecar Sean tak puas akan jawaban sepupunya."Untuk apa aku memp

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 13

    Anneth tak henti mend*sah saat orang yang dia tunggu tak kunjung datang. Posisinya sekarang tengah berada di sebuah restoran, tempat di mana dia dan calon suaminya akan bertemu. ["Kau jangan sampai salah mengenali orang, Ann. Pria yang akan kau temui memiliki paras yang sangat tampan dan tubuh yang tinggi menjulang. Kepribadiannya juga sopan dan rapi. Pokoknya Ibu jamin kau akan langsung jatuh hati begitu bertemu dengannya. Oke?"]"Jatuh hati?" Anneth tersenyum getir. "Aku bahkan sudah lupa bagaimana cara untuk jatuh hati pada lawan jenis, Bu. Aku sudah mati rasa. Di mataku tidak ada yang namanya cinta selain mencintai Ibu dan almarhum Ayah."Gumaman tersebut menjadi kata terakhir yang keluar dari mulut Anneth sebelum akhirnya dia diam menundukkan kepala. Jika boleh memilih, ingin rasanya Anneth pergi saja dari sana. Terlalu enggan untuknya bertemu dengan lelaki yang entah seperti apa wataknya. Namun ketika pemikiran ini terbersit di dalam hati, bayangan kesedihan di wajah ibunya lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01

Bab terbaru

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 31

    Sean fokus membaca informasi yang dibawakan oleh orang suruhannya. Dia yang begitu penasaran akan kemunculan Maya alias Melinda, tak kaget begitu mengetahui motif wanita itu."Ingin menjadikanku tempat pelarian?" Sean menyeringai. "Mimpi. Kau terlalu jauh berkhayal, Mel. Aku tak sehina itu untuk kau jadikan tempat persinggahan."Wina diam tak bereaksi mendengar ucapan atasannya. Dia hanya diam-diam menebak ejekan tersebut ditujukan pada wanita yang kemarin datang ke kantor. Ini adalah kali pertama, dan besar kemungkinan akan adalagi wanita lain yang datang berkunjung. Hmmm, nasib menjadi sekertaris dari seorang mantan Casanova. Harus rela menghadapi jejeran wanita yang pernah menjadi pasangan one night stand pria tersebut."Meski aku bukan seorang cenayang, aku tahu kau sedang memikirkan hal buruk tentang diriku. Benar?""Anda terlalu pandai menilai seseorang, Tuan." Wina tak menampik. Dia hanya tersenyum kecil karena ketahuan sedang membatin."Itulah aku. Dan terkadang aku sedikit me

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 30

    Tok tok tok"Selamat siang, Tuan Arsean. Ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda." Wina melapor. Dengan sabar dia menunggu saat atasannya acuh akan apa yang disampaikan. Salah satu tabiat buruk yang kini menjadi makanan sehari-hari sejak pemilik perusahaan berganti orang."Tuan Arsean?""Hmm, kau sangat mengganggu, Win." Akhirnya Sean merespon. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian berbalik menatap wanita cantik yang telah mengacaukan fantasi liarnya. "Sayang sekali kau adalah sekertaris pilihan ayahku. Jika bukan, aku pasti sudah menyeretmu ke ranjang sebagai bentuk hukuman. Tahu?""Anda terlalu berlebihan, Tuan. Orang seperti saya mana mungkin pantas berada di ranjang yang sama dengan anda," sahut Wina santai. Selain mempunyai perangai yang buruk, atasannya ini juga lumayan mesum."Kenapa tidak? Bukankah kau normal?""Tentu saja iya,""Kalau begitu apanya yang tidak pantas? Jangan terlalu naif, Wina. Aku tahu betul ucapanmu tak sinkron dengan isi hatimu. Benar tidak?"Wina hanya te

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 29

    "Ann, coba kau pikirkan sekali lagi. Aku tidak mau sahabat ku menjadi janda hanya karena sebuah perjodohan. Itu tidak lucu!""Terserah kau mau bicara apa. Aku tidak peduli.""Tapi aku peduli. Apalagi kalau kau menjadi jandanya Sean. Otomatis kau akan menjadi lebih kaya lagi. Aku tidak mau orang-orang mengejarmu yang berstatus sebagai janda kaya raya. Itu mengerikan."Fokus Anneth terpecah setelah mendengar ocehan Sofia yang tidak masuk akal. Dia lalu mendengus, kesal. Untung sahabat. Kalau bukan, Anneth pasti sudah merujaknya sejak tadi. Benar-benar membuang waktu saja."Oke, aku tahu alasan dibalik kau menerima perjodohan ini adalah karena demi kesehatan Bibi Merly. Tapi Ann, pernikahan tanpa cinta itu apa artinya? Bagaimana jika nanti setelah menikah Sean berubah menjadi bajingan dan memperlakukanmu dengan kasar?" ucap Sofia sembari menggigit ujung jari. Sahabatnya yang ingin menikah, tapi dia yang kebakaran jenggot. Sofia tentu saja ingin yang terbaik untuk Anneth, tapi Sean? Olive

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 28

    Ponsel di tangan Sean langsung terjatuh begitu karyawan butik membuka tirai. Tampak di hadapannya sosok cantik bak peri kayangan berdiri anggun dengan gaun pengantin berwarna putih menghias tubuhnya. Indah, sangat luar biasa indah. Gaun dengan ekor panjang menjuntai, menampilkan bagian bahu yang dibiarkan terbuka, membuat Sean ternganga seperti idiot."Very beautifull. Luar biasa," puji Sean setengah tak sadar. Saking terpesona, dia sampai tak menyadari kalau reaksinya sedang menjadi bahan tertawaan karyawan butik."Kendalikan tampang bodohmu itu, Sean. Jangan membuatku malu," tegur Anneth. Tapi jujur, reaksi pria ini membuatnya bahagia. Padahal saat di dalam tadi Anneth sempat merasa khawatir apakah Sean akan menyukai gaun pilihan ibu mertuanya atau tidak. Dan hasilnya ... pria ini langsung kicep seraya menampilkan mimik seorang idiot. Anneth kesal, tapi gembira."Honey, kaukah ini?"

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 27

    "Berhenti menatapku. Aku risih.""Hon, tolong jangan meminta sesuatu yang tidak mungkin bisa ku lakukan. Itu menyakitkan. Tahu?""Masih ada pemandangan lain yang bisa kau lihat. Jangan tak tahu diri.""Tidak ada yang lebih indah dari pesona kecantikan calon istriku. Itu valid, tak bisa didebat.""Keras kepala,""Terima kasih atas pujiannya. Aku tersanjung."Sean menyeringai puas setelah menang debat dari Anneth. Tanpa mengalihkan pandangan, dia membali melontarkan kalimat bualan yang mana membuat wanita ini mendesah jengah. "Kalau saja aku tahu di kota ini ada wanita secantik dirimu, aku pasti sudah kembali sejak dulu. Untungnya aku tidak terlambat datang. Lengah sedikit, kau pasti sudah menjadi milik orang lain."Tak ada respon apapun yang muncul di diri Anneth saat Sean kembali membual. Seperti sudah kebal, padahal mereka baru beberapa

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 26

    Anneth tak menghiraukan keberadaan pria yang saat ini tengah duduk di sofa. Tangan dan matanya sibuk memeriksa berkas di meja."Hon, mau sampai kapan kau mengacuhkanku?"Tak ada respon. Sean lalu mend*sah pelan. Calon istrinya benar-benar sangat dingin. Ketampanannya seolah tak berarti apa-apa di mata wanita ini.(Sebenarnya apa yang telah membuat Anneth menjadi sedingin ini? Aku jadi semakin penasaran. Haruskah aku bertanya langsung padanya? Tetapi kalau dia marah bagaimana? Astaga, rumit sekali hubungan percintaanku. Padahal aku sudah sangat ingin bermanja-manja padanya. Sedih sekali,)"Kemarilah. Berkasnya sudah selesai ku tandatangani." Anneth menutup panggilan. Ekor matanya melirik ke arah Sean yang masih betah menunggu di sana. Mendapati pria tersebut tengah asik melamun, Anneth memutuskan untuk tidak mengusiknya. Tidak diusik saja sudah membuat kesal, apalagi jika sengaja memulainy

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 24

    Ding dongSuara bel mengalihkan perhatian Anneth yang tengah asik dengan pekerjaannya. Dia menoleh, menatap sekilas ke arah pintu apartemen. Dari reaksinya, dia seperti enggan membukakan pintu untuk orang yang datang berkunjung. Mungkin orang salah kamar. Biasalah, mabuk.Ding dongSuara bel kembali terdengar saat Anneth tak kunjung membuka pintu. Sepertinya tamu yang datang begitu gigih ingin agar mereka bertemu. Karena setiap kali Anneth abaikan, orang tersebut akan kembali menekan bel. Hal ini tentu saja membuat si pemilik kamar menjadi kesal. Anneth meletakkan pena ke atas meja lalu mendengus kasar."Manusia mana yang tidak tahu diri bertamu di jam sepuluh malam? Heran!" gerutu Anneth sembari beranjak dari duduknya. Penampilannya cukup sederhana dengan hanya memakai kaos kebesaran disertai dengan hotpants pendek berwarna hitam. Rambutnya yang hitam panjang diikat kuncir kuda. Tak lupa

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 25

    "Mau sampai kapan kau menggangguku?" tanya Oliver. Dia tak henti menghela nafas panjang sambil menatap pria aneh yang sedang duduk di hadapannya. "Ini sudah hampir satu jam, Sean. Apa maumu sebenarnya?"Sean masih enggan membuka mulut. Pikirannya jauh menerawang. Menerka gerangan apa yang membuat calon istrinya menggumamkan kata penuh amarah saat mereka tidur bersama."Ayolah, Arsean. Jangan samakan aku dengan dirimu yang tidak terbebani dengan pekerjaan. Aku bisa gagal menikahi Sofia kalau kau menghambat waktu kerjaku. Tolonglah. Ya?""Siapa orangnya?""Hah?""Siapa orang yang telah lancang menyakiti calon istriku hingga meninggalkan luka mendalam di hatinya?" ucap Sean. Sedetik setelah itu dia mengusap dagu bawahnya, masih penasaran dengan apa yang terjadi. "Tidak mungkin Anneth pernah menjadi korban pelecehan. Aset-aset di tubuhnya masih begitu kencang dan juga kenyal. A

  • Suamiku Mantan Casanova   Bab 23

    Anneth mendesah tertahan ketika Sean menghisap kuat kulit lehernya. Posisi mereka cukup intim di mana Anneth benar-benar duduk tepat di atas gundukan junior milik Sean."Ahhhhhhh," ....(So seksi .... )"Lepaskan saja, Hon. Jangan ditahan," bisik Sean sambil menelan ludah. Dia hampir gila hanya dengan mendengar suara desahan Anneth. Kelewat seksi, membuat tubuhnya seperti terbang melayang. "Kau seperti heroin, Hon. Suara desahanmu membuatku candu. Bagaimana ini?""K-kalau begitu hentikan," sahut Anneth setengah berbisik. Sayangnya respon tubuh tidak sesuai dengan kata yang terucap keluar. Bibir berkata agar berhenti, tapi tangan masih melingkar di leher pria yang tengah membuatnya terbuai sentuhan."No, tidak akan. Aku suka menjadi gila. Begitu juga dengan dirimu. Kau ingin sentuhan yang lebih dari ini, bukan?""Jangan gila, Sean. Ini

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status